Jenis dan Sumber Data Definisi Operasional dan Pengukuran Operasional Variabel .

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka jumlah sampel yang dapat memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 4 sampel, yang terdiri dari 3 perusahaan asuransi syariah dan 5 perusahaan asuransi konvensional. Perusahaan asuransi yang menjadi sampel dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Table 3.3 Daftar Sampel Asuransi Syariah No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO 1 ASBI Asuransi Bintang Tbk 29-Nov-1989 2 ASRM Asuransi Ramayana Tbk 19-Mar-1990 2 PNIN Panin Insurance Tbk 20-Sep-1983 Sumber : hasil pengolahan dari kriteria Table 3.4 Daftar Sampel Asuransi Konvensional No Kode Saham Nama Emiten Tanggal IPO 1 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 06-Jul-1989 2 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 23-Des-2005 3 ASDM Asuransi Dayin Mitra Tbk 15-Des-1989 4 LPGI Lippo General Insurance Tbk 06-Sep-2005 5 MREI Maskapai Reasuransi International Tbk 04-Sep-1989 Sumber : hasil pengolahan dari kriteria

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh peneliti adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Operasional Variabel .

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukan sebelumnya, diketahui bahwa variabel penelitian ini adalah tentang kinerja keuangan asuransi syariah dan konvensional yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank tersebut adalah sebagai berikut : 1. Metode Economic Value Added EVA Metode Economic Value Added EVA merupakan metode lain yang digunakan dalam menilai kinerja perusahaan yang memfokuskan pada penerapan nilai, dan hanya bisa menilai proses dalam periode 1 tahun. Di Indonesia Economic Value Added EVA biasa disebut dengan konsep Nilai Tambah Ekonomi NITAMI. - Menghitung NOPAT Net Operating After Tax NOPAT = Laba Rugi Usaha – Pajak - Menghitung Invested Capital Invested Capital = Total Hutang + Ekuitas – Hutang Jangka Pendek - Menghitung WACC Weighted Average Cost Of Capital WACC = [D x rd 1-tax + E x re] Tingkat Hutang D = Total Hutang Total Hutang dan Ekuitas X100 ���� �� ���� rd = Beban Bunga Total Hutang X100 Tingkat ModalEkuitas E = Total Ekuitas Total Hutang dan Ekuitas X100 ���� �� ������ re = Laba Bersih setelah Pajak Total Ekuitas X100 Tingkat Pajak ��� = Beban Pajak Laba Bersih sebelum Pajak X100 - Menghitung Capital Charges Capital Charges = WACC x Invested Capital - Menghitung EVA EVA = NOPAT – Capital charges atau EVA = NOPAT – WACC x Invested Capital Secara sederhana, tolak ukur EVA adalah sebagai berikut: a. Jika EVA 0, hal ini menunjukan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. b. Jika EVA 0, hal ini menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. c. Jika EVA = 0, hal ini menunjukan posisi “impas” karena laba telah digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang saham. 2. Liquidity Ratio Menurut Munawir 2007 : 31, “Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.” Perusahaan dikatakan likuid apabila memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan jika tidak mampu disebut likuid. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang segera harus dipenuhi. Rasio likuiditas ini terdiri dari : a. Current Ratio Current Ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang memiliki perusahaan dengan hutang jangka pendek. Aktiva lancar meliputi kas, piutang dagang, efek, persediaan dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji dan hutang lainnya yang segera harus dibayar.” Rumus Current ratio adalah: Current Ratio = Aktiva lancar : Hutang lancar X 100 b. Cash Ratio Cash ratio merupakan rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga.” Cash Ratio = Kas + Efek : Hutang lancar X 100 Rasio ini adalah rasio yang paling likuid. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula kemampuan likuiditas perusahaan yang bersangkutan namun dalam prakteknya akan mempengaruhi profitabilitasnya. 3. Common size Analisis common size ialah analisis yang disusun dengan menghitung tiap- tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi proporsi dari total penjualan untuk laporan laba-rugi atau dari total aktiva untuk neraca. Analisis laporan keuangan berukuran sama comman size financial statement analaysis bertujuan untuk melihat struktur daftar neraca dan daftar laba rugi untuk pos tertentu terhadap sub total dan atau total pos yang dinyatakan dalam persentase saja. Untuk neraca sub total atau total diberikan nilai 100 persen, untuk rugi laba, penjualan bersih diberikan nilai 100 persen. Rumus Analisis Common Size: Neraca : item-item dalam Neraca Tot. Aktiva x 100 RugiLaba : item -item dalam Lap. Rugi laba Tot. Penjualan x 100 Cara Perhitungan Persentase Common Size Metode mengubah jumlah-jumlah rupiah dari masing-masing unsur laporan keuangan menjadi angka persen dari total, dilakukan sebagai berikut Djarwanto, 1999: 71 : - Nyatakan total aktiva, total pasiva total utang plus modal sendiri, dan jumlah penjualan netto dengan 100. - Hitunglah rasio dari masing-masing unsur laporan keuangan dengan totalnya, dengan cara membagi jumlah rupiah masing-masing unsur laporan keuangan itu dengan totalnya. 4. Tren Angka Indeks Trent Index Analysis Penggunaan analisis perubahan tahun ke tahun untuk membandingkan laporan keuangan lebih dari dua atau tiga kadang kala merepotkan. Sebuah alat yang digunakan untuk perbandingan tren jangka panjang adalah analisis tren angka indeks. Analisis ini memerlukan pemilihan tahun dasar untuk seluruh pos, yang biasanya diberi angka indeks 100. Karena tahun dasar menjadi rujukan untuk semua perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dengan kondisi bisnis normal Subramanyam dan wild, 2014 : 37. Perhitungan angka indeks tahun sekarang Angka indeks tahun sekarang = saldo tahun sekarang saldo tahun dasar X100

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Dengan Menggunakan Metode Risk Based Capital dan Trand Analysis Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 38 72

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 2 14

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

0 3 19

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Asuransi Syariah dan Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Asuransi Syariah dan Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Asuransi Syariah dan Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Asuransi Syariah dan Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 32

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Asuransi Syariah dan Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 3 2

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Asuransi Syariah dan Konvensional yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Asuransi Syariah dan Konvensional Dengan Menggunakan Metode Risk Based Capital dan Trand Analysis Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11