Cahyati 2006 melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividen Per Share Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Melihat dari hasil analisis perhitungan regresi, hasil penelitian Cahyati menunjukkan bahwa variabel dividen per share tahun
sebelumnya DPSt- ı dan earning per share yang secara signifikan mempengaruhi
dividen per share. Dapat diinterpretasikan bahwa dividen per share sekarang dipengaruhi dividen per share tahun sebelumnya, keengganan menurunkan
besarnya dividen ini disebabkan oleh karena biasanya investor menganggap bahwa penurunan DPS sebagai tanda bahwa perusahaan sedang mengalami
kesulitan finansial. Sedangkan variabel lainnya yaitu current ratio, debt to equity ratio, dan total asset turn over tidak signifikan mempengaruhi dividen pershare.
Pengujian secara serentak atau uji-F menunjukkan bahwa seluruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat R² = 0,577 ini berarti bahwa secara simultan
kelima variabel bebas tersebut Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, Dividen tahun sebelumnya, Total Asset Turn Over mampu menjelaskan
DPS sebesar 57,7 sedangkan sisanya yaitu 42,3 dijelaskan oleh variabel lain diluar model yang diuji dalam penelitian ini. Seperti Return On Investment ROI,
Growth Of Soul GOS, Profit after Taxes, dan lain-lain.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dividen Per Share
Dividen Per Share dapat didefenisikan sebagai pendapatan setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen Per Share yang tinggi diyakini
dapat meningkatkan harga saham Cahyati, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Riyanto 1995 ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya dividen per share yang diberikan perusahaan kepada investor,
yakni: 1.
Posisi likuiditas perusahaan Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Kewajiban yang harus dipenuhi adalah hutang jangka pendek Sutrisno,
259: 2000. Current Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang lancar Sutrisno, 259: 2000. Dimana jika
suatu perusahaan, current ratio-nya lebih dari satu, artinya perusahaan tersebut likuid. Tingginya current ratio berarti semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. 2.
Kebutuhan dana untuk membayar hutang Sebelum melakukan perluasan usaha, perusahaan harus telah
merencanakan kebutuhan dana untuk membayar kembali hutang tersebut dimasa yang akan datang. Hutang dapat dilunasi pada saat jatuh tempo
dengan mengganti hutang tersebut dengan hutang baru. Debt to Equity Ratio merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur
seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan
Sartono, 2001: 66. Suatu perusahaan akan memprioritaskan keuntungan yang diperolehnya untuk membayar hutang sedangkan sisanya akan
dibagikan sebagai Dividen Per Share. Hal ini yang menyebabkan Debt to Equity Ratio berpengaruh dalam pembagian dividen.
Universitas Sumatera Utara
3. Stabilitas dividen
Untuk mempertahankan kestabilan dividen tersebut tentunya kita perlu mempertahankan dividen tahun sebelumnya DPSt-
ı. Dividen tahun sebelumnya dianggap mempengaruhi kebijakan dividen pada saat ini.
Dividen tahun sebelumnya DPSt- ı akan menjadi cerminan bagi investor
untuk memperkirakan dividen pada saat ini, apakah dividen yang dibayarkan mengalami penurunan atau kenaikan.
4. Tingkat keuntungan yang mampu diraih perusahaan,
Suatu perusahaan yang menjalankan operasinya tentu mampu menghasilkan tingkat keuntungan bersih atau earning. Earning yang
dinyatakan dalam tiap lembarnya disebut Earning Per Share Harahap, 2008:305. Sedangkan dividen akan dibayarkan bila perusahaan
memperoleh keuntungan bersih, maka Earning Per Share tentu saja akan mempengaruhi besarnya dividen.
5. Perputaran penjualan
Perputaran penjualan yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara finansial. Jika penjualan tinggi dan total aktivanya tetap, maka
perputaran assetnya akan tinggi
.
Total Asset Turn Over adalah rasio yang menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan
aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba Sartono, 2001: 120. Dengan demikian semakin tinggi perputaran asset perusahaan,
berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan membagikan dividen per share-nya.
Universitas Sumatera Utara
C. Kebijakan Pembagian Dividen