masalah kesuburan sehingga tercipta saling pengertian. Ketersediaan waktu, dana, serta mengambil resiko terhadap kegagalan.
2.2 Konsep Mekanisme Koping
2.2.1 Pengertian koping
Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang
melelahkan atau melebihi sumber individu Lazarus, 1985 dalam Mustikasari, 2006. Koping juga dapat digambarkan sebagai berhubungan dengan masalah
dan situasi, atau menghadapinya dengan berhasil sukses Kozier, 2004. Sedangkan koping menurut Rasmun 2004 adalah proses yang dilalui oleh
individu dalam menyelesaikan situasi stressful. Koping tersebut merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun
psikologik
2.2.2 Pengertian Mekanisme Koping Mekanisme koping adalah cara yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dari perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam Kelliat, 1999. Jika individu berada pada kondisi stress
ia akan menggunakan berbagai cara untuk mengatasinya, individu dapat menggunakan satu atau lebih sumber koping yang tersedia Rasmun, 2001.
Sedangkan menurut Stuart 1998, mekanisme koping dapat didefenisikan sebagai segala usaha untuk mengatasi stress.
10
2.2.3 Penggolongan Mekanisme Koping Mekanisme koping juga dibedakan menjadi dua tipe menurut Kozier,
2004 yaitu : a.
Mekanisme koping berfokus pada masalah problem focused coping, meliputi usaha untuk memperbaiki suatu situasi dengan membuat
perubahan atau mengambil beberapa tindakan dan usaha segera untuk mengatasi ancaman pada dirinya. Contohnya adalah negosiasi, konfrontasi
dan meminta nasehat. b.
Mekanisme koping berfokus pada emosi emotional focused coping, meliputi usaha-usaha dan gagasan yang mengurangi distress emosional.
Mekanisme koping berfokus pada emosi tidak memperbaiki situasi tetapi seseorang sering merasa lebih baik.
Mekanisme koping juga dilihat sebagai mekanisme koping jangka pendek dan jangka panjang. Mekanisme koping jangka panjang merupakan cara
konstruktif dan realistik. Sebagai contoh, dalam situasi tertentu berbicara dengan orang lain tentang masalah dan mencoba untuk menemukan lebih banyak
informasi tentang situasi. Mekanisme koping yang selanjutnya adalah mekanisme koping jangka pendek, cara ini digunakan untuk mengurangi stress
untuk sementara tetapi merupakan cara yang tidak efektif untuk menghadapi realitas.
11
Sedangkan metode koping menurut Folkman Lazarus; Folkman et al, dalam Afidarti 2006 adalah :
1. Planful problem solving problem-focused
Individu berusaha menganalisa situasi untuk memperoleh solusi dan kemudian mengambil tindakan langsung untuk menyelesaikan masalah.
2. Confrontative coping problem-focused
Individu mengambil tindakan asertif yang sering melibatkan kemarahan atau mengambil resiko untuk merubah situasi.
3. Seeking social support problem or emotion- focused
Usaha individu untuk memperoleh dukungan emosional atau dukungan informasional.
4. Distancing emotion-focused
Usaha kognitif untuk menjauhkan diri sendiri dari situasi atau menciptakan pandangan yang positif terhadap masalah yang dihadapi.
5. Escape-Avoidanceting emotion-focused
Menghindari masalah dengan cara berkhayal atau berpikir dengan penuh harapan tentang situasi yang dihadapi atau mengambil tindakan untuk
menjauhi masalah yang dihadapi. 6.
Self Control emotion-focused Usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan perasaan ataupun
tindakan dalam hubungannya dengan masalah. 7.
Accepting responcibility emotion-focused Mengakui peran diri sendiri dalam masalah dan berusaha untuk
memperbaikinya.
12
8. Positive Reappraisal emotion-focused
Usaha individu untuk menciptakan arti yang positif dari situasi yang dihadapi.
2.2.4 Respon Koping Respon koping sangat berbeda antar individu dan sering berhubungan
dengan persepsi individual dari kejadian yang penuh stress. Koping dapat diidentifikasi melalui respon, manifestasi tanda dan gejala dan pernyataan klien
dalam wawancara. Koping dapat dikaji melalui berbagai aspek : fisiologis dan psikososial. Reaksi fisiologis merupakan indikasi klien dalam keadaan stress.
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dibagi menjadi dua Stuart dan Sundeen, 1995 dalam Mustikasari, 2006 yaitu; Mekanisme koping
adaptif dan mekanisme koping maladaptif. Mekanisme koping adaptif adalah mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan
mencapai tujuan. Katagorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas
konstruktif. Sedangkan mekanisme koping maladaptif adalah mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi
dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan tidak makan, bekerja berlebihan, menghindar.
Koping dapat diidentifikasi melalui respon, manifestasi tanda dan gejala dan pernyataan klien dalam wawancara. Koping dapat dikaji melalui berbagai
aspek : fisiologis dan psikososial Kelliat, 1999. a. Reaksi fisiologis merupakan manifestasi tubuh terhadap stress.
13
b. Reaksi psikososial terkait beberapa aspek antara lain : 1
Reaksi yang berorientasi pada ego yang sering disebut sebagai mekanisme pertahanan mental, seperti denial menyangkal, projeksi, regresi,
displacement, isolasi dan supresi. 2
Reaksi yang berkaitan dengan respon verbal seperti, menangis, tertawa, teriak, memukul dan menyepak, menggenggam, mencerca respon.
3 Reaksi yang berorientasi pada penyelesaian masalah. Jika mekanisme
pertahanan mental dan respon verbal tidak menyelesaikan masalah secara tuntas karena itu perlu dikembangkan kemampuan menyelesaikan
masalah. Ini merupakan koping yang perlu dikembangkan. Koping ini melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotor. Koping ini meliputi :
Berbicara dengan orang lain tentang masalahnya dan mencari jalan keluar dari informasi orang lain. Mencari tahu lebih banyak tentang situasi yang
dihadapi melalui buku, masmedia, atau orang ahli. Berhubungan dengan kekuatan supernatural. Melakukan ibadah secara teratur, percaya diri
bertambah dan pandangan positif berkembang. Melakukan penanganan stress, misalnya latihan pernapasan, meditasi, visualisasi, otigenik, stop
berpikir. Membuat berbagai alternatif tindakan dalam menangani situasi. Belajar dari pengalaman yang lalu. Tidak mengulangi kegagalan yang
sama. 2.2.5 Sumber Koping
Sumber koping, pilihan, atau strategi membantu untuk menetapkan apa yang dapat dilakukan sebagaimana yang telah ditetapkan. Lazarus 1985 dalam
14
Rasmun 2001, mengidentifikasikan lima sumber koping yang dapat membantu individu beradaptasi dengan stressor yaitu, ekonomi, keterampilan dan
kemampuan, tehnik pertahanan, dukungan sosial dan motivasi. Kemampuan menyelesaikan masalah termasuk kemampuan untuk mencari
informasi, identifikasi masalah, mempertimbangkan alternatif dan melaksanakan rencana. Social skill memudahkan penyelesaian masalah termasuk orang lain,
meningkatkan kemungkinan memperoleh kerjasama dan dukungan dari orang lain. Aset materi mengacu kepada keuangan, pada kenyataannya sumber keuangan
meningkatkan pilihan koping seseorang dalam banyak situasi stress. Pengetahuan dan intelegensia adalah sumber koping yang lainnya yang memberikan individu
untuk melihat cara lain untuk mengatasi stress. Sumber koping juga termasuk kekuatan identitas ego, komitmen untuk jaringan sosial, stabilitas kultural, suatu
sistem yang stabil dari nilai dan keyakinan, orientasi pencegahan kesehatan dan genetik atau kekuatan konstitusional Stuart, 1998.
15
16
BAB III METODELOGI PENELITIAN