Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kas Pada PT.PLN (PERSERO) Cabang Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Oleh :

IRMA JULIANTI LUBIS 102102098

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, rejeki dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN”. Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada fakultas Ekonomi USU. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM),Sp.A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc, Ac, Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE. M. Acc, Ak selaku Pembantu Dekan I

dan sekaligus sebagai Penanggung jawab Magang Mahasiswa Program Diploma III gelombang 2B Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rustam, M. Si, Ak selaku Ketua Program Studi DIII Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Chairul Nazwar M.Si, Ak selaku sekretaris Program Studi


(5)

6. Bapak dan Ibu Dosen/Pengajar, Pembimbing & Penasehat Akademik di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan mengajarkan beragam mata kuliah yang sangat bermanfaat.

7. Kepada Bapak Pimpinan berserta Staf Pegawai Perusahaan PT. PLN

(Persero) Cabang Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk magang dan mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas akhir.

8. Ibu Dra.Nurzaimah,MM,Ak selaku dosen pembimbing penulis yang telah

banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Ayahanda dan ibunda tercinta G. Bakti Lubis dan Hj.Sri Sukenti,B.A ,

yang dengan penuh kesabaran telah membesarkan, mendidik dan yang tak henti-hentinya banyak memberikan dukungan atas penulis baik moril maupun materil, serta selalu mendoakan penulis disetiap kesempatan yang ada. Semoga tugas akhir ini dapat membuat ayahanda dan ibunda tercinta bangga dan bahagia terhadap penulis.

10.Kepada Kakakku (Rizki Rahmawati Lubis, SIP, MSP) dan Ervina

Syahfitri Lubis S.Farm ), Adikku (Fadhli Nouval Lubis), Sepupuku (Fildza

Amirah Lubis, Bouku (Farida Masniati), Keluarga Besarku,

Kekasihku(Ikhwan Setiawan), Teman Seperjuanganku (Utha, Liza, Lia, Isma, Nengsi, Ulfa, Sati, Kartika, Teman Organisasi PRAMUKA USU), Kakak angkatku (Yunda Firana) yang sangat saya cintai sudah banyak


(6)

memberi bantuan yang lebih terhadap ku, dan memberi semangat terhadapku, dan Terima Kasih buat kerja samanya selama ini.

Akhirnya atas Jasa dan semua budi baik semua pihak Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan semoga ALLAH SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua dan membalas segala kebaikan semua pihak yang mendukung kelancaran dalam penyusunan tugas akhir ini. Akhirnya dari hasil penulisan dalam bentuk tugas akhir ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi kita semua, semoga kita slalu dijalan yang diridhoi oleh ALLAH SWT, amin.

Amin yaa Rabbal Alamin ...

Medan, 5 Juli 2013 Penulis

IRMA JULIANTI LUBIS Nim. 102102098


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR TABEL ...vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH ...1

B. RUMUSAN MASALAH ...2

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian ...3

2. Manfaat Penelitian ...3

D. RENCANA PENELITIAN 1. Jadwal Survei/ Observasi ...3

2. Rencana Isi ………...4

BAB II PROFIL PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN A. SEJARAH RINGKAS PERUSAHAAN 1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan diawal Kemerdekaan sampai tahun 1965 ...7

2. Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II ...9

3. Eksploitasi II menjadi Wilayah II ...9

4. Dari PERUM menjadi PERSERO ...10

5. Perusahaan PT. PLN (Pesero) dan PT. PLN (Persero) ...10


(8)

C. JOB DESCRIPTION

1. Manajer Cabang ...13

2. Fungsional Ahli ...13

3. Asman Jaringan ...14

4. Asman Transaksi ...15

5. Asman Administrasi dan Niaga ...17

6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi ... 18

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi ...19

8. Sub. Bagian Spv. PDKB ...20

9. Sub. Bagian Spv. Transaksi Dan Energi ...21

10.Sub. Bagian Spv Pengendalian Susut ...22

11.Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP ...23

12.Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan ... 23

13.Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Admnistrasi ...24

D. JARINGAN USAHA/ KEGIATAN ...27

E. KINERJA USAHA TERKINI ...27

F. RENCANA KEGIATAN ...27

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KAS ...29

B. MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ...40

C. RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ……….40


(9)

DAN PENGELUARAN KAS ...42 1. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas ...43 2. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas ...44

E. PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN ……...46 1. Penerimaan Kas ...46 2. Pengeluaran Kas ...47 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN ...49 B. SARAN ...52 DAFTAR PUSTAKA ...54


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam melaksanakan kegiatan operasi perusahaan diperlukan adanya manajemen perusahaan PT.PLN (Persero) Cabang Medan yang baik dengan ditunjang oleh personil yang berkualitas agar dapat berkarya secara efisien. Hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah faktor manusia. Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan faktor dominan dalam pencapaian suatu tujuan perusahaan. Agar perusahaan dapat bertahan dan semakin berkembang, maka diperlukan tenaga kerja yang berkualitas dengan tingkat kontra prestasi yang berbeda sesuai dengan prestasi yang disumbangkan pada perusahaan. Ketika perusahaan tersebut sudah memberikan kontribusi yang terbaik dalam pelayanan jasa kepada publik ini, banyak permasalahan yang terjadi di masyarakat kita karena ketidakpuasan perusahaan telah memiliki manajemen, strategi serta sistem yang baik dalam mengatasi hal tersebut sehingga semua sektor yang bergerak dalam menghasilkan output yang baik, sehingga tidak lagi dalam keterbatasan dalam hal tenaga listrik. Begitu pula terutama dalam sistem pengelolaan data keuangan yang diolah dengan baik.

Dalam suatu perusahaan PT.PLN (Persero) Cabang Medan yang besar, pimpinan perusahaan tidak mungkin mengendalikan secara


(13)

menyeluruh terhadap biaya tenaga kerja. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengendalian untuk menciptakan pengendalian internal yang memadai diperlukan suatu sistem informasi akuntansi yang baik. Sistem informasi akuntansi ini merupakan keseluruhan prosedur dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data dan mengolahnya sehingga menjadi informasi yang diperlukan sebagai alat bantu pimpinan perusahaan dalam melakukan pengawasan kerja.

Atas dasar inilah penulis merasa sangat tertarik untuk membahas

masalah ini dengan judul : “SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

TERHADAP KAS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN”

B. RUMUSAN MASALAH

Setiap perusahaan pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan faktor yang dapat menghambat kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sehingga perlu dicari penyebab dan cara penyelesaiannya. Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini di PT.PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1. Apakah Sistem Informasi Akuntansi Kas yang diterapkan di PT.PLN

(Persero) Cabang Medan telah efektif ?

2. Bagaimana Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan


(14)

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian yang dapat diperoleh setelah melakukan penelitian adalah: Untuk mengetahui apakah Sistem Informasi Akuntansi Kas yang ditetapkan perusahaan telah efektif dan Bagaimana Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan PT.PLN (Persero) Cabang Medan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :

a. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan yang berarti.

b. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam menambah wawasan dan pengetahuan.

c. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengalaman berharga dalam membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah maupun secara mandiri dengan penerapannya di masyarakat.

D. RENCANA PENELITIAN 1. Jadwal Survei

Penelitian ini dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang

Medan di JL.Listrik No.8 Medan. Berikut ini penjelasan dari jadwal survey/observasi penulis


(15)

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

APRIL MEI JUNI

IV I II III IV I II III IV

1 Pengajuan Judul

2 Pengajuan Dosen

Pembimbing

3 Pengumpulan Data

4 Pengolahan dan

Analisa Data

5 Penyusunan Tugas

Akhir

6 Bimbingan

dan

Penyempurnaan Tugas Akhir

7 Pengesahan Tugas

Akhir

2. Rencana Isi

Laporan penelitian terdiri dari 4 BAB, dimana setiap BAB

saling berkaitan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir yang telah ditetapkan bahwa susunan tugas


(16)

akhir harus praktis dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian 2. Manfaat Penelitian

D. RENCANA PENULISAN

1. Jadwal Survei 2. Rencana Isi

BAB II : PROFIL PT.PLN ( PERSERO ) CABANG MEDAN

A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

B. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONALIA

C. JOB DESCRIPTION

D. JARINGAN USAHA/ KEGIATAN

E. KINERJA USAHA TERKINI

F. RENCANA KEGIATAN

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA

PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. PENGERTIAN AKUNTANSI DAN KAS

B. MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


(17)

D. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

E. PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN


(18)

BAB II

PROFIL PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan di awal Kemerdekaan sampai tahun 1965

Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada diwilayah Indonesia tahun1893 didaerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di JL. Listrik No.8 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta belanda. Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM), Labuhan bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik milik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa, dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintah tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah kesatuan aksi Karyawan perusahaan listrik


(19)

diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen pekerjaan umum. Untuk mengenang peristiwa pengambil alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No.ISD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan listrik milik Swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat 2 UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R. Sukarno (merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PU No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi I, Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.


(20)

2. Dari Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan Keputusan Direksi PLN No. 009/DIR (Keputusan Direktur) PLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan satu sektor, yaitu :

a. Cabang Medan

b. Cabang Binjai

c. Cabang Sibolga

d. Cabang Pematang Siantar

Peraturan Perundang-undangan (PP) No.18 Tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai perusahaan umum listrik negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik kesluruhan Wilayah Negara RI. Dalam Surat Keputusan (SK) Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

3. Eksploitasi II menjadi Wilayah II

Kemudian menyusul Peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga Listrik (PTUL) No.013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi Wilayah II Sumatera Utara.


(21)

4. Dari PERUM menjadi PERSERO

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.23/1994 Tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat. Pada abad 21, PLN tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada, PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre dan cost centre.

Untuk mencapai tujuan, PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang bertanggung jawab cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan ditingkatkan terus.

5. Pemisahan PT. PLN (Pesero) dan PT. PLN (Persero) Pembangkian dan Penyaluran Sumatera Utara

Pekembangan kelistrikan Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara di masa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan.


(22)

Maka berdasarkan Surat Keputusan No. 078.K/023/DIR (Direktur) /1996 Tanggal 9 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT.PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara.Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi-fungsi Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

B. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONALIA

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisasi, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas- tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungan satu dengan yang lain.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT.PLN memiliki struktur organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya. Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja/ pendelegasian dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.


(23)

GAMBAR 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

MANAJER

ASMAN

JARINGAN ASMAN

TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK

ASMAN

ADMINISTRASI & NIAGA FUNGSIONAL AHLI

SPV. OPERASI DISTRIBUSI SPV. PEMELIHARAAN DISTRIBUSI SPV. PDKB SPV.

TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK

SPV. PENGENDALIAN SUSUT SPV. PEMELIHARAAN APP SPV. PELAYANAN PELANGGAN SPV.

KEUANGAN & ADMINISTRASI

RAYON BELAWAN RAYON LABUHAN RAYON MEDAN TIMUR RAYON MEDAN KOTA RAYON MEDAN SELATAN RAYON SUNGGAL RAYON JOHOR RAYON HELVETIA RAYON MEDAN BARU

Sumber : PT.PLN (Persero) Cabang Medan


(24)

C. JOB DESCRIPTION

Uraian job description dan tugas pokok pada PT.PLN (Persero)

Cabang Medan,yaitu : 1. Manajer Cabang

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan

terlaksananya Good Corporate Governance (GCG) di PT.PLN

(Persero) Cabang Medan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil)

secara efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) Wilayah Sumatera Utara.

c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan direksi.

2. Fungsional Ahli

Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil kinerja.


(25)

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengan

target kerja.

b. Merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai

target kerja.

c. Mengawasi baca meter.

d. Mengawasi penjualan rekening.

3. Asman Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan

Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan

Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan


(26)

d. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi termasuk PDKB.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi

distribusi dan pelayanan teknik.

f. Melakukan verifikas dan validasi asset distribusi secara periodik.

g. Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan

pelaksanaan SOP untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident.

h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan

pemeliharaan Jaringan Distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.

i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan

distribusi yang efisien. 4. Asman Transaksi dan Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan


(27)

b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data

pendukung RKAP.

d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan

anggaran SKKI/SKKO.

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional di bagian

transaksi energi.

f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL,

AMR, pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.

g. Menyusun rencana program pemeliharaan meter

transaksi.

h. Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B

dalam pengelolaan transfer price energi.

i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan

pemeliharaan AMR.

j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan

pemeliharaan APP dan hasil penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.


(28)

m. Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenang untuk kegiatan P2TL.

5. Asman Administrasi dan Niaga

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengelola peningkatan Intergritas Layanan Publik

(ILP).

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan

Tenaga kerja.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi

umum, SDM dan pelanggan.

d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan

transaksi pembayaran.

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan

transaksi keuangan.

g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi,


(29)

h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak ketiga.

i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil

diklat.

j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas,

fasilitas kantor dan pemeliharaan Gedung.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin

pegawai.

l. Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan

perlengkapan K3/ APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.

m. Memonitor realisasi anggaran. 6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi

Jaringan Distribusi sesuai SOP.

c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala.


(30)

d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan

operasional pelayanan teknik.

f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi

terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi. g. Mengevaluasi kinerja operasi.

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja

(PRK).

b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan

jaringan distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi dan

pemeliharaan untuk meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.


(31)

d. Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan

pemeliharan jaringan distribusi. 8. Sub. Bagian Spv. PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

pekerjaan PDKB.

b. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai

dengan SOP.

c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan

Bertegangan (SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan

peremajaan peralatan PDKB.

e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat


(32)

f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi PDKB.

g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala

Operasi.

9. Sub. Bagian Spv. Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi yang

disebabkan oleh meter rusak, buram, macet dan tua.

b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan

AMR.

c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk

pemeliharaan.

d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi

secara berkala.

e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan

pemeliharaan meter transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP

serta Meter Elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan


(33)

h. Memastikan hasil sampling penerapan APP-baru hasil Metrologi dan rekondisi pihak ketiga.

i. Memonitor manajemen segel APP.

10. Sub Bagian Spv. Pengendalian Sumut

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan

berkoordinasi dengan bagian atau rayon terkait.

b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area

dan Rayon secara berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL

yang telah dilakukan dengan bagian atau Rayon terkait.

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan

SLA.

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan

P2TL secara rutin.

g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan

Instansi berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil


(34)

11. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang.

b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c. Berkoodinasi dengan bagian terkait tentang kelainan

APP.

d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara berkala.

f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik

pelanggan prabayar secara berkala. 12. Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan

Pelanggan sesuai proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial


(35)

c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik dan

d. Menindak lanjuti pencapaian TMP.

e. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data

Potensi Pasar (Captive Power).

f. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan.

g. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan

PB/PD di Rayon.

h. Memastikan proses PB / PD dan SPJBTL pelanggan

Potensial sesuai kewenangannya.

i. Memonitor Penerbitan SIP / SPJBTL.

j. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan

memelihara Arsip Induk Langganan.

k. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna,

P2TL, BP).

l. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang

pelanggan.

m. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar

rampung, piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang.

13. Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Admnistrasi

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin


(36)

terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja.

b. Melaksanakan pengelolaan K3.

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja,

kebakaran, kebanjiran dan musibah lain terkait dengan K3.

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan

administrasi perkantoran.

e. Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan

akuntansi.

f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan.

g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian

Keuangan dan Administrasi.

h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait

atas pendapatan, bank, Hutang-Piutang, Persekot Dinas dan PUMP-KPR/BPRP.

i. Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana

alokasi dana operasional. KANTOR PLN TERDEKAT

Rayon Belawan : JL.Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847


(37)

Rayon Medan Timur : JL.Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120

Rayon Medan Kota : JL.Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205

Rayon Medan Selatan : JL.Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911

Rayon Medan Baru : JL.Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885

Rayon Johor : JL.Karya Wisata Telp (061) 7871778

Rayon Helvetia : JL.Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039

Rayon Sunggal : JL.Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064

Visi PT.PLN (Persero) Cabang Medan

Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.

Misi PT.PLN (Persero) Cabang Medan Misi perusahaan adalah :

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.


(38)

Motto PT.PLN (Persero) Cabang Medan

Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a Better Life)”.

D. JARINGAN USAHA/ KEGIATAN

Jaringan usaha yang dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Penjualan energi listrik.

2. Penyewaan tiang listrik untuk penarikan kabel Telekomunikasi. 3. Jasa sertifikasi lembaga manajemen ketenaga listrikan.

4. Jasa wisma / gedung untuk penginapan masyarakat di daerah touris. E. KINERJA USAHA TERKINI

Kinerja usaha yang dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Pelanggan.

2. Produk dan layanan. 3. Proses bisnis internal.

4. Sumber Daya Manusia (SDM).

5. Keuangan dan pasar.

6. Kepimpinan.

F. RENCANA KEGIATAN

Rencana kegiatan yang dilakukan pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :


(39)

1. Melakukan nilai hasil survey kepuasan pelanggan. 2. Menghitung jumlah pelanggan periode berjalan.

3. Menghitung jumlah pelanggan tahun sebelumnya.

4. Sistem average index frekuensi & sistem average index duration. 5. Kecepatan pelayanan pasang baru tenaga listrik.

6. Mutu tegangan listrik pelayanan. 7. Rasio pemakaian materai. 8. Rasio kerusakan trafo distribusi.

9. Pendataan pelanggan dalam rangka Revenue Assurance.

10.Gangguan penyulang per 100 kms.

11.Susut distribusi tanpa I-4.

12.Human capital readiness & Organization capital readiness. 13.Tunggakan aliran listrik.

14.Penyerapan disburse investasi PLN. 15.Pengadaan kendaraan listrik.


(40)

BAB III

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA

PT. PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

A. PENGERTIAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KAS

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklafikasikan, mengolah,

menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi finansial dan

pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Agar berbagai data keuangan dapat menjadi informasi yang sesuai , maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat mengatur arus dan pengolahan data akuntansi dalam perusahaan.

Dalam fungsi perencanaan, informasi akuntansi sangat berguna terutama sebagai masukan data historis yang dijadikan dasar dalam penyusunan anggaran atau perencanaan . Dalam fungsi pengawasan, tugas akuntansi sangat strategis sebagai salah satu alat pembanding dengan rencana untuk mengetahui berbagai penyimpangan yang terjadi, sehingga manajemen dapat dengan mudah melakukan usaha koreksi dan perbaikan secara dini.

Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan. dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk dapat menyediakan berbagai informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.


(41)

Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :

1. SIA melaksanakan tugas yang diperlukan. 2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar. 3. Menangani data rinci.

4. Berfokus historis.

5. Menyediakan informasi pemecahan minimal.

Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi Akuntansi pada sebuah organisasi antara lain :

1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.

2. Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam

proses pengambilan keputusan.

3. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi. Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari 3 subsistem :

1. Sistem pemrosesan transaksi, mendukung proses operasi bisnis harian.

2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan, menghasilkan laporan

keuangan seperti laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengambilan pajak.

3. Sistem pelaporan manajemen, yang menyediakan pihak manajemen

internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggung jawaban.


(42)

Sistem Akuntansi, terutama sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan umum, yaitu :

1. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perhitungan harga

pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.

2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,

pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.

3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Ketiga tujuan ini menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi dapat membantu manajemen mengidentifikasikan suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja ( informasi akuntansi dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan ). Selain itu, kebutuhan akan informasi tidak hanya terbatas pada organisasi manufaktur. Informasi akuntansi dipergunakan di semua organisasi baik manufaktur, jasa, maupun dagang.

Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi terpenting dalam sebuah perusahaan. Tetapi, sistem ini bukanlah satu-satunya sistem informasi formal. Sistem informasi akan semakin sangat penting karena kegiatan akuntansi semakin banyak yang dikomputerisasi penuh dan informasi yang dihasilkan semakin banyak yang digunakan sebagai unsur


(43)

pokok dalam modal keputusan, seperti perencanaan anggaran dan model pengendalian.

Menurut Hall (2001), Sistem Informasi Akuntansi merupakan

Suatu komponen yang mengumpulkan informasi akuntansi keuangan dan decision making yang relevan kepada pihak luar dan pihak dalam perusahaan terutama manajemen.

Defenisi lainnya adalah bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan satu kesatuan sumber daya manusia dan modal dalam organisasi, yang bertugas untuk menyiapkan informasi keuangan dan juga yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan data transaksi.

Berdasarkan berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi berkenaan dengan komponen atau sumber daya yang dimiliki perusahaan yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan baik oleh pihak manajemen maupun pihak luar perusahaan.

Menurut Ray.H (2000), Sistem Informasi Akuntansi menggunakan dua macam model, yaitu: Model Akuntansi Keuangan dan Model Akuntansi Manajemen, untuk menggambarkan kenyataan dalam hal keuangan yang ada di suatu perusahaan. Sistem Akuntansi Manajemen adalah Sistem informasi yang menghasilkan keluaran ( output ) dengan menggunakan masukan ( input ) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen. Sistem akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari masukan atau proses, bahkan keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada tujuan yang hendak dicapai oleh manajemen. Sedangkan, Sistem Informasi Akuntansi Keuangan berhubungan terutama dengan penyediaan keluaran bagi pengguna eksternal. Sistem tersebut menggunakan kegiatan ekonomi sebagai masukan dan memprosesnya sampai memenuhi aturan dan ketentuan tertentu. Dalam akuntansi keuangan, sifat masukan dan aturan, serta ketentuan yang mengatur berbagaia proses , didefenisikan oleh Securities Exchange Commission


(44)

(SEC) dan Financial Accounting Standards Board (FASB). Tujuannya adalah untuk menyusun laporan eksternal (laporan keuangan) bagi investor, kreditor, lembaga pemerintah, dan pengguna eksternal lainnya. Informasi ini digunakan untuk keperluan seperti keputusan investasi, evaluasi, pemonitoran aktivitas, dan ketentuan peraturan.

Akuntansi merupakan alat penting bagi pihak perusahaan untuk melaksanakan beberapa tahapan dari mekanisme sistem informasi. Informasi sangat penting bagi manajemen baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun pengendalian. Sementara Sistem Informasi Akuntansi memiliki pengertian masing-masing yang terdiri dari tiga

elemen yaitu : sistem, informasi, dan akuntansi. Dimana setiap kata

memiliki arti sendiri, dan apabila digabungkan akan menghasilkan sebuah definisi yang baru. Ketiga elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: Suatu sistem dapat dijelaskan yaitu kumpulan elemen-eleman atau sumber daya yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Hall, (2001 ; 5) mendefinisikan sistem sebagai berikut : “Sistem adalah merupakan sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).”

Sistem terdiri dari sub-subsistem atau bagian-bagian sistem, yang terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau modul-modul dan seterusnya sampai komponen terkecil. Sistem akuntansi misalnya yang terdiri dari subsistem akuntansi penjualan, subsistem akuntansi pembelian, subsistem akuntansi biaya, subsistem akuntansi penggajian dan


(45)

sebagainya. Selanjutnya sistem penjualan terdiri dari subsistem pelayanan pesanan, subsistem penagihan, dan subsistem penerimaan kas dari piutang. Subsistem-subsistem dalam suatu sistem tidak berdiri lepas sendiri-sendiri, melainkan saling berinteraksi serta saling berhubungan membentuk satu kesatuan terpadu sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.

Pada sistem akuntansi tujuan tersebut antara lain adalah menyajikan laporan akuntansi keuangan dan laporan akuntansi manajemen. Subsistem adalah bagian dari sistem, dan interaksi yang berkaitan sehingga dicapai suatu kesatuan atau terintegrasi.

Hal diatas menjelaskan bahwa sistem itu sendiri bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tidak teratur, tetapi terdiri dari unsur-unsur yang saling mengisi satu sama lainnya. Dan sistem itu sendiri juga mencakup tiga kegiatan sebagai berikut :

1. Masukan atau Input.

2. Pengolahan atau Processing. 3. Hasil dari pengolahan atau Output.

Informasi berasal dari data, sebelum menjelaskan arti dari informasi, kita harus mengetahui arti dari data terlebih dahulu. Data adalah fakta tentang peristiwa atau kenyataan lain yang mendukung suatu pengetahuan untuk dijadikan dasar guna penyusunan keterangan, pembuatan kesimpulan atau penetapan keputusan. Informasi adalah data


(46)

yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang sesuai dengan keinginan si penerima.

Defenisi informasi menurut Leod (2001, p12) “ Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang sudah lebih memiliki arti tertentu bagi kebutuhan penggunanya”.

Dalam mentransformasi data menjadi informasi dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan atau Capturing adalah mengumpulkan data melakukan

pemeriksaan keterangan yang ada, apakah itu data atau fakta.

2. Memilah atau verfying adalah memilah data atau fakta yang

dikumpulkan tersebut benar atau hanya direka-reka saja.

3. Pengelompokkan atau Pengelompokkan atau Classifying adalah

mengelompokkan data yang telah ada sesuai dengan yang dibutuhkan..

4. Penyeleksian atau Sorting adalah menempatkan unsur data ke dalam

urutan data yang disesuaikan dengan kebutuhan si pemakai.

5. Meringkas atau Summarizing adalah meringkas data yang telah

dikelompokkan menjadi laporan data menjadi bentuk matematis atau angka.

6. Perhitungan atau Calculating adakah memberikan nilai kepada data-data yang ada.

7. Penyimpanan atau Storing adalah menempatkan data pada alat-alat


(47)

8. Pengambilan kembali atau Retriving adalah pengambilan keterangan kembali dari arsip bila informasi tersebut masih layak guna untuk dipakai sebagai informasi.

9. Memperbanyak atau Reproducing adalah menciptakan kembali atau

memperbanyak informasi yang ada dengan fotocopy atau magnetic disk agar data asli tidak rusak.

10. Mengkomunikasikan atau Communicating adalah menyebarkan

informasi yang tersimpan kepada si pemakai informasi tersebut.

Informasi sangat berguna bagi pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan, maka dari informasi yang berguna harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Akurat, Informasi harus terbebas dari adanya kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan para penggunanya.

2. Relevan, Informasi yang relevan harus memberikan arti dan

mempunyai manfaat dengan bisa meningkatkan nilai dari suatu kepastian atau mengurangi ketidakpastian.

3. Tepat Waktu ( Timely ), Informasi yang disajikan tepat pada saat

dibutuhkan dan informasi yang datang pada si penerima tidak boleh terlambat karena dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan .

4. Lengkap ( Complete ), Informasi yang disajikan harus lengkap,

termasuk didalamnya semua data yang relevan.

5. Dimengerti ( Understandable ), Informasi yang disajikan hendaknya dalam bentuk yang mudah dimengerti oleh si pembuat keputusan.


(48)

6. Verifiable, Informasi yang dihasilkan tidak bias, menyebabkan perbedaan dalam memahaminya.

7. Accessible, Informasi dikatakan accessible bila tersedia pada saat diperlukan dalam format yang sesuai dengan kepentingannya.

Dalam hal ini sistem informasi dapat didefinisikan sebagai sebagai kumpulan eleman-elemen/ sumberdaya dan jaringan prosedur yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarkis tertentu, dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi.

Menurut Hussein dan Wibowo (2000, h 5) “sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan dan berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi”.

Unsur-unsur sistem informasi adalah sebagai berikut :

1. Peralatan antara lain adalah perlatan komputer dan komunikasi

maupun peralatan kantor lainnya ( hardware ).

2. Prosedur, tata kerja ketentuan-ketentuan peraturan, termasuk sistem operasi ( operating system/ system software ) dan aplikasi komputerisasi program-program komputer ( application software ).

3. Tenaga Kerja, pelaksana operasional ( operator ), pimpinan pada

bidang tugasnya masing-masing staf yang merupakan pengguna sistem ( Knowledge Based Professional Staff ), termasuk teknisi komputer dan analisis informal.

Akuntansi dan sistem informasi sangat berkaitan erat. Akuntansi adalah suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, dan peintisaran, dan


(49)

pelaporan data keuangan yang sudah diolah yang digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Soemarso (2003 ; 3): “Akuntansi adalah suatu disiplin

yang menyediakan informasi yang penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien. Akuntansi juga dapat didefenisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut “.

Dari uraian diatas maka pengertian Sistem informasi akuntansi merupakan struktur yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain, untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pengguna atau pemakainya.

Pengertian Kas adalah komponen aktiva paling aktif dan sangat mempengaruhi setiap transaksi terjadi. Hal ini disebabkan karena setiap transaksi memerlukan suatu dasar pengukuran yaitu kas. Banyak transaksi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak hanya terbatas pada uang tunai yang tersedia didalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis asset yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan.

Sebagai harta yang paling likuid, kas adalah media pertukaran baku dan dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos lainnya. Agar dapat dilaporkan sebagai kas pos bersangkutan harus siap tersedia untuk


(50)

pembayaran kewajiban lancar dan harus terbebas dari setiap ikatan kontraktual yang membatasi penggunaannya dalam pemenuhan hutang.

Kas terdiri dari simpanan komersial dan rekening atau deposit dibank atau di tempat lainnya serta pos–pos yang ada didalam yang dapat dipergunakan sebagai media tukar atau yang dapat diterima oleh bank dengan nilai nominal yang tercantum padanya. Kas yang ada dalam perusahaan meliputi dana kas kecil (petty cash), dan dana pertukaran (change funds) dan dana-dana lain yang dipergunakan dan tidak segera dibelanjakan secara teratur serta pos-pos seperti cek pribadi, cek perjalanan, cek kasir, wesel bank, dan pos wesel. Rekening tabungan biasanya juga diklasifikasikan sebagai kas.

Dari segi akuntansi yang dimaksud dengan kas adalah : “Kas adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk uang atau bukan yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”(Soemarso, 2004 : 320)

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia bahwa : “Kas terdiri dari saldo kas (cash and hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan-perubahan yang signifikan.”(IAI, 2007 : 22)

Pengertian kas yang lain adalah : “Kas adalah jumlah uang tunai yang ada di perusahaan dan rekening giro simpanan-simpanan di bank yang pengambilannya tidak dibatasi baik dalam waktu maupun jumlah dan investasi jangka pendek yang secara formal disebut kas dan setara kas.”(Munawir, 2002 : 42)

Adapun fungsi kas adalah sebagai berikut : 1. Membiayai kegiatan operasional perusahaan.


(51)

2. Sebagai alat tukar pembayaran.

3. Alat yang diterima sebagai net bank sebagai nilai nominal. 4. Sebagai Investasi baru dalam aktiva tetap.

B. MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi berikut adalah manfaat dari Sistem Informasi Akuntansi:

1. Meningkatkan dan menyediakan Informasi yang akurat dan tepat

waktu sehingga bisa melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efesien.

2. Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produksi, baik barang

maupun jasa yang dihasilkan. 3. Meningkatkan efisien.

4. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.

5. Meningkatkan sharing knowledge.

6. Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.

C. RUANG LINGKUP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Ruang Lingkup Sistem Informasi Akuntansi yaitu serangkain kegiatan administratif untuk menangani transaksi perusahaan, dilengkapi dengan prosedur,dokumen dan jurnal serta Laporan Keuangan sebagai output.


(52)

Pimpinan perusahaan berkepentingan untuk mengetahui keadaan perusahaan yang dipimpinnya. Dalam perusahaan kecil, pimpinan dapat langsung turun tangan dengan mengurusi pekerjaan setiap bagian, sehingga dapat melihat keadaan dalam perusahaannya. Apabila perusahaan sudah berkembang menjadi perusahaan besar , pimpinan perusahaan membutuhkan alat untuk mengadakan pengawasan dan mengetahui kemajuan yang dicapai. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem akuntansi.

Sistem akuntansi dirancang oleh manajemen untuk menyajikan informasi keuangan baik bagi pihak luar atau pihak dalam perusahaan seperti manajemen, investor, kreditur, kantor pelayanan, masyarakat dan lain – lain. Karena ruang lingkup sistem akuntansi sangat luas maka penulis hanya membatasinya pada sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Kas merupakan perkiraan yang paling lancar dan aktif sehingga hampir semua kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan kas. Ini disebabkan sifat kegiatan usaha yang meliputi suatu harga dan keadaan – keadaan yang berkaitan dengan penetapan suatu alat tukar. Kas memberikan dasar pengukuran dan pencatatan untuk semua perkiraan yang lain.

Perlu dinyatakan atau digolongkan bahwa sebagai kas, aktiva tersebut harus siap atau tersedia dan bebas digunakan dengan kata lain bahwa kas merupakan aktiva yang setiap saat dapat digunakan untuk


(53)

melakukan pembayaran baik untuk membiayai operasi sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi.

Ruang Lingkup terdiri dari:

1. Ruang Lingkup Implementasi aplikasi sikompak pada bagian

akuntansi/ pembukuan meliputi pencatatan dan pengolahan data atas transaksi keuangan yang meliputi penjurnalan, posting sehingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan (General Ledger System). 2. Ruang Lingkup Sistem Informasi Aktiva Tetap dan Persediaan terdiri

dari mutasi penambahan dan pengurangan pada aktiva tetap dan persediaan serta perhitungan penyusutan dan nilai buku aktiva tetap.

3. Ruang Lingkup Implementasi Billing System yang telah

terkomputerisasi terdiri dari beberapa sub-sistem antara lain sub-sistem penyambungan baru, sub-sistem administrasi rekening, sub-sistem pelayanan pelanggan, dan sub-sistem penagihan dan penerimaan kas.

D. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis di zaman era perusahaan dituntut untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Semakin berkembangnya suatu perusahaan menyebabkan transaksi keuangan pada perusahaan tersebut semakin banyak dan kompleks. Transaksi yang terus bertambah mendorong pihak menajemen untuk lebih mengontrol dan mengawasi kegiatan transaksi yang terjadi sehari-hari


(54)

secara seksama sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat diketahui dan diawasi dengan lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengelolaan untuk mengawasi setiap alur kas yang terjadi didalam perusahaan agar perusahaannya dapat terhindar dari kerugian.

1. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan, Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas yang terjadi diperusahaan adalah terus-menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi. Aliran Kas terdiri dari Aliran kas masuk dan Aliran kas keluar.

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu bagian saja. Hal ini perlu agar dapat membagi menjadi beberapa departemen mengenai arus dokumen yang melukiskan penerimaan kas, yaitu:

a. Departemen ruang penerimaan dokumen.

b. Departemen penerimaan tunai atau kas.

c. Departemen piutang.

d. Departemen buku besar.


(55)

Penerimaan kas adalah transaksi yang sering terjadi. Penerimaan kas berasal dari pendapatan jasa, penagihan piutang, penerimaan bunga investasi, penjualan aktiva, dan berbagai sumber pendapatan lainnya.

Menurut Mulyadi dalam bukunya yang bejudul Sistem Akuntansi bahwa berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas, dari penjualan tunai mengahruskan :

a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank

dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain untuk melakukan internal check.

b. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi

kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

2. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum peusahaan. Menurut DEPDIKNAS Sistem Informasi Pengeluaran Kas adalah satu proses, cara, perbuatan mengeluarkan alat pertukaran yang diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lainnya yang dapat diambil sewaktu-waktu.


(56)

Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas menggunakan buku pengeluaran kas (cash payment journal). Sistem pengeluaran kas ada 2 metode yang digunakan yaitu:

a. Metode pengeluaran kas dengan cek.

b. Dana kas kecil.

Menurut James. Hall yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan Pengeluaran Kas adalah memproses pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian.

Dokumen yang digunakan yaitu: a. Bukti kas keluar.

b. Cek.

c. Permintaan Cek.

Penerimaan dan Pengeluaran Kas dari perusahaan akan berlangsung secara terus menerus selama perusahaan masih hidup. Sebagian yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem akuntansi kas terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi yang berhubungan dengan kas selama satu periode akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi Kas deramcang untuk menangani penerimaan dan pengeluaran kas.


(57)

E. PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT.PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Pada umumnya suatu system pengawasan intern terhadap kas akan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Tanpa adanya fungsi seperti diatas, akan mudah menggelapkan uang kas.

Karena bentuk dan jenis perusahaan ada bermacam-macam, maka system pengawasan intern suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lain . Tetapi ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas.

1. Penerimaan Kas

Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber antara lain dari penjualan unai, pelunasan piutang, atau dari pinjaman. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain :

a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.

b. Diadakan pemisahaan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi

pencatatan kas.

c. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan


(58)

2. Pengeluaran kas

Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat, sering kali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan. Beberapa prosedur pengawasan yang penting sebagai berikut :

a. Semua Pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk

pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil. b. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.

c. Penulisan cek hanya apabila didukung bukti-bukti (dokumen) yang

lengkap atau digunakan system voucher.

d. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti

pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas.

e. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak

tentu.

f. Diharuskan membuat laporan kas harian.

g. Dengan diterapakan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap

kas seperti yang telah disebutkan diatas, timbul beberapa masalah, yaitu mengenai pembentukan kas kecil dan adanya rekening giro bank yang memerlukan dilakukannya rekonsiliasi bank.

Dengan diterapkan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas seperti yang telah disebutkan diatas, timbul beberapa masalah,


(59)

yaitu mengenai pembentukan kas kecil dan adanya rekening giro bank yang memerlukan dilakukannya rekonsiliasi bank.


(60)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis serta evaluasi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan membuat suatu kebijakan tersendiri dalam melakukan pencatatan dan membuat fungsi yang terpisah sehubungan dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Maka penulis mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang dimiliki oleh

PT.PLN (Persero) Cabang Medan sudah cukup baik. Hal ini dapat diliat dari:

a. PT.PLN (Persero) Cabang Medan telah membuat kebijakan

untuk mendukung aktivitas perusahaan.

b. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT.PLN (Persero)

Cabang Medan adalah sistem garis lurus staff (staff line) yaitu, aliran perintah dan pengawasan datang dari pemimpin tertinggi yaitu general manager dan selanjutnya mengalir ke bawah yaitu deputi manajer masing-masing bagian yang masing-masing membawahi beberapa orang staff yang berfungsi sebagai ahli dalam bidang tertentu dan dapat memberi pendapat kepada kepala cabang.


(61)

2. Kas merupakan aktiva lancar dan memegang peranan penting dalam menjalankan operasi perusahaan dan oleh karena itu perusahaan telah membuat suatu sistem pengawasan intern atas penerimaan dan pengeluaran kas.

3. Dalam hal penerimaan maupun pengeluaran kas pada PT.PLN

(Persero) Cabang Medan harus didasarkan pada bukti-bukti dan diotorisasi oleh manajer keuangan. Dengan demikian perusahaan mampu mewujudkan pengawasan terhadap kas.

4. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas mempunyai bukti-bukti

yang ditanda tangani oleh pejabat-pejabat yang berwenang.

5. Segala bentuk pengeluaran dilakukan dengan menggunakan bukti

kas / bank, cek, dan dana kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.

6. Sebagai alat bantu dalam melakukan pengawasan intern, PT.PLN

(Persero) Cabang Medan membuat suatu anggaran kas yang berisi rencana penerimaan dan pengeluaran kas.

7. Tidak adanya bagian yang dibentuk dalam perusahaan yang

bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap kasir dalam mengelola kas kecil.

8. Dalam pembayaran gaji pegawai perusahaan bekerjasama dengan

bank, selanjutnya bank langsung mentransfer gaji ke rekening masing-masing karyawan.


(62)

9. Prosedur yang ada dalam perusahaan telah dijalankan oleh setiap bagian, karyawan dengan baik.

10. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

a. Prosedur penerimaan kas dilakukan melalui 2 cara, yaitu

melalui penagihan perusahaan dan melalui transfer bank, Penerimaan kas disamping berupa cek dan giro, juga berupa uang tunai.

b. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penerimaan kas yaitu: bagian perbendaharaan, bagian penagihan, bagian kasir, sub bagian umum/tata usaha, dan bagian akuntansi.

c. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan

kas, yaitu: kwintansi, surat perintah tagih, bukti penerimaan kas/bank, rekening koran, bukti transfer bank, dan surat pemberitahuan dari bank.

d. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi

penerimaan kas, yaitu : jurnal penerimaan kas, buku kas kasir, buku harian, buku besar, dan kartu piutang.

11. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

a. Prosedur pengeluaran kas dilakukan dengan menggunakan cek,

giro, dan uang tunai.

b. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu bagian akuntansi, bagian kasir, dan bagian pengawas intern yaitu kepala bagian keuangan dan kepala cabang.


(63)

12. Hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi dengan pengelolah pencatatan dan otorisasi yaitu:

a. Berhubungan, karena Sistem Informasi Akuntansi terdapat

pengelolaan pencatatan dan otorisasi. Contohnya Pengelolaan data-data kas, seperti Jurnal, Neraca, yang kebenaran hasilnya telah dapat diketahui dengan pasti.

b. Seluruh Informasi, pencatatan, dan laporan yang dikoordinasi

sedemikian rupa untuk dapat menyediakan berbagai informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

c. Untuk memperoleh data informasi tentang penerimaan dan

pengeluaran kas.

d. Untuk mengetahui pelaksanaan struktur pengendalian intern

pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan.

B. SARAN

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk diterapkan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan penulis, yaitu :

1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas pada PT.PLN (Persero)


(64)

dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan sistem akuntansi pada kas mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat yang memicu kebutuhan pribadi yang semakin meningkat pula sehingga dapat mendorong seseorang untuk berbuat kecurangan.

2. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang telah diterapkan pada perusahaan ini hendaknya lebih dipantau secara teratur guna mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat ditemukan solusi untuk segera diadakan perbaikan.

3. Perusahaan juga sebaiknya melakukan rapat-rapat koordinasi antara

bagian yang berhubungan dengan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas. Sehingga dapat diketahui masalah-masalah yang dihadapi oleh masing-masing bagian untuk selanjutnya dilakukan pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan dalam melayani masyarakat.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. and William S. Hoopwood, 1995, Accounting Information System, sixth edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Inc. Buku Warrens, S Carl, James M Reeve, dan Philip E Fess. 2005. Pengantar

Akutansi. Edisi Kelima. Penerjemahan Aria Farahmita Amanaugrahani dan Taufik Satu, Edisi 21, Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Hendra. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahan Amir Abadi Yusuf.

L a M i d j a n , 1 9 9 5 , S i s t e m I n f o r m a s i , P e n d e k a t a n M a n u a l P r a k t i k a Penyusunan Metode dan Prosedur, edisi kesembilan, Bandung: Binanyanti

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan Ketiga. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Pedoman Magang Diploma Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pedoman Magang PT.PLN (Persero) Cabang Medan.

Romney, Marshall B., Paul J. Steinbart, Barry E. Cushing, 1997, Accounting Information System, seventh edition, United State of America: Addison Wesley Publishing Company, Inc.

Hall,James A,2001, Sistem Informasi Akuntansi, Terjemahan oleh PT.Salemba Embanatria, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumber/referensi:http://www.duniaremaja.org/akuntansi-f58/sistem-informasi akuntansi-sia-


(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dan analisis serta evaluasi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan membuat suatu kebijakan tersendiri dalam melakukan pencatatan dan membuat fungsi yang terpisah sehubungan dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Maka penulis mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang dimiliki oleh

PT.PLN (Persero) Cabang Medan sudah cukup baik. Hal ini dapat diliat dari:

a. PT.PLN (Persero) Cabang Medan telah membuat kebijakan

untuk mendukung aktivitas perusahaan.

b. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT.PLN (Persero)

Cabang Medan adalah sistem garis lurus staff (staff line) yaitu, aliran perintah dan pengawasan datang dari pemimpin tertinggi yaitu general manager dan selanjutnya mengalir ke bawah yaitu deputi manajer masing-masing bagian yang masing-masing membawahi beberapa orang staff yang berfungsi sebagai ahli dalam bidang tertentu dan dapat memberi pendapat kepada kepala cabang.


(2)

2. Kas merupakan aktiva lancar dan memegang peranan penting dalam menjalankan operasi perusahaan dan oleh karena itu perusahaan telah membuat suatu sistem pengawasan intern atas penerimaan dan pengeluaran kas.

3. Dalam hal penerimaan maupun pengeluaran kas pada PT.PLN

(Persero) Cabang Medan harus didasarkan pada bukti-bukti dan diotorisasi oleh manajer keuangan. Dengan demikian perusahaan mampu mewujudkan pengawasan terhadap kas.

4. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas mempunyai bukti-bukti

yang ditanda tangani oleh pejabat-pejabat yang berwenang.

5. Segala bentuk pengeluaran dilakukan dengan menggunakan bukti

kas / bank, cek, dan dana kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.

6. Sebagai alat bantu dalam melakukan pengawasan intern, PT.PLN

(Persero) Cabang Medan membuat suatu anggaran kas yang berisi rencana penerimaan dan pengeluaran kas.

7. Tidak adanya bagian yang dibentuk dalam perusahaan yang

bertugas untuk melakukan pemeriksaan terhadap kasir dalam mengelola kas kecil.

8. Dalam pembayaran gaji pegawai perusahaan bekerjasama dengan

bank, selanjutnya bank langsung mentransfer gaji ke rekening masing-masing karyawan.


(3)

9. Prosedur yang ada dalam perusahaan telah dijalankan oleh setiap bagian, karyawan dengan baik.

10. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

a. Prosedur penerimaan kas dilakukan melalui 2 cara, yaitu

melalui penagihan perusahaan dan melalui transfer bank, Penerimaan kas disamping berupa cek dan giro, juga berupa uang tunai.

b. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penerimaan kas yaitu: bagian perbendaharaan, bagian penagihan, bagian kasir, sub bagian umum/tata usaha, dan bagian akuntansi.

c. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan

kas, yaitu: kwintansi, surat perintah tagih, bukti penerimaan kas/bank, rekening koran, bukti transfer bank, dan surat pemberitahuan dari bank.

d. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi

penerimaan kas, yaitu : jurnal penerimaan kas, buku kas kasir, buku harian, buku besar, dan kartu piutang.

11. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

a. Prosedur pengeluaran kas dilakukan dengan menggunakan cek,

giro, dan uang tunai.

b. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu bagian akuntansi, bagian kasir, dan bagian pengawas intern yaitu kepala bagian keuangan dan kepala cabang.


(4)

12. Hubungan antara Sistem Informasi Akuntansi dengan pengelolah pencatatan dan otorisasi yaitu:

a. Berhubungan, karena Sistem Informasi Akuntansi terdapat

pengelolaan pencatatan dan otorisasi. Contohnya Pengelolaan data-data kas, seperti Jurnal, Neraca, yang kebenaran hasilnya telah dapat diketahui dengan pasti.

b. Seluruh Informasi, pencatatan, dan laporan yang dikoordinasi

sedemikian rupa untuk dapat menyediakan berbagai informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

c. Untuk memperoleh data informasi tentang penerimaan dan

pengeluaran kas.

d. Untuk mengetahui pelaksanaan struktur pengendalian intern

pada PT. PLN (Persero) Cabang Medan.

B. SARAN

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk diterapkan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan penulis, yaitu :

1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas pada PT.PLN (Persero)


(5)

dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan sistem akuntansi pada kas mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat yang memicu kebutuhan pribadi yang semakin meningkat pula sehingga dapat mendorong seseorang untuk berbuat kecurangan.

2. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang telah diterapkan pada perusahaan ini hendaknya lebih dipantau secara teratur guna mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat ditemukan solusi untuk segera diadakan perbaikan.

3. Perusahaan juga sebaiknya melakukan rapat-rapat koordinasi antara

bagian yang berhubungan dengan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas. Sehingga dapat diketahui masalah-masalah yang dihadapi oleh masing-masing bagian untuk selanjutnya dilakukan pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan dalam melayani masyarakat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H. and William S. Hoopwood, 1995, Accounting Information System, sixth edition, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall. Inc. Buku Warrens, S Carl, James M Reeve, dan Philip E Fess. 2005. Pengantar

Akutansi. Edisi Kelima. Penerjemahan Aria Farahmita Amanaugrahani dan Taufik Satu, Edisi 21, Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Hendra. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Terjemahan Amir Abadi Yusuf.

L a M i d j a n , 1 9 9 5 , S i s t e m I n f o r m a s i , P e n d e k a t a n M a n u a l P r a k t i k a Penyusunan Metode dan Prosedur, edisi kesembilan, Bandung: Binanyanti

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan Ketiga. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Pedoman Magang Diploma Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Pedoman Magang PT.PLN (Persero) Cabang Medan.

Romney, Marshall B., Paul J. Steinbart, Barry E. Cushing, 1997, Accounting Information System, seventh edition, United State of America: Addison Wesley Publishing Company, Inc.

Hall,James A,2001, Sistem Informasi Akuntansi, Terjemahan oleh PT.Salemba Embanatria, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumber/referensi:http://www.duniaremaja.org/akuntansi-f58/sistem-informasi akuntansi-sia-