Tri Hernita Zebua : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009.
pada protein plasma. Obat ini di metabolisme oleh enzim mikrosom hati. Dosis untuk nyeri dan demam: oral 2-3 x sehari 0,5-1 gram maksimal 4 gram per hari. Pada
pneggunaan kronis 3-4 gram per hari dapat terjadi kerusakan hati, pada dosis diatas 6 gram mengakibatkan nekrosis hati yang tidak reversibel. Interaksi obat: pada dosis tinggi
dapat memperkuat efek antikoagulansia dan pada dosis biasa tidak interaktif. Masa paruh kloramfenikol dapat diperpanjang. Ganiswara, 1995.
3.4. Urdafalk Asam Ursodeksikolat
Bekerja dengan cara menekan sintesa hepatik, sekresi dan menghambat absorbsi kolesterol pada intestin. Juga mempunyai sedikit efek menghambat sintesa dan sekresi
asam empedu endogen tanpa mempengaruhi sekresi fosfolipid ke kandung empedu. Urdafalk mengubah presipitat kolesterol menjadi kolesterol yang mudah larut
sehingga mengalami disolusi dengan jalan merangsang pembentukkan lapisan cair
lecithin kolesterol pada permukaan batu Hardjasaputra, 2002 3.5.
Andriol Testo
Andriol adalah suatu sediaan testoteron aktif secara oral. Substansi aktifnya adalah testoteron undekanoat, suatu ester asam lemak dari androgen alamiah testoteron.
Testoteron undekanoat mampu langsung melewati hati melalui sistem limfatik sehingga
aktif secara oral Hardjasaputra, 2002.
Testoteron berikatan dengan reseptor di sitoplasma, kemudian kompleks steroid reseptor ini mengalami modifikasi dan translokasi ke dalam nukleus dan berikatan
dengan tempat ikatan spesifik pada kromosom. Hal ini menyebabkan aktivitas RNA spesifik dan selanjutnya peningkatan sintesis protein. Modifikasi kompleks steroid-
Tri Hernita Zebua : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009.
reseptor serta peningkatan sintesis asam nukleat dan protein spesifik tersebut sangat kompleks dan belum jelas.
Testoteron dalam pelarut minyak yang disuntikkan, diabsorpsi sangat cepat, segera di metabolisme di hepar dan cepat dieksresi sehingga efeknya lemah. Testoteron
per oral juga diabsorpsi dengan cepat tetapi efeknya lebih lemah lagi sebab hampir seluruhnya dimetabolisme di hepar sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Waktu paruh
testoteron berkisar antara 10-20 menit Ganiswara, 1995.
3.6. Ranitidin
Ranitidin adalah antihistamin penghambat reseptor H2. Perangsangan reseptor H, akan merangsang sekresi asam lambung. Dalam menghambat reseptor H2 ranitidin
bekerja cepat, spesifik dan reversibel melalui pengurangan volume dan kadar ion hidrogen cairan lambung. Ranitidine juga meningkatkan penghambatan sekresi asam
lambung akibat perangsangan obat muskarinik atau gastrin.
Gambar 3.4. Struktur Ranitidin Pada pemberian oral, ranitidin diabsorbsi dengan cepat dan lengkap, tetapi sedikit
berkurang bila ada makanan atau antasid. Pemberian dosis tunggal 150 mg ranitidin, kadar puncak dalam darah akan tercapai 1-2 jam setelah pemberian, waktu paruh kira-
kira 3 jam dan lama kerja sampai 12 jam. Ranitidin dieksresi terutama bersama urin dalam bentuk utuh 30 dan metabolitnya serta sebagian kecil bersama feses.
Tri Hernita Zebua : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009.
BAB IV PROSEDUR DIAGNOSTIK DAN PENATALAKSANAAN