3. Isyarat harus mempunyai hubungan yang cukup beraarti dengan
kejadian yang dapat diamati. misalnya, dividen yang lebih tinggi saat ini akan dihubungkan dengan arus kas yang tinggi di masa yang akan
datang. 4.
Tidak menekan biaya pada pengiriman syarat yang efektif. Penggunaan dividen sebagai alat untuk mengirimkan isyarat yang
nyata kepada pasar mengenai hasil kerja perusahaan pada masa yang akan datang merupakan cara yang tepat, walaupun mahal tetapi berarti.
Hanya perusahaan-perusahaan yang prospeknya baik dapat melakukan hal ini. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang kurang sukses tidak
dapat melakukan hal yang sama untuk meniru cara ini, karena tidak mempunyai arus yang cukup kuat untuk melakukannya. Dengan
demikian pasar akan bereaksi terhadap perubahan dividen yang dibayarkan, karena pasar yakin bahwa pemberi isyarat adalah
perusahaan yang sukses Keown. 2000.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Menurut Riyanto 1995, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain:
1. Posisi Likuiditas Perusahaan
Posisi likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk
menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
2. Kebutuhan Dana untuk membayar Hutang
Apabila suatu perusahaan menetapkan bahwa pwlunasan hutangnya akan diambilkan dari laba ditahan , berarti perusahaan harus
menyisihkan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut, yang ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari
pendapatan atau earning yang akan dibayarkan sebagai dividen. 3.
Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai
pertumbuhan perusahaan tersebut, biasanya lebih senang untuk menahan earning-nya daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para
pemegang saham. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang
dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan.
4. Pengawasan terhadap Perusahaan
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja.
Kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham
baru akan melemahkan control dari kelompok dominan sisalam perusahaan.
Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan utang akan memperbesar resiko finansialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan
Universitas Sumatera Utara
intern dalam rangka usaha mempertahankan control terhadap perusahaan berarti mengurangi dividen payout ratio-nya.
Menurut Sutrisno 2001 faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen diantaranya yaitu:
1. Posisi Solvabilitas Perusahaan
Jika perusahaan dalam kondisi solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba
yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki posisi struktur modalnya.
2. Posisi Likuiditas perusahaan
Cash Dividen merupakan arus kas keluar bagi perusahaan. Oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa
menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang kondisi
likuiditasnya kurang baik, biasanya dividen yang dibagikan kecil sebab sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun
perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen yang lebih besar.
3. Kebutuhan untuk melunasi Utang
Semakin banyak utang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu dengan jatuh temponya utang, berarti dana utang tersebut harus diganti. Alternatif
mengganti dana utang bisa dengan mencari utang baru, bisa juga
Universitas Sumatera Utara
dengan sumber intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil dividen yang akan dibagikan.
4. Rencana perluasan
Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, hal ini bisa dilihat daari perluasan yang
dilakukan perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin
besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari utang,
menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh oleh internal resources berupa memperbesar laba
yang ditahan. Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividen yang dibagikan.
5. Kesempatan Investasi
Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan
investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang baik, maka dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.
6. Stabilitas pendapatan
Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan
perusahaan yang pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas lebih banyak,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga.
7. Pengawasan terhadap perusahaan
Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Apabila perusahaan mencari sumber dana dari modal
sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan.
Jika dibelanjai dari utang resikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian
tetap berada ditangannya.
F. Kendala atas Pembagian Dividen