2.7. Persiapan Pemeriksaan Proteinuria.
Beberapa yang perlu diperhatikan pada saat pengumpulan urin yaitu : a. Kerusakan sampel urin harus dihindarkan, karena itu pengumpulan urin
harus ditempatkan pada wadah kering, bersih dan sebaiknya secepat mungkin dilakukan pemeriksaan. Apabila pemeriksaan urin terlambat
maka akan terjadi dekomposisi urin sehingga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan.
3
b. Pengumpulan urin berdasarkan kegunaannya. 1. Pengumpulan urin untuk urinalisis pemeriksaan kimiawi dan
mikroskopis.
3,16
2. Pengumpulan urin secara kuantitatif. Sebaiknya urin dikumpulkan 24 jam. Urin dikumpulkan, dicatat
jumlahnya kemudian dilakukan pemeriksaan, dikurangi pemberian cairan, alkohol, obat obatan dan makanan tertentu.
17
Beberapa teknik pengumpulan urin yaitu: 1. Pengumpulan urin 24 jam.
Ditentukan saat mulainya hingga waktu yang sama pada hari berikutnya.
20-22
2. Pengumpulan urin secara clean catch midstream
. Pada laki-laki dilakukan dengan membersihkan glans penis
sedangkan untuk wanita dilakukan dengan membersihkan vulva dengan cara membuka labia kiri dan kanan.
3,20,23
Universitas Sumatera Utara
3. Beberapa teknik khusus untuk keadaan tertentu : a. Untuk penderita yang tidak dapat mengeluarkan urin dilakukan
pengambilan dengan menggunakan kateter. b. Suprapubik aspirasi yaitu dengan cara menusukkan jarum diatas
simpisis pubis. c. Kateterisasi ureteral, yaitu dengan menggunakan
cytoscopi.
3
2.8. Metode Pemeriksaan Proteinuria.
Pemeriksaan protein dalam urin dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu:
1,3,21
2.8.1. Motode kualitatif Metode
kalorimetrik Metode ini dilakukan dengan reagen strip tetrabromofenol biru yaitu
albustik, dengan melihat perubahan yang terjadi akibat pH urin.
Metode turbidimetri Cara ini menggunakan asam sulfosalisilat 20. Urin yang dicentrifuge
lebih dahulu kemudian urin diambil sebanyak 3 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan larutan asam sulfosalisilat 20
sebanyak 3 tetes. 2.8.2. Metode semi kuantitatif.
Metode ini menggunakan asam sulfosalisilat 20, caranya adalah 2 tabung
Universitas Sumatera Utara
reaksi kecil masing – masing di isi 3 ml urin yang akan diperiksa. Urin pada tabung pertama adalah sebagai kontrol sedangkan urin pada tabung kedua
adalah yang akan diuji. Tabung kedua ditetesi 8 tetes asam sulfosalisilat 20, ditunggu selama 5 menit kemudian dikocok perlahan dan dibandingkan
kedua tabung dengan latar belakang hitam. Bila tidak terlihat perbedaan kekeruhan antara kedua tabung, maka hasil tes proteinuria dikatakan negatif
kadar protein 0.050 gdl . Bila tabung kedua lebih keruh dibandingkan dengan tabung pertama maka dikatakan
trace jika tampak jelas adanya
kekeruhan kadar protein 0.020 gdl , 1+ jika jelas adanya kekeruhan tetapi tidak dijumpai granulasi kadar protein 0.050 gdl , 2+ jika kekeruhan
dengan disertai granulasi tetapi tidak dijumpai gumpalan kadar protein 0.20 gdl , 3+ jika kekeruhan dengan granulasi dan disertai gumpalan kadar
protein 0.5 gdl , 4+ jika penggumpalan dari protein yang ada atau penggumpalan yang solid kadar protein 1.0 gdl .
3,21,22
Hasil dari penilaian diatas dapat dipengaruhi oleh beberapa hal misalnya bila kadar deterjen yang
ada dalam tabung tinggi maka akan mempengaruhi hasil demikian juga bila dijumpai bahan radiografik maka penggumpalan yang terjadi akan lebih nyata
dan bahan dapat mengkristal.
18
2.8.3. Metode kuantitatif. Metode automatik
Menggunakan biuret technique
dimana turbudimetri menggunakan
Universitas Sumatera Utara
benzethonium klorida yang dilarutkan dalam medium alkalis.
6
Metode spektrofotometer Metode ini menggunakan asam sulfosalisilat dimana penggumpalan yang
terjadi diperiksa menggunakan spektrofotometer. Pemeriksaan ini dapat dijadikan sebagai
gold standard dalam mendeteksi proteinuria hanya saja
harganya mahal. Cara kerja metode ini adalah :
23
a. Urin di tampung di dalam jerigen dengan memakai pengawet thymol sebanyak 2-3 butir.
b. Urin dikumpulkan selama 24 jam yaitu urin yang keluar mulai pukul 08.00 wib pagi sampai 08.00 wib pagi keesokan harinya. Sewaktu
mulai pengumpulan urin anak miksi terlebih dahulu. c. Ukur volume urin dan di catat.
d. Masukkan urin kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml sampai 4 ml kemudian panaskan dengan suhu 100
C didalam waterbath
selama 5 sampai 10 menit.
e. Apabila positif tambahkan asam asetat 6 sebanyak 2 tetes sampai 3 tetes dan panaskan kembali.
f. Tentukan derajat proteinuria. g. Apabila urin negatif tidak dilakukan pengenceran.
h. Apabila urin positif, lakukan pengenceran dengan cara : Positif +1, pengenceran 5X 1 ml urin ditambahkan 4 ml aquades
Universitas Sumatera Utara
Positif +2, pengenceran 10X 1 ml urin ditambahkan 9 ml aquades Positif +3 dan +4, pengenceran 40X 1 ml urin ditambahkan 39 ml
aquades i. Ambil urin yang telah diencerkan sebanyak 4 ml +1 ml TCA
Trichlor Acitic Acid 12.5 M, kemudian campurkan dan inkubasi 5-10
menit temperatur kamar. j. Untuk standar diambil 20 ul serum normal + 5 ml aquades, kemudian
dicampurkan dengan urin yang telah diencerkan sebanyak 4 ml + TCA 1 ml dan di inkubasi selama 5-10 menit dalam temperatur kamar.
k. Baca pada spektrofotometer Hasil
= OD sampel X 25 F X pengenceran
OD standar apabila positif = ....mg
= volume urin 24 jam X hasil mg 100
=…mg.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Kerangka Konseptual