BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perusahaan asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong
pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Secara umum asuransi dapat di golongkan menjadi dua jenis yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.
Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang
diberikan kepada nasabah kepada lembaga keuangan danatau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Kegiatan operasional asuransi syariah
menggunakan prinsip bagi hasil mudharabah, sedangkan asuransi konvensional menggunakan bunga riba sebagai landasan perhitungan investasinya.
Sebagai salah satu lembaga keuangan non bank, asuransi perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Kinerja keuangan asuransi
merupakan hal yang penting untuk mengukur kemampuan perusahaan asuransi dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang ada untuk mendapatkan
laba yang ditargetkan. Perkembangan positif terlihat pada perkembangan ekonomi syariah di
Indonesia dengan meningkatnya aset perbankan syariah dari Rp 49,6 triliun pada 2008 menjadi Rp 223 triliun pada Agustus 2013. Dengan besarnya potensi produk
syariah ini, banyak pula perusahaan asuransi di Indonesia yang menawarkan produk syariah. Pertumbuhan industri asuransi syariah ditargetkan sebesar 35 per tahun.
Bahkan, pertumbuhan premi asuransi syariah tercatat mencapai 43 di 2013. Ini lebih besar dibandingkan peningkatan pada asuransi konvensional yang berada di
posisi 20. Oleh karena itu, masa depan asuransi syariah di Indonesia dipandang masih terbuka lebar. Pertumbuhan ekonomi yang kuat dikombinasikan dengan
naiknya tingkat tabungan dan berkembangnya perekonomian kelas menengah, merupakan pertanda baik untuk industri asuransi jiwa syariah www.asuransi-
indonesia. Adapun data yang dapat kita lihat mengenai perbandingan asuransi syariah
dan konvensional dilihat dari premi. Data tersebut dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Perbandingan Premi Asuransi Syariah dan Konvensional
dalam miliar
Keterangan Asuransi dan
Reasuransi Syariah
Asuransi dan Reasuransi
Konvensional Market Share
Asuransi Syariah
Asuransi Jiwa 7.881,33
121.621,98 6,48
Asuransi Umum dan Reasuransi
1.400,05 55.174,14
2,54 Jumlah Asuransi dan
Reasuransi 9.281,38
176.796,12 5,25
Sumber: Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia atau AASI Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa premi untuk asuransi konvensional
lebih tinggi dibandingkan dengan premi asuransi syariah. Dimana dengan semakin
tinggi premi maka akan semakin tinggi pula laba yang akan dihasilkan dan kinerja akan semakin baik. Market share total premikontribusi asuransi syariah sampai
kuartal IV tahun 2014 diangka 5,25 dibandingkan dengan total industri asuransi umum dan jiwa di Indonesia. Asuransi syariah masih menjadi motor dalam
peningkatan marker share kontribusipremi di industri asuransi Indonesia sebesar 6.48 dibandingkan dengan total industry asuransi jiwa, sedangkan asuransi umum
syariah sebesar 2,54. Menurut penelitian Nawang 2008 dalam penelitian “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah dan Konvensional Berdasarkan Metode RBC” Hasil dari penelitian ini bahwa tidak ada
perbedaan mendasar dalam perhitungan kinerja keuangan antara PT. Asuransi Takaful Keluarga dengan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia bila dilihat dari
perhitungan tingkat solvabilitas karena sama-sama menggunakan metode RBC dan rasio selain BTSM.
Menurut Abdou, Ali, dan Lister 2014 yang berjudul “Sebuah Studi Perbandingan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional: bukti empiris dari
pasar Malaysia”. Hasil dari penelitian ini adalah Menurut statistik deskriptif, asuransi konvensional tampil lebih baik dari operator asuransi syariah dalam hal
kinerja keuangan dan efisiensi manajerial, terlihat dari signifikansi statistik dari ROA dan ROE dari asuransi konvensional. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa
asuransi konvensional mempertahankan basis modal yang relatif lebih tinggi dari operator asuransi syariah, yang bisa mendapatkan keuntungan asuransi
konvensional yang memungkinkan mereka lebih baik untuk mengekang potensi kontingensi modal dari Takaful operator.
Berdasarkan dari fenomena, penelitian, dan uraian diatas yang sangat menarik, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian asuransi syariah dan
asuransi konvensional, penelitian ini merupakan reflikasi dari Nawang 2008 dan
Abdou, Ali, dan Lister 2014. Adapun judul penelitian saya adalah “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Asuransi Syariah dan Konvensional yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Terdapat perbedaan penelitian saya dengan
peneliti sebelumnya yaitu dari metode penilaian kinerja, saya menggunakan metode Economic Value Added, Liquidity Ratio, Comman Size, dan Tren Angka Ideks
Trend Index Analysis. Perbedaan selanjutnya saya menggunakan sampel asuransi syariah dan konvensional yang berasal dari Bursa Efek Indonesia dan perbedaan
selanjutnya yaitu tahun penelitian yang saya gunakan yaitu tahun 2011-2014.
1.2 Perumusan Masalah