BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas Maga
Puskesmas Maga merupakan salah satu dari 26 Puskesmas yang ada di Kabupaten Mandailing Natal, dan salah satu Puskesmas Rawat Inap. Letak Puskesmas
Maga di Kecamatan Lembah Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, Puskesmas Maga terletak di kaki Gunung Sorik Marapi, yang terdiri
dari 8 Desa dan 1 Kelurahan. Luas wilayah kerja Puskesmas Maga 34,73 km
2
secara lengkap batas administrasi wilayah kerja Puskesmas Maga Kecamatan Lembah Sorik
Marapi adalah sebagai berikut : a.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tambangan b.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kayu Laut c.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Puncak Sorik Marapi d.
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Panyabungan Jumlah Penduduk di Kecamatan Lembah Sorik Marapi yang merupakan wilayah
kerja Puskesmas Maga dengan jumlah penduduk 19.018 Jiwa diantaranya laki-laki 9.490 jiwa dan perempuan 9.528 jiwa.
4.2 Analisis Univariat
Ibu hamil dalam penelitian ini berjumlah 42 orang. Karakteristik ibu hamil dalam penelitian meliputi umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, paritas, pengetahuan, sikap dan
pemberian imunisasi TT.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Umur
Karakteristik responden berdasarkan umur dikategorikan menjadi umur 20-30 tahun dan 31-40 tahun yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur No.
Umur Jumlah
n Persentase
1. 20-30 tahun
22 52,4
2. 31-40 tahun
20 47,6
Jumlah 42
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden paling banyak berumur 20-30 tahun yaitu sebanyak 22 orang 52,4.
4.2.2 Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan yang dikategorikan menjadi pendidikan SD, SMP, SMA dan AkademiPerguruan Tinggi dapat dilihat pada Tabel 4.2
sebagai berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No.
Pendidikan Terakhir Jumlah
n Persentase
1. SD
1 2,4
2. SMP
12 28,6
3. SMA
25 59,5
4.
AkademiPerguruan Tinggi 4
9,5
Jumlah 42
100,0
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 25 orang 59,5 dan paling sedikit responden
memiliki pendidikan SD yaitu 1 orang 2,4.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Pekerjaan
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dikategorikan menjadi pegawai negeriTNIpolri, pegawai swasta, wiraswasta, petani dan ibu rumah tangga yang dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No.
Pekerjaan Jumlah
n Persentase
1. Pegawai NegeriTNIPolri
4 9,5
2.
Pegawai Swasta 3
7,1
3.
Wiraswasta 3
7,1
4. Petani
3 7,1
5. Ibu Rumah Tangga
29 69,2
Jumlah 42
100,0
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 29 orang 69,2 dan paling sedikit bekerja sebagai
pegawai swasta, wiraswasta dan petani yang masing-masing sebanyak 3 orang 7,1.
4.2.4 Paritas
Karakteristik responden berdasarkan paritas dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut.
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas No.
Paritas Jumlah
n Persentase
1. Pertama
9 21,4
2. Kedua
17 40,5
3. Ketiga
13 31,0
4. Keempat
3 7,1
Jumlah 42
100,0
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki paritas kedua yaitu sebanyak 17 orang 40,5 dan paling sedikit responden memiliki paritas
keempat yaitu 3 orang 7,1.
Universitas Sumatera Utara
4.2.5 Pengetahuan
Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan tentang segala sesuatu yang diketahui dan diyakini oleh responden terkait dengan pemberian Imunisasi Tetanus
Toksoid dan penyakit tetanus dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan No.
Item Jawaban Benar
Salah Jumlah
n n
n 1.
Penyakit tetanus
adalah penyakit syaraf.
4 9,5
38 90,5
42 100,0
2. Imunisasi TT adalah adalah
sejenis suntikan yang berisi kuman yang telah dilemahkan.
13 31,0
29 69,0
42 100,0
3. Manfaat dari imunisasi TT pada
saat kehamilan adalah dapat mencegah penyakit tetanus pada
ibu dan bayi baru lahir. 30
71,4 12
28,6 42
100,0
4.
Resiko yang terjadi jika tidak mendapat imuisasi TT pada saat
kehamilan adalah
terjadi penyakit tetanus pada ibu dan
bayi baru lahir. 30
71,4 12
28,6 42
100,0
5.
Ibu hamil
diimunisasi TT
sebaiknya sebanyak 2x. 23
54,8 19
45,2 42
100,0
6. Jarak
pemberian antara
imunisasi TT1 dan TT2 adalah minimal 4 minggu.
15 35,7
27 64,3
42 100,0
7.
Imunisasi TT pada ibu hamil sebaiknya diberikan pada saat
diketahui kehamilan hingga usia kehamilan 8 bulan.
28 66,7
14 33,3
42 100,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Lanjutan No.
Item Jawaban Benar
Salah Jumlah
n n
n 8.
Imunisasi TT ke 2 diberikan paling
lambat satu
bulan sebelum
melahirkan untuk
mendapatkan kekebalan yang maksimal.
33 78,6
9 21,4
42 100,0
9. Imunisasi TT adalah imunisasi
yang diberikan untuk melindungi penyakit Tetanus.
26 61,9
16 38,1
42 100,0
10. Ibu hamil biasa mendapatkan
imunisasi TT di puskesmas, RS Bersalin dan RS Umum dan
Polindes. 30
71,4 12
28,6 42
100,0
Berdasarkan distribusi jawaban responden maka diketahui bahwa sebesar 90,5 responden tidak tahu bahwa penyakit tetanus adalah penyakit syaraf, sebesar 69,0
responden tidak tahu bahwa imunisasi TT adalah adalah sejenis suntikan yang berisi kuman yang telah dilemahkan dan sebesar 64,3 responden tidak tahu bahwa jarak
pemberian antara imunisasi TT1 dan TT2 adalah minimal 4 minggu. Berdasarkan distribusi jawaban tersebut maka pengetahuan responden dapat
dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan No.
Pengetahuan Jumlah
n Persentase
1. Baik
3 7,1
2. Sedang
14 33,3
3. Buruk
25 59,6
Jumlah 42
100,0
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan buruk tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 25 orang 59,6 dan paling
sedikit responden memiliki pengetahuan baik yaitu 3 orang 7,1.
Universitas Sumatera Utara
4.2.6 Sikap
Distribusi jawaban responden terhadap sikap tentang nilai atau pendapat ibu hamil yang diyakini responden tentang pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid dan
penyakit Tetanus dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap
No Item Pernyataan
Jawaban Jumlah
SS S
TS STS
n n
n n
N 1.
Imunisasi tetanus toksoid diberikan pada ibu yang
sedang hamil. 22
52,4 20
47,6 -
- -
- 42
100
2.
Untuk mencegah
terjadinya tetanus pada bayi yang baru lahir
dengan cara
mengimunisasi ibu yang sedang hamil.
14 33,3
16 38,1
12 28,6
- -
42 100
3.
Imunisasi TT 1 diberikan pada kunjungan pertama
kehamilan atau
sedini mungkin kehamilan.
13 31,0
24 57,1
5 11,9
- -
42 100
4.
Imunisasi TT diberikan pada ibu hamil setelah
diketahui hamil sampai kehamilan 32 Minggu.
10 23,8
18 42,9
12 28,6
2 4,8
42 100
5.
Penyakit tetanus dapat dicegah dengan minum
obat saja. 16
38,1 19
45,2 4
9,5 3
7,1 42
100
6.
Ibu hamil
harus mendapatkan.
imunisasi tetanus toksoid sebanyak
2x selama hamil. 13
31,0 10
23,8 19
45,2 -
- 42
100
7.
Imunisasi TT
bisa didapatkan
ditempat pelayanan kesehatan.
16 38,1
26 61,9
- -
- -
42 100
8. Imunisasi tetanus toksoid
yang diberikan
untuk mecegah
dari penyakit
Tetanus. 13
31,0 17
40,5 12
28,6 -
- 42
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Lanjutan
No Item Pernyataan
Jawaban Jumlah
SS S
TS STS
n n
n n
n 9.
Dengan melakukan
imunisasi TT ibu hamil, ibu sudah mensukseskan
Program Pemerintah 15
35,7 26
61,9 1
2,4 -
- 42
100
10.
Imunisasi TT tidak perlu dilakukan sewaktu hamil
18 42,9
18 42,9
2 4,8
4 9,5
42 100
Berdasarkan distribusi tanggapan responden maka sebesar 83,3 responden sangat setujusetuju bahwa penyakit tetanus dapat dicegah dengan minum obat saja dan
sebesar 85,8 responden sangat setujusetuju bahwa imunisasi TT tidak perlu dilakukan sewaktu hamil.
Berdasarkan distribusi jawaban tersebut maka sikap responden dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap No.
Sikap Jumlah
n Persentase
1. Baik
12 28,6
2.
Sedang 30
71,4
3.
Buruk 0,0
Jumlah 42
100,0
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki sikap sedang tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 30 orang 71,4 dan tidak ada responden
yang memiliki sikap buruk.
4.2.7 Pemberian Imunisasi TT
Karakteristik responden berdasarkan pemberian imunisasi TT dikategorikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian Imunisasi TT No.
Pemberian Imunisasi TT
Jumlah n
Persentase 1.
Ya 15
35,7
2. Tidak
27 64,3
Jumlah 42
100,0
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa mayoritas responden tidak diberikan imunisasi TT yaitu sebanyak 27 orang 64,3.
4.3 Analisis Bivariat
Untuk menguji hubungan variabel independen yang meliputi pengetahuan dan sikap dengan variabel dependen yaitu pemberian imunisasi TT dilakukan secara analisis
bivariat menggunakan uji chi-square dengan α=0,05 yang dijabarkan sebagai berikut.
4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi TT
Hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 Hasil Analisis Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian Imunisasi TT
No. Pengetahuan
Pemberian Imunisasi TT
Jumlah p-
value Ya
Tidak n
n N
1.
Baik 3
100,0 0,0
3 100,0
0,027 2.
Sedang 6
42,9 8
57,1 14
100,0
3. Buruk
6 24,0
19 76,0
25 100,0
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT diperoleh bahwa dari 3 responden yang memiliki pengetahuan baik, seluruhnya 100
telah mendapatkan imunisasi TT. Kemudian dari 14 responden yang memiliki pengetahuan sedang, yang mendapatkan imunisasi TT sebanyak 6 orang 42,9 dan
yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 8 orang 57,1. Selanjutnya, dari 25 responden yang memiliki pengetahuan buruk, yang mendapatkan imunisasi TT sebanyak
Universitas Sumatera Utara
6 orang 24 dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 19 orang 76. Hasil uji statistik chi-square berarti bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pemberian
imunisasi TT p=0,027.
4.3.2 Hubungan Sikap dengan Pemberian Imunisasi TT
Hubungan sikap dengan pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Analisis Hubungan Sikap dengan Pemberian Imunisasi TT
No. Sikap
Pemberian Imunisasi TT
Jumlah p-
value Ya
Tidak n
n N
1. Baik
8 66,7
4 33,3
12 100,0
0,008 2.
Sedang 7
23,3 23
76,7 30
100,0
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan pemberian imunisasi TT diperoleh bahwa dari 12 responden yang memiliki sikap baik, yang mendapatkan imunisasi TT
sebanyak 8 orang 66,7 dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 4 orang 33,3. Kemudian dari 30 responden yang memiliki sikap sedang, yang telah
mendapatkan imunisasi TT sebanyak 7 orang 23,3 dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 23 orang 76,7. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan
bahwa ada hubungan sikap dengan pemberian imunisasi TT p=0,008.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian TT
Hasil analisis univariat pada variabel pengetahuan diketahui bahwa mayoritas ibu hamil memiliki pengetahuan buruk tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 25 orang
59,5 dan paling sedikit ibu hamil memiliki pengetahuan baik yaitu 3 orang 7,1. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban ibu hamil yang menyebutkan bahwa sebesar
90,5 ibu hamil tidak tahu bahwa penyakit tetanus adalah penyakit syaraf, sebesar 69,0 ibu hamil tidak tahu bahwa imunisasi TT adalah adalah sejenis suntikan yang
berisi kuman yang telah dilemahkan dan sebesar 64,3 ibu hamil tidak tahu bahwa jarak pemberian antara imunisasi TT1 dan TT2 adalah minimal 4 minggu.
Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT yang dilakukan kepada 42 orang ibu hamil maka diperoleh bahwa dari 3 ibu hamil yang
memiliki pengetahuan baik, seluruhnya 100 telah mendapatkan imunisasi TT. Kemudian dari 14 ibu hamil yang memiliki pengetahuan sedang, yang mendapatkan
imunisasi TT sebanyak 6 orang 42,9 dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 8 orang 57,1. Selanjutnya, dari 25 ibu hamil yang memiliki pengetahuan
buruk, yang mendapatkan imunisasi TT sebanyak 6 orang 24 dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 19 orang 76.
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan α =
0,05 diperoleh nilai p=0,027 yang berarti bahwa ada hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi TT.
Hasil penelitian ini didukung oleh Sabirin 2006 dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubungan pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan
Universitas Sumatera Utara
imunisasi TT. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati 2012 di Puskesmas Mandai Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai
Kabupaten Maros yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi TT.
Menurut Bloom yang dikutip Notoatmodjo 2007 bahwa pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia tau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indra yang dimilikinya mata, telinga, hidung dan sebagainya. Pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT juga berkaitan erat dengan kepatuhan dalam melakukan imunisasi
TT. Kurangnya pengetahuan bisa mempengaruhi perilaku seseorang termasuk perilaku di bidang kesehatan sehingga bisa menjadi penyebab tingginya angka penyebaran suatu
penyakit termasuk penyakit tetanus yang mempunyai resiko penularan bagi bayi yang dikandungnya.
Lebih jauh dikemukakan oleh Notoatmodjo 2007 bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tentang objek tertentu. Jadi, pengetahuan juga dapat
diperoleh melalui informal yang disampaikan oleh orang tua, buku, surat kabar, serta media elektronik. Pengetahuan juga merupakan domain yang penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang overt behavior.
5.2 Hubungan Sikap dengan Pemberian TT