Sifat Fisika Kimia Pembuatan Krim Hidrokortison .1 Proses pembuatan krim dalam industri

antifungi, dan lain-lain. Bentuk obat topikal dapat berupa salep, krim, lotio, dan pasta. Pemilihan bentuk obat topikal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, parahnya kerusakan kulit, daya kerja obat yang dikehendaki, kondisi penderita, dan daerah kulit yang diobati. Biasanya obat topikal mengandung obat yang dimaksudkan untuk bekerja pada lapisan kulit yang lebih dalam dari permukaan kulit, misalnya pada opengobatan penyakit kulit kronik dengan obat topikal yang mengandung kortikosteroid. Sartono, 1996

2.4 Hidrokortison

Hidrokortison adalah golongan kortikosteroid yang mempunyai daya kerja antialergi dan antiradang. Kortikosteroid bekerja dengan cara mencegah reaksi alergi, mengurangi peradangan, dan menghambat sel epidermis. Krim Hidrokortison dapat mengurangi radang, rasa gatal, dan rasa sakit pada kulit.indikasi krim ini ,menekan reaksi radang pada kulit yang bukan diseba kulit 2-3 kali sehari. Anief, 1996

2.4.1 Sifat Fisika Kimia

Rumus molekul : C 21 H 30 O O OH CH 2 H CH 3 H CO CH 2 OH OH 5 Universitas Sumatera Utara Berat molekul : 362,47 Nama kimia : 11 β, 17α, 21 – trihydroxypregn – 4 - ena – 3,20 – dion Nama lain : Cortisol Pemerian : Serbuk hablurkristalin,Putih, Tidak berbau dan rasa pahit Kelarutan : Sangat Sukar larut dalam air, dalam eter, agak sukar larut dalam aseton dan dalam etanol, sukar larut dalam kloroform. Dirjen POM,1995 2.4.2. Pengujian Hidrokortison 2.4.2.1. Uji Kualitatif Cara-cara pemeriksaan hidrokortison dapat dilakukan dengan metoda spektrofotometri dan Kromatografi Lapis Tipis KLT. a. Menggunakan metoda spektrofotometri Hidrokortison dapat diidentifikasi dengan mengukur serapannya pada panjang gelombang tertentu dengan alat spektrofotometri. Dalam pelarut metanol hidrokortison akan memberikan serapan pada panjang gelombang maksimum ± 242 nm. b. Menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis KLT Kromatografi merupakan teknik pemisahan senyawa-senyawa yang berwarna. Cara ini pertama sekali dipaparkan pada tahun 1903 oleh Michael Tswett. Dalam kromatografi, menggunakan dua fase yaitu fase tetap fase diam atau stationary phase dan fase gerak mobile phase, pemisahan senyawa tergantung daripada gerakan dari dua fase ini. Universitas Sumatera Utara Menurut farmakope Indonesia Ed. IV, lempeng yang dilapisi dapat dianggap sebagai kolom kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat didasarkan pada adsorbsi, partisi, atau kombinasi dari keduanya, tergantung dari jenis zat penyangga, cara pembuatan dan jenis pelarut yang digunakan. Campuran yang akan di kromatografi harus dilarutkan dalam pelarut yang agak nonpolar untuk ditotolkan pada lapisan. Hampir segala macam pelarut dapat dipakai, tapi yang terbaik yang bertitik didih 50-100 C. pelarut yang demikian mudah ditangani dan mudah menguap dari lapisan. Larutan uji ditotolkan pada plat KLT diikuti dengan penotolan larutan baku. Setelah dilakukan pengelusian, lapisan tersebut kemudian disemprot dengan suatu pereaksi, yang akan menimbulkan bercak warna setelah bereaksi dengan cuplikan. Maka noda larutan uji akan menunjukkan warna dan harga Rf yang sama dengan noda larutan baku. Gritter, 1991

2.4.2.2 Uji kuantitatif

Pengujian hidrokortison dapat dilakukan dengan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT atau High Perpormance Liquid Chromatography HPLC merupakan suatu tekhnis analisis obat yang paling cepat berkembang. Cara ini ideal untuk analisis beragam obat dalam sediaan dan cairan biologi karena sederhana dan kepekaannya tinggi. KCKT biasanya dilakukan pada suhu kamar, jadi senyawa yang tidak tahan panas dapat ditangani dengan mudah. Peralatan KCKT memiliki kepekaan yang sangat tinggi sehingga menghasilkan data yang lebih akurat dan membutuhkan waktu yang tidak lama. Universitas Sumatera Utara Kemajuan dalam tekhnologi kolom , sistem pompa tekanan tinggi, dan detektor yang sensitif telah menyebabkan perubahan pada KCKT menjadi suatu sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi yang tinggi. KCKT digunakan untuk senyawa-senyawa tidak atsiri, berbobot molekul tinggi, anorganik, tidak tahan panas dan lain sebagainya. Kepekaan dari peralatan KCKT sangat tinggi sehingga menghasilkan data yang lebih akurat dan membutuhkan waktu yang tidak lama. Cepatnya perkembangan KCKT didukung oleh perkembangan peralatan yang handal dan kolom yang efisien. Munson, 1991 KCKT pada saat ini merupakan metode kromatografi cair paling akhir. Dalam beberapa tahun terakhir ini tekhnologi KCKT dan pemakaiannya sangat berkembang, walaupun membutuhkan biaya yang relatif tidak sedikit tapi saat ini merupakan suatu tekhnik yang banyak digunakan pada perusahaan obat. Diantaranya adalah PT. Kimia Farma persero Tbk. Plant Medan. KCKT merupakan salah satu metode yang mempunyai banyak keuntungan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Cepat ; untuk analisis yang tidak rumit, dapat dicapai waktu analisis kurang dari 5 menit. 2. Daya pisahnya baik ; kemampuan pelarut berinteraksi dengan fase diam dan fase gerak memberikan parameter pencapaian pemisahan yang dikehendaki. 3. Peka detector unik ; detector yang dipakai adalah uv 254 nm yang dapat mendeteksi berbagai jenis senyawa dalam jumlah nanogram. Universitas Sumatera Utara 4. Kolom dapat dipakai kembali tetapi mutunya turun. Laju penurunan mutunya bergantung pada jenis cuplikan yang disuntikkan, kemurnian pelarut,dan jenis pelarut yang dipakai. 5. Ideal untuk molekul besar dan ion. Mudah memperoleh kembali cuplikan ; karena detector tidak merusak cuplikan. Pelarut dapat dihilangkan dengan penguapan . Johnson, 1991 Pada dasarnya alat KCKT terdiri dari : 1. Sistem Pompa Pompa harus tahan terhadap semua jenis pelarut, dapat mencapai tekanan sampai 6000 psi , harus bebas denyut, dan dapat menghantarkan aliran terukur 0,01 – 1,0 atau 0,1 - 20 ml menit. Selain itu, pompa harus mempunyai batas volume minimum sehingga memungkinkan pergantian pelarut dengan cepat dan elusi landaian secara efisien. Laju aliran biasanya dikendalikan dengan tombol pada pompa normal atau dengan mikroprosesor pada pompa niaga yang lebih canggih. Gritter,1991 2. Tandon pelarut Bahan tandon harus lembab terhadap fase gerak berair dan tidak berair. Sehingga baja anti karat dan gelas menjadi pilihan. Baja anti karat jangan dipakai pada pelarut yang mengandung ion halida dan jika tandon harus bertekanan, hindari penggunaan gelas. Daya tampung tandon harus lebih dari 500 ml digunakan selama 4 jam untuk kecepatan alir 1 – 2 ml menit. Munson, 1991 Universitas Sumatera Utara 3. Pipa Pipa merupakan penyambung dari seluruh bagian sistem. Garis tengah dalam pipa sebelum penyuntik tidak berpengaruh, hanya saja harus lembab, tahan tekanan dan mampu dilewati pelarut dengan volume yang memadai. Munson, 1991 4. Penyuntik Sistem penyuntik Cuplikan Teknik penyuntikan harus dilakukan dengan cepat untuk mencapai ketelitian maksimum pada analisis kuantitatif, yang terpenting adalah sistem harus dapat mengatasi tekanan balik yang tinggi tanpa kehilangan terokan fase gerak . Pada saat pengisian terokan, terokan dialirkan melewati keluk dan kelebihannya dikeluarkan ke pembuang. Pada saat penyuntikan, katup diputar sehingga fase gerak mengalir melewati keluk kolom. Munson, 1991 5. Kolom Kolom merupakan jantung kromatograf, kebersihan atau kegagalan analisis tergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Dianjurkan untuk mamasang penyaring 2 μm dijalur antar penyuntik dan kolom, untuk menahan partikel yang dibawa fase gerak atau terokan, hal ini dapat memperpanjang umur kolom. Munson, 1991 Kolom dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : a. Kolom analitik : garis tengah dalam 2-6mm. untuk kemasan makropartikel panjang kolom 50 - 100 cm, untuk kemasan mikropartikel biasanya panjang kolomnya 10-30 cm. b. Kolom preparatif : garis tengah 6 mm atau lebih panjang 25-100 cm. Johnson,1991. Universitas Sumatera Utara Pemilihan kolom yang dipakai untuk cuplikan yang sifatnya tidak dikenal berdasarkan pada sifat kimia umum linarut, sifat kelarutan dan ukurannya. Kolom dapat dikemas sendiri atau membeli kolom yang sudah dikemas. KCKT biasanya adalah UV 254 nm. Bila tanggapan detektor lebih lambat dari elusi sampel timbullah pelebaran pita yang memperburuk pemisahan. Pemilihan detektor KCKT tergantung pada sifat sampel, fase gerak dan kepekaan yang tinggi dicapai. Gritter, 1991 6. Detektor Detektor harus memberikan cuplikan , tanggapan yang dapat diramalkan , peka, hasil yang efisien dan tidak terpengarung oleh perubahan suhu atau komposisi fase gerak. Detektor yang dipakai pada KCKT biasanya adalah UV 254 nm. Bila tanggapan detektor lebih lambat dari elusi sampel timbullah pelebaran pita yang memperburuk pemisahan. pemilihan detektor KCKT tergantung pada sifat sampel, fase gerak dan kepekaan yang tinggi dicapai. Mu 6. Penguat Sinyal nson, 1991 Pada umumnya sinyal yang berasal dari detektor diperkuat terlebih dahulu sebelum disampaikan pada alat perekam otomatik yang sesuai, biasanya berupa suatu perekam potensiometrik. Dapat pula sinyal dikirimkan kepada suatu integrator digital elektronik untuk mengukur luas puncak kromatogram secara otomatik. Munson, 1991 7. Perekam Perekam merupakan salah satu dari bagian peralatan yang berfungsi merekam atau menunjukkan hasil pemeriksaan suatu senyawa berupa peak puncak.Dari daftar Universitas Sumatera Utara tersebut, secara kualitatif kita dapat mengetahui senyawa apa yang diperiksa Munson,1991. Dalam pemisahan suatu senyawa secara KCKT biasanya digunakan suatu pelarut landaian yaitu pelarut yang dapat diubah-ubah kepolarannya sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa keuntungan jika digunakan pelarut landaian, diantaranya : a. Waktu analisis keseluruhan dapat berkurang b. Daya pisah keseluruhan persatuan waktu campuran ditingkatkan c. Bentuk puncak diperbaiki pembentukan ekor lebih kecil d. Kepekaan efek ditingkatkan karena bentuk puncak kurang beragam. Pada kromatografi cair, susunan pelarut atau fase gerak merupakan salah satu perubahan yang mempengaruhi pemisahan. Berbagai macam pelarut dapat digunakan dalam metode KCKT tetapi harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini : 1. Murni tanpa cemaran 2. Tidak bereaksi dengan kemasan 3. Sesuai dengan detektor 4. Dapat melarutkan cuplikan 5. Mempunyai viskositas rendah 6. Mudah memperoleh kembali cuplikan 7. Harganya wajar. johnson,1991. Universitas Sumatera Utara Prinsip dari metode KCKT adalah : Bila sampel telah dimasukkan dengan suatu penyuntik KCKT, maka akan dibawa melalui kolom bersama suatu fase gerak akibat adanya tekanan dari pompa. Data yang dihasilkan ditunjukkan berupa puncak oleh suatu perekam. 2.4.3 Pembuatan Krim Hidrokortison 2.4.3.1 Proses pembuatan krim dalam industri Pencampuran dan pengadukan merupakan hal yang kritik dalam pembuatan emulsi. pengadukan dengan kecepatan yang tinggi dapat memasukkan udara ke dalam hasil, dan pengadukan yang lambat tidak membuat emulsi yang baik. Masalah itu terjadi pada pembuatan dalam skala besar. pemasukan udara dapat terjadi pada waktu pencampuran, homogenisasi atau penggilingan. Pemasukan udara dapat dicegah tahap pertama mengemulsi bila fase satu dimasukkan ke dalam fase lain dengan mencegah terjadinya penceburan dan pengaliran. Sistem tertutup mencegah pemasukan udara pada waktu homogenisasi atau penggilingan, dan bila krim dipindahkan ke tangki penyimpanan, bejana atau hopper dari mesin pengisi. Proses yang dapat dilakukan antara lain : a. Metode peleburan Krim dibuat secara peleburan, obat dilarutkan dalam lemak atau malam yang sedang melebur, atau dalam suatu komponen bahan pembawa, lalu dicampur dengan basis. Masa yang meleleh dicampur sambil didinginkan sebab alkohol lemak, asam lemak dan malam tidak membentuk larutan benar dengan vaselin dan minyak mineral, tetapi mengkristal habis pelelehan bila temperatur turun. Universitas Sumatera Utara b Pembuatan emulsi Waktu, temperatur dan kerja mekanik merupakan tiga variabel dalam pembuatan emulsi dalam sediaan setengah padat ketiga faktor tersebut saling berhubungan dan perlu dikontrol sungguh – sungguh bila batch dalam jumlah besar dan kualitas yang tinggi dan akan dibuat ulangan. Ketel tempat pembuatan harus bersih, sebab sisa batch sebelumnya dan kontaminan asing dapat memberi efek yang berlawanan mengenai stabilitas dan kualitas emulsi. Pembuatan fase air dan minyak, Komponen minyak atau campuran lemak dimasukkan ke dalam ketel terbungkus uap dan terbuat dari baja tak berkarat. Asam stearat, setil alkohol dipilih yang terbentuk ‘ flake ‘ karena mudah dikerjakan. Vaselin dituangkan dengan cara dilebur dulu, dituang dari drum tempatnya atau dipompa. Memindahkan sejumlah besar vaselin dilakukan dengan pemanasan dalam drum baja atau masukkan drum yang berisi vaselin dalam kamar panas 60 – 62 C. Vaselin yang cair disaring dengan kain saringan untuk menghilangkan kotoran atau zat asing. c Homogenisasi Alat yang digunakan ialah roller mill, colloid mill, homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tak larut dalam basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada temperatur 30 – 40 . krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul terhadap produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi. Anief, 1997 Universitas Sumatera Utara 2.5 Evaluasi Mutu 2.5.1 Pemerian Pemeriksaan dilakukan terhadap bentuk, warna, bau, dan suhu lebur. Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV pemerian untuk hidrokortison, yaitu serbuk hablur putih sampai praktis putih, tidak berbau, dan melebur pada suhu ± 213 o C disertai peruraian.

2.5.2 Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga krim yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Alat yang digunakan untuk pengujian homogenitas ialah roller mill, colloid mill. Homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tidak larut dalam basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada temperatur 30-40 o C. Krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul akibat pemindahan produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi. Anief, 1995.

2.5.3 Stabilitas

Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap batch obat yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label. Lachman, 1994. Universitas Sumatera Utara