Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kas Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan

(1)

i

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KAS PADA PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh: DIANA 112101043

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : DIANA

NIM : 112101043

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

JUDUL : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

TERHADAP KAS PADA PT PLN (Persero) CABANG MEDAN

Tanggal 2014 DOSEN PEMBIMBING

Iskandar Muda, SE, MSi, Ak NIP. 19760705 200212 1 002

Tanggal 2014 KETUA PROGRAM STUDI

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123 200012 2 001

Tanggal 2014 DEKAN FAKULTAS EKONOMI

Prof. Dr. Azhar Maksum, MEc, Ac, Ak, Ca NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim,

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, rejeki dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kas Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan”. Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma pada fakultas Ekonomi dan Bisnis USU. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Prof. Dr.Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM),Sp.A(K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE., M.Si, selaku sekretaris Program

Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Iskandar Muda SE, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing penulis

yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(4)

membimbing dan mengajarkan beragam mata kuliah yang sangat bermanfaat.

7. Kepada Bapak Pimpinan berserta Staf Pegawai Perusahaan PT PLN

(Persero) Cabang Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk magang dan mengadakan riset dalam rangka penyelesaian tugas akhir.

8. Teristimewa buat Ayahanda dan Ibunda yang sangat penulis hormati dan

sayangi yang telah membesarkan, mendidik dan yang tak henti-hentinya banyak memberikan dukungan atas penulis baik moril maupun materil, serta selalu mendoakan penulis disetiap kesempatan yang ada. Semoga tugas akhir ini dapat membuat ayahanda dan ibunda tercinta bangga dan bahagia terhadap penulis.

9. Teman-teman seperjuangan Yola, Sasi, Ananda, Deni Sijabat (@dydas)

dan dwiria, buat semua terima kasih atas canda tawanya.

Akhir kata penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Amin yaa Rabbal Alamin ...

Medan, juni 2014 Penulis

Nim. 112101043 DIANA


(5)

iii ABSTRAK

Kas merupakan salah satu harta benda yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk melancarkan pekerjaan rutin dan sebagai modal kerja usaha untuk menghasilkan suatu laba. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah sistem informasi akuntansi kas yang diterapkan di PT PLN (Persero) Cabang Medan telah efektif dan bagaimana prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan.

Berdasarkan hasil pembahasan diketahui bahwa sistem informasi akuntansi terhadap kas pada PT PLN (Persero) Cabang Medan sudah efektif dengan membuat suatu kebijakan tersendiri dalam melakukan pencatatan dan membuat fungsi yang terpisah sehubungan dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam suatu buku yang disebut buku kas. Penerimaan kas pada perusahaan ini dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas dilakukan melalui suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).


(6)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Sitematika Penulisan ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 7

B. Struktur Organisasi Dan Personalia ... 12

C. Job Description ... 14

D. Kinerja Usaha Terkini ... 26

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 25

B. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 28

C. Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi ... 29

D. Ruang Lingkup Sistem Informasi Akuntansi ... 31

E. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas ... 32


(7)

v

F. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada

PT PLN (Persero) Cabang Medan ... 35 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ... 41 B. Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(8)

Nomor Judul Halaman Gambar 1.1 Gambar Struktur PT PLN (Persero) Cabang Medan ...12


(9)

iii ABSTRAK

Kas merupakan salah satu harta benda yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk melancarkan pekerjaan rutin dan sebagai modal kerja usaha untuk menghasilkan suatu laba. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah sistem informasi akuntansi kas yang diterapkan di PT PLN (Persero) Cabang Medan telah efektif dan bagaimana prosedur penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan.

Berdasarkan hasil pembahasan diketahui bahwa sistem informasi akuntansi terhadap kas pada PT PLN (Persero) Cabang Medan sudah efektif dengan membuat suatu kebijakan tersendiri dalam melakukan pencatatan dan membuat fungsi yang terpisah sehubungan dengan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Setiap transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam suatu buku yang disebut buku kas. Penerimaan kas pada perusahaan ini dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas dilakukan melalui suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).


(10)

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi sangat dibutuhkan dalam dunia usaha bagi seluruh perusahaan, terutama bagi perusahaan yang sudah besar. Pertumbuhan usaha perusahaan yang semakin luas saat ini menuntut adanya kebutuhan pengembangan sistem informasi akuntansi baru untuk memenuhi kebutuhan informasi yang lebih baik. Oleh karena itu suatu perusahaan sebaiknya mempunyai sistem informasi akuntansi kas yang baik, karena apabila perusahaan tersebut tidak memiliki suatu sistem informasi kas yang baik, maka akan menyebabkan terjadinya penyelewengan atau penyimpangan di dalam melaksanakan tanggung jawab masing - masing. Pengelolaan yang baik didukung dengan sistem yang mengaturnya baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang menyangkut dengan segala aktivitas dan kegiatan perusahaan sehingga pengawasan terhadap pengendalian intern akan lebih efektif jauh dari tindak kecurangan maupun penyelewengan.

Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal mungkin, karena adanya laba yang diperoleh maka kelangsungan hidup perusahaan dapat dijamin serta dapat memperluas usahanya. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut dengan melaksanakan kegiatan operasional perusahaan secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan kegiatan operasional tersebut, suatu perusahaan selalu membutuhkan kas untuk kegiatan operasi sehari-hari maupun investasi dalam aktiva.


(11)

2

Kas merupakan salah satu harta benda yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk melancarkan pekerjaan rutin dan sebagai modal kerja usaha untuk menghasilkan suatu laba. Oleh karena itu, uang kas adalah harta yang paling likuid. Berdasarkan sifatnya tersebut, kas juga merupakan harta perusahaan yang paling mudah diselewengkan sehingga memerlukan suatu sistem informasi akuntansi yang memadai untuk pengawasan dan pengamanannya.

Untuk memperoleh infomasi yang tepat, diperlukan suatu perancangan yang baik. perancangan yang baik memberikan keefisienan dalam proses pelaksanaan administrasi dan pengolahan data sekaligus membantu penyelenggaraan pengendalian intern berbagai sektor kegiatan dalam perusahaan.

PT PLN (Persero) Cabang Medan merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan, yang kegiatannya adalah membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik untuk penerangan kehidupan masyarakat. Sebagai suatu perusahaan yang besar, membutuhkan kas yang besar juga sebagai sumber utama pendanaan modal kerjanya. Dengan menerapkan sistem informasi akuntansi yang baik, akan dapat membantu pihak manajemen dalam hal memperoleh infomasi yang akurat dan tepat waktu. Pihak manajemen akan dapat mengambil keputusan dengan menerapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan selanjutnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

Atas dasar inilah penulis merasa tertarik untuk membahas masalah ini dengan judul : “Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kas Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan”


(12)

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan pada umumnya selalu menghadapi masalah dalam menjalankan kegiatannya. Masalah merupakan faktor yang dapat menghambat kelancaran kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sehingga perlu dicari penyebab dan cara penyelesaiannya. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini di PT PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut: “ Apakah Sistem Informasi Akuntansi Kas yang diterapkan di PT PLN (Persero) Cabang Medan telah efektif ? dan Bagaimana Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan ?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem Informasi Akuntansi Kas yang ditetapkan perusahaan telah efektif dan Bagaimana Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas yang dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :

a. Bagi perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan

masukan untuk menyempurnakan sistem informasi akuntansi terhadap kas pada perusahaan ini.

b. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan


(13)

4

mengaplikasikan teori-teori yang didapat diperkuliahan kedalam suatu organisasi atau perusahaan

c. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan

dalam menambah wawasan dan pengetahuan.

E. Sistematika Penulisan

Agar penulisan tugas akhir ini lebih terarah dan mempermudah penulis dalam pengerjaan hal-hal yang akan dibahas, penulis membuat beberapa bab sesuai dengan kebutuhan pembahasan antara lain :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab permulaan yang menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini membahas uraian tentang sejarah ringkas PT PLN

(Persero) Cabang Medan, struktur organisasi dan personalia perusahaan, job description, dan kinerja usaha terkini.

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan pengertian sistem informasi akuntansi, tujuan sistem informasi akuntansi, unsur-unsur sistem informasi akuntansi, ruang lingkup sistem informasi akuntansi, sistem informasi akuntansi


(14)

penerimaan dan pengeluaran kas dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT PLN (Persero) Cabang Medan.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan kesimpulan dari apa yang telah ditulis dalam tugas akhir ini dan juga meliputi saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan PT PLN (Persero) Cabang Medan.


(15)

6 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

1. Listrik sebelum Kemerdekaan dan di awal Kemerdekaan sampai tahun 1965

Sejarah Kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di Wilayah Indonesia tahun 1893 didaerah Batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya dibangun ditanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di JL.Listrik No.12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta di Belanda, kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Brastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai tahun 1931 (milik Gameenta Kotapraja), Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih Perusahaan Listrik bekas


(16)

milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik.

Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang membuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula-mula dikepalai R.Sukarno (merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No.16/1/20 tanggal Mei 1961, maka organisasi kelistrikan dirubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 dan dengan Peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi I. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I, maka dengan Keputusan Direksi PLN No.Kpts 009/DIRPLN/66 TANGGAL 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan 1 sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, P Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No.18


(17)

8

tahun 19972 mempertegas kedudukan PLN sebagai perusahaan umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribisikan tenaga listrik keseluruh Wilayah Negara RI.

Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Elsploitasi II Sumatera Utara. Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLM Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Sesuai Keputusan Menteri Pertambangan dan energi No. 4564.K/702/M.PE/1993, Tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

2. Dari Eksploitasi I menjadi Elsploitasi II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. Kpts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1996,PLN Eksploitasi I dibagi menjadi 4 cabang dan satu sektor, yaitu :

a. Cabang Medan

b. Cabang Binjai

c. Cabang Sibolga

d. Cabang Pematang Siantar

Peraturan Perundang-undangan PP No.18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan


(18)

mendistribisikan tenaga listrik keseluruh Wilayah Negara RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara diubah menjadi PLN Eksploitasi I Sumatera Utara.

3. Dari Eksploitasi II menjadi Elsploitasi II

Kemudian menyusul peraturan Menteri Perusahaan Umum Tenaga Listrik (PUTL) No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

4. Dari PERUM Menjadi PERSERO

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 231/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Dimana pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak, harus mampu menghadapi tantanganyang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur internasional , dan harus mampu berswada tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre dan cost centre.

Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tangungjawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait, perlu dibina dan ditingkatkan terus.


(19)

10

5. Pemisahan PT PLN (Persero) Wilayah II dan PT PLN (Persero) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertanbahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan ndikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara di masa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas palayanan jasa kelistrikan.

Maka berdasarkan syarat keputusan Nomor. 078.K/023.DIR/1996 Tanggal 9 Agustus 1996 ibentuk organisasi beru dibidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PY PLN Persero) Penbangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi-fungsi Penbangkitan dan Penyaluran yang sebelumnya dikelola PLN Wilayah II berpindah tanggungjawab pengelolaannya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

B. Struktur Organisasi dan Personalia

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisasi, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.


(20)

Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas- tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungan satu dengan yang lain.

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, PT PLN memiliki struktur organisasi yang tertata menurut fungsi dan golongannya. Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja/ pendelegasian dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab.

Adapun struktur organisasi PT PLN (Persero) Cabang Medan dapat dilihat pada gambar berikut:


(21)

12

GAMBAR 1.1

STRUKTUR ORGANISASI

PT PLN (PERSERO) CABANG MEDAN

Sumber : PT PLN (Persero) Cabang Medan

MANAJER

FUNGSIONAL AHLI

ASMAN JARINGAN ASMAN

ADMINISTRASI & NIAGA ASMAN TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK SPV. PELAYANAN& PELANGGAN SPV. TRANSAKSI & ENERGI LISTRIK SPV. OPERASI DISTRIBUSI SPV. PENGENDALIAN SPV. PEMELIHARAAN

DISTRIBUSI KEUANGAN & SPV.

ADMINISTRASI SPV. PEMELIHARAAN APP SPV. PDKB MANAJER RAYON


(22)

C. Job Description

Uraian job description dan tugas pokok pada PT.PLN (Persero) Cabang Medan,yaitu :

1. Manajer Cabang

Bertanggung jawab atas pengelolaan usaha melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis. Pengelolaan perusahaan pembangkit, pendistribusian dan penjualan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai secara efisien, meningkatkan mutu dan keandalan serta pelayanan pelanggan, dan memastikan terlaksananya

Good Corporate Governance (GCG) di PT.PLN (Persero) Cabang Medan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melakukan kegiatan pengusahaan pembangkit (skala kecil) secara

efisien, hemat energi, handal dan ramah lingkungan.

b. Mengusulkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)

Wilayah Sumatera Utara.

c. Memastikan program Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

(RKAP) Wilayah Sumatera Utara, dilaksanakan sesuai penetapan direksi.

2. Fungsional Ahli

Bertanggung jawab atas evaluasi pencapaian target kinerja dan memberikan masukan pada manajemen untuk meningkatkan hasil kinerja. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengevaluasi data perusahaan yang berhubungan dengan target


(23)

14

b. Merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai target kerja.

c. Mengawasi baca meter.

d. Mengawasi penjualan rekening.

3. Asman Jaringan

Bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) dan Pembangkitan Tenaga Listrik Mikro Hidro (PLTMH) untuk menjamin mutu dan keandalan jaringan distribusi. Hasil/Output pendistribusian energi listrik yang kontiniu dan andal.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun program rencana kerja (PRK) untuk kegiatan Operasi

dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

b. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Operasi dan

Pemeliharaan Jaringan Distribusi, PDKB, serta PLTMH.

c. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran Operasi

dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi.

d. Melakukan analisa dan evaluasi kinerja operasi dan pemeliharaan

jaringan distribusi termasuk PDKB.

e. Melakukan monitoring dan evaluasi kinerja proteksi distribusi dan pelayanan teknik.

f. Melakukan verifikas dan validasi asset distribusi secara periodik.

g. Mengkoordinasikan penyusunan dan mengendalikan pelaksanaan

SOP untuk setiap jenis pekerjaan Distribusi guna tercapainya zero accident.


(24)

h. Melakukan koordinasi dalam rangka operasi dan pemeliharaan Jaringan Distribusi dengan Rayon/instansi terkait termasuk PFK.

i. Menyusun pola operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi yang

efisien.

4. Asman Transaksi dan Energi Listrik

Bertanggung jawab dalam kegiatan transaksi energi pelanggan dan Area/Rayon/Unit terkait, pengendalian susut dan pemeliharaan meter transaksi untuk memenuhi standar operasional yang berlaku. Hasil/Output laporan transaksi energi listrik, susut, dan pemeliharaan meter transaksi. Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi Pelaksanaan manajemen

billing.

b. Mengkoordinasikan dengan AP2T (Aplikasi Pelayanan Pelanggan

Terpusat) terkait dengan proses billing.

c. Menyusun biaya operasi dan investasi serta data pendukung

RKAP.

d. Memonitoring dan mengendalikan realisasi penggunaan anggaran

SKKI/SKKO.

e. Mengkoordinasikan kegiatan operasional di bagian transaksi

energi.

f. Mengevaluasi dan mengendalikan susut, PJU, P2TL, AMR,

pemeliharaan APP, pemeliharaan meter transaksi dan hasil ukur meter transaksi.


(25)

16

h. Melaksanakan settlemen antar unit pelaksana dan P3B dalam

pengelolaan transfer price energi.

i. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pemasangan dan

pemeliharaan AMR.

j. Merencanakan dan mengevaluasi pekerjaan pemeliharaan APP dan

hasil penerapan metrologi secara berkala.

k. Memonitoring dan mengevaluasi manajemen APP.

l. Mengkoordinasikan kegiatan Wiring dan Setting APP.

m. Mengkoordinasikan dengan bagian dan instansi yang berwenang

untuk kegiatan P2TL.

5. Asman Administrasi dan Niaga

Bertanggung jawab atas kelancaran pengelolaan dan pengendalian kegiatan bidang administrasi dan keuangan yang meliputi sumber daya manusia, kesekretariatan, anggaran, keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu serta mencapai target kinerja sesuai tujuan perusahaan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Mengelola peningkatan Intergritas Layanan Publik (ILP).

b. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pengelolaan Tenaga kerja.

c. Mengkoordinasikan pengelolaan kegiatan administrasi umum,

SDM dan pelanggan. d. Memonitor data pelanggan.

e. Memverifikasi dan validasi terhadap kelengkapan transaksi

pembayaran.


(26)

f. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pencatatan transaksi keuangan.

g. Mengkoordinir dan mengelola Anggaran Investasi, Anggaran

Operasi dan Cash Budget.

h. Mengevaluasi kontrak perjanjian dengan Pihak ketiga.

i. Menyusun kebutuhan rencana diklat dan evaluasi hasil diklat.

j. Melakukan monitoring operasional kendaraan dinas, fasilitas

kantor dan pemeliharaan Gedung.

k. Mengkoordinasikan proses pelanggaran disiplin pegawai.

l. Mengevaluasi fasilitas / sarana kerja, permintaan perlengkapan K3/ APK, tunjangan kecelakaan kerja dan permohonan SPPD.

m. Memonitor realisasi anggaran. 6. Sub. Bagian Spv. Operasi Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pengoperasian jaringan distribusi sesuai SOP untuk menjamin keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi penyaluran tenaga listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Menyusun Program Rencana Kerja (PRK) Operasi.

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan Operasi Jaringan

Distribusi sesuai SOP.

c. Melaksanakan pemutakhiran data asset distribusi secara berkala. d. Melakukan pengendalian pengoperasian jaringan distribusi.

e. Mengendalikan dan monitoring pelaksanaan operasional pelayanan


(27)

18

f. Mengkoordinasikan dengan Area, Rayon dan Instansi terkait dalam rangka operasi jaringan distribusi.

g. Mengevaluasi kinerja operasi.

7. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan Distribusi

Bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan jaringan distribusi untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan penyusunan Program Rencana Kerja (PRK).

b. Melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pemeliharaan jaringan

distribusi sesuai SOP dan anggaran yang ditetapkan.

c. Merencanakan kebutuhan meterial operasi dan pemeliharaan untuk

meningkatkan keandalan dan keamanan jaringan distribusi termasuk PRK.

d. Melaksanakan koordinasi dengan rayon dan bagian terkait dalam

pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jaringan distribusi.

e. Menyiapkan peralatan kerja untuk operasi dan pemeliharan

jaringan distribusi. 8. Sub. Bagian Spv. PDKB

Bertanggung jawab dalam mengelola pekerjaan PDKB untuk meningkatkan keandalan, keamanan, mutu dan efisiensi jaringan distribusi.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pekerjaan PDKB.


(28)

b. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan PDKB sesuai dengan SOP.

c. Mengusulkan Surat Perintah Pekerjaan Dalam Keadaan

Bertegangan (SP2B) dan Surat Penunjukan Pengawas Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (SP3B) kepada Kepala Operasi.

d. Melaksanakan inventarisasi dan mengusulkan peremajaan

peralatan PDKB.

e. Memonitor masa berlaku dan mengusulkan sertifikat kompetensi/

brevet personil PDKB.

f. Mengusulkan revisi SOP atau mengajukan SOP baru ke komisi

PDKB.

g. Melaporkan penyelesaian pekerjaan kepada kepala Operasi. 9. Sub. Bagian Spv. Transaksi dan Energi

Bertanggung jawab atas kegiatan pemeliharaan meter transaksi untuk akurasi pengukuran pemakaian energi listrik.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor program pemeliharaan meter transaksi yang disebabkan

oleh meter rusak, buram, macet dan tua.

b. Memonitor pelaksanaan pemasangan dan pemeliharaan AMR.

c. Merencanakan kebutuhan Kwh meter untuk pemeliharaan.

d. Memonitor pelaksanaan hasil penerapan metrologi secara berkala.

e. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk kebutuhan

pemeliharaan meter transaksi.

f. Memonitor pekerjaan pemeliharaan dan tera ulang APP serta Meter Elektronik (ME) dan sistem AMR yang dikerjakan pihak ketiga.


(29)

20

g. Melaksanakan pengujian alat ukur, pembatas dan kelengkapannya

untuk material baru atau bekas andal.

h. Memastikan hasil sampling penerapan APP-baru hasil Metrologi

dan rekondisi pihak ketiga.

i. Memonitor manajemen segel APP.

10. Sub Bagian Spv. Pengendalian Sumut

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian susut jaringan, menertibkan PJU / reklame liar dan pelaksanaan P2TL

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memonitor pelaksanaan penekanan susut dan berkoordinasi dengan

bagian atau rayon terkait.

b. Memetakan dan melaporkan perkembangan susut Area dan Rayon

secara berkala.

c. Melakukan updating data PJU secara berkala.

d. Melakukan koordinasi dan pengawasan hasil P2TL yang telah

dilakukan dengan bagian atau Rayon terkait.

e. Melakukan evaluasi kinerja pihak ketiga berdasarkan SLA.

f. Membuat target operasi serta memonitor pelaksanaan P2TL secara

rutin.

g. Memastikan kelengkapan P2TL sesuai aturan.

h. Melaksanakan komunikasi dengan bagian terkait dan Instansi

berwenang untuk pelaksanaan P2TL.

i. Melakukan analisa dan evaluasi (ANEV) atas hasil pelaksanaan

P2TL.


(30)

11. Sub. Bagian Spv. Pemeliharaan APP

Bertanggung jawab atas kegiatan pengendalian dan keakuratan APP.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Memastikan antara data pelanggan dan APP terpasang. b. Membuat laporan hasil berita acara pemeriksaan.

c. Berkoodinasi dengan bagian terkait tentang kelainan APP.

d. Memvalidasi data kelainan APP.

e. Memeriksa pemakaian energi listrik pelanggan prabayar secara

berkala.

f. Memeriksa dan mengecek pemakaian energi listrik pelanggan

prabayar secara berkala.

12. Sub. Bagian Spv. Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan fungsi Pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, dan pengelolaan pendapatan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan pengamanan pendapatan.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan mensupervisi fungsi Pelayanan Pelanggan

sesuai proses bisnis.

b. Melaksanakan kunjungan pelanggan potensial (TM/TT).

c. Menyiapkan rencana Tingkat Mutu Pelayanan secara periodik dan

d. Menindak lanjuti pencapaian TMP.

e. Melaksanakan kegiatan Riset Pasar dan Menyusun Data Potensi


(31)

22

f. Mengolah peta Segmentasi Pelanggan.

g. Melaksanakan supervisi untuk penyempurnaan layanan PB/PD di

Rayon.

h. Memastikan proses PB / PD dan SPJBTL pelanggan Potensial

sesuai kewenangannya.

i. Memonitor Penerbitan SIP / SPJBTL.

j. Memonitor Mutasi Data Induk Langganan dan memelihara Arsip

Induk Langganan.

k. Memonitor Laporan penagihan lain-lain (multi guna, P2TL, BP).

l. Memonitor dan mensupervisi pengendalian piutang pelanggan.

m. Memonitor proses pemutusan sementara, bongkar rampung,

piutang ragu-ragu dan usulan penghapusan piutang. 13. Sub. Bagian Spv. Keuangan Dan Admnistrasi

Bertanggung jawab atas proses administrasi SDM, kegiatan kesekretariatan, proses Akuntansi dan Keuangan untuk menjamin terpenuhinya tertib administrasi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rincian tugas pokok sebagai berikut :

a. Melaksanakan pengelolaan Tenaga Kerja.

b. Melaksanakan pengelolaan K3.

c. Melaksanakan investigasi kejadian kecelakaan kerja, kebakaran,

kebanjiran dan musibah lain terkait dengan K3.

d. Melaksanakan pengelolaan sarana kerja dan administrasi

perkantoran.


(32)

e. Melaksanakan pengelolaan fungsi keuangan dan akuntansi.

f. Melaksanakan fungsi bagian keuangan.

g. Menyiapkan data pendukung RKAP untuk bagian Keuangan dan

Administrasi.

h. Melaksanakan rekonsiliasi data dengan fungsi terkait atas

pendapatan, bank, Hutang-Piutang, Persekot Dinas dan PUMP-KPR/BPRP.

i. Menyiapkan rincian biaya di Rayon untuk rencana alokasi dana

operasional.

Rayon Belawan : JL.Medan-Belawan km 20,5 Telp (061) 6940847

KANTOR PLN TERDEKAT

Rayon Labuhan : JL.Medan-Belawan Telp (061) 6857934

Rayon Medan Timur : JL.Pasar III No.54 Krakatau Telp (061) 6618120

Rayon Medan Kota : JL.Listrik No.8 Medan Telp (061) 4144205

Rayon Medan Selatan : JL.Sakti Lubis No.20 Medan Telp (061) 7861911

Rayon Medan Baru : JL.Sei Batu Gingging No.9 Telp (061) 8213885

Rayon Johor : JL.Karya Wisata Telp (061) 7871778

Rayon Helvetia : JL.Kemuning Raya Helvetia Telp (061) 8453039

Rayon Sunggal : JL.Bunga Raya Sunggal Telp (061) 8456064

Visi PT PLN (Persero) Cabang Medan

Visi perusahaan adalah : “Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani”.


(33)

24

Misi PT PLN (Persero) Cabang Medan

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Motto PT PLN (Persero) Cabang Medan

Motto perusahaan adalah : “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik (Electricity for a Better Life)”.

D. Kinerja Usaha Terkini

Kinerja usaha yang dilakukan pada PT PLN (Persero) Cabang Medan adalah sebagai berikut :

1. Pelanggan.

2. Produk dan layanan. 3. Proses bisnis internal.

4. Sumber Daya Manusia (SDM).

5. Keuangan dan pasar.

6. Kepimpinan.


(34)

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Dalam mengemukakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi, secara rinci penulis mengemukakan pengertian setiap kata yang terdapat dalam peristilah tersebut, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem

Istilah sistem paling sering digunakan untuk menunjukkan pengertian metode atau cara dan sesuatu himpunan unsur atau komponen yang saling berhubungan satu sama lain menjadi satu kesatuan yang utuh. Jadi, dengan kata lain sistem adalah sekelompok elemen – elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Organisasi terdiri dari sejumlah sumber daya yang bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu yang ditentukan oleh pemilik atau manajemen.

Menurut Widjajanto (2001:1) sistem adalah: “ Sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalaui tiga tahap yaitu input, proses dan output”.

Sistem menurut Mulyadi (2001:5) mendefinisikan sistem sebagai berikut: “ Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan ”.


(35)

26

Sistem menurut Hall (2007:6) adalah: “ kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama ”.

Dari beberapa pendapat tersebut diatas, maka dapat diikhtisarkan bahwa pada dasarnya sistem terdiri dari tiga unsur, yaitu: masukan (input), proses (procces) merupakan suatu aktivitas yang dapat mentransformasikan input menjadi output, sedangkan output (keluaran) hal yang menjadi tujuan, sasaran, atau target pengorganisasian suatu sistem. 2. Informasi

Menurut Bodnar dan Hopwood (2004:5) informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Informasi menurut Davis (2001:24), bahwa: “ informasi adalah kata yang telah diubah menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerimanya dan mempunyai nilai nyata yang dapat dirasakan manfaatnya didalam pengambilan keputusan pada saat ini maupun pada saat yang akan datang”.

Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan sekumpulan data yang diolah sehingga menghasilkan sebuah infomasi, sampai pada manfaat informasi dalam mengambil keputusan. Agar informasi itu berguna harus disampaikan kepada seseorang pada waktu yang tepat dalam bentuk yang tepat pula.


(36)

3. Akuntansi

Akuntansi menurut soemarso (2004:3) akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

Akuntansi menurut Nafarin (2004:5) adalah sebagai berikut : akuntansi merupakan informasi yang relevan serta dapat dipergunakan oleh seluruh pihak – pihak yang berkepentingan yakni akuntansi adalah istilah yang menunjukkan teori tertentu asumsi mengenai cara bertindak peraturan – peraturan mengenai cara dan prosedur untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi informasi yang berguna tentang kegiatan dan tujuan organisasi.

Jadi, akuntansi itu merupakan suatu proses yang dimulai dari transaksi, pencatatan, pengikhtisaran laporan akuntansi. Dengan demikian informasi yang dihasilkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai perusahaan yang bersangkutan.

4. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi menurut bodnar dan Hopwood (2001:1) mengemukakan bahwa :

Sistem Informasi Akuntnasi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi, informasi ini dikomunikasikan kepada bagian beragam pengambilan keputusan.

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) menurut Baridwan (2004:4) menyatakan bahwa :

Sistem Informasi Akuntnasi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa


(37)

28

dan komunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen ).

Sistem Informasi Akuntansi menurut Widjajanto ( 2001:4) menyatakan bahwa :

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan.

B. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” menyebutkan bahwa tujuan umum pengembangan sistem akuntansi atau sistem informasi akuntansi adalah:

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah

ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern,

yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal (biaya yang berhubungan dengan

kegiatan administrasi) dalam penyelenggaraan catatan akuntansi”. (2001:19)


(38)

C. Unsur- unsur Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001:4-5), bahwa Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari :

1. “ Formulir 2. Jurnal

3. Buku Besar

4. Buku Pembantu

5. Laporan”.

Adapun penjelasan dari kelima unsur di atas adalah sebagai berikut :

1) Formulir, merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi, sehingga data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. 2) Jurnal, merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk

mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

3) Buku Besar (general ledger), terdiri dari akun-akun yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Akun-akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. 4) Buku Pembantu, jika data keuangan yang digolongkan dalam buku

besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger) . Buku pembantu ini terdiri dari akun-akun pembantu yang merinci yang merinci data keuangan yang


(39)

30

tercantum dalam akun tertentu dalam buku besar. Buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akuntansi terakhir karena setelah data akuntansi keuangan dicatat dalam buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi.

5) Laporan, hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.

Unsur-unsur sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2005:3) yaitu :

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan

berbagai fungsi.

2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi,yang

dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.

5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan

pendukung (peripheral device), dan peralatan untuk komunikasi jaringan”.


(40)

D.Ruang Lingkup Sistem Informasi Akuntansi

Ruang Lingkup Sistem Informasi Akuntansi yaitu serangkain kegiatan administratif untuk menangani transaksi perusahaan, dilengkapi dengan prosedur,dokumen dan jurnal serta Laporan Keuangan sebagai output.

Pimpinan perusahaan berkepentingan untuk mengetahui keadaan perusahaan yang dipimpinnya. Dalam perusahaan kecil, pimpinan dapat langsung turun tangan dengan mengurusi pekerjaan setiap bagian, sehingga dapat melihat keadaan dalam perusahaannya. Apabila perusahaan sudah berkembang menjadi perusahaan besar , pimpinan perusahaan membutuhkan alat untuk mengadakan pengawasan dan mengetahui kemajuan yang dicapai. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan adanya sistem akuntansi.

Sistem akuntansi dirancang oleh manajemen untuk menyajikan informasi keuangan baik bagi pihak luar atau pihak dalam perusahaan seperti manajemen, investor, kreditur, kantor pelayanan, masyarakat dan lain – lain. Karena ruang lingkup sistem akuntansi sangat luas maka penulis hanya membatasinya pada sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Kas merupakan perkiraan yang paling lancar dan aktif sehingga hampir semua kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan kas. Ini disebabkan sifat kegiatan usaha yang meliputi suatu harga dan keadaan – keadaan yang berkaitan dengan penetapan suatu alat tukar. Kas memberikan dasar pengukuran dan pencatatan untuk semua perkiraan yang lain.


(41)

32

Perlu dinyatakan atau digolongkan bahwa sebagai kas, aktiva tersebut harus siap atau tersedia dan bebas digunakan dengan kata lain bahwa kas merupakan aktiva yang setiap saat dapat digunakan untuk melakukan pembayaran baik untuk membiayai operasi sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi.

Ruang Lingkup terdiri dari:

1. Ruang Lingkup Implementasi aplikasi sikompak pada bagian

akuntansi/ pembukuan meliputi pencatatan dan pengolahan data atas transaksi keuangan yang meliputi penjurnalan, posting sehingga menghasilkan laporan keuangan perusahaan (General Ledger System).

2. Ruang Lingkup Sistem Informasi Aktiva Tetap dan Persediaan terdiri dari mutasi penambahan dan pengurangan pada aktiva tetap dan persediaan serta perhitungan penyusutan dan nilai buku aktiva tetap.

3. Ruang Lingkup Implementasi Billing System yang telah

terkomputerisasi terdiri dari beberapa sistem antara lain sistem penyambungan baru, sistem administrasi rekening, sub-sistem pelayanan pelanggan, dan sub-sub-sistem penagihan dan penerimaan kas.

E. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas

Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis di zaman era perusahaan dituntut untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Semakin berkembangnya suatu perusahaan menyebabkan transaksi keuangan pada perusahaan tersebut semakin banyak dan kompleks.


(42)

Transaksi yang terus bertambah mendorong pihak menajemen untuk lebih mengontrol dan mengawasi kegiatan transaksi yang terjadi sehari-hari secara seksama sehingga kegiatan operasional perusahaan dapat diketahui dan diawasi dengan lebih baik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengelolaan untuk mengawasi setiap alur kas yang terjadi didalam perusahaan agar perusahaannya dapat terhindar dari kerugian.

1. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan, Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas adalah proses aliran kas yang terjadi diperusahaan adalah terus-menerus sepanjang hidup perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi. Aliran Kas terdiri dari Aliran kas masuk dan Aliran kas keluar.

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat pada satu bagian saja. Hal ini perlu agar dapat membagi menjadi beberapa departemen mengenai arus dokumen yang melukiskan penerimaan kas, yaitu:

a. Departemen ruang penerimaan dokumen.

b. Departemen penerimaan tunai atau kas.

c. Departemen piutang.

d. Departemen buku besar.


(43)

34

Penerimaan kas adalah transaksi yang sering terjadi. Penerimaan kas berasal dari pendapatan jasa, penagihan piutang, penerimaan bunga investasi, penjualan aktiva, dan berbagai sumber pendapatan lainnya.

Menurut Mulyadi dalam bukunya yang bejudul Sistem Akuntansi bahwa berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas, dari penjualan tunai mengharuskan :

a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank

dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain untuk melakukan internal check.

b. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi

kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

2. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum peusahaan. Menurut DEPDIKNAS Sistem Informasi Pengeluaran Kas adalah satu proses, cara, perbuatan mengeluarkan alat pertukaran yang diterima untuk pelunasan utang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat-tempat lainnya yang dapat diambil sewaktu-waktu.

Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas menggunakan buku pengeluaran kas (cash payment journal). Sistem pengeluaran kas ada 2 metode yang digunakan yaitu:


(44)

a. Metode pengeluaran kas dengan cek. b. Dana kas kecil.

Menurut James. Hall yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dalam buku yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi menyatakan Pengeluaran Kas adalah memproses pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian.

Dokumen yang digunakan yaitu: a. Bukti kas keluar.

b. Cek.

c. Permintaan Cek.

Penerimaan dan Pengeluaran Kas dari perusahaan akan berlangsung secara terus menerus selama perusahaan masih hidup. Sebagian yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem akuntansi kas terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mengidentifikasikan, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat, dan melaporkan transaksi yang berhubungan dengan kas selama satu periode akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi Kas dirancang untuk menangani penerimaan dan pengeluaran kas.

F. Prosedur Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT PLN (Persero) Cabang Medan

Pada umumnya suatu sistem pengawasan intern terhadap kas akan memisahkan fungsi-fungsi penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Tanpa adanya fungsi seperti diatas, akan mudah menggelapkan uang kas.

Karena bentuk dan jenis perusahaan ada bermacam-macam, maka sistem pengawasan intern suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan


(45)

36

lain . Tetapi ada dasar-dasar tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas.

1. Penerimaan Kas

Penerimaan uang dalam suatu perusahaan bisa berasal dari beberapa sumber antara lain dari penjualan tunai, pelunasan piutang, atau dari pinjaman. Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain :

a. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank. b. Diadakan pemisahaan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi

pencatatan kas.

c. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas. Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.

2. Pengeluaran kas

Pengeluaran kas dalam suatu perusahaan itu adalah untuk membayar bermacam-macam transaksi. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat, sering kali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan. Beberapa prosedur pengawasan yang penting sebagai berikut:

a. Semua Pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.

b. Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.

c. Penulisan cek hanya apabila didukung bukti-bukti (dokumen) yang lengkap atau digunakan sistem voucher.


(46)

d. Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran kas.

e. Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tentu. f. Diharuskan membuat laporan kas harian.

g. Dengan diterapkan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas seperti yang telah disebutkan diatas, timbul beberapa masalah, yaitu mengenai pembentukan kas kecil dan adanya rekening giro bank yang memerlukan dilakukannya rekonsiliasi bank.

h. Dengan diterapkan prinsip-prinsip pengawasan intern terhadap kas seperti yang telah disebutkan diatas, timbul beberapa masalah, yaitu mengenai pembentukan kas kecil dan adanya rekening giro bank yang memerlukan dilakukannya rekonsiliasi bank.

Pada PT PLN(Persero) Cabang Medan, berbagai macam transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dicatat dalam suatu buku yang disebut buku kas. Buku kas atau kaas boek (Belanda), atau cash book (Inggris) adalah buku yang digunakan untuk membukukan atau mencatat keluar dan masuknya uang pada suatu perusahaan. Oleh karena itu, setiap pemegang kas harus memiliki buku kas dan mencatat semua pengeluaran dan penerimaan yang dilakukannya. Dalam Pengeluaran kas tidak semua dapat dilakukan dengan menggunakan cek, karena untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sangat tidak efektif bila dilakukan dengan menggunakan cek. Untuk itu perusahaan PT PLN (Persero) Cabang Medan membentuk suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).


(47)

38

Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan dana kas kecil sebagai berikut :

“ sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak besar, pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan dengan bank ( dengan cek )”.

Dari kutipan di atas jelas bahwa dana ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab itu perusahan perlu menetapkan mata anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya kecil layak dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. PT PLN (Persero) sebagai suatu perusahaan yang sudah besar, fungsi dana kas kecil sangatlah penting untuk menunjang kelancaran aktivitas dari perusahaan, karena setiap pengeluaran yang relatif kecil tidak efektif jika dilakukan dengan menggunakan cek disebabkan penarikan cek memebutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi dengan adanya dana kas kecil semua pengeluaran tersebut dapat dilakukan dengan segera. Biasanya pengeluaran yang termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya pengeluaran rutin. Adapun pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil adalah biaya-biaya:

1. Biaya makan minum

2. Biaya perlengkapan

3. Biaya keperluan kantor, dan 4. biaya-biaya lainnya.


(48)

Karena fungsinya yang demikian penting, maka pada perusahaan yang berukuran menengah besar, dana kas kecil ini sudah merupakan kebutuhan yang mutlak harus ada. Dapat dibayarkan betapa tidak efesiennya apabila dana kas kecil ini tidak disediakan anggarannya oleh perusahan tersebut, karena pada saat akan melakukan pengeluaran uang harus menunggu pencairan cek terlebih dahulu. Tetapi kalau perusahaan tersebut menyediakan anggaran bagi dana kas kecil, maka setiap melakukan pengeluaran yang kecil-kecil tidak harus menunggu pencairan cek terlebih dahulu tetapi bisa langsung pembayarannya mengunakan dana kas kecil.

Jumlah dana kas kecil yang tersedia ditangan juga tidak boleh terlalu besar jumlahnya, karena akan menyebabkan sejumlah dana yang menganggur dan juga dapat menimbulkan resiko kehilangan. Dengan adanya dana kas kecil yang jumlahnya sesuai kebutuhan, tentu aktivitas perusahaan dapat berjalan lancar.


(49)

40 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis serta evaluasi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang dimiliki oleh PT PLN

(Persero) Cabang Medan sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari:

a. PT PLN (Persero) Cabang Medan telah membuat kebijakan

untuk mendukung aktivitas perusahaan.

b. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT PLN (Persero)

Cabang Medan adalah sistem garis lurus staff (staff line) yaitu, aliran perintah dan pengawasan datang dari pemimpin tertinggi yaitu general manager dan selanjutnya mengalir ke bawah yaitu deputi manajer masing-masing bagian yang masing-masing membawahi beberapa orang staff yang berfungsi sebagai ahli dalam bidang tertentu dan dapat memberi pendapat kepada kepala cabang.

2. Kas merupakan aktiva lancar dan memegang peranan penting dalam menjalankan operasi perusahaan dan oleh karena itu perusahaan telah membuat suatu sistem pengawasan intern atas penerimaan dan pengeluaran kas.

3. Dalam hal penerimaan maupun pengeluaran kas pada PT PLN

(Persero) Cabang Medan harus didasarkan pada bukti-bukti dan


(50)

diotorisasi oleh manajer keuangan. Dengan demikian perusahaan mampu mewujudkan pengawasan terhadap kas.

4. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas mempunyai bukti-bukti yang

ditanda tangani oleh pejabat-pejabat yang berwenang.

5. Segala bentuk pengeluaran dilakukan dengan menggunakan bukti kas /

bank, cek, dan dana kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.

6. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

a. Prosedur penerimaan kas dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

b. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penerimaan kas yaitu:

bagian perbendaharaan, bagian penagihan, bagian kasir, sub bagian umum/tata usaha, dan bagian akuntansi.

c. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas,

yaitu: kwintansi, surat perintah tagih, bukti penerimaan kas/bank, rekening koran, bukti transfer bank, dan surat pemberitahuan dari bank.

d. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi

penerimaan kas, yaitu : buku kas.

7. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

a. Prosedur pengeluaran kas dilakukan melalui suatu dana khusus


(51)

42

b. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu

bagian akuntansi, bagian kasir, dan bagian pengawas intern yaitu kepala bagian keuangan dan kepala cabang.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk diterapkan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan penulis, yaitu :

1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas pada PT PLN (Persero) dapat

mempertahankan dan lebih meningkatkan sistem akuntansi pada kas mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat yang memicu kebutuhan pribadi yang semakin meningkat pula sehingga dapat mendorong seseorang untuk berbuat kecurangan.

2. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang telah diterapkan pada

perusahaan ini hendaknya lebih dipantau secara teratur guna mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat ditemukan solusi untuk segera diadakan perbaikan.

3. Perusahaan juga sebaiknya melakukan rapat-rapat koordinasi antara

bagian yang berhubungan dengan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas. Sehingga dapat diketahui masalah-masalah yang dihadapi oleh masing-masing bagian untuk selanjutnya dilakukan pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan dalam melayani masyarakat.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi I, Salemba Empat, Jakarta.

Bodnar, H. George, dan William S. Hopwood, 2000, Sistem Informasi

Akuntansi, Buku I, Edisi Ke-6, Penerjemah Amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-3, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi ke-6, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.

Widjajanto, Nugraha, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta. Gondodiyoto, Santoso, Mkom, dkk, 2007, Audit Sistem Informasi, Mitra

Wacana Media, Jakarta.

Sarosa, samiaji, 2009, Sistem Informasi Akuntansi , Grasindo, Jakarta. Lilis, Setiana, dan Anastasia Diana, 2012, Sistem Informasi Akuntansi,

Andi publisher, Jakarta.

http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/14/dana-kas-kecil-petty-cash-fund/


(1)

Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan dana kas kecil sebagai berikut :

“ sejumlah uang tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang dilakukan melalui dana kas kecil adalah pengeluaran yang jumlahnya tidak besar, pengeluaran-pengeluaran lain dilakukan dengan bank ( dengan cek )”.

Dari kutipan di atas jelas bahwa dana ini hanya diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil yang tidak mungkin dilakukan dengan menggunakan cek. Oleh sebab itu perusahan perlu menetapkan mata anggaran apa saja yang bisa dibayarkan dengan menggunakan kas kecil, dan mata anggaran apa saja yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan dana tersebut, karena tidak semua pengeluaran yang jumlahnya kecil layak dibayarkan dengan menggunakan dana kas kecil. PT PLN (Persero) sebagai suatu perusahaan yang sudah besar, fungsi dana kas kecil sangatlah penting untuk menunjang kelancaran aktivitas dari perusahaan, karena setiap pengeluaran yang relatif kecil tidak efektif jika dilakukan dengan menggunakan cek disebabkan penarikan cek memebutuhkan waktu yang lama. Akan tetapi dengan adanya dana kas kecil semua pengeluaran tersebut dapat dilakukan dengan segera. Biasanya pengeluaran yang termasuk dalam dana kas kecil itu sifatnya pengeluaran rutin. Adapun pengeluaran yang dilakukan dengan dana kas kecil adalah biaya-biaya:

1. Biaya makan minum 2. Biaya perlengkapan


(2)

Karena fungsinya yang demikian penting, maka pada perusahaan yang berukuran menengah besar, dana kas kecil ini sudah merupakan kebutuhan yang mutlak harus ada. Dapat dibayarkan betapa tidak efesiennya apabila dana kas kecil ini tidak disediakan anggarannya oleh perusahan tersebut, karena pada saat akan melakukan pengeluaran uang harus menunggu pencairan cek terlebih dahulu. Tetapi kalau perusahaan tersebut menyediakan anggaran bagi dana kas kecil, maka setiap melakukan pengeluaran yang kecil-kecil tidak harus menunggu pencairan cek terlebih dahulu tetapi bisa langsung pembayarannya mengunakan dana kas kecil.

Jumlah dana kas kecil yang tersedia ditangan juga tidak boleh terlalu besar jumlahnya, karena akan menyebabkan sejumlah dana yang menganggur dan juga dapat menimbulkan resiko kehilangan. Dengan adanya dana kas kecil yang jumlahnya sesuai kebutuhan, tentu aktivitas perusahaan dapat berjalan lancar.


(3)

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis serta evaluasi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang dimiliki oleh PT PLN (Persero) Cabang Medan sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari:

a. PT PLN (Persero) Cabang Medan telah membuat kebijakan untuk mendukung aktivitas perusahaan.

b. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT PLN (Persero) Cabang Medan adalah sistem garis lurus staff (staff line) yaitu, aliran perintah dan pengawasan datang dari pemimpin tertinggi yaitu general manager dan selanjutnya mengalir ke bawah yaitu deputi manajer masing-masing bagian yang masing-masing membawahi beberapa orang staff yang berfungsi sebagai ahli dalam bidang tertentu dan dapat memberi pendapat kepada kepala cabang.

2. Kas merupakan aktiva lancar dan memegang peranan penting dalam

menjalankan operasi perusahaan dan oleh karena itu perusahaan telah membuat suatu sistem pengawasan intern atas penerimaan dan pengeluaran kas.


(4)

diotorisasi oleh manajer keuangan. Dengan demikian perusahaan mampu mewujudkan pengawasan terhadap kas.

4. Setiap penerimaan dan pengeluaran kas mempunyai bukti-bukti yang ditanda tangani oleh pejabat-pejabat yang berwenang.

5. Segala bentuk pengeluaran dilakukan dengan menggunakan bukti kas / bank, cek, dan dana kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.

6. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas

a. Prosedur penerimaan kas dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas.

b. Bagian-bagian yang terkait dalam sistem penerimaan kas yaitu: bagian perbendaharaan, bagian penagihan, bagian kasir, sub bagian umum/tata usaha, dan bagian akuntansi.

c. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas, yaitu: kwintansi, surat perintah tagih, bukti penerimaan kas/bank, rekening koran, bukti transfer bank, dan surat pemberitahuan dari bank.

d. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas, yaitu : buku kas.

7. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas

a. Prosedur pengeluaran kas dilakukan melalui suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).


(5)

b. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran yaitu bagian akuntansi, bagian kasir, dan bagian pengawas intern yaitu kepala bagian keuangan dan kepala cabang.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran yang mungkin berguna untuk diterapkan bagi pemimpin perusahaan dalam mengambil keputusan dan sebagai bahan pertimbangan di masa yang akan datang. Adapun saran yang diberikan penulis, yaitu :

1. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas pada PT PLN (Persero) dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan sistem akuntansi pada kas mengingat perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat yang memicu kebutuhan pribadi yang semakin meningkat pula sehingga dapat mendorong seseorang untuk berbuat kecurangan.

2. Sistem Informasi Akuntansi terhadap kas yang telah diterapkan pada perusahaan ini hendaknya lebih dipantau secara teratur guna mendeteksi kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat ditemukan solusi untuk segera diadakan perbaikan.

3. Perusahaan juga sebaiknya melakukan rapat-rapat koordinasi antara bagian yang berhubungan dengan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas. Sehingga dapat diketahui masalah-masalah yang dihadapi oleh masing-masing bagian untuk selanjutnya dilakukan pemecahan masalah sehingga dapat meningkatkan kinerja dari


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi I, Salemba Empat, Jakarta.

Bodnar, H. George, dan William S. Hopwood, 2000, Sistem Informasi

Akuntansi, Buku I, Edisi Ke-6, Penerjemah Amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-3, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi ke-6, Jilid I, Salemba Empat, Jakarta.

Widjajanto, Nugraha, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta. Gondodiyoto, Santoso, Mkom, dkk, 2007, Audit Sistem Informasi, Mitra

Wacana Media, Jakarta.

Sarosa, samiaji, 2009, Sistem Informasi Akuntansi , Grasindo, Jakarta. Lilis, Setiana, dan Anastasia Diana, 2012, Sistem Informasi Akuntansi,

Andi publisher, Jakarta.