Beberapa Kasus Kerusakan Lingkungan Hidup Yang Timbul Akibat

Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008. USU Repository © 2009 perdagangan dengan Iran juga akan diterapkan terhadap produk-produk untuk penggunaan militer maupun sipil. Resolusi ketiga tersebut tambah memperburuk kondisi Iran dalam posisinya untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara di dunia. Dalam resolusi yang ketiga ini juga terdapat larangan perdagangan dengan Iran. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa apabila terjadi penyalahgunaan pemanfaatan tenaga nuklir, maka negara tersebut akan dikenai sanksi oleh Dewan Keamanan PBB. Apabila hal tersebut terjadi maka akan terdapat kemungkinan bahwa negara yang terkena sanksi tersebut akan terpojok dalam hal pergaulan internasional dengan negara-negara di dunia, dan hal tersebut dapat terjadi di segala bidang.

C. Beberapa Kasus Kerusakan Lingkungan Hidup Yang Timbul Akibat

Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dalam melakukan pemanfaatan tenaga nuklir, baik itu secara sengaja ataupun tidak sengaja bisa saja timbul kerusakan lingkungan hidup. Beberapa kasus kerusakan lingkungan hidup yang timbul akibat pemanfaatan tenaga nuklir antara lain sebagai berikut: 1. Kasus Bom Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki Pada Perang Dunia II, Amerika Serikat menjatuhkan dua buah bom nuklir di Jepang, yakni yang pertama bom uranium disebut Little Boy diledakan pada Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008. USU Repository © 2009 tanggal 6 Agustus 1945 di kota Hiroshima, dan yang kedua bom plutonium disebut Fat Man, diledakan pada tanggal 9 Agustus 1945 di atas kota Nagasaki. Bom uranium-235 yang dinamai Little Boy dan dijatuhkan di Kota Hiroshima ini membuat cendawan debu hingga ketinggian 45.000 kaki dengan ledakan dahsyat berantai, kilatan, api, dan gelombang kejut berkecepatan 1.100 kaki perdetik. Belum lagi efek ledakan ini menimbulkan hembusan angin berkecepatan ratusan mil perjam hingga radius puluhan mil. Sebanyak 137.000 nyawa tergulung dalam hitungan detik. Begitupun gedung-gedung, jembatan, dan semua instalasi, hancur tak bersisa. Selang tiga hari kemudian, bom kedua dijatuhkan Amerika Serikat di Nagasaki. Kali ini 78.000 rakyat menjadi santapan Fat Man, yakni bom atom bermuatan plutonium-239. Perang Dunia II pun berakhir dengan berlututnya Jepang kepada Sekutu. Namun lebih daripada itu, dunia telah menyaksikan suatu kebiadaban dari penemuan baru para ilmuwan fisika yang sulit diterima akal. 52 2. Kasus PLTN Chernobyl Pada tanggal 26 April 1986, pukul 01.23 terjadi ledakan pada Unit 4 PLTN Chernobyl di Ukraina. Ini merupakan kasus yang dampaknya dapat kita lihat bahkan setelah lebih dari 20 tahun setelah peristiwa tersebut terjadi. Tipe PLTN Chernobyl dirancang untuk menghasilkan “plutonium” guna pembuatan senjata nuklir serta listrik. Tipe PLTN berfungsi ganda seperti ini tidak ada di negara-negara Barat, seperti, Amerika Serikat dan Perancis, yang 52 “Nuklir dan Fenomena Energinya”, http:www.angkasa-online.com Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008. USU Repository © 2009 merupakan negara pioner PLTN di samping Uni Soviet pada waktu itu sebagai pioner pertama. Kecelakaan PLTN Chernobyl masuk level ke-7 level paling atas yang disebut major accident, sesuai dengan kriteria yang ditentukan The International Nuclear Event Scale INES. Di samping kesalahan operator yang mengoperasikannya di luar SOP standard operation procedure, PLTN Chernobyl juga tidak memenuhi standar desain sebagaimana yang ditentukan International Atomic Energy Agency IAEA. PLTN Chernobyl tidak mempunyai kungkungan reaktor sebagai salah satu persyaratan untuk menjamin keselamatan jika terjadi kebocoran radiasi dari reaktor. Apabila PLTN Chernobyl memiliki kungkungan maka walaupun terjadi ledakan kemungkinan radiasi tidak akan keluar ke mana-mana, tetapi terlindung oleh kungkungan. Atau bila terjadi kebocoran tidak separah dibandingkan dengan tidak memiliki kungkungan. Secara perinci, kecelakaan itu disebabkan, pertama, desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah, daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor containment. Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara. Kedua, pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor. Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008. USU Repository © 2009 Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi. 53 Pada prinsipnya, ada tiga akibat radiasi yang dapat berpengaruh pada sel. Pertama, sel akan mati. Kedua, terjadi penggandaan sel, pada akhirnya dapat menimbulkan kanker, dan ketiga, kerusakan dapat timbul pada sel telur atau testis, yang akan memulai proses bayi-bayi cacat. Selain itu, juga menimbulkan luka bakar dan peningkatan jumlah penderita kanker thyroid dan cardiovascular sebanyak 30-50 di Ukrania, radang pernapasan, dan terhambatnya saluran pernapasan, juga masalah psikologi dan stres yang diakibatkan dari kebocoran radiasi. 54 3. Kasus PLTN di Jepang Gempa besar berskala 6.8 skala Richter di Jepang yang terjadi pada tanggal 16 Juli 2007 menyebabkan sampah-sampah radioaktif di salah satu reaktor nuklir pembangkit listrik bergelimpangan. Hal tersebut diketahui sehari setelah gempa terjadi. Sebelumnya hanya diketahui kebocoran air radioaktif di salah satu tangki di reaktor nuklir Kota Kashiwazaki. 55 Awalnya, pemilik PLTN yakni Tokyo Electric Power Company TEPCO menyatakan bahwa tidak terjadi kebocoran radioaktif. Namun setelah itu TEPCO 53 Markus Wauran, “Mengenang 22 Tahun Tragedi Chernobyl”, http:sangnanang. dagdigdug.com20080425tragedi-chernobyl 54 “Bencana Nuklir Chernobyl Bukti Rawannya PLTN”, http:www.walhi.or.id kampanyeenergi pltn070110_chernobyl_li 55 “Sampah Radioaktif Bergelimpangan Akibat Gempa Jepang”, http:64.203.71.11 ver1Iptek070717180716.htm Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008. USU Repository © 2009 mengakui adanya kebocoran kecil air yang mengandung material radioaktif. Ternyata volume kebocoran tersebut ditemukan lebih besar dari yang dilaporkan, dan air tersebut juga mengandung 50 persen lebih banyak kandungan material radioaktif dari yang semula diakui. Lebih jauh lagi, terungkap bahwa raturan barel-barel yang menyimpan limbah nuklir ternyata terguling akibat gempa dan puluhan tutupan barel-barel tersebut terlepas. Terungkap juga bahwa kandungan cobalt-60 dan chromium-51 terlepas ke atmosfir melalui cerobong pembuangan. Dampak guncangan-guncangan yang terjadi ternyata lebih parah dari yang telah diperkirakan pada tahap PLTN tersebut dirancang-bangun, dan telah ada indikasi-indikasi baru bahwa ada jalur gempa yang sebelumnya tidak diketahui di bawah lokasi pembangkit nuklir itu. Jepang merupakan salah satu dari negara- negara di dunia yang rentan terhadap gempa, dan juga negara yang bergantung pada energi nuklir. Contoh-contoh lain mengenai kasus PLTN di Jepang: • Maret 2007 – Terkuak bahwa fasilitas nuklir Hokuriku tidak mengungkapkan kepada publik maupun para pengawas nuklir tentang satu insiden serius di pembangkit nuklir mereka di Shika yang pada tanggal 18 Juli 1999 gagal mengontrol fungsi pipa mereka. • April 2006 – Terjadi tumpahan cairan radioaktif yang mengandung plutonium sebanyak 40 liter di sebuah instalasi pengolah nuklir di Rokkasho-Mura. • Agustus 2004 – Ledakan pipa di pembangkit nuklir Mihama mengakibatkan 5 pekerja meninggal dunia. Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008. USU Repository © 2009 • July 2002 – Kiriman butir-butir plutonium ditolak Jepang setelah terkuak bahwa British Nuclear Fuels memalsukan dokumen tentang prosedur keamanan dalam proses produksinya. • September 1999 – Kesalahan prosedur di Tokaimura menyebabkan lepas kontrol operasi selama tiga hari. Tiga pekerja meninggal setelah mengalami radiasi dan masyarakat setempat dievakuasi. 56 4. Kasus Cosmos-954 Kasus Cosmos-954 merupakan kasus jatuhnya satelit bertenaga nuklir, Cosmos-954 milik Uni Soviet, di Kanada. Kasus tersebut, oleh kedua belah pihak, telah diselesaikan melalui cara-cara hukum non-litigasi. Cosmos-954 merupakan salah satu satelit bertenaga nuklir milik Uni Soviet, yang diluncurkan pada tanggal 18 September 1957. Satelit ini dilengkapi reaktor nuklir seberat 55 kg dan menggunakan bahan uranium 235, dengan komposisi 90 Uranium 235. Beberapa minggu setelah peluncurannya, satelit yang direncanakan ditempatkan pada ketinggian 270 km di atas permukaan bumi itu dinyatakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sebab-sebab kemerosotan fungsi itu tidak dapat diketahui dengan pasti. Beberapa pendapat menyatakan bahwa Cosmos-954 telah berbenturan dengan serpihan sampah ruang angkasa space debris. 56 “Gempa, kebakaran dan kebocoran nuklir di Jepang”, http:www.greenpeace.org seasiaidpresspress-releasesgempa-kebakaran-dan-kebocoran Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008. USU Repository © 2009 Fasilitas lacak Uni Soviet yang kurang memadai mengakibatkan Soviet kehilangan kemampuan untuk memantau secara akurat gerak dan posisi Cosmos- 954. Pada tanggal 24 Januari 1978 dilaporkan bahwa Cosmos-954 telah memasuki atmosfir bumi dan mengarah ke wilayah Kanada Barat Laut. Pada hari yang sama Cosmos-954 telah jatuh di wilayah yang telah diperkirakan, dengan meng- akibatkan radisis radioaktif seluas 600 km persegi. Meliputi wilayah Kanada Utara dan Barat Laut, bagian Utara Queen Chalotte Islands, Alberta dan Skatchewan. Pecahan itu berbobot sekitar 65 kg dan mengandung sekitar 3.500 partikel radioaktif. Tingkat radiasi partikel tersebut sangat bervariasi dari ribuan sampai jutaan dari satu rontgenjam. Beberapa diantaranya memiliki sifat sangat mematikan. Satu pecahan berukuran tidak terlalu besar, 25 mm x 15 mm x 10 mm, memiliki tingkat radiasi sampai 500 rontgenjam. Cukup untuk membunuh manusia dalam beberapa jam sejak mengalami kontak pertama, data tersebut hanyalah data tentang dampak langsung acut impact dari jatuhnya Cosmos-954, dan Kanada belum memperhitungkan dampak tidak langsungnya. Persoalan lain yang sangat rumit adalah masalah penanganan radiasi. Pemerintah Kanada, dengan bantuan tenaga ahli dari Uni Soviet dan Amerika Serikat, membutuhkan waktu tidak kurang dari delapan bulan, dengan faktor kesulitan yang sangat tinggi. Musim dingin yang telah berlangsung, dengan suhu antara -40 sampai -100 derajat Celcius, mengakibatkan pembekuan danau dan Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008. USU Repository © 2009 sebagian besar lahan tertutupi salju, sehingga menimbulkan hambatan besar dalam membersihkan lahan dari radiasi. Kanada telah melakukan dua kali operasi untuk mengatasi pencemaran radioaktif itu, pertama dari 24 Januari – 20 April 1978, dan yang kedua dari 21 April – 15 Oktober 1978. Untuk membiayai keseluruhan fase itu Kanada telah menghabiskan biaya yang sangat besar, dan untuk itu semua biaya tersebut di klaim oleh pemerintah Kanada kepada pemerintah Uni Soviet. 57

D. Pertanggungjawaban Negara Dalam Hal Terjadi Kebocoran Nuklir