Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Pengesahan Perjanjian Mengenai Pencegahan Penyebaran Senjata-Senjata Nuklir Nomor 8 Tahun 1978.
38
Selain itu juga terdapat Keputusan Presiden No. 106 Tahun 2001 Tentang Pengesahan Convension On Nuclear Safety Konvensi Tentang Keselamatan
Nuklir. Di Wina, Austria, pada tanggal 20 September 1994 Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani Convention on Nuclear Safety Konvensi tentang
Keselamatan Nuklir, sebagai hasil Sidang Umum ke-28 Badan Tenaga Atom Internasional dan sehubungan dengan itu dipandang perlu untuk mengesahkan
Convention tersebut dengan Keputusan Presiden.
39
D. Penerapan Sanksi Atas Pelanggaran Dan Penyalahgunaan Pemanfaatan
Tenaga Nuklir Menurut Hukum Internasional
Bagi negara-negara yang tergabung sebagai anggota IAEA melakukan pelanggaran dan penyalahgunaan pemanfaatan tenaga nuklir maka akan di kenai
sanksi menurut ketentuan hukum internasional. Negara-negara yang diduga melakukan pelanggaran dan penyalahgunaan
pemanfaatan tenaga nuklir akan dilakukan pemeriksaan oleh IAEA dan apabila selama pemeriksaan tersebut diperoleh bukti-bukti dan keterangan yang mengarah
kepada pelanggaran dalam hal pemanfaatan tenaga nuklir oleh negara yang
38
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1978 Tentang Pengesahan Perjanjian Mengenai Pencegahan Penyebaran Senjata-Senjata Nuklir
39
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 106 Tahun 2001 Tentang Pengesahan Convension On Nuclear Safety Konvensi Tentang Keselamatan Nuklir
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
sedang diperiksa tersebut, maka IAEA akan melaporkannya kepada Dewan Keamanan PBB. Apabila melalui perundingan yang dilakukan oleh Dewan
Keamanan PBB dengan negara yang bersangkutan tidak mendapatkan hasil yang diinginkan oleh Dewan Keamanan PBB serta sesuai dengan ketentuan yang
berlaku bagi anggota IAEA maka akan dikenai sanksi berupa Resolusi Dewan Keamanan PBB atas dasar kesepakatan negara-negara anggota Dewan Keamanan
PBB berdasarkan laporan dan bukti-bukti serta keterangan yang diberikan oleh IAEA.
Salah satu contoh kasus yang penyelesaiannya masih berlanjut hingga saat ini adalah mengenai isu nuklir Iran. Setelah penyerangan di Irak, Amerika kini
memutar perhatiannya kepada Iran dengan mengklaim bahwa Iran telah mengembangkan program pengayaan uranium untuk memproduksi bom atom. Di
lain pihak, Iran menyangkal hal tersebut dan menjelaskan bahwa program pengayaan uranium tersebut dijalankan semata-mata untuk tujuan damai.
Persoalan mengenai program pengayaan uranium yang dikembangkan oleh Iran telah lama menjadi isu utama pada Badan Energi Atom Internasional
International Atomic Energy AgencyIAEA. Namun perlu digarisbawahi di sini bahwa IAEA tidaklah memiliki kekuataan yang sama sebagaimana dimiliki oleh
Dewan Keamanan dari Perserikatan Bangsa-BangsaDK-PBB Security Council of the United Nations. Amerika Serikat berusaha untuk membawa permasalahan ini
kepada Dewan Keamanan dengan tujuan agar Iran dijatuhkan sanksi sehingga Iran menghentikan seluruh program pengayaan uraniumnya. Disebabkan penyerangan
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
terhadap Irak oleh Amerika dan sekutunya telah melahirkan banyak kritikan tajam dari berbagai kalangan, oleh karenanya dalam kasus Iran ini Amerika tidak lagi
menggunakan tindakan unilateral sebagaimana dilakukan dalam kasus penyerangan Irak. Amerika ingin memanfaatkan peran Dewan Keamanan dan
meyakinkan anggotanya bahwa sanksi terhadap Iran amatlah diperlukan. Pada tanggal 24 September 2005, IAEA mengeluarkan resolusi bahwa isu
Iran akan dipercayakan kepada Dewan Keamanan. Resolusi ini dikeluarkan dan disetujui melalui 22 suara, sedangkan suara tidak setuju hanyalah satu suara dan
sisanya sebanyak 12 negara memberikan suara abstain. Keluarnya resolusi ini ternyata juga telah menjadi saksi mata adanya pembagian antara negara-negara
berkembang dan negara-negara maju. Berbagai negara, terutama Rusia, China, dan Afrika Selatan, tidak setuju dengan metode yang diinginkan oleh Amerika
Serikat untuk menyelesaikan krisis Iran. Dalam hal ini, India adalah satu di antara banyak negara yang berhasil ditekan oleh Amerika sehingga memberikan suara
untuk resolusi tersebut. Sedangkan Rusia dan China tidak memberikan suara untuk resolusi tersebut dan abstain dari pemungutan suara.
Rusia dan China menentang sanksi PBB terhadap Iran. Oleh karena itu, Dewan Keamanan haruslah mengambil jalan tengah. Resolusi Dewan Keamanan
PBB mempunyai sifat mengikat, tetapi dengan tidak tercapainya konsensus di antara anggota tetap, maka Dewan Keamanan telah dianggap gagal untuk
mengeluarkan resolusi tersebut. Sebagai penggantinya, Dewan Keamanan mengeluarkan pernyataan dengan suara bulat yang meminta Iran untuk menunda
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
program pengayaan uraniumnya selama tigapuluh hari hingga tanggal 5 April 2006. Selain itu, Iran juga diminta untuk kembali bekerjasama dengan IAEA.
Akan tetapi pernyataan tersebut disambut oleh Iran dengan menyatakan bahwa mereka tetap berpegang teguh program pengayaan uraniumnya adalah untuk
memproduksi tenaga listrik. Setelah terjadi perdebatan cukup panjang soal nuklir Iran, Dewan
Keamanan PBB akhirnya menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Iran karena negara tersebut menolak untuk mengakhiri pengayaan uranium.
Sanksi dijatuhkan kepada Iran melalui Resolusi No 1737 yang disetujui pengesahannya oleh 15 anggota Dewan Keamanan PBB dalam sidang yang
dipimpin ketua Dewan Keamanan untuk bulan Desember, Nassir Abdulaziz Al- Nasser Dubes Qatar untuk PBB di Markas Besar PBB, New York.
Sidang, selain oleh lima anggota tetap PBB dengan hak veto Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia dan China serta 10 anggota tidak tetap tanpa hak
veto Argentina, Denmark, Jepang, Qatar, Kongo, Ghana, Tanzania, Peru, Yunani dan Slovakia, juga dihadiri oleh lima negara anggota DK berikutnya, termasuk
Indonesia, yang duduk sebagai pengamat, serta Duta Besar Iran untuk PBB, Javad Zarif.
Dengan suara bulat yang dicapai saat voting dilakukan terhadap 15 anggota, Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi yang memerintahkan Iran
untuk segera menghentikan pengembangan kegiatan nuklirnya, termasuk penelitian dan pengembangan nuklir serta pembuatan reaktor air.
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Pemberhentian kegiatan-kegiatan itu, menurut Resolusi, akan diawasi oleh Badan Energi Atom Internasional IAEA dan Dewan Keamanan meminta Dirjen
IAEA untuk memberi laporan dalam waktu 60 hari apakah Iran telah secara penuh menghentikan kegiatan-kegiatan yang diharamkan oleh Resolusi 1737.
Dewan Keamanan menyatakan akan menghentikan sanksi jika Iran benar- benar menghentikan kegiatan-kegiatan pengembangan nuklirnya.
Melalui resolusi tersebut, Dewan Keamanan PBB meminta semua negara untuk tidak mengirim Iran bahan-bahan ataupun teknologi yang memungkinkan
negara pimpinan Presiden Mahmoud Ahmadinejad itu bisa mengembangkan program nuklir dan senjata.
Resolusi 1737 juga akan membekukan aset-aset perusahaan dan perorangan Iran yang memiliki hubungan dengan program pengembangan senjata
nuklir Iran. Jika Iran tidak patuh, resolusi tersebut mengancam bahwa Dewan
Keamanan PBB akan menjatuhkan sanksi non-militer yang lebih keras kepada Iran.
40
Seluruh anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk Indonesia yang tadinya menolak resolusi namun akhirnya mendukung sanki tambahan bagi Iran, telah
menetapkan Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1747 24 Maret 2007 yang menambah sanksi terhadap Iran karena dianggap tidak mematuhi Resolusi nomor
1737 23 Desember 2006 dan terus melanjutkan program nuklirnya. Resolusi
40
“Dewan Keamanan PBB Akhirnya Jatuhkan Sanksi Untuk Iran”, http:www. kapanlagi.comh0000149807.html
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
1737 berisi kewajiban Iran untuk menghentikan upaya pengayaan uranium dalam rangka pengembangan nuklir. Iran menolak kewajiban itu dengan alasan, bahwa
upaya itu dilakukan untuk kepentingan damai, karena sebagai negara penandatangan NPT Non-Proliferation Treaty, Iran berhak untuk
mengembangkan nuklir untuk kepentingan damai. Sanksi PBB Resolusi No. 1747 meliputi: penghentian semua aktivitas
pengayaan dan pengolahan ulang uranium; pembekuan aset 28 kelompok usaha, perusahaan dan individu yang mendukung aktivitas nuklir atau pembuatan rudal
balistik Iran; embargo ekspor dan impor senjata konvensional Iran; embargo bantuan keuangan internasional kecuali bantuan kemanusiaan; larangan
berpergian terhadap seluruh pejabat nuklir Iran dan mengizinkan tindakan sepihak dari Negara anggota PBB kecuali aksi militer terhadap Iran. Sanksi ini merupakan
sanksi lanjutan atas sanksi pertama yang dijatuhkan pada Desember lalu.
41
Untuk ketiga kalinya Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menjatuhkan sanksi tertentu terhadap Iran. Dewan Keamanan PBB mengesahkan
Resolusi 1803 tahun 2008 yang menambah sanksi terhadap Iran terkait dengan aktivitas nuklirnya. Anggota Dewan Keamanan PBB saat ini adalah lima anggota
tetap dengan hak veto, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia dan China serta 10 anggota tidak tetap tanpa hak veto, yaitu Indonesia, Afrika Selatan,
Libya, Vietnam, Belgia, Italia, Kroasia, Panama, Kosta Rika dan Burkina Faso.
41
Ign Mahendra K, “Just Sit on One Chair, Bantahan Terhadap Juru Bicara Sang Presiden”, http:www.prpindonesia.orgJust_Sit_on_One_Chair_Bantahan_Terhadap_Juru_Bicara
_Sang_Presiden.html
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Keputusan diambil melalui pemungutan suara atau voting. Sebanyak 14 dari 15 negara Dewan Keamanan PBB menyetujui dikeluarkannya resolusi tersebut.
Indonesia merupakan satu-satunya negara anggota Dewan Keamanan PBB yang mengambil sikap abstain dalam voting.
Resolusi 1803 tahun 2008 menambah sanksi terhadap Iran antara lain berupa penambahan larangan bepergian dan pembekuan aset-aset para pejabat
Iran yang terkait dengan program pengembangan nuklir serta menerapkan larangan bepergian terhadap mereka yang terlibat banyak dalam aktivitas
pengembangan nuklir Iran. Untuk pertama kalinya, larangan untuk melakukan perdagangan dengan Iran juga akan diterapkan terhadap produk-produk untuk
penggunaan militer maupun sipil. Sanksi juga akan mencakup pemberlakuan pengawasan keuangan terhadap
dua bank yang dicurigai terlibat dalam kegiatan pengembangan nuklir sementara semua negara diminta untuk berhati-hati memberikan kredit, jaminan ataupun
asuransi kepada mereka. Selain itu, inspeksi juga akan dilakukan terhadap kapal- kapal yang dicurigai membawa barang-barang terlarang, baik dari maupun ke
Iran.
42
42
“PBB Perberat Sanksi untuk Iran”, Kompas, 04 Maret 2008,
Para diplomat puncak Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, Perancis, dan Jerman, Jumat 19 September 2008, membahas kemungkinan sanksi baru
terhadap Iran karena Teheran menolak mematuhi resolusi PBB.
http:kompas.co.idread xml2008030406061970 pbb.perberat.sanksi.untuk.iran
Mira Benita Maharama : Pengaturan Hukum Internasional Atas Pemanfaatan Tenaga Nuklir Dan Dampak Lingkungan Yang Mungkin Ditimbulkannya, 2008.
USU Repository © 2009
Amerika Serikat dan sekutu Eropanya berusaha mendorong Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi keempat kepada Iran dalam upaya
memaksa Teheran menghentikan program nuklirnya. Karena dalam hal ini Iran tetap berkeras bahwa program nuklir mereka hanya untuk damai. Dan hal tersebut
masih belum ada kelanjutannya. Penerapan sanksi terhadap pelanggaran dan penyalahgunaan pemanfaatan
tenaga nuklir menurut hukum internasional yang dijalankan oleh Dewan Keamanan PBB atas usul IAEA dalam hal ini sebagai contoh kasusnya adalah
Iran adalah salah satu dari sekian banyak penerapan sanksi yang dilakukan Dewan Keamanan PBB guna menciptakan serta menjaga perdamaian dan keamanan
internasional.
BAB IV POTENSI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP YANG MUNGKIN TIMBUL