Mengenai jangka waktu wakaf tidak ditemukan pembahasan yang lebih mendetail baik dalam UU Wakaf No. 41 tahun 2004 atau dalam Peraturan Pemerintah
No. 42 tahun 2006 tentang pelaksanaan UU Wakaf.
31
C. Macam-macam Wakaf
Sepanjang perjalanan sejarah Islam, wakaf terbagi menjadi dua 2, yakni: wakaf khayri dan wakaf ahli atau wakaf zurry.
Adapun wakaf khayri adalah wakaf yang diperuntukkan untuk amal kebaikan secara umum atau maslahatul ammah, seperti mewakafkan sebidang tanah untuk
membangun masjid, sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan sejenisnya; atau mewakafkan harta untuk kepentingan sosial ekonomi orang-orang yang
membutuhkan bantuan, seumpama fakir miskin, anak yatim, dan sebagainya. Wakaf seperti inilah yang dilakukan oleh Umar bin Khattab pada sebidang tanahnya yang
berada di perkebunan Khaibar. Wakaf ahli atau wakaf zurry adalah wakaf yang dikhususkan oleh yang
berwakaf untuk kerabatnya, seperti anak, cucu, saudara atau ibu bapaknya. Dalam konsepsi hukum Islam, seseorang yang mempunyai harta yang hendak mewakafkan
sebagian hartanya, sebaiknya lebih dahulu melihat kepada sanak famili. Bila ada di antara mereka yang sedang membutuhkan pertolongannya. Maka wakaf lebih afdal
lebih baik diberikan kepada mereka yang membutuhkan. Seorang sahabat bernama
31
Ibid, h.281.
Abu Thalhah hendak mewakafkan sebagian hartanya, lalu Rasulullah menasehatkan agar berwakaf kepada kerabatnya yang sedang membutuhkan.
32
Sebagaimana yang tercantum dalam pasal 16 ayat 1 Bagian Keenam mengenai harta benda wakaf, maka harta benda wakaf itu terdiri dari: Benda tidak
bergerak; dan Benda bergerak. Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a meliputi;
a hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar; b
bangunan atau bagian bangunan yang berdiri diatas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a
c tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
d hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; e
benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. pasal 16 ayat 2
Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang: dijadikan jaminan, disita, dihibahkan, dijual, diwariskan, ditukar, atau dialihkan dalam bentuk pengalihan hak
lainnya. pasal 40 BAB IV Perubahan Status Harta Benda Wakaf.
D. Tujuan dan Manfaat Wakaf