Prespektif Hukum Pidana
1) Prespektif Hukum Pidana
Dalam bab sebelumnya, penulis telah menjelaskan bagaimana gambaran dari permainan Dadu Gurak yang menjadi ritual dalam upacara Adat Wara di Barito Selatan. Dari gambaran tersebut kemudian untuk mengetahui bahwa permainan tersebut merupakan tindak pidana atau bukan, maka penulis mengacu kepada tujuan perjudian terlebih dahulu ialah untuk medapatkan sejumlah uang yang lebih besar dari pada jumlah uang sebelumnya atau dengan kata lain bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Didalam permainan Dadu Gurak ini sendiri, adanya pertaruhan sejumlah uang yang dilakukan oleh pemain. Apabila pemain menebak mata dadu yang keluar dengan benar maka uang taruhan akan dilipat gandakan oleh Bandar dan diberikan kepada pemain dengan nominal uang yang lebih banyak dari nominal uang taruhan awal, namun apabila pemain salah dalam
Hasil wawancara dengan Eti, selaku anak perempuan dari RohArwah yang
diupacara adatkan, pada tanggal 25 Mei 2017, via telepon seluler (Salatiga, Jawa Tengah – Barito Selatan, Kalimantan Tengah).
menebak mata dadu yang keluar maka uang taruhan akan diambil oleh Bandar dan pemain tidak mendapatkan apa – apa. Dilihat dari gambaran tersebut maka dalam permainan Dadu Gurak ini tujuan perjudian untuk mendapatkan keuntungan telah terpenuhi, karena baik pemain ataupun Bandar akan mendapat keuntungan masing – masing. Ketika pemain benar dalam menebak mata dadu yang keluar maka keuntungan akan didapatkan oleh pemain dan seketika pemain salah dalam menebak mata dadu yang keluar maka keuntungan akan didapatkan oleh Bandar.
Selain mengacu kepada tujuan perjudian, untuk lebih mengetahui bahwa perminan Dadu Gurak merupakan tindak pidana atau bukan, penulis mengacu pada Pasal 303 KUHP Jo. Pasal 2 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Selanjutnya penulis akan mengalasisi sebagai berikut:
a) Keterpenuhan Unsur Subjektif
Pasal 303 ayat (1) KUHP angka 1 KUHP melarang dilakukannya dua macam perbuatan antara ialah :
1) Kesengajaan melakukan sebagai usaha yakni perbuatan – perbuatan menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi. Unsur subjektif dalam larangan yang pertama ini ialah “dengan sengaja”. Untuk memenuhi unsur kesengajaan kepada pelaku perjudian 1) Kesengajaan melakukan sebagai usaha yakni perbuatan – perbuatan menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi. Unsur subjektif dalam larangan yang pertama ini ialah “dengan sengaja”. Untuk memenuhi unsur kesengajaan kepada pelaku perjudian
Adanya kehendak dan pengetahuan dibuktikan dengan: (a) Adanya kehendak pelaku untuk menjadikan
kesengajaan menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi sebagai usaha, dapat dijelaskan dengan melihat dari sisi Bandar dalam permainan Dadu Gurak ini. Yang mana dalam hal ini Bandar yang merupakan seorang yang memiliki kemampuan atau keahlian dalam memainkan
menawarkan dan memberikan kesempatan kepada pemain untuk bermain Dadu Gurak. Kemampuan atau keahlian dalam memainkan mata dadu tersebut pun kemudian dijadikan Bandar sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari hasil uang taruhan pemain yang kalah dalam permainan dadu tersebut;
(b) Adanya kehendak pelaku untuk menawarkan atau
memberikan kesempatan untuk bermain judi, dijelaskan dengan melihat Bandar yang memeberikan kesempatan kepada pemain untuk bermain Dadu Gurak dengan mempertaruhkan sejumlah uang untuk menebak mata dadu yang memberikan kesempatan untuk bermain judi, dijelaskan dengan melihat Bandar yang memeberikan kesempatan kepada pemain untuk bermain Dadu Gurak dengan mempertaruhkan sejumlah uang untuk menebak mata dadu yang
(c) Adanya pengetahuan pelaku bahwa yang ia
tawarkan atau yang kesempatannya ia berikan itu adalah untuk bermain judi. Dalam hal ini adanya pengetahuan oleh pelaku dapat dijelaskan dari sisi Bandar yang pada dasarnya mengetahui bahwa permainan Dadu Gurak yang ia pandu dan tawarkan untuk pemain yang ikut bermain dalam permainan ini ialah merupakan suatu permainan judi. Karena seperti yang telah dijelaskan sebelum bahwa didalam permainan ini menggunakan sejumlah uang sebagai taruhan untuk menebak mata dadu yang akan keluar dengan tujuan dimana untuk mendapatkan keuntungan. Dan Bandar tawarkan atau yang kesempatannya ia berikan itu adalah untuk bermain judi. Dalam hal ini adanya pengetahuan oleh pelaku dapat dijelaskan dari sisi Bandar yang pada dasarnya mengetahui bahwa permainan Dadu Gurak yang ia pandu dan tawarkan untuk pemain yang ikut bermain dalam permainan ini ialah merupakan suatu permainan judi. Karena seperti yang telah dijelaskan sebelum bahwa didalam permainan ini menggunakan sejumlah uang sebagai taruhan untuk menebak mata dadu yang akan keluar dengan tujuan dimana untuk mendapatkan keuntungan. Dan Bandar
2) Kesengajaan turut serta sebagai usaha dalam usaha menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi. Unsur subjektif dalam larangan yang kedua ini ialah “dengan sengaja”. Untuk memenuhi unsur kesengajaan kepada pelaku perjudian maka harus di buktikan adanya dengan kehendak dan pengetahuan.
Adanya kehendak dan pengetahuan dibuktikan dengan: (a) Adanya kehendak pelaku untuk turut serta.
Adanya kehendak pelaku untuk turut serta ialah dilihat dari masyarakat yang berada disekitar lokasi permainan Dadu Gurak tersebut dilakukan yang kemudian ikut bermain didam perminan Dadu Gurak;
(b) Adanya kehendak pelaku untuk melakukan
sesuatu. Adanya kehendak pelaku yang untuk melakukan sesuatu ialah dilihat dari pemain dalam permainan Dadu Gurak yang mempertaruhkan sejumlah uang sebagai taruhan untuk menebak mata dadu yang akan keluar dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah uang yang melebihi jumlah uang semula sesuatu. Adanya kehendak pelaku yang untuk melakukan sesuatu ialah dilihat dari pemain dalam permainan Dadu Gurak yang mempertaruhkan sejumlah uang sebagai taruhan untuk menebak mata dadu yang akan keluar dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah uang yang melebihi jumlah uang semula
(c) Adanya pengetahuan pelaku bahwa yang dilakukan
orang lain itu merupakan suatu kesengajaan menawarkan atau memberi kesempatan untuk bermain judi, yang telah dilakukan sebagai suatu usaha dan tanpa hak. Adanya pengetahuan pelaku ialah pemian yang turut serta dalam permainan Dadu Gurak ini pada dasarnya mengetahuin bahwa permainan yang mereka mainkan ialah permainan judi karena tujuan para pemain turut serta dalam permainan ini ialah untuk memperoleh keuntungan dari hasil menebak mata dadu yang mainkan oleh Bandar dengan kemampuan atau keahlian dalam memainkan dadu. Pemain pun pada dasarnya mengetahui bahwa permainan Dadu Gurak ini merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh Bandar karena tidak sembarang orang yang bisa memainkan dadu tanpa memiliki kemampuan ataupun keahlian sehingga hal tersebut dijadikan sebagai suatu usaha dan hal tersebut deiketahui pada dasarnya tidak mendapat izin dari pihak yang bewenang karena mengandung unsur perjudian.
Pasal 303 ayat (1) angka 2 KUHP melarang dilakukannya dua macam perbuatan antara ialah :
1) Tanpa mempunyai hak, dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan pada khalayak ramai untuk bermain judi. Unsur subjektif dalam larangan yang pertama ini ialah “dengan sengaja”. Untuk memenuhi unsur kesengajaan tersebut, kepada pelaku perjudian maka harus di buktikan tentang adanya kehendak dan pengetahuan sebagai berikut:
(a) Tentang adanya kehendak pelaku untuk
menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi. Adanya kehendak dilihat dari dua sisi yaitu panitia pelaksana upacara adat dan Bandar sebagai pemandu dalam permainan Dadu Gurak. Pihak panitia pelaksana Upacara Adat Wara yang menyediakan lapak untuk permainan Dadu Gurak, sehingga Bandar membuka lapak tersebut melakukan permainan Dadu Gurak dilapak yang telah disediakan oleh panitia.
(b) Tentang adanya kehendak atau setidaknya tentang
adanya pengetahuan pelaku, bahwa penawaran atau kesempatan untuk bermain judi itu telah ia berikan kepada khalayak ramai.
Adanya kehendak atau pengetahuan dilihat dari dua sisi yaitu pihak panitia pelaksana upacara adat dan Bandar dalam permainan Dadu Gurak Tersebut. Panitia dan Bandar pada dasarnya memiliki kehendak atau pengetahuan terkait dengan permainan Dadu Gurak yang merupakan suatu perjudian seperti yang telah dijelaskan diatas sebelumnya namun walaupun demikian panitia tetepa menyediakan lapak untuk Bandar agar permainan Dadu Gurak tetap terlaksana dan Bandar pun membuka atau melakukan permainan Dadu Gurak dengan memberikan kesempatan bagi masyarakat yang berada disekitar lokasi upacara adat berlangsung untuk ikut bermain judi.
2) Tanpa mempunyai hak dengan sengaja turut serta dalam perbuatan menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak ramai untuk bermain judi dengan melakukan sesuatu. Unsur subjektif dalam larangan yang kedua ini ialah “dengan sengaja”. Untuk memenuhi unsur kesengajaan tersebut, kepada pelaku perjudian maka harus di buktikan tentang adanya kehendak dan pengetahuan sebagai berikut:
(a) Adanya kehendak pelaku untuk turut serta.
Adanya kehendak untuk turut serta dalam permainan Dadu Gurak ialah dijelasakan dari pemain yang merupakan masyarakat yang berada dilokasi sekitar upacara adat berlangsung yang ikut serta bermian dalam permainan Dadu Gurak;
(b) Adanya kehendak pelaku untuk melakukan
sesuatu. Kehendak untuk melakukan sesuatu ialah dijelaskan dengan melihat dari sisi Bandar yang bertindak sebagai pemandu dalam permainan Dadu Gurak tersebut dan pemain yang ikut bermaian dalam permianan Dadu Gurak tersebut dengan mempertaruhkan sejumlah uang untuk menebak mata dadu yang akan keluar dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari hasil uaang teruhan tersebut apabila pemain benar dalam menebak mata dadu yang keluar;
(c) Adanya pengetahuan pelaku bahwa ia telah turut
serta dalam perbuatan orang lain yakni tanpa hak menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak ramai untuk bermain judi. Adanya pengetahuan dijelaskan dengan melihat dari sisi pemain yang mana pada dasarnya pemain mengetahui bahwa permainan Dadu Gurak yang serta dalam perbuatan orang lain yakni tanpa hak menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak ramai untuk bermain judi. Adanya pengetahuan dijelaskan dengan melihat dari sisi pemain yang mana pada dasarnya pemain mengetahui bahwa permainan Dadu Gurak yang
Pasal 303 ayat (1) angka 3 KUHP ialah tanpa hak untuk melakukan sebagai suatu usaha yakni perbuatan turut serta dalam permainan judi. Dalam Pasal 303 ayat (1) angka 3 KUHP pada dasarnya hanya terdiri dari unsur objektif saja dan tidak mensyaratkan sesuatu unsur subjektif, namun karena tindak pidana tersebut merupakan opzettelijk delict atau suatu delik yang harus dilakukan dengan sengaja, maka untuk mempunyai kesengajaan dalam melakukan tindak pidana tersebut maka harus dapat dibuktikan tentang: (a) Adanya pengetahuan pelaku bahwa ia sebenarnya tidak
mempunyai izin dari kekuasaan yang berwenang untuk melakukan sebagai suatu usaha yakni perbuatan turut serta dalam permainan judi. Ppengetahuan tersebut dalam dilihat dari pemain yang turut serta ikut dalam permainan Dadu Gurak yang mempunyai izin dari kekuasaan yang berwenang untuk melakukan sebagai suatu usaha yakni perbuatan turut serta dalam permainan judi. Ppengetahuan tersebut dalam dilihat dari pemain yang turut serta ikut dalam permainan Dadu Gurak yang
(b) Adanya kehendak pelaku untuk turut serta dalam
permainan judi. Kehendak pelaku untuk turut serta dilihat dari masyarakat yang berada disekitar lokasi permainan Dadu Gurak tersebut dilakukan yang kemudian ikut bermain didam perminan Dadu Gurak;
(c) Adanya kehendakan pelaku untuk menjadikan
keturutsertaannya didalam permainan judi itu sebagai suatu usaha. Kehendak tersebut dilihat dari pemain yang selama permainan Dadu Gurak diadakan dalam Upacara Adat Wara, selalu ikut serta dalam permainan tersebut. Dengan keahlian dia dalam mengatur strategi untuk menebak mata dadu yang keluar dan mengatur jumlah nominal uang yang dijadikan sebagai taruhan agar apabila tebakannya bernar maka telah diketahu berapa keuntungan yang ia peroleh dan hal tersebut kemudian dijadikan sebagai suatu usaha.
(d) Adanya pengetahuan pelaku bahwa keturutsertaannya
sebagai suatu usaha itu merupakan keturutsertaan dalam permainan judi. Pengetahuan pelaku dilihat dari pemain yang mana pada dasarnya pemain mengetahui bahwa keikut sertaannya dalam permainan Dadu Gurak yang dijadikannya sebagai usaha adalah merupakan suatu permainan judi.
Dari pemaparan diatas, maka penulis berpendapat bahwa permainan Dadu Gurak Ini telah memenuhi unsur subjektif kesengajaan yang terkandung didalam Pasal 303 ayat (1) angka 1, angka 2 dan angka 3 KHUP.
b) Keterpenuhan Unsur Objektif
Pasal 303 ayat (1) angka 1 KUHP dijelaskana bahwa unsur objektif dalam pasal ini meliputi unsur ‘barang siapa’, ‘tanpa mempunyai hak, menawarkan atau menerikan kesempatan’, ‘melakukan sebagai usaha’, dan ‘untuk bermain judi’,turut serta dengan melakukan sesuatu.
1) Unsur ‘barang siapa’, seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam pasal ini ialah menunjukan orang apabila dia memenuhi semua unsur tindak pidana dalam Pasal 303 ayat (1) angka 1 KUHP, maka ia dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana. Dan terpenuhinya unsur ini dapat dilihat dari Bandar yang menjadi pelaku 1) Unsur ‘barang siapa’, seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam pasal ini ialah menunjukan orang apabila dia memenuhi semua unsur tindak pidana dalam Pasal 303 ayat (1) angka 1 KUHP, maka ia dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana. Dan terpenuhinya unsur ini dapat dilihat dari Bandar yang menjadi pelaku
2) Unsur ‘tanpa mempunyai hak, menawarkan atau memberikan kesempatan’’, unsur ini menunjukan bahwa pelaku haruslah merupakan orang yang tidak mendapat izin dari kekuasaan yang berwenang untuk melakukan perbuatan atau kegiatan menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi sebagai usaha. Dilihat dari unsur tidak mendapat izin dari kekuasaan yang bewenang, pada dasarnya permainan Dadu Gurak tidak boleh dilaksanakan karena cara permainan Dadu Gurak ini ialah adanya pertaruhan sejumlah uang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan hal tersebut sesuai dengan tujuan perjudian. Larangan untuk tidak dilaksanakannya perjudian pun telah tertuang didalam surat izin dari pihak Kepolisian dan surat Rekomendasi pelaksanaan Upacara Adat Wara dari pihak terkait. Bandar mengtahui tidak adanya izin untuk dilaksanakan permainan tesebut, namun Bandar tetap melakukan pemainan tersebut yang mana dilakukan sebagai suatu usaha oleh Bandar dan kemudian masyarakat sekitar 2) Unsur ‘tanpa mempunyai hak, menawarkan atau memberikan kesempatan’’, unsur ini menunjukan bahwa pelaku haruslah merupakan orang yang tidak mendapat izin dari kekuasaan yang berwenang untuk melakukan perbuatan atau kegiatan menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi sebagai usaha. Dilihat dari unsur tidak mendapat izin dari kekuasaan yang bewenang, pada dasarnya permainan Dadu Gurak tidak boleh dilaksanakan karena cara permainan Dadu Gurak ini ialah adanya pertaruhan sejumlah uang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan hal tersebut sesuai dengan tujuan perjudian. Larangan untuk tidak dilaksanakannya perjudian pun telah tertuang didalam surat izin dari pihak Kepolisian dan surat Rekomendasi pelaksanaan Upacara Adat Wara dari pihak terkait. Bandar mengtahui tidak adanya izin untuk dilaksanakan permainan tesebut, namun Bandar tetap melakukan pemainan tersebut yang mana dilakukan sebagai suatu usaha oleh Bandar dan kemudian masyarakat sekitar
Unsur ‘melakukan sebagai suatu usaha’, dimana bahwa pelaku harus terbukti orang yang membuat perbuatan atau kegiatannya menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi itu sebagai suatu usaha yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan material. Penulis mendefinisikan kalimat “sebagai suatu usaha” didalam Pasal 303 ayat (1) angka 1 KUHP ialah suatu hal yang dijadikan sebagai pekerjaan atau suatu pencarian yang mana untuk memenuhi kebutuhan ekonomi Bandar tersebut yang dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan. Pekerjaan atau pencarian tersebut didasari dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh Bandar dalam memainkan dadu tersebut, sehingga hal tersebut
dijadikan sebagai suatu usaha. Unsur ini dapat dilihat
dari Bandar yang mamandu permainan Dadu Gurak tersebut. Dan dari hasil wawancara bersama salah satu panitia pelaksana upacara adat tersebut bahwa Bandar yang bertindak sebagai pemandu permainan Dadu Gurak pada saat upacara adat berlangsung adalah Bandar yang memang memiliki keahlian dalam memainkan mata dadu dan rata – rata Bandar yang dari Bandar yang mamandu permainan Dadu Gurak tersebut. Dan dari hasil wawancara bersama salah satu panitia pelaksana upacara adat tersebut bahwa Bandar yang bertindak sebagai pemandu permainan Dadu Gurak pada saat upacara adat berlangsung adalah Bandar yang memang memiliki keahlian dalam memainkan mata dadu dan rata – rata Bandar yang
3) Unsur ‘untuk bermain judi’, dimana dalam unsur ini menunjukan bahwa pelaku harus terbukti merupakan orang yang melakukan sebagai usaha, yakni pebuatan menawarkan atau memberikan kesempatan kepada orang untuk bermain judi. Terepenuhinya unsur ini dilihat dari Bandar yang mana dengan kemapuan atau keahliannya dalam memainkan mata dadu kemudian menjadi pemandu dalam Permainan Dadu Gurak. Kemudian Bandar dengan kemampuan atau keahlianya tersebut menawarkan atau memberikan kesempatan kepada masyarakat yang disekitar lokasi upacara adat berlangsung untuk bermain Dadu Gurak dan hal tersebut 3) Unsur ‘untuk bermain judi’, dimana dalam unsur ini menunjukan bahwa pelaku harus terbukti merupakan orang yang melakukan sebagai usaha, yakni pebuatan menawarkan atau memberikan kesempatan kepada orang untuk bermain judi. Terepenuhinya unsur ini dilihat dari Bandar yang mana dengan kemapuan atau keahliannya dalam memainkan mata dadu kemudian menjadi pemandu dalam Permainan Dadu Gurak. Kemudian Bandar dengan kemampuan atau keahlianya tersebut menawarkan atau memberikan kesempatan kepada masyarakat yang disekitar lokasi upacara adat berlangsung untuk bermain Dadu Gurak dan hal tersebut
4) Unsur ‘turut serta dengan melakukan sesuatu’, unsur ini menunjukan bahwa orang yang dengan melakukan sesuatu tindakan tertentu telah memungkinkan para Bandar judi tanpa hak menawarkan atau memberi kesempatan untuk bermain judi. Unsur turut serta ini dapat dijelasakan dengan adanya kerjasama secara sadar dan pelaksanaan bersama secara fisik. Dalam permainan Dadu Gurak ini, kerjasama seacara sadar dapat dijelasakan dengan melihat pemain yang memasang uang taruhan untuk menebak mata dadu yang dimainkan oleh Bandar, dengan melihat dari sisi tersebut maka ada kerjasama secara sadar antara pemain dan Bandar karena pada dasarnya apabila pemain tidak mempertaruhkan sejumlah uang maka Bandar tidak memainkan dadu
gurak tersebut.
Kemudian
pelaksanaan bersama secara fisik dapat dilihat dari Bandar yang memainkan dadu dan pemian yang mempertaruhkan uang.
5) Unsur ‘daartoe atau kesengajaan tanpa hak menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi’, unsur ini menunjukan bahwa objek dari keturutsertaan pelaku yang merupakan suatu
kesengajaan tanpa hak menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi yang dilakukan oleh orang lain. Unsur ini dapat dilihat dari Panitia yang menyediakan lapak untuk permainan dadu Gurak padahal sudah diketahui bahwa tidak ada izin untuk dilakukannya perjudian dalam bentuk apapun. Hal tersebut pun telah tercantum dalam surat izin dari Pihak Kepolisian dan Surat Rekomendasi Pelaksanaan Upacara Adat dari pihak terkait. Namun dalam kenyataannya panitia, tetap saja menyediakan lapak untuk permainan Dadu Gurak dengan beranggapan bahwa permainan dadu Gurak bukanlah suatu perjudian tetapi suatu bagian ritual dari upacara adat ini, dengan demikian maka Bandar membuka lapak tersebut untuk permainan Dadu Gurak yang dilakukan sebagai suatu usaha oleh Bandar .
Pasal 303 ayat (1) angka 2 KUHP dijelaskana bahwa unsur objektif dalam pasal ini meliputi unsur ‘barang siapa’, ‘tanpa mempunyai hak’, ‘menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi kepada khalayak ramai’, dan ‘turut serta dengan melakukan sesuatu’.
1) Unsur ‘barang siapa’ seperti yang telah dijelaskan bahwa dalam pasal ini ialah menunjukan orang apabila dia memenuhi semua unsur tindak pidana dalam Pasal
303 ayat (1) angka 2 KUHP, maka ia dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana. Dan terpenuhinya unsur ini dapat dilihat dari Bandar dan pemain yang menjadi pelaku didalam permainan Dadu Gurak tersebut dan yang menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak ramai untuk bermain judi. Pemain dalam hal ini masyarakat yang berada dilingkungan sekitar yang ikut bermain dalam Permainan Dadu Gurak dengan mempertaruhkan sejumlah uang untuk menebak mata dadu yang akan keluar dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan;
2) Unsur ‘tanpa mempunyai hak’, unsur ini menunjukan bahwa pelaku haruslah merupakan orang yang tidak mendapat izin dari kekuasaan berwewenang untuk menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi kepada khalayak ramai. Seperti yang dipahami bahwa apabila pejudian tersebut telah mendapat izin dari kekuasaan berwenang makan perjudian tersebut boleh dilaksanakan atau dengan katalain pelaku mempunyai hak untuk melaksanakan perjuadian tesebut. Namun apabila tidak mendapat izin dari kekuasaan berwenang maka pelaku tidak mempunyai hau untuk melakukan perjudian tersebut.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dalam penelitain ini unsur tanpa mempunyai hak pada Pasal 303 ayat (1) angka 1 sebelumnnya pelaku dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi panitia pelaksana upacara adat sendiri dan Bandar judi sendiri. Namun yang membedakan ialah apabila didalam Pasal 303 ayat (1) angka 1 mengatakan bahwa pelaku perjuadian yang mana dalam hal ini Bandar ialah orang yang tanpa memiliki hak dengan melakukan perjudian sebagai suatu usaha, sedangkan didalam unsur ini pelaku ialah orang yang tanpa memilki hak untuk menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi kepada khalayak ramai.
3) Unsur ‘menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi kepada khalayak ramai’, unsur ini menunjukan bahwa pelaku harus terbukti merupakan orang yang menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi kepada khalayak ramai. Unsur ini pun dilihat dari Bandar yang sebagai pemandu permainan Dadu Gurak ini kemudian menawarkan atau memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berada disekitar lokasi dilaksanakannya upacara adat untuk bermain judi. Masyarakat yang berada disekitar lokasi dilaksanakannya upacara adat dianggap penulis 3) Unsur ‘menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi kepada khalayak ramai’, unsur ini menunjukan bahwa pelaku harus terbukti merupakan orang yang menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi kepada khalayak ramai. Unsur ini pun dilihat dari Bandar yang sebagai pemandu permainan Dadu Gurak ini kemudian menawarkan atau memberikan kesempatan kepada masyarakat yang berada disekitar lokasi dilaksanakannya upacara adat untuk bermain judi. Masyarakat yang berada disekitar lokasi dilaksanakannya upacara adat dianggap penulis
4) Unsur ‘turut serta dengan melakukan sesuatu’, unsur ini menunjukan harus dilakuknnya in onderneming atau tindakan – tindakan yang memungkinkan kehendak orang lain untuk menawarkan atau memberikan kesempatan bermain judi kepada khalayak ramai itu dapat menjadi kenyataan. Seperti yang telah dijelasakan sebelumnya unsur turut serta dilihat dari adanya kerjasama secara sadar dan pelaksanaan bersama secara fisik. Dalam hal ini penulis melihat dari dua sisi adanya kerjasama secara dasar dan pelaksanaan bersama secara fisik antara Bandar dan Panitia, kemudian yang kedua kerjasama secara sadar dan pelaksanaan bersama secara fisik antara Bandar dan pemin dalam permainan dadu Gurak.
Adanya kerjasama secara sadar antara Bandar dan paanitia pelaksana upacara adat dilihat dari pihak panitia yang menyediakan lapak untuk permainan Dadu Gurak yang digunakan Bandar untuk melakukan permainan Dadu Gurak. Dan pelakasanaan berasama secara fisik dilihat dari Bandar yang kemudian melakukan permainan Dadu Guka dilapak yang telah disedian oleh panitia pelaksana Upacara Adat Wara ini. Adanya kerjasama secara sadar antara Bandar dan pemain dapat dijelasakan dengan melihat pemain yang memasang uang taruhan untuk menebak mata dadu yang dimainkan oleh Bandar, dengan melihat dari sisi tersebut maka ada kerjasama secara sadar antara pemain dan Bandar karena pada dasarnya apabila pemain tidak mempertaruhkan sejumlah uang maka Bandar tidak memainkan dadu
gurak tersebut.
Kemudian
pelaksanaan bersama secara fisik dapat dilihat dari Bandar yang memainkan dadu dan pemian yang mempertaruhkan uang.
5) Unsur ‘dalam perbuatan orang lain yakni tanpa hak menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi kepada khalayak ramai’ unsur ini menunjukan bahwa pelaku harus merupakan orang yang
terbukti telah tanpa hak turut serta dalam perbuatan orang lain, yakni tanpa hak menawarkan atau memberikan kesempatan kepada khalayak ramai untuk bermain judi dengan melakukan sesuatu perbuatan tertentu. Dalam penelitian ini unsur ini dapat dilihat dari Bandar yang pada dasarnya tidak mempunyai hak untuk melaksanakn permainan Dadu Gurak dalam Ritual Kaleker Diau karena pada dasarnya pihak panitia pelaksana Upacara Adat Wara ini pun tidak memiliki hak untuk melakukan perjudian dalam bentuk apapun seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun karena pihak panitia pelaksana upacara adat ini telah menyediakan lapak untuk bermain Dadu Gurak makan Bandar tetap melaksanakan permainan Dadu Gurak dalam Upacara Adat Wara tersebut.
Pasal 303 ayat (1) angka 3 KUHP dijelaskana bahwa unsur objektif dalam pasal ini meliputi unsur ‘barang siapa’, ‘tanpa mempunyai hak’,‘turut serta dengan melakukan sesuatu’ dan ‘sebagai suatu usaha’.
1) Unsur ‘barang siapa’, seperti yang telah dijelaskan
bahwa dalam pasal ini ialah menunjukan orang apabila dia memenuhi semua unsur tindak pidana dalam Pasal 303 ayat (1) angka 3 KUHP, maka ia dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana. Dan terpenuhinya unsur bahwa dalam pasal ini ialah menunjukan orang apabila dia memenuhi semua unsur tindak pidana dalam Pasal 303 ayat (1) angka 3 KUHP, maka ia dapat disebut sebagai pelaku tindak pidana. Dan terpenuhinya unsur
2) Unsur ‘tanpa mempunyai hak’, unsur ini menunjukan bahwa pelaku haruslah merupakan orang yang tidak mendapat izin dari kekuasaan berwewenang untuk menawarkan atau memberikan kesempatan untuk bermain judi sebagai suatu usaha. Sama halnya seperti penjelasan terkait dengan unsur tanpa mempunyai hak didalam Pasal 303 ayat (1) angka 1 dan angka 3, namun apabila didalam kedua pasal tersebut lebih menitik beratkan kepada Bandar dan panitia pelaksana upacara adat sedangkan pada pasal ini ialah menitik beratkan kepada pemain. Seperti yang dipahami bahwa pada dasarnya baik Bandar, panitia pelaksana upacara adat maupun pemain tidak memilik hak untuk menawarkan atau memberikan kesempatan atau turut serta dalam permainan Dadu Gurak yang merupakan perjudian;
3) Unsur ‘turut serta dengan melakukan sesuatu’, unsur ini menunjukan bahwa orang yang tanpa hak turut serta dalam permainan judi .Unsur tersebut dapat dilihat 3) Unsur ‘turut serta dengan melakukan sesuatu’, unsur ini menunjukan bahwa orang yang tanpa hak turut serta dalam permainan judi .Unsur tersebut dapat dilihat
4) Unsur ‘sebagai suatu usaha’, unsur ini menunjukkan bahwa pelaku harus merupakan orang membuat keturutsertaannya dalam permainan judi itu sebagai suatu usaha. Unsur ini dapat dilihat dari pemain yang memang sengaja datang hanya untuk bermain Dadu Gurak dan dengan kemampuan atau keahlian dalam bermain judi, dalam mengatur strategi jumlah uang untuk menebak angka dadu yang keluar sehingga ia dapat memperhitungkan keuntungan yang diperoleh dari hasil taruhan tersebut. Pemain dalam hal ini ialah orang yang selalu turut serta dalam permainan Dadu Gurak ini selama upacara adat ini berlangsung. Dari hasil wawancara dengan salah satu panitia pelaksana Upacara Adat Wara ini, mengakui bahwa dari sekian banyak masyarakat turut serta dalam permainan dadu Gurak ini memang ada beberapa seperti orang yang kesehariannya tidak memiliki pekerjaan tetap maka dengan adanya permainan Dadu Gurak ini tidak menutup kemungkinan keuntungan yang diperoleh
ialah untuk memenuhi kebutuhan metril orang tersebut. Bandar yang mamandu permainan Dadu Gurak tersebut. Dari pemaparan diatas, dalam analisis unsur objektif Pasal 303 KUHP dan dikaitkan dengan Pemainan Dadu Gurak maka penulis bependapat bahwa Pemainan Dadu Gurak telah memenuhi unsur objektif pada Pasal 303 KUHP ialah permainan Dadu Gurak merupakan permainan yang telah sesuai dengan tujuan perjudian adalah untuk mendapatkan keuntungan, kemudian permainan Dadu Gurak di jadikan sebagai suatu usaha atau pencarian oleh Bandar dengan memberikan kesempatan kepada khalayak ramai untuk bermain judi dan memperoleh keuntungan dari hasil pertaruhan uang dalam permainan Dadu Gurak tersebut.
Dari pemaparan diatas, dalam analisis unsur objektif Pasal 303 ayat (1) KUHP dan dikaitkan dengan permainan Dadu Gurak maka penulis berpendapat bahwa permainan Dadu Gurak telah memenuhi unsur objektif pada Pasal 303 ayat (1) KUHP.
Permainan Dadu Gurak merupakan permainan yang telah sesuai dengan tujuan perjudian ialah untuk memperoleh keuntungan. Kemudian oleh Bandar Dadu Gurak ini dijadikan sebagai suatu usaha atau pencarian dengan memberikan Permainan Dadu Gurak merupakan permainan yang telah sesuai dengan tujuan perjudian ialah untuk memperoleh keuntungan. Kemudian oleh Bandar Dadu Gurak ini dijadikan sebagai suatu usaha atau pencarian dengan memberikan
Selanjutnya penulis mengacu pada Pasal 303 bis KUHP Jo. Pasal 2 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Dengan analisis sebagai berikut:
a) Keterpenuhan unsur Objektif
Pasal 303 bis ayat (1) angka 1 KUHP dijelaskan bahwa unsur objektif dalam pasal ini meliputi “barangsiapa”, “memakai kesempatan yang terbuka untuk berjudi” dan “yang sifatnya bertentangan dengan salah satu dari ketentuan – ketentuan yang diatur dalam Pasal 303 KUHP”.
1) Unsur “barangsiapa”, seperti yang telah dijelaskan
bahwa pasal ini ialah menunjukan menunjukan orang yang apabila ia terbukti memenuhi unsur – unsur selebihnya dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 303 bis ayat (1) angka 1 KUHP maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut. Dan terpenuhinya unsur ini dapat dilihat dari pemain dalam permainan Dadu Gurak. Pemain dalam hal ini bahwa pasal ini ialah menunjukan menunjukan orang yang apabila ia terbukti memenuhi unsur – unsur selebihnya dari tindak pidana yang dimaksudkan didalam ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 303 bis ayat (1) angka 1 KUHP maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut. Dan terpenuhinya unsur ini dapat dilihat dari pemain dalam permainan Dadu Gurak. Pemain dalam hal ini
2) Unsur “memakai kesempatan yang terbuka untuk berjudi”, unsur ini menunjukan bahwa orang yang hanya memakai kesempatan dengan berjudi atau main judi dan bukanlah setiap orang yang memakai kesempatan yang terbuka karena ada orang yang memberikan kesempatan untuk berjudi. Keterpenuhan unsur pada pasal ini ialah hanya dilihat kepada masyarakat dilokasi tempat upacara adat berlangsung yang kemudian memakai kesempatan untuk bermain judi dengan kata lain hanya kepada masyarakat yang ikut bermain judi (pemain dalam permainan Dadu Gurak) saja, bukan kepada masyarakat yang ada disekitar lokasi upacara adat berlangsung namun tidak ikut dalam permainan Dadu Gurak, misalnya seperti hanya menonton atau berjualan.
3) Unsur “yang sifatnya bertentangan dengan salah satu dari ketentuan – ketentuan yang diatur dalam Pasal 303 KUHP”, unsur ini bukanlah menunjukan orang yang bertindak sebagai orang yang memberikan 3) Unsur “yang sifatnya bertentangan dengan salah satu dari ketentuan – ketentuan yang diatur dalam Pasal 303 KUHP”, unsur ini bukanlah menunjukan orang yang bertindak sebagai orang yang memberikan
mempertaruhkan sejumlah uang yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan.
Pasal 303 bis KUHP ayat (1) angka 2 KUHP dijelaskan bahwa unsur objektif dalam pasal ini meliputi “barangsiapa”, “turut serta berjudi” dan “di atas atau ditepi jalan umum atau disuatu tempat yang terbuka untuk umum”.
1) Unsur “barangsiapa”, unsur ini menunjukan orang
yang apabila orang tersebut memenuhi unsur – unsur selebihnya dari tindak pidana yang dimaksud didalam ketentuan yang diatur Pasal 303 bis ayat (1) angka 2 KUHP, dan penyelengaraan dari perjudian yang bersangkutan itu ternyata tidak mendapat izin dari kekuasaan yang berwenang, maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut. Seperti yang dipahami bahwa permainan Dadu Gurak ini pada dasarnya tidak memperoleh izin dari Pihak Kepolisan yang apabila orang tersebut memenuhi unsur – unsur selebihnya dari tindak pidana yang dimaksud didalam ketentuan yang diatur Pasal 303 bis ayat (1) angka 2 KUHP, dan penyelengaraan dari perjudian yang bersangkutan itu ternyata tidak mendapat izin dari kekuasaan yang berwenang, maka ia dapat disebut sebagai pelaku dari tindak pidana tersebut. Seperti yang dipahami bahwa permainan Dadu Gurak ini pada dasarnya tidak memperoleh izin dari Pihak Kepolisan
2) Unsur “turut serta berjudi”, dalam unsur ini bukanlah keturutsertaan atau deelnemen seperti yang dimaksud dalam ketentuan – ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 55 KUHP dan Pasal 56 KUHP melainkan harus diartikan dalam pengertiannya umum menurut bahasa sehari – hari, sehingga orang yang in concreto berjudi itu juga dapat disebut sebagai turut serta berjudi. Keterpenuhan unsur ini dapat dilihat dari pemain dalam permainan Dadu Gurak ini yang berada dilokasi upacara adat berlangsung kemudian ikut serta bermain dalam permainan dadu Gurak dengan mempertaruhkan sejumlah uang untuk menebak angka mata dadu yang akan keluar setelah digunang oleh Bandar dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan apabila tebakan pemain tersebut benar;
3) Unsur objektif “di atas atau ditepi jalan umum atau
disuatu tempat yang terbuka untuk umum”. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada unsur disuatu tempat yang terbuka untuk umum. Tempat yang terbuka untuk umum itu ialah tempat yang dapat didatangi oleh setiap orang yang ingin datang ke tempat tersebut. Keterpenuhan unsur ini dilihat dari tempat dilaksanakannya permainan Dadu Gurak, yang mana lokasinya berada disebuah samping rumah pihak keluarga yang melaksanakan Upacara Adat Wara yang merupakan lahan kosong. Kemudian tempat tersebut merupakan tempat terbuka yang dalam pengertian ini ialah dapat dikunjungi oleh siapa saja, baik masyarakat sekitar lingkungan dilaksanakannya upacara adat, maupun masyarakat luar lingkungan tersebut yang sengaja datang untuk melihat permainan Dadu Gurak atau yang ingin ikut bermain.
Dari pemaparan diatas, dalam analisis unsur objektif Pasal 303 bis ayat (1) KUHP dan dikaitkan dengan permainan Dadu Gurak maka penulis berpendapat bahwa permainan Dadu Gurak telah memenuhi unsur objektif pada Pasal 303 bis ayat (1) KUHP.
Dengan tepernuhinya unsur subjektif dan unsur objektif Pasal 303 KUHP Jo. Pasal 2 Undang – Undang Nomor 7 Tahun
1974 tentang Penertiban Perjudian dan terpenuhinya unsur objektif Pasal 303 bis KUHP Jo. Pasal 2 Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian maka permainan Dadu Gurak dalam Upacara Adat Wara merupakan suatu tindak pidana perjudian.
Kemudian apabila dikaji dari terori sifat melawan hukum, mengacu pada sifat melawan hukum secara formil, bahwa permainan dadu gurak merupakan suatu perbuatan dimana telah cocok dengan rumusan undang – undang karena telah memenuhi unsur subjektif dan unsur objektif Pasal 303 KUHP dan unsur objektif Pasal 303 bis KUHP maka perbuatan tersebut sudah jelas bersifat melawan hukum. Maka apabila dilihat dari sifat melawan hukum secara formil Pasal 303 KUHP dan Pasal 303 bis KUHP seharusnya diterapkan kepada pelaku dalam permainan Dadu Gurak yaitu Bandar dan Pemain, karena pada dasarnya seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan perjudian adalah untuk memperoleh keuntungan kemudian dalam hal ini yang mendapat keuntungan ialah Bandar dan pemain yang menang dalam menebak angka dadu yang keluar.