BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan dan digolongkandikelompokkan kemudian dianalisis dan
diinterprestasikan secara objektif. Deskripsi umum dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Current Ratio CR
Current Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dimana jika suatu perusahaan, current ratio-nya
lebih dari satu, artinya perusahaan tersebut likuid. Tingginya current ratio berarti semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam membayar
dividen Sutrisno, 259: 2000. Tabel 4.1
Current Ratio Perusahaan sektor Manufaktur Periode 2005-2009 No Emiten
Tahun Rata-rata
CR 2005
2006 2007
2008 2009
1. ASII
110,74 78,38
91,24 132,17 140,06
110,52 2.
AUTO 170,92
174,76 216,04 213,34 217,39
198,49 3.
BATA 193,46
289,98 229,47 220,79 212,74
229,29 4.
BRAM 285,88
393,43 497,61 219,28 272,4
333,72 5.
DLTA 369,42
380,46 417,26 378,94 417,5
392,72 6.
EKAD 320,46
391,62 306,59 260,04 141,25
284 7.
GDYR 221,07
222,69 135,24 148,79 89,07
163,37 8.
GGRM 173,29
188,62 193,48 221,74 231,72
201,77 9.
HMSP 170,6
168,05 177,97 144,43 159,94
164,2 10. IGAR
334,81 324,89 306,21 407,27
411,48 356,94
11. INDF 146,66
118,88 92,1
89,77 108,85
111,25 12. INTP
251,89 214,45 296,02 178,57
357,43 259,67
13. KAEF 225,36
212,07 206,07 211,32 188,67
174,7 14. KLBF
404,51 504,17 498,26 333,35
266,76 353,41
15. SMGR 174,73
284,45 364,34 338,58 360,15
304,45 16. TRST
120,06 105,95 107,59 101,36
106,24 108,24
17 UNVR 135,22
126,59 110,98 100,39 112,52
117,14 Sumber:
www.idx.co.id dan www.duniainvestasi.com diolah, Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tingkat rata-rata CR yang tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar 392,72 dan yang memiliki
tingkat rata-rata CR terendah adalah perusahaan Trias Sentosa, Tbk sebesar 108,24. Tingkat CR pada tahun 2005 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Kalbe
Farma, Tbk sebesar 404,51 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Astra Internasional, Tbk sebesar 110,74. Tingkat CR pada tahun 2006 tertinggi
dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma, Tbk sebesar 504,17 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Astra Internasional, Tbk sebesar 78,38. Tingkat CR
pada tahun 2007 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma, Tbk sebesar 498,26, sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Astra Internasional, Tbk
sebesar 91,24. Tingkat CR pada tahun 2008 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Kageo Igar Jaya, Tbk sebesar 407,27 sedangkan terendah dimiliki oleh
perusahaan Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar 89,77. Tingkat CR pada tahun 2009 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar 417,5
sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Goodyear Indonesia, Tbk sebesar 89,07.
2. Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin
tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan Sartono, 2001: 66.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Debt to Equity Ratio Perusahaan sektor Manufaktur Periode 2005-2009 x
No Emiten Tahun
Rata-rata DER
2005 2006
2007 2008
2009 1.
ASII 1,11
1,41 1,17
1,21 1,02
1,18 2.
AUTO 0,71
0,57 0,48
0,45 0,39
0,52 3.
BATA 0,73
0,43 0,6
0,47 0,49
0,54 4.
BRAM 0,87
0,61 0,52
0,48 0,32
0,56 5.
DLTA 0,32
0,31 0,29
0,34 0,3
0,32 6.
EKAD 0,37
0,29 0,39
1,03 1,15
0,65 7.
GDYR 0,68
0,62 0,94
2,45 1,63
1,26 8.
GGRM 0,69
0,65 0,69
0,55 0,52
0,62 9.
HMSP 1,55
1,21 0,94
1 0,88
1,12 10. IGAR
0,42 0,44
0,53 0,38
0,39 0,43
11. INDF 2,33
2,13 2,62
3,11 2,68
2,57 12. INTP
0,87 0,59
0,44 0,33
0,2 0,49
13. KAEF 0,39
0,45 0,53
0,53 0,64
0,5 14. KLBF
0,76 0,36
0,33 0,38
0,45 0,46
15. SMGR 0,61
0,35 0,27
0,3 0,26
0,36 16. TRST
1,2 1,07
1,18 1,08
0,8 1,06
17. UNVR 0,76
0,95 0,98
1,1 0,92
0,94 Sumber:
www.idx.co.id dan www.duniainvestasi.com
Pada Tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa tingkat rata-rata DER yang tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar 2,57
dan yang memiliki rata-rata DER terendah dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar 0,32. Tingkat DER pada tahun 2005 tertinggi dimiliki oleh
perusahaan Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar 2,33 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar 0,32. Tingkat DER pada
tahun 2006 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar 2,13 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk
sebesar 0,31. Tingkat DER pada tahun 2007 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indofood sukses Makmur, Tbk sebesar 2,62 sedangkan terendah dimiliki oleh
perusahaan Semen Gresik, Tbk sebesar 0,27. Tingkat DER pada tahun 2008 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses Makmur, Tbk sebesar 3,11
diolah, Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Semen Gresik, Tbk sebesar 0,3. Tingkat DER pada tahun 2009 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Indofood Sukses
Makmur, Tbk sebesar 2,68 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Indocement T. P, Tbk sebesar 0,2.
3. Earning Per Share EPS
Earning yang dinyatakan dalam tiap lembarnya disebut Earning Per Share. Sedangkan dividen akan dibayarkan bila perusahaan memperoleh
keuntungan bersih, maka Earning Per Share tentu saja akan mempengaruhi besarnya dividen Harahap, 2008:305.
Tabel 4.3 Earning Per Share Perusahaan sektor Manufaktur Periode 2005-2009 Rp
No Emiten Tahun
Rata- rata
EPS 2005
2006 2007
2008 2009
1. ASII
1.348,03 916,94 1.610,35
2.270,3 1.754,79 1.580,08 2.
AUTO 361,83
365,76 589,9
733,99 996,25
609,55 3.
BATA 1.929,7 1.550,83 2.659,82 1.220,21 2.988,18 2.069,75
4. BRAM
265,55 40,7
87 210,61
108,65 142,5
5. DLTA
3.522,43 2.703,04 2.955,73 5.230,34 4.786,62 3.839,63 6.
EKAD 23,19
10,31 7,57
8,24 14,94
12,85 7.
GDYR -176,81
619,43 1.034,13 19,81 2.309,47
761 8.
GGRM 982,1
523,79 750,27
977,34 1.286,54 904
9. HMSP
543,71 805,5
826,84 888,72
841,49 781,25
10. IGAR 13,12
9,49 14,69
7 17,89
12,43 11. INDF
13,13 70,01
103,81 117,81
179,47 96,84
12. INTP 200,93
161,03 267,22
474,16 507,55
322,18 13. KAEF
9,51 7,92
9,4 9,97
2,6 7,88
14. KLBF 64,33
66,62 69,49
69,6 60,62
66,13 15. SMGR 1.723,96 2.184,13
299,32 425,45
406,01 1.007,77 16. TRST
5,85 9,24
6,32 20,66
42,04 16,82
17. UNVR 188,79
225,63 257,49
315,5 298,61 257,204
Sumber: www.idx.co.id
dan www.duniainvestasi.com Pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa tingkat rata-rata EPS yang
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar Rp 3.839,63 sedangkan rata-rata EPS terendah dimiliki oleh perusahaan Kimia Farma, Tbk
diolah, Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
sebesar Rp 7,88. Tingkat EPS pada tahun 2005 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta. Tbk sebesar Rp 3.522,43 sedangkan terendah dimiliki oleh
perusahaan Goodyear Indonesia sebesar Rp - 176,81. Tingkat EPS pada tahun 2006 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar Rp 2.703,04
sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Kimia Farma, Tbk sebesar Rp 7,92. Tingkat EPS pada tahun 2007 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta,
Tbk sebesar Rp 2.955,73 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Trias Sentosa, Tbk sebesar Rp 6,32. Tingkat EPS pada tahun 2008 tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar Rp 5.230,34 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Kageo Igar Jaya, Tbk sebesar Rp 7. Tingkat EPS pada
tahun 2009 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar Rp 4.786,62 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Kimia Farma, Tbk sebesar
Rp 2,6. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perusahaan Astra Otoparts, Tbk dan
Indofood Sukses Makmur memiliki nilai EPS yang relatif meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena perusahaan Astra Otoparts, Tbk dan
Indofood Sukses Makmur, Tbk mengalami peningkatan jumlah laba perlembar saham setiap tahunnya. Hal ini mencerminkan kinerja perusahaan yang baik
dalam produksi maupun penjualan produknya. PT Goodyear Indonesia memiliki EPS sebesar Rp 609,54 pada tahun 2004 dan kemudian menurun menjadi Rp -
176,81 pada tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian pada tahun 2005. Hal ini terjadi karena perusahaan yang pada tahun
2004 memiliki laba sebesar Rp 24,991 juta kemudian mengalami kerugian sebesar Rp 7,249 juta pada tahun 2005.
Universitas Sumatera Utara
4. Dividen Tahun Sebelumnya DPS
t-1
Dividen tahun sebelumnya dianggap mempengaruhi kebijakan dividen pada saat ini. Dividen tahun sebelumnya DPSt-
ı akan menjadi cerminan bagi investor untuk memperkirakan dividen pada saat ini, apakah dividen
yang dibayarkan mengalami penurunan atau kenaikan. Tabel 4.4
Dividen Tahun Sebelumnya Perusahaan sektor Manufaktur Periode 2005-2009 Rp
No Emiten
Tahun Rata-rata
DPS
t-1
2005 2006
2007 2008
2009 1.
ASII 220
710 440
160 870
480 2.
AUTO 50
100 75
235 294
150,8 3.
BATA 450
1.500 490
1.305 7.088
2.166,6 4.
BRAM 50
65 12
63 125
63 5.
DLTA 350
1.050 1.300
1.400 3.500
1.520 6.
EKAD 5
22,5 3
2 1
6,7 7.
GDYR 234
222 588
88 60
238,4 8.
GGRM 300
500 500
250 350
380 9.
HMSP 175
540 100
150 390
271 10. IGAR
5 5
3 5
3 4,2
11. INDF 28
17,5 5
31 43
24,9 12. INTP
30 50
30 40
150 60
13. KAEF 2,6
2,85 2,37
2,82 2,49
2,62 14. KLBF
3 3
10 10
12,5 7,7
15. SMGR 40
710 1.092,6 149,66 215,19
441,63 16. TRST
5 8
5 5
10 6,6
17. UNVR 250
260 205
257 315
257,4 Sumber:
www.idx.co.id dan www.duniainvestasi.com
Pada Tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tingkat rata-rata DPS
t-1
yang tertinggi dimiliki oleh perusahaan Sepatu Bata, Tbk sebesar Rp 2.166,6 sedangkan
yang memiliki rata-rata DPS
t-1
terendah adalah perusahaan Kimia Farma, Tbk sebesar Rp 2,62. Tingkat DPS
t-1
pada tahun 2005 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Sepatu Bata, Tbk sebesar Rp 450 sedangkan terendah dimiliki oleh
perusahaan Kalbe Farma, Tbk sebesar Rp 3. Tingkat DPS
t-1
pada tahun 2006 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Sepatu Bata, Tbk sebesar Rp 1.500 sedangkan
diolah, Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
terendah dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma, Tbk sebesar Rp 3. Tingkat DPS
t-1
pada tahun 2007 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar Rp 1.300 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Ekadharma International,
Tbk dan Kageo Igar Jaya, Tbk sebesar Rp 3. Tingkat DPS
t-1
pada tahun 2008 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar Rp 1.400
sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Ekadharma International, Tbk sebesar Rp 2. Tingkat DPS
t-1
pada tahun 2009 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar Rp 3.500 sedangkan terendah dimiliki oleh
perusahaan Ekadharma International, Tbk sebesar Rp 1. 5.
Total Asset Turn Over TATO Total Asset Turn Over adalah rasio yang menunjukkan bagaimana
efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Dengan demikian semakin
tinggi perputaran asset perusahaan, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan membagikan dividen per share-nya Sartono, 2001: 120.
Tabel 4.5 Total Asset Turn Over Perusahaan sektor Manufaktur Periode 2005-2009 x
No Emiten
Tahun Rata-rata
TATO 2005
2006 2007
2008 2009
1. ASII
0,06 0,05
0,06 0,05
0,13 0,07
2. AUTO
0,05 0,06
0,05 0,06
0,01 0,04
3. BATA
0,29 0,34
0,31 0,29
0,29 0,3
4. BRAM
0,02 0,02
0,03 0,03
0,02 0,02
5. DLTA
0,18 0,17
0,17 0,19
0,18 0,18
6. EKAD
0,18 0,22
0,24 0,17
0,09 0,18
7. GDYR
0,05 0,05
0,05 0,02
0,02 0,03
8. GGRM
0,05 0,08
0,07 0,04
0,07 0,06
9. HMSP
0,18 0,19
0,15 0,18
0,17 0,17
10. IGAR 0,03
0,03 0,03
0,03 0,03
0,03 11. INDF
0,11 0,12
0,09 0,06
0,07 0,09
12. INTP 0,05
0,09 0,09
0,11 0,08
0,08 13. KAEF
0,26 0,27
0,25 0,24
0,25 0,25
Universitas Sumatera Utara
No. Emiten
2005 2006
2007 2008
2009 Rata-rata
TATO 14. KLBF
0,25 0,35
0,38 0,37
0,36 0,34
15. SMGR 0,01
0,01 0,01
0,01 0,02
0,01 16. TRST
0,02 0,02
0,02 0,02
0,02 0,02
17. UNVR 0,59
0,55 0,52
0,5 0,49
0,53 Sumber:
www.idx.co.id dan www.duniainvestasi.com
Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tingkat rata-rata TATO yang tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,53 sedangkan rata-
rata TATO terendah dimiliki oleh perusahaan Semen Gresik, Tbk sebesar 0,01. Tingkat TATO pada tahun 2005 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever
Indonesia, Tbk sebesar 0,59 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Semen Gresik, Tbk sebesar 0,01. Tingkat TATO pada tahun 2006 tertinggi dimiliki oleh
perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,55 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Semen Gresik, Tbk sebesar 0,01. Tingkat TATO pada tahun 2007
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,52 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Semen Gresik, Tbk sebesar 0,01.
Tingkat TATO pada tahun 2008 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,5 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Semen
Gresik, Tbk sebesar 0,01. Tingkat TATO pada tahun 2009 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,49 sedangkan terendah dimiliki
oleh perusahaan Astra Otoparts, Tbk sebesar 0,01. diolah, Agustus 2010
6. Dividen Per Share DPS
Dividen Per Share dapat didefenisikan sebagai pendapatan setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen Per Share yang tinggi
diyakini dapat meningkatkan harga saham Cahyati, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Dividen Per Share Perusahaan sektor Manufaktur Periode 2005-2009 Rp
No Emiten
Tahun Rata-rata
DPS 2005
2006 2007
2008 2009
1. ASII
710 440
160 870
290 494
2. AUTO
100 75
235 294
120 164,8
3. BATA
1.500 490
1.305 7.088
1.904 2.458,2
4. BRAM
65 12
63 125
125 78
5. DLTA
1.050 1.300
1.400 3.500
1.750 1.800
6. EKAD
22,5 3
2 1
3 6,3
7. GDYR
222 588
88 60
45 200,6
8. GGRM
500 500
250 350
350 390
9. HMSP
540 100
150 390
600 356
10. IGAR 5
3 5
3 3
3,8 11. INDF
17,5 5
31 43
47 28,7
12. INTP 50
30 40
150 160
86 13. KAEF
2,85 2,37
2,82 2,49
2,51 2,6
14. KLBF 3
10 10
12,5 12,5
9,6 15. SMGR
710 1.092,6 149,66 215,19 58
445,1 16. TRST
8 5
5 10
8 7,2
17. UNVR 260
205 257
315 100
227,4 Sumber:
www.idx.co.id dan www.duniainvestasi.com
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat rata-rata DPS yang tertinggi dimiliki oleh perusahaan Sepatu Bata, Tbk sebesar Rp 2.458,2 dan perusahaan
yang memiliki tingkat rata-rata DPS yang terendah adalah perusahaan Kimia Farma, Tbk sebesar Rp 2,6. Tingkat DPS pada tahun 2005 tertinggi dimiliki oleh
perusahaan Sepatu Bata, Tbk sebesar Rp 1.500 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Kimia Farma, Tbk sebesar Rp 2,85. Tingkat DPS pada tahun 2006
tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar Rp 1.300 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Kimia Farma, Tbk sebesar Rp 2,37.
Tingkat DPS pada tahun 2007 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Delta Djakarta, Tbk sebesar Rp 1.400 sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Ekadharma
International, Tbk sebesar Rp 2. Tingkat DPS pada tahun 2008 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Sepatu Bata, Tbk sebesar Rp 7.088 sedangkan terendah dimiliki
diolah, Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
oleh perusahaan Ekadharma International, Tbk sebesar Rp 1. Tingkat DPS pada tahun 2009 tertinggi dimiliki oleh perusahaan Sepatu Bata, Tbk sebesar Rp 1.904
sedangkan terendah dimiliki oleh perusahaan Kimia Farma, Tbk sebesar Rp 2,51. Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa DPS perusahaan cenderung fluktuatif.
Namun perusahaan tetap memberikan dividen kepada investor. Sesuai dengan teori Bird In The Hand, yang dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Litner
yang menyatakan bahwa investor akan lebih menghargai pendapatan yang berupa dividen daripada keuntungan modal. Hal ini diterapkan perusahaan karena
perusahaan memahami keinginan investor untuk memperoleh dividen sebagai keuntungan atas investasi yang dilakukan investor pada perusahaan.
B. Analisis Statistik