PEMBAHASAN Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan

Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009.

BAB IV PEMBAHASAN

Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah kota Medan yang telah swadana, dimana BPK RSU Dr. Pirngadi memiliki wewenang untuk menggunakan penerimaan fungsionalnya secara langsung demi perkembangan rumah sakit. BPK RSU Dr. Pirngadi Medan termasuk Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan dan sejak diubah statusnya menjadi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan pada tanggal 6 September 2002 pimpinannya adalah Kepala Badan Pelayanan Kesehatan yang dalam melaksanakan tugasnya tidak lagi dibantu oleh Wakil Direktur melainkan oleh 5 Kepala Bidang dan 1 orang Sekretaris. Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan memiliki 4 Sub Instalasi yaitu: Perbekalan, Distribusi, Administrasi dan Farmasi Klinis. Setiap Sub Instalasi mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan satu sama lainnya. Pada dasarnya setiap Sub Instalasi telah berusaha untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya dalam memberikan pelayanan kepada pasien. BPK RSU Dr. Pirnagadi Kota Medan telah memiliki Formularium Rumah Sakit FRS yang digunakan sebagai standar penulisan resep oleh dokter. Formularium Rumah Sakit ini disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi PFT dibawah Komite Medis yang terdiri dari dokter dari Staf Medis Fungsional SMF dan Apoteker sebagai sekretaris dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. Formularium Rumah Sakit ini disusun dengan mempertimbangkan perkembangan di bidang kedokteran dan farmasi. Formularium Rumah Sakit yang digunakan di RSU Dr. Pirngadi Kota Medan adalah Formularium Rumah Sakit tahun 2007. Instalasi Farmasi Rumah Sakit seharusnya merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang menyediakan dan mendistribusikan perbekalan farmasi serta menyajikan informasi obat pada pasien rawat jalan dan rawat inap. Sistem pelayanan farmasi seperti ini dikenal dengan sistem satu pintu. Pada kenyataannya di BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan belum sepenuhnya melaksanakan sistem pelayanan farmasi satu pintu. Hal ini dapat dilihat dengan adanya apotek Kimia Farma di luar Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Sejak tanggal 1 Mei 2004, Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan mengadakan pelayanan farmasi Askes rawat inap. Pelayanan pasien Askes rawat inap berada dibawah Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan. Mulai Januari 2005, pelayanan farmasi Askes rawat inap melayani pasien Askes Kin. Dan pada Juli 2007 Pelayanan Jamkesmas mulai dilaksanakan di BPK RSU Dr. Pirngadi. Pelayanan pasien Medan Sehat mulai dilaksanakan pada November 2008. Pelayanan AskesJamkesmasMedan Sehat rawat inap untuk pesertanya menggunakan sistem pelayanan ODDD One Day Dose Dispensing. Pada pasien umum rawat inap, sistem pelayanan ODDD belum dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan pasien harus setiap hari membayar karena belum adanya penagihan secara sentral. Pembagian Pelayanan Askes BPK RSU Dr. Pirngadi Medan dibagi atas beberapa depo untuk mengefisiensikan pelayanan. Depo Farmasi lantai 3 dan 5 melayani resep Askes, Jamkesmas dan Medan Sehat rawat inap. Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. Pada pelayanan resep Askes, ada kalanya dokter meresepkan obat-obatan yang terdapat di luar DPHO. Bila hal ini tak terhindarkan maka pasien Askes harus membayar harga obat tersebut setelah pasien diinformasikan bahwa obat yang diresepkan diluar DPHO. Demikian halnya untuk pasien Jamkesmas dan Medan Sehat, adakalanya dokter meresepkan obat-obatan di luar sistem Formularium Jamkesmas seperti obat-obat paten. Akan tetapi, pasien tetap tidak mengeluarkan biaya dengan cara mengganti obat-obat paten dengan obat-obat generik yang mempunyai kelas terapi yang sama. Farmasi Klinis di BPK RSU Dr. Pirngadi Kota Medan telah dilaksanakan terbatas pada konseling, pemberian informasi obat, monitoring efek samping obat, pemantauan dan pengkajian penggunaan obat secara rasional dan analisis efektifitas biaya. Namun pelaksanaan Farmasi Klinis lainnya seperti pencampuran obat suntik secara aseptis, penentuan kadar obat dalam darah, penanganan obat sitostatika, dan penyiapan total parenteral nutrisi belum terlaksana. Pengelolaan administrasi di Instalasi Farmasi BPK RSU Dr. Pirngadi Medan telah dilaksanakan dengan baik sebagai pengelola pembukuan dan pelaksana fungsi kontrol obat-obatan melalui sistem cross-check pada setiap sub Instalasi Farmasi. Dari neraca RugiLaba yang dibuat setiap tahun dapat dilakukan evaluasi untuk mengetahui instalasi farmasi mengalami RugiLaba. Jika dari neraca RugiLaba tersebut diketahui instalasi farmasi telah mendapat keuntungan maka sistem operasional yang dijalankan dalam periode ini dipertahankan untuk periode selanjutnya. Tetapi jika mengalami kerugian maka dilakukan evaluasi pada bagian mana yang mengalami kerugian dan dilakukan pembenahan di bagian tersebut. Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009. Instalasi CSSD telah melakukan upaya sterilisasi alat-alat untuk operasi yang disesuaikan dengan tindakan operasi yang dilakukan. Alat-alat kesehatan habis pakai dan bahan-bahan keperluan sterilisasi dipesan dengan menggunakan surat pesanan yang disetujui oleh Kepala Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit kepada PBF. Sedangkan untuk alat-alat inventaris disediakan oleh pihak rumah sakit . Trisna Kurnia : Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Rumah Sakit Di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, 2009.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN