sampai 3 mlmenit, sedangkan jika untuk skala preparatif perlu kecepatan alir sampai 20 mlmenit, dengan menghantarkan aliran pelarut yang tetap dan
terulangkan kedalam kolom Rohman, 2009; Gritter, 1991; Mulja, 1995.
c. Injektor
Sampel-sampel cair atau larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase gerak yang mengalir dibawah tekanan menuju kolom menggunakan alat
penyuntik atau injektor yang terbuat dari tembaga tahan karat dan katup teflon yang dilengkapi dengan keluk sampel. Ada tiga macam sistem injektor pada
KCKT yaitu : 1.
Injektor dengan memakai diafragma septum 2. Injektor tanpa septum
3. Injektor dengan pipa dosis Rohman, 2009; Rohman, 2007.
d. Kolom
Keberhasilan atau kegagalan suatu analisis tergantung pada pemilihan kolom dan kondisi kerjanya yang tepat. Kolom pada KCKT merupakan bagian
yang terpenting, sebab sebagai separasi komponen-komponen sampel akan terjadi didalam kolom. Kolom akan menjadi penentu keberhasilan pemisahan komponen-
komponen sampel serta hasil akhir dari suatu analisis. Dianjurkan untuk memasang penyaring 2 µm di jalur antara penyuntik dan kolom untuk menahan
partikel yang dibawa fase gerak dan memperjang umur dari kolom. Rohman, 2007.
Dilihat dari jenis fase diam dan fase geraknya maka kolom pada KCKT dapat dibedakan atas:
1. Kolom fase normal
Kolom dengan fase diamnya normal bersifat polar, misalnya silika gel, sedangkan fase gerak bersifat non polar.
2. Kolom fase terbalik
Kolom yang fase diamnya bersifat non polar, sedangkan fase geraknya bersifat polar, kebalikan dari kolom fase normal Johnson, 1991; Mulja, 1995.
Oktadesil silika ODS atau C
18
merupakan fase diam yang paling banyak digunakan karena mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan kepolaran yang
rendah, sedang maupun tinggi Rohman, 2009.
e. Detektor
Detektor diperlukan sebagai pengukur adanya komponen cuplikan didalam eluen kolom dan mengukur jumlahnya. Detektor yang baik, sangat peka, tidak
banyak berderu, rentang tanggapan liniernya lebar dan menanggapi semua jenis senyawa. Detektor dibagi menjadi dua golongan yaitu:
1. Detektor universal yaitu detektor yang mampu mendeteksi zat secara
umum, tidak bersifat spesifik, dan tidak bersifat selektif seperti detektor indeks bias dan spektrofotometri massa.
2. Detektor yang spesifik yang hanya akan mendeteksi analit secara spesifik
dan selektif, seperti detektor UV-Vis, detektor fluoresensi, dan elektrokimia Jonshon, 1991; Rohman, 2007; Munson, 1991.
BAB III METODOLOGI
3.1 Tempat Pengujian
Penetapan kadar Dextromethorphan HBr dalam sediaan sirup
Dextromethorphan dengan cara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi pengujiannya dilakukan di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan BPPOM di Medan yang
berada di Jalan Williem Iskandar Pasar V Barat No.2 Medan.
3.2 Penetapan Kadar Dextromethorphan HBr dalam Sediaan Sirup