imunisasi TT. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati 2012 di Puskesmas Mandai Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai
Kabupaten Maros yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi TT.
Menurut Bloom yang dikutip Notoatmodjo 2007 bahwa pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia tau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indra yang dimilikinya mata, telinga, hidung dan sebagainya. Pengetahuan ibu hamil tentang imunisasi TT juga berkaitan erat dengan kepatuhan dalam melakukan imunisasi
TT. Kurangnya pengetahuan bisa mempengaruhi perilaku seseorang termasuk perilaku di bidang kesehatan sehingga bisa menjadi penyebab tingginya angka penyebaran suatu
penyakit termasuk penyakit tetanus yang mempunyai resiko penularan bagi bayi yang dikandungnya.
Lebih jauh dikemukakan oleh Notoatmodjo 2007 bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui tentang objek tertentu. Jadi, pengetahuan juga dapat
diperoleh melalui informal yang disampaikan oleh orang tua, buku, surat kabar, serta media elektronik. Pengetahuan juga merupakan domain yang penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang overt behavior.
5.2 Hubungan Sikap dengan Pemberian TT
Hasil analisis univariat pada variabel sikap diketahui bahwa mayoritas ibu hamil memiliki sikap sedang tentang imunisasi TT yaitu sebanyak 30 orang 71,4 dan tidak
ada ibu hamil yang memiliki sikap buruk. Hal ini dapat dilihat dari distribusi jawaban ibu hamil yang menyebutkan bahwa sebesar 83,3 ibu hamil sangat setujusetuju
Universitas Sumatera Utara
bahwa penyakit tetanus dapat dicegah dengan minum obat saja dan sebesar 85,8 ibu hamil sangat setujusetuju bahwa imunisasi TT tidak perlu dilakukan sewaktu hamil.
Hasil analisis hubungan antara sikap dengan pemberian imunisasi TT yang dilakukan kepada 42 orang ibu hamil maka diperoleh bahwa dari 12 ibu hamil yang
memiliki sikap baik, yang mendapatkan imunisasi TT sebanyak 8 orang 66,7 dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 4 orang 33,3. Kemudian dari 30 ibu
hamil yang memiliki sikap sedang, yang telah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 7
orang 23,3 dan yang tidak mendapatkan imunisasi TT sebanyak 23 orang 76,7.
Berdasarkan hasil uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan α =
0,05 diperoleh nilai p=0,008 yang berarti bahwa ada hubungan sikap dengan pemberian imunisasi TT.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Sartno 2006 dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubungan perilaku terhadap imunisasi TT. Hasil penelitian
ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sukmawati 2012 di Puskesmas Mandai Kelurahan Bontoa Kecamatan Mandai Kabupaten Maros yang menyebutkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan imunisasi TT.
Menurut Notoatmodjo 2007 bahwa sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan senang tidak senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik, dan sebagainya. Newcomb 2007, salah seorang ahli psikologi sosial dalam Sukmawati 2012
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan adanya sikap seorang ibu hamil,
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu pemikiran tentang maksud dan tujuan dari kepatuhan dalam melakukan imunisasi TT dan sikap juga memegang peranan penting bagi ibu hamil untuk patuh
melakukan imunisasi TT Sukmawati, 2012.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN