D. Keaslian Penulisan
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.
Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang Kedudukan Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Menjatuhkan Sanksi Resolusi Terhadap Israel, belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian, jika
dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata
dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
E. TinjauanPustaka
1. Sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa
Sejarah Perserikatan Bangsa Bangsa PBB atau United Nation
Organization UNO awal mulanya dapat dipandang sebagai kelanjutan Liga
Bangsa-Bangsa LBB atau League of Nations. Liga Bangsa-Bangsa gagal dalam melaksanakari tugasnya, sehingga banyak anggotanya yang keluar dan dengan
pecahnya Perang Dunia II bulan September 1939, maka secara tidak langsung LBB telah bubar. Pada awal terjadinya Perang Dunia II, para pemimpin dunia atau
negarawan dan berbagai negara kembali memikirkan usaha-usaha yang dapat ditempuh dalam menciptakan dan memelihara perdamaian dunia yang kekal
abadi. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri setelah melalui proses
permufakatan dan perjanjian-perjanjian perdamaian, selama berlangsungnya Perang Dunia II dan sesudah Perang Dunia II.
9
2. Asas dan Tujuan PBB didirikan
Perang Dunia I dan Perang Dunia II telah banyak memakan korban,. Kita tentu tidak berharap adanya Perang Dunia III terjadi. Apabila terjadi dapat kita
pastikan akan lebih dahsyat dari pada perang–perang sebelumnya. Alam dan seisinya, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan akan rusak dan musnah akibat
kekejaman perang. Atas dasar itulah muncul pemikiran untuk membuat badan lembaga internasional yang dapat melindungi kehidupan umat manusia.
Selanjutnya, dengan diprakarsai oleh tokoh–tokoh negara yang peduli kemanusiaan melalui serangkaian pertemuan, akhirnya pada tanggal 24 Oktober
1945 terbentuklah sebuah organisasi internasional yang dikenal dengan nama Perserikatan Bangsa – Bangsa PBB.
10
Persatuan Bangsa-bangsa menurut catatan sejarah secara resmi didirikan sebagai pengganti Liga Bangsa-Bangsa pada tanggal 24 Oktober 1945. Para wakil
dari negara-negara Sekutu pada Perang Dunia Kedua, yaitu AS, Soviet, Inggris, dan Perancis, dalam perundingan-perundingan selama perang tersebut telah
memulai persiapan pendirian PBB ini. Akhirnya, dalam konfrensi di San Fransisko, Amerika, para wakil dari 50 negara-negara dunia menandatangani
piagam pembentukan PBB. Tujuan utama didirikannya PBB, seperti yang disinggung dalam piagam PBB, adalah untuk menjaga perdamaian di dunia,
9
Zakapedia.com201407sejarah-perserikatan-bangsa-bangsa-pbb.html diakses tanggal 21 April 2015
10
Afiqof agung, http:afiqofagung.wordpress.com20120228pbb
diakses tanggal 21 April 2015
mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa, memupuk kerjasama internasional untuk menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, sosial, dan budaya,
serta mengembangkan penghormatan atas Hak Asasi Manusia dan kebebasan.
11
Piagam PBB adalah konstitusi PBB. Ia ditanda tangani di San Francisco pada tanggal 26 Juni 1945 oleh kelima puluh anggota asli PBB. Piagam ini mulai
berlaku pada 24 Oktober 1945 setelah ditandatangani oleh lima anggota pendirinya-Republik China Taiwan, Perancis, Uni Soviet, Britania Raya,
Amerika Serikat -dan mayoritas penanda tangan lainnya. Sebagai sebuah Piagam ia adalah sebuah perjanjian konstituen, dan seluruh penanda tangan terikat dengan
isinya. Selain itu, Piagam tersebut juga secara eksplisit menyatakan bahwa Piagam PBB mempunyai kuasa melebihi seluruh perjanjian lainnya. Ia diratifikasi
oleh AS pada 8 Agustus 1945, yang membuatnya menjadi negara pertama yang bergabung dengan PBB.
Tak dapat disangkal bahwa PBB telah melakukan banyak hal yang patut dipuji. Namun, adanya hak veto untuk lima negara anggota tetap Dewan
Keamanan, yaitu AS, Rusia, Inggris, Prancis dan China, telah membuat kebijakan Dewan Keamanan sebagai salah satu badan utama PBB, selalu mengikuti langkah
kelima negara tersebut, khususnya AS. Sebaliknya, Majlis Umum yang menjadi forum seluruh anggota PBB justeru tidak memiliki kekuatan yang berarti
dibanding dengan Dewan Keamanan. Ketidakadilan inilah yang telah menghambat keberhasilan PBB dalam mengemban misinya, dan bahkan telah
melahirkan protes dari banyak negara anggotanya.
11
Anonym, http:awalmula.comawal-mula-sejarah-berdirinya-pbb.html
diakses tanggal 21 April 2015.
Sesuai dengan yang tercantum dalam piagam perserikatan bangsa-bangsa pada Pasal 1 tentang asas dan tujuan PBB yaitu :
a. Asas PBB
Asas Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut. 1
Persamaan derajat dan kedaulatan semua negara anggota. 2
Persamaan hak dan kewajiban semua negara anggota. 3
Penyelesaian sengketa dengan cara damai. 4
Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai ketentuan Piagam PBB.
5 PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota.
b. Tujuan PBB
1 Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
2 Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan asas-
asas persamaan derajat, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
3 Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-
masalah ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan. 4
Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya peperangan.
5 Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau
kemerdekaan fundamental tanpa membedakan warna, kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
6 Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama
yang harmonis untuk mencapai tujuan PBB.
12
3. Subjek Hukum Internasional
Profesor Charles Cheney Hyde dan J.G. Starke menyatakan bahwa hukum internasional dapat didefinisikan sebagai keseluruhan hukum-hukum yang untuk
sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku yang terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat untuk menaati, dan karenanya
benar-benar ditaati secara umum dalam hubungan-hubungan mereka secara umum.
13
Definisi tersebut tidak dapat digunakan sebagai gambaran yang memadai dan lengkap dari maksud, tujuan dan lingkup hukum internasional, juga kesannya
tidak dapat diterima karena hukum internasional tidak hanya berkaitan dengan negara. Starke mengembangkan definisi dengan menyatakan bahwa hukum
internasional juga meliputi kaidah-kaidah hukum yang berkaitan dengan berfungsinya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi internasional,
hubungan-hubungan mereka satu sama lain, dan hubungan mereka dengan negara- negara dan individu-individu serta kaidah-kaidah hukum tertentu yang berkaitan
dengan individu-individu dan badan-badan non-negara.
14
Menurut Mochtar Kusumaatmaja hukum internasional adalah hukum yang berisi keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yangmengatur hubungan
atau persoalan yang melintasi batas negara-negara hubungan internasional yang
12
Ibid.
13
J. G. Starke, Pengantar Hukum Internasional 1 Introduction to international Law, alih bahasa: Bambang Iriana Djajaatmadja, Cetakan Kesembilan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal. 3
14
Ibid
bukan bersifat perdata.
15
a. Negara dengan negara,
Selain pengertian tersebut, Mochtar Kusumaatmadja juga memberikan batasan lain mengenai hukum internasional, yaitu: Hukum
internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah dan asas-asas hukum yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara,
antara:
b. Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara atau subjek hukum bukan
Negara satu sama lain.
16
Pada hakikatnya yang merupakan subjek dari suatu sistem hukum adalah semua yang dapat menghasilkan prinsip-prinsip hukum yang diakui dan
mempunyai kapasitas untuk melaksanakan prinsip-prinsip hukum tersebut, subyek hukum internasional diartikan sebagai pemilik, pemegang atau pendukung hak
dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional.
17
Istilah sumber hukum internasional memiliki makna materiil dan makna formil. Istilah sumber hukum dalam arti materiil mempersoalkan mengenai apa
yang menjadi dasar kekuatan mengikat suatu hukum internasional. Sedangkan istilah sumber hukum dalam arti formil menyangkut mengenai permasalahan
dimana mendapatkan ketentuan hukum yang dapat diterapkan sebagai kaidah hukum internasional. Sehingga sumber hukum mempunyai arti sebagai hukum
material dan sebagai hukum formal.
15
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Alumni, 2003, hal. 1-2.
16
Ibid., hal 8
17
Sumaryo Suryokusumo, Hukum Organisasi Internasional, Jakarta, UI-Press, 1990, hal. 12.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1.
Jenis penelitian Jenis penelitian yang dipergunakan dalam menyelesaikan skripsi ini
adalah metode penelitian yuridis normatif bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka data sekunder
atau penelitian hukum perpustakaan.
18
sedangkan menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian hukum normatif meliputi penelitian terhadap asas-asas
hukum, taraf sinkronisasi hukum
19
2. Sumber data
Dalam penelitian ini, hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala empiris yang dapat diamati di dalam kehidupan nyata
Sumber data penelitian ini didapatkan melalui data sekunder. Data sekunder terdiri dari:
a. Bahan hukum primer, dalam penelitian ini dipakai resolusi dewan
keamaman PBB. b.
Bahan hukum sekunder, berupa bacaan yang relevan dengan materi yang diteliti.
c. Bahan hukum tertier, yaitu dengan menggunakan kamus hukum maupun
kamus umum dan website internet baik itu melalui Google maupun Yahoo. 3.
Alat pengumpulan data Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
18
Ediwarman, Monograf, Metodologi Penelitian Hukum, Medan: Program Pascasarjana Univ. Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan, 2010, hal. 24.
19
Soerjono Soekamto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu Tinjauan Singkat
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001 hal. 13-14.
melalui studi dokumen dengan yuridis normatif. 4.
Analisis data Untuk mengolah data yang didapatkan dari penelusuran kepustakaan, maka
hasil penelitian ini menggunakan analisa kualitatif. Analisis kualitatif ini pada dasarnya merupakan pemaparan dari hasil penelitian selanjutnya dianalisis
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta menarik kesimpulan.
G.
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini agar permasalahan yang diangkat dengan pembahasan skripsi sesuai, maka diperlukan adanya sistematika penulisan
yang teratur yang saling berkaitan satu sama lain. Tiap bab terdiri dari setiap sub bab dengan maksud untuk mempermudah dalam hal-hal yang dibahas dalam
skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan latar belakang, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan
BAB II PERANAN DEWAN KEAMANAN PBB DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA INTERNASIONAL
Bab ini berisikan sejarah dewan keamanan Perserikatan Bangsa- Bangsa, tugas dan wewenang, keanggotaan dan Dewan Keamanan PBB
dalam menyelesaikan sengketa internasional.
BAB III BENTUK-BENTUK SANKSI YANG DIKENAKAN OLEH DEWAN KEAMANAN PBB TERHADAP NEGARA-NEGARA
ANGGOTANYA YANG TIDAK MEMATUHI PIAGAM Bab ini merupakan Resolusi Dewan Keamanan PBB, Kekuatan
Mengikat Resolusi Dewan Keamanan PBB, Bentuk-Bentuk Sanksi Yang Dikenakan Oleh Dewan Keamanan PBB.
BAB IV KEDUDUKAN DEWAN KEAMANAN PERSERIKATAN BANGSA- BANGSA DALAM MENJATUHKAN SANKSI RESOLUSI
TERHADAP ISRAEL Bab ini berisikan Pelaksanaan Fungsi Dewan Keamanan PBB dalam
Menyelesaikan Sengketa Israel, Prinsip-Prinsip Dalam Pengambilan Keputusan di Dewan Keamanan PBB, Kedudukan Dewan Keamanan
Perserikatan Bangsa-Bangsa Dalam Menjatuhkan Sanksi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bagian terakhir dari penulisan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dari permasalahan pokok dari keseluruhan isi.
Kesimpulan bukan merupakan rangkuman ataupun ikhtisar. Saran merupakan upaya yang diusulkan agar hal-hal yang dikemukakan dalam
pembahasan permasalahan dapat lebih berhasil guna berdaya guna.
17
BAB II PERANAN DEWAN KEAMANAN PBB DALAM MENYELESAIKAN
SENGKETA INTERNASIONAL
A. Sejarah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Pada tahun 1945, para pendiri PBB mempertimbangkan Dewan Keamanan sebagai mekanisme untuk mencegah dan memberhentikan agresi yang dilakukan
negara satu terhadap negara yang lain. Pada 45 tahun pertama keberadaannya, Perang Dingin melumpuhkan kinerja Dewan Keamanan karena negara-negara
anggota Dewan Keamanan saling bertentangan. Setelah Perang Dingin, peran Dewan Keamanan menjadi lebih penting di dalam komunitas internasional.
20
1. Dewan Keamanan mengadakan pertemuan pertamanya pada 17 Januari
1946 di Church House, London. Sejak pertemuan pertamanya, Dewan Keamanan telah berkedudukan tetap di Markas Besar PBB di New York. Dewan Keamanan
juga melakukan pertemuan di berbagai kota, seperti di Addis Ababa, Ethiopia pada tahun 1972, di Panama City, Panama, dan di Jenewa, Swiss pada tahun 1990.
Dewan ini mempunyai lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap. Adapun lima anggota tetap Dewan Keamanan yaitu:
Republik Rakyat Tiongkok 2.
Perancis 3.
Rusia
20
http:id.wikipedia.orgwikiDewan_Keamanan_Perserikatan_Bangsa-Bangsa