PENDAHULUAN TINJAUAN TEORITIS GAMBARAN UMUM WAKALA INDUK NUSANTARA A. ANALISIS PRODUK PENUTUP PENDAHULUAN TINJAUAN TEORITIS GAMBARAN UMUM WAKALA INDUK NUSANTARA ANALISIS

DAFTAR ISI KATA PENGENTAR i DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalalah 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

7 D. Kajian Kepustakaan 8

E. Metodologi Penelitian

9 F. Sistematika Penulisan 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Tabungan

14 B. Dinar 18

C. Konsep Wadi’ah

35

BAB III GAMBARAN UMUM WAKALA INDUK NUSANTARA A.

Sejarah Berdirinya Wakala Induk Nusantara 45 B. Visi dan Misi Wakala Induk Nusantara 47 C. Struktur Organisasi Wakala Induk Nusantara 47 D. Produk-produk Wakala Induk Nusantara 47 E. Arah Perkembangan Usaha Wakala Induk Nusantara 49

BAB IV ANALISIS PRODUK

TABUNGAN DINAR SEBAGAI IMPLEMENTASI KONSEP WADI’AH

A. Prosedur Tabungan Dinar pada Wakala Induk Nusantara

50 B. Strategi Pemasaran dan Kendala-kendala yang dihadapi Wakala Induk Nusantara dalam Penerapan Produk Tabungan Dinar 53 C. Analisis Produk Tabungan Dinar Sebagai Implementasi Konsep Wadi’ah pada Wakala Induk Nusantara 55 D. Analisis SWOT pada Produk Tabungan Dinar 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

62 B. Saran-Saran 64 DAFTAR PUSTAKA 65 LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak Indonesia merdeka 62 tahun silam, rupiah menjadi mata uang yang digunakan sebagai alat transaksi yang sah. Namun, mata uang yang dibanggakan tersebut ternyata tak cukup kuat ditimpa inflasi dan guncangan mata uang lainnya seperti dolar AS. Bahkan, sebagian masyarakat lebih memilih untuk berinvestasi simpanan dalam mata uang dolar AS. Hal tersebut dapat dipahami karena mata uang kebanggaan masyarakat Indonesia itu memang berkali-kali mengalami penurunan nilai. Kegagalan uang kertas di Indonesia sangat tragis ketika dalam periode lima tahun antara tahun 1960-1965 inflasi mencapai 650 dan index biaya mencapai angka 438. Index harga beras mencapai 824, tekstil 717, dan harga Rupiah anjlok tinggal 175 dari angka Rp 160US menjadi Rp 120,000US. Karena Rupiah yang sudah tidak tertolong lagi, pemerintah terpaksa harus mengeluarkan kebijakan yang disebut Sanering Rupiah yaitu memotong tiga angka nol terakhir dari Rupiah lama menjadi Rupiah baru. Kebijakan yang dituangkan dalam Penetapan Presiden atau Penpres No 271965 itu menjadikan Rp 1,000 uang lama = Rp 1,- uang baru. Isu Sanering Rupiah juga sempat menguat dipuncak krisis moneter Indonesia 32 tahun kemudian yaitu antara tahun 1997-1998 dan pada tahun tersebut penurunan terjadi dimana nilai rupiah sempat menembus angka Rp 17 ribu per dolar AS. 1 Akibat jatuhnya nilai rupiah terhadap dolar AS tersebut menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi terpuruk. Harga-harga barang impor melonjak tajam yang juga diikuti lonjakan harga sembako. Harga Bahan Bakar Minyak BBM juga menaik tajam. Banyak perusahaan gulung tikar dan terpaksa melakukan Pemutusan Hubungn Kerja PHK. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran dan berbagai dampak sosial lainnya. Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, dinar dirham dapat menjadi solusi alternatif. Hal tersebut karena dinar dirham terbuat dari logam mulia yang tidak dapat dibuat seenaknya. Tetapi harus melalui proses alami ribuan tahun. Karena itu dinar dirham tidak dapat dipermainkan oleh para spekulan seperti uang kertas. Pada masa Khalifah Umar bin Khatab, dinar ditetapkan sebagai koin emas 22 karat dengan berat 4,25 gram. Sedangkan, dirham ditetapkan sebagai koin perak dengan berat 2,975 gram. 2 Kenyataan ini menunjukkan, untuk kesekian kalinya, dalam situasi ekonomi seperti apa pun mata uang dinar emas memperlihatkan kestabilannya. Dinar emas merupakan pilihan terbaik bagi kepentingan lindung nilai, untuk keperluan investasi jangka panjang, maupun untuk keperluan transaksi bisnis jual-beli dan utang-piutang. 1 M. Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham, Jakarta: Spiritual Learning Centre – Dinar Club, 2007, Cet ke-1, h. 22 2 Uang kertas, Dinar dan Krisis ekonomi, www.republika.co.id, 31 Mei 2007 Di belahan dunia lainnya di Dunia Islam, uang emas dan perak yang dikenal dengan Dinar dan Dirham juga digunakan untuk kegiatan muamalah maupun ibadah seperti zakat dan diyat sampai berakhirnya keKhalifahan Usmaniah Turki tahun 1924. 3 Koin dinar sendiri mulai dicetak dan diedarkan di Indonesia sejak tahun 2000 oleh unit logam mulia, Dinar dicetak oleh Islamic Mint Nusantara atau PT Aneka Tambang Logam Mulia Indonesia yang merupakan satu-satunya tempat pemurnian emas dan perak di Indonesia dengan pengakuan internasional. Perusahaan milik Negara ini dilengkapi dengan laboratorium penguji kadar emas selain perak dan platina, dan memperoleh akreditasi dari LEMA London Bullion Market Association dan KAN Komite Akreditasi Nasional. 4 Kini tersedia dalam empat denominasi 2, 1, ½, dan ¼ dinar. Spesifikasi teknisnya mengikuti standar dari WITO World Islamic Trade Organization, yang didasarkan kepada standar klasik yang dibuat oleh Khalifah Umar bin Khattab. 5 Saat ini pemakaian koin Dinar emas di Indonesia telah semakin tambah populer dan meluas. Pemakai Dinar emas di Indonesia telah tersebar mulai dari Jayapura, Banda Aceh dan dinar juga dapat diperoleh di wakala-wakala di beberapa wilayah, seperti Jakarta, Depok, Bekasi, Bandung, dan Yogya. Juga dibeberapa Negara seperti Dubai, Inggris, Afrika Selatan, Malaysia, dan lainnya. 3 Iqbal, Mengembalikan Kemakmuran Islam dengan Dinar dan Dirham, Jakarta: Spiritual Learning Centre – Dinar Club, 2007, Cet ke-1, h. 18 4 Zaim Saidi, Lawan Dollar dengan Dinar, Jakarta: Pustaka Adina, 2003, Cet. 1. h. 120 5 Mata Uang Dinar Emas tembus Rp 1 Juta, http:wakalasauqi.blogspot.com, 05 November 2007 Ketika dinar dan dirham mulai dikenal secara luas, kelompok-kelompok pengguna dinar dapat meningkatkan kegiatan tolong menolongnya dalam bentuk saling bertransaksi menggunakan dinar dan dirham. Transaksi yang masih bersifat internal ini dapat meliputi kegiatan tabunganinvestasi, perdagangan maupun konsumsi. Dinar dapat diterapkan sebagai tabunganinvestasi bagi masyarakat dengan menjadikan dinar sebagai produk perbankan syariah, yakni deposito dinar syariah. Yaitu dengan menggunakan Dinar dalam produk deposito syariah. Banyak kelebihan dalam menggunakan Dinar sebagai produk deposito, salah satunya adalah dinar memiliki nilai stabil dan tidak terpengaruh inflasi. Sebabnya, dinar terbuat dari emas sehingga lebih stabil dibandingkan uang kertas. Dinar dan dirham sebagai tabungan simpanan dan investasi berguna untuk melindungi harta masyarakat dari inflasi, sebagai alat tukar atau mata uang baik untuk menstabilitaskan harga, dapat dipergunakan untuk pembayaran zakat harta agar sesuai syariah karena zakat harta dilihat dari zat dan jumlahnya dan bukan karena nominalnya, dapat diperuntukkan sebagai mahar, sedekah atau hadiah. 6 Dan tabungan dinar juga dapat digunakan untuk kebutuhan finansial yang bisa diprediksi membutuhkan pengumpulan sejumlah dana dalam periode tertentu sehingga pada saat dibutuhkan, dana tersebut 6 http:bimaa.wordpress.com20070910faq-dinar-dirham tersedia. Contohnya adalah dana pergi haji, dana pendidikan anak, dana untuk pembelian rumah dan lain sejenisnya. 7 Dalam tradisi fiqih Islam, prinsip titipan atau simpanan dikenal dengan prinsip al-wadi’ah. Al-wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. 8 Dalam hal ini Wakala atau wakalah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti wakil jama’. Makna dari istilah wakala adalah agen. Secara fungsional wakala dapat mengambil sejumlah peran, yakni tempat bertukarnya mata uang money changer, tempat penyimpanan tabungan, fasilitator pembayaran, serta pengiriman. Wakala juga dapat berfungsi sebagai clearing house, sumber informasi dan tempat bertemunya para pemilik dana dan pengelola, untuk mewujudkan kerjasama usaha mudharabah atau syirkah. 9 Karena fungsinya sebagai wakil dari pemilik dinar-dirham, maka Wakala tidak boleh meminjamkan dinar-dirham maupun memberikan kredit kepada pihak ketiga. 10 Wakala Induk Nusantara adalah salah satu wakala yang mengeluarkan produk BADAR Tabungan dalam Dinar, dimana Wakala Induk Nusantara memfasilitasi kepada nasabah untuk mempermudah keinginan mencapai hari depan yang lebih baik. Dalam fungsinya sebagai agen, lembaga wakala dapat 7 http:geraidinar.com200801mengapa uang kertas tidak bisa dipakai 8 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, h. 85 9 Zaim, Lawan Dolar dengan Dinar, h. 127 10 www.islamhariini.org mengutip sejumlah fee untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Perbedaan dari perbankan adalah wakala tidak menciptakan kredit. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik dan memilih Wakala Induk Nusantara sebagai studi kasus penelitian bahawa Wakala Induk Nusantara mempunyai aplikasi produk BADAR Tabungan dalam Dinar. Pemilihan studi kasus ini bersifat surposive sengaja mengingat bank-bank syariah belum ada yang mengeluarkan produk tabungan dalam dinar . Oleh karena itu, skripsi ini diberi judul ”ANALISIS PRODUK TABUNGAN DINAR BADAR SEBAGAI IMPLEMENTASI KONSEP WADI’AH ”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka pembatasan masalah pada skripsi ini berhubungan dengan implementasi wadi’ah pada produk tabungan dinar diWakala Induk Nusantara. Dalam hal ini produk tabungan dinar merupakan investasi jangka panjang yang memiliki keunggulan dibandingkan menabung dengan rupiah. Adapun perumusan masalah adalah sebagai berikut : a. Bagaimana prosedur tabungan dinar pada Wakala Induk Nusantara? b. Bagaimana strategi pemasaran dan kendala-kendala yang dihadapi Wakala Induk Nusantara dalam penerapan produk tabungan dinar? c. Bagaimana implementasi wadi’ah pada Wakala Induk Nusantara? d. Bagaimana Analisis SWOT pada produk tabungan dinar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan diatas ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian diantaranya: a. Untuk mengetahui prosedur produk tabungan dinar pada Wakala Induk Nusantara. b. Untuk mengetahui strategi pemasaran dan kendala-kendala apa saja yang dihadapi wakala Induk Nusantara mengenai produk tabungan dinar. c. Untuk mengetahui implementasi konsep wadi’ah pada Wakala Induk Nusantara. d. Untuk mengetahui analisis SWOT pada Produk Tabungan Dinar. Adapun manfaat yang diambil dari penulisan skripsi ini adalah: a. Bagi penulis, mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang tabungan dinar. b. Bagi perusahaan, memberikan saran, informasi dan referensi yang bermanfaat dalam melaksanakan langkah selanjutnya yang lebih baik serta sesuai dengan Syariat Islam. c. Bagi Masyarakat, skripsi ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai kegunaan dan manfaat dinar. d. Bagi akademisi, Dapat memberikan tambahan wawasan dan dijadikan sebagai pedoman atau referensi yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya-karya penelitian lapangan.

D. Kajian Pustaka

Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Jalaluddin, Dinar dan Dirham Menggagas Standarisasi Sistem Moneter Negara-negara Islam , Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum Jakarta, 2003 M1424 H. Sesuai dengan analisis data maka didapatkan hasil, dalam sejarah telah mencatat bahwa dunia Islam telah menggunakan dinar dan dirham sebagai mata uang dan sekaligus sebagai acuan dalam sistem moneter, dan juga penerapan dinar dan dirham dalam tatanan perekonomian Indonesia. Khususnya dapat diterapkan pada sektor- sektor seperti : pembayaran ongkos naik haji, zakat, infak, dan sedekah, dan lain-lain. 2. Abdul Gofur, Realisasi Penggunaan Dinar dan Dirham pada Produk BMT Al-Kautsar , Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum Jakarta, 2006 M1427 H. Dengan judul tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan dinar dan dirham ternyata BMT Al-Kautsar mampu meningkatkan assetnya. Disamping itu juga dengan penggunaan dinar dan dirham dapat mengembangkan produk-produk baru yang inovatif. Dari penelitian terdahulu yang ditulis oleh saudara Jalaluddin hanya membahas dinar dan dirham sebagai standarisasi sistem moneter dinegara-negara Islam dan juga saudara Jalaluddin hanya menggunakan library research atau kajian pustaka tanpa melakukan penelitian di lembaga manapun. Dan saudara Abdul Gofur membahas realisasi dinar dan dirham pada produk-produk BMT Al- Kautsar. Sedangkan yang akan dibahas oleh penulis lebih membahas satu produk yaitu produk tabungan dinar yang dikeluarkan oleh Wakala Induk Nusantara sebagai implementasi konsep wadi’ah.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Studi deskriptif bertujuan untuk mengetahui dan menggambarkan karakteristik variabel yang berkenaan dengan fenomena yang diteliti dalam suatu situasi. 2. Pendekatan Penelitian Adapun tipe atau pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa survei pada Wakala Induk Nusantara, Depok. 3. Jenis Data dan Sumber Data Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: a. Data Primer Merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara pihak Wakala, yaitu hasil pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penulis secara langsung mengadakan wawancara kepada Bpk. Zaim Saidi Direktur Wakala Induk Nusantara. b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, artikel, surat kabar, internet serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi penulisan skripsi ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Penelitian kepustakaan library research, merupakan data sekunder yang digunakan untuk mendukung data primer, dalam hal ini penulis mengadakan penelitian terhadap literatur yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini, literatur ini berupa buku, majalah, surat kabar, internet, dan lain-lain yang berkaitan dengan tema skripsi tersebut. b. Penelitian Lapangan field research, data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah jenis data primer, yaitu data yang diperoleh dari Wakala. Dengan metode ini penulis memperoleh data dan informasi tentang analisa produk tabungan dinar, dengan menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1 Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomene-fenomena yang diselidiki. 11 Hal-hal yang dilakukan dalam observasi adalah mengenai keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi penelitian yang berkaitan dengan produk tabungan dinar. 2 Dokumentasi yaitu mengumpulkan data berdasarkan dokumen- dokumen mengenai tabungan dinar yang ada pada Wakala Induk Nusantara dan laporan-laporan lain yang terkait dengan masalah penelitian. 3 Wawancara interview, sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang didapatkan dari lapangan atau pengumpulan data dengan melakukan interview kepada pihak-pihak yang dapat memberikan informasi untuk penelitian ini. 5. Teknik Analisa Data Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yakni penelitian yang menggambarkan data dan informasi berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dilapangan mengenai analisa produk tabungan dinar sebagai implementasi konsep wadi’ah pada Wakala Induk Nusantara dengan memberikan penilaian terhadap permasalahan yang diangkat melalui interpretasi yang tepat dan akurat. 11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, cet-XXI, Yogyakarta: Andi Offset, 1992, h. 132. 6. Teknik Penulisan Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.

F. Sistematika Penulisan

Mengenai sistematika penulisan, dalam hal ini penulis membaginya dalam lima bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. Secara garis besar sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bab ini membahas tentang pengertian tabungan, tabungan syariah, tabungan dinar, pengertian dan sejarah Dinar, keunggulan dan kelemahan dinar, hukum penggunaan mata uang emas, pengertian dan dasar hukum wadi’ah, rukun dan syarat wadi’ah serta macam-macam wadi’ah.

BAB III GAMBARAN UMUM WAKALA INDUK NUSANTARA

Bab ini membahas tentang Sejarah berdirinya Wakala Induk Nusantara, visi dan misi Wakala Induk Nusantara, struktur organisasi Wakala Induk Nusantara, produk-produk Wakala Induk Nusantara serta arah perkembangan usaha.

BAB IV ANALISIS

PRODUK TABUNGAN DINAR SEBAGAI IMPLEMENTASI KONSEP WADI’AH Bab ini membahas tentang prosedur tabungan dinar pada Wakala Induk Nusantara, stretegi pemasaran dan kendala-kendala yang dihadapi dalam penerapan tabungan dinar pada Wakala Induk Nusantara, analisis produk tabungan dinar sebagai implementasi konsep wadi’ah pada Wakala Induk Nusantara, serta menganalisis produk tabungan dinar tersebut melalui SWOT.

BAB V PENUTUP