Monitoring Efek Samping Obat MESO Pasien rawat jalanoperasi Pasien rawat inap

Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. 2. Prednison a. Komposisi : tiap tablet mengandung 4 mg prednison b. Indikasi : untuk antiinflamasi golongan steroid c. Bentuk obat : tablet d. Cara pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet e. Hal-hal yang perlu diinformasikan - Obat harus diminum secara teratur sesuai dengan aturan pakainya. - Obat digunakan sesudah makan. 3. Lapifed a. Komposisi : tiap tablet mengandung triprolidine HCL 2,5 mg; pseudoefedrin HCL 60 mg b. Indikasi : meringankan gejala peradangan saluran nafas atas c. Bentuk obat : tablet d. Cara pemakaian : 3 kali sehari 12 tablet e. Hal-hal yang perlu diinformasikan: - Obat diminum secara teratur, sesuai dengan aturan pakainya. - Dapat menyebabkan kantuk, hati-hati bila berkendaraan.

d. Monitoring Efek Samping Obat MESO

Dilakukan terhadap obat-obatan yang dicurigai memiliki efek samping yang serius. Setiap terjadi kasus akibat reaksi efek samping obat maka dilaporkan ke instalasi farmasi rumah sakit, selanjutnya hal ini akan dilaporkan ke panitia MESO nasional. Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009.

e. Pendidikan dan Penelitian DikLit

RSUD Dr. Pirngadi merupakan Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan. Fungsi ini ditunjukkan dengan adanya Kegiatan Pendidikan dan Penelitian yang dilakukan di RSU Dr. Pirngadi yang meliputi : 1. Kegiatan pelatihan kerja lapangan bagi calon tenaga kesehatan, seperti Dokter, Apoteker, Perawat dan Kebidanan. 2. Evaluasi peralatan kesehatan baru yang masih dipromosikan oleh rekanan untuk digunakan di rumah sakit.

3.3.4 Sub Instalasi Farmasi Administrasi

Merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi kefarmasian di Instalasi Farmasi. Dalam melaksanakan tugasnya Sub Instalasi Administrasi dibagi 2 yaitu : a. Umum, Kepegawaian dan Rumah Tangga Tugasnya antara lain : 1. Mencatat surat-surat yang masuk ke Instalasi Farmasi dan mengarsipkannya dengan rapi. Pada buku agenda, surat-surat yang masuk dicatat: tanggal, asal surat, isi ringkas dan sebagainya. 2. Mencatat surat-surat yang keluar dari Instalasi Farmasi dan menyampaikannya ke alamat yang dituju dengan pertanggung-jawaban yang jelas dan mengarsipkan filenya. 3. Mengarsipkan data-data pegawai di Instalasi Farmasi. 4. Membuat dan mengatur jadwal dinas pagi, sore dan malam khususnya di Pelayanan Farmasi IGD. 5. Mengatur mutasi pegawai di IFRS bekerja sama dengan staf yang lain. Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. 6. Mengarsip resep dan kuitansi penjualan resep. 7. Mengurus permintaan keperluan rumah tangga di Instalasi Farmasi misalnya meja, alat-alat tulis dan mengurus kerusakan alat-alat rumah tangga. b. Akuntansi, Laporan dan Statistik Tugasnya antara lain : 1. Mencatat semua data pengeluaran dan pemasukan obatalat kesehatan dalam suatu pola administrasi yang sesuai dengan kebutuhan Instalasi Farmasi. 2. Melakukan pemeriksaan silang cross check dengan gudang dan sub instalasi distribusi setiap bulan dan menyesuaikannya dengan Kartu Administrasi Persediaan Farmasi. 3. Membuat laporan bulanan penjualan obat-obat yang terjual melalui resep setiap bulan. 4. Membuat laporan pengeluaran obat-obatan dan alat kesehatan yang dikeluarkan Instalasi Farmasi dalam bentuk laporan tahunan. 5. Menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kuitansi penjualan resep yang akan disetor ke Bagaian Keuangan Rumah Sakit setiap hari. Neraca rugi laba dibuat dengan mengumpulkan data dari semua bagian tiap akhir tahun. Berdasarkan data yang dikumpulkan tersebut dapat diketahui Persediaan akhir setiap bulan dan setiap tahun. Harga Pokok Penjualan HPP kemudian dapat dihitung dengan menambahkan persediaan awal tahun dengan pembelian barang selama setahun lalu dikurangi dengan persediaan akhir tahun. Semua dana yang keluar dan masuk direkapitulasi. Kemudian dihitung rugi labanya setiap tahun. Dari hasil tersebut dilakukan evaluasi. Sub Instalasi Administrasi membuat, mengatur dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Pada prinsipnya seluruh perbekalan farmasi yang Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. didistribusikan harus dapat dikembalikan dananya, misalnya melalui prinsip unit cost. Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh IFRS untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien, yang dalam penggunaannya tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti reagen, kapas, plester dan lain-lain. Penentuan besarnya biaya unit cost untuk pasien rawat jalan, operasi dan rawat inap dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Pasien rawat jalanoperasi

Unit cost = Jumlah biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan setiap bulan Jumlah pasien yang berkunjung setiap bulan Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan kemudian diambil rata-ratanya.

b. Pasien rawat inap

Unit cost = Jumlah biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan setiap bulan Jumlah hari rawatan setiap bulan Biaya unit cost ini untuk pasien Askes dan Umum besarnya sama. Jumlah biaya unit cost ini dicatat oleh petugas ruangan melalui Opname Brief, dihitung jumlahnya oleh petugas Intalasi Farmasi dan pembayarannya langsung diklaim oleh Instalasi Farmasi ke RSUPM. Setiap bulan dibuat neraca RugiLaba untuk unit cost sehingga dapat dievaluasi secara berkala dan dapat segera disesuaikan jika terdapat perubahan yang signifikan. Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. Contoh biaya yang termasuk unit cost: Perhitungan Besarnya Unit Cost untuk Instalai Farmasi pada pasien Askes dan Askes Kin untuk Partus Normal 1. Rincian Perbekalan Farmasi-nya adalah sebagai berikut: NO. NAMA PERBEKALAN FARMASI KEMASAN HARGA SATUAN PEMAKA IAN HARGA PEMAKAIA N 1. Lidocain Amp Rp. 863,- 2 amp Rp. 1.726,- 2. Kapas 1 kg Rp. 31.460,- 1 ons Rp. 3.146,- 3. Iodin Povidon 60 cc Botol Rp. 3.500,- ΒΌ botol Rp. 875,- 4. Chromic 20 Sachet Rp. 11.477,- 2 bh Rp. 22.954,- Jumlah Rp. 28.801,- 2. Contoh Alat kesehatan habis pakai AHP memakai unit cost pasien ASKES rawat inap Abbocath no.16,18,20,22,24 SET Spuit 1,3,5,10,20,50,60 cc set Foley cath No.16,18,810 set Infus set dewasaanak-anak set NGT No. 5,8 baik pendekpanjang set NGT No. 14,16,18 set Urine bag set Wing nald No.23,25 set Wing nald Int No.23 set Suction Catheter set 3. Contoh unit cost perbekalan farmasi rawat inap KAPAS KG Plester 1,2,3 inchi Rol Talkum 250g bks Kj.jelly tube Alkohol 70,96 ltr H 2 O 2 3 ltr First Aid ltr Verband Rol Cydex 5ltr gallon Jelly Aquasonic Rol Lidokain 2 amp Nald Hecting 60306036 lsn Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. 4. Contoh unit cost perbekalan farmasi operasi sedang pasien THT di COT Xylocain spray fls Plester rol Nald bh Verband rol Kapas g Scapel bh 5. Contoh unit cost perbekalan farmasi operasi besar di COT Ethrane ml Plester rol Suction catheter set Kj.Jelly tube Nald Hecting bh Kapas Kg Scapel bh 6. Unit cost untuk pengawetan satu jenazah Formalin ltr Spuit pcs Alkohol mL Kapas Kg Selain unit cost tesebut diatas juga terdapat unit cost untuk tindakan alat canggih antara lain: Jenis tindakan Bahan Satuan USG UPC 110 HD rol Jelly galon Gastroskopi UPS 21 L lembar Xylocain cc Kolonoskopi Paper UPC 21 L lembar Xylocain cc EKG Paper EKG meter Jelly cc Spirometri Paper Spirometri rol Scalpel blade No.11,15,20- 24 Nasal O 2 set Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009.

3.4 Central Sterilization Supply Department CSSD