6 Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama
yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
12
3. Subjek Hukum Internasional
Profesor Charles Cheney Hyde dan J.G. Starke menyatakan bahwa hukum internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum-hukum yang untuk
sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati, dan karenanya
benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-hubungan mereka secara umum.
13
Definisi tersebut tidak dapat digunakan sebagai gambaran yang memadai dan lengkap dari maksud, tujuan dan lingkup hukum internasional, juga kesannya
tidak dapat diterima karena hukum internasional tidak hanya berkaitan dengan negara. Starke mengembangkan definisi dengan menyatakan bahwa hukum
internasional juga meliputi kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan berfungsinya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi internasional,
hubungan-hubungan mereka satu sama lain, dan hubungan mereka dengan negara- negara dan individu-individu serta kaidah-kaidah hukum tertentu yang berkaitan
dengan individu-individu dan badan-badan non-negara.
14
Menurut Mochtar Kusumaatmaja hukum internasional adalah hukum yang berisi keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yangmengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas negara-negara hubungan internasional yang
12
Ibid.
13
J. G. Starke, Pengantar Hukum Internasional 1 Introduction to international Law, alih bahasa: Bambang Iriana Djajaatmadja, Cetakan Kesembilan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 3
14
Ibid
bukan bersifat perdata.
15
a. Negara dengan negara,
Selain pengertian tersebut, Mochtar Kusumaatmadja juga memberikan batasan lain mengenai hukum internasional, yaitu: Hukum
internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara,
antara:
b. Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara atau subjek hukum bukan
Negara satu sama lain.
16
Pada hakikatnya yang merupakan subjek dari suatu sistem hukum adalah semua yang dapat menghasilkan prinsip-prinsip hukum yang diakui dan
mempunyai kapasitas untuk melaksanakan prinsip-prinsip hukum tersebut, subyek hukum internasional diartikan sebagai pemilik, pemegang atau pendukung hak
dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional.
17
Istilah sumber hukum internasional memiliki makna materiil dan makna formil. Istilah sumber hukum dalam arti materiil mempersoalkan mengenai apa
yang menjadi dasar kekuatan mengikat suatu hukum internasional. Sedangkan istilah sumber hukum dalam arti formil menyangkut mengenai permasalahan
dimana mendapatkan ketentuan hukum yang dapat diterapkan sebagai kaidah hukum internasional. Sehingga sumber hukum mempunyai arti sebagai hukum
material dan sebagai hukum formal.
15
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Alumni, 2003, hal. 1-2.
16
Ibid., hal 8
17
Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, Jakarta, UI-Press, 1990, hal. 12.
F. Metode Penelitian