Latar Belakang Pembuatan Dan Uji Sediaan Krim Hidrokortison

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum obat dapat didefenisikan sebagai suatu bahan yang digunakan dalam pengobatan dari hasil diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, pada manusia atau hewan. Suatu senyawa dapat bersifat sebagai obat dan juga dapat bersifat sebagai racun. Senyawa tersebut akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat tetapi , bila digunakan dalam dosis yang berlebihan dapat menimbulkan keracunan bahkan kematian. Bila dosisnya lebih kecil maka tidak akan menghasilkan efek terapi yang diinginkan. Obat bentuk sediaan setengah padat pada umumnya hanya digunakan sebagai obat luar, dioleskan pada kulit untuk keperluan terapi atau berfungsi sebagai pelindung kulit. Sediaan setengah padat terdiri dari salep, pasta, dan krim. Krim Cremoris adalah suatu salep yang berupa emulsi kental mengandung tidak kurang 60 air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Sediaan krim merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan untuk pengobatan terhadap bagian tubuh yang terasa sakit pada bagian tubuh. Orang cenderung menggunakan krim karena penggunaannya yang mudah, cukup hanya mengoleskan pada bagian tubuh yang sakit, mudah merata, dan bila dicuci tidak meninggalkan sisa pada kulit. Universitas Sumatera Utara Salah satu obat dalam bentuk krim yang digunakan untuk pemakaian luar adalah hidrokortison. Hidrokortison termasuk golongan Kortikosteroid. Obat ini digunakan untuk mencegah dan melawan terjadinya peradangan atau disebut juga antiinflamasi. Adapun efek anti radang didasarkan atas vasokonstruksi dan penurunan permeabilitas kapiler-kapiler, merintangi terbentuknya mediator nyeri, dan efek stabilitas membran lisosom. Krim hidrokortison ini sebelum dipasarkan harus dilakukan pengujian serta penetepan kadar untuk menjaga keamanan dan kualitas krim dari awal produksi sampai pada obat jadi sehingga menjamin hasil akhir yang berkhasiat dan menghasilkan efek terapi pada setiap penggunaan. Oleh karena itu, untuk melindungi masyarakat dari penggunaan obat yang tidak memenuhi mutu, keamanan, dan efek terapi yang baik, maka dilaksanakan pengobatan dengan cara mencantumkan ketentuan persediaan farmasi pada UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yaitu dengan cara diproduksi obat dengan menggunakan cara pembuatan obat yang baik CPOB. Untuk menjaga keamanan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya obat-obatan, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 085MENKESPerV1989 yang berisi tentang kewajiban menulis resep atau menggunakan obat generik atau menggunakan obat generik karena harganya lebih murah. Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk melakukan pembuatan dan uji krim Hidrokortison produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk Plant Medan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini, penulis melakukan pembuatan dan uji terhadap krim Hidrokortison dalam sediaan krim yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan dengan dua nomor batch yang berbeda yang diberi kode A, dan B. Dalam pembuatan dan uji Hidrokortison, KCKT merupakan suatu metode yang cocok karena selain memberi hasil yang akurat, proses pemisahan membutuhkan waktu yang relatif cepat. 1.2.Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan - Mengetahui cara pembuatan krim hidrokortison secara pabrik - Menentukan uji krim hidrokortison dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT. - Mengetahui apakah pembuatan dan uji krim hidrokortison di dalam sediaan krim hasil produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

1.2.2 Manfaat

Untuk mengetahui pembuatan dan uji krim hidrokortison secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT yang diproduksi PT.Kimia Farma Persero Tbk Plant Medan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sediaan Topikal