Bangun, N dkk, 2015 telah mensintesis katalis asam berbasis disilana sulfonat. Katalis ini disintesis dengan mensulfonasi senyawa 1,2-dimetil-1,1,2,2-
tetrafenildisilana. Katalis ini telah digunakan untuk transesterifikasi CPO berkadar asam lemak bebas tinggi yaitu 8 pada suhu 160
o
C dan didapatkan yield 96 untuk menghasilkan biodiesel, dan juga telah digunakan untuk esterifikasi asam stearat dan
palmitat dengan alkohol sekunder dan memberikan hasil yang baik. Dari penelitian yang dilakukan oleh Bangun, N dkk, katalis sulfonatodisilana ini memiliki kestabilan
termal yang sangat baik sehingga dapat digunakan pada suhu tinggi dan bersifat reusable.
Dari uraian
diatas, diketahui bahwa katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2-
tetrafenilsulfonatodisilana dapat mengkatalisis dengan baik reaksi esterifikasi asam lemak rantai panjang dengan alkohol primer dan sekunder dan juga reaksi
transesterifikasi CPO untuk menghasilkan biodisel. Sehingga menarik jika katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilana DMTFS yang digunakan oleh
Bangun, N dkk dicoba untuk membuat monooleilgliserol dan dioleilgliserol.
1.2. Permasalahan
- Dalam menghasilkan monogliserida, sangat sulit untuk memproteksi gugus
OH yang ketiga sehingga lebih banyak digliserida yang dihasilkan. Oleh karena itu dilakukan reaksi esterifikasi dengan mengurangi konsentrasi asam
oleat -
Umumnya pada reaksi esterifikasi digunakan katalis yang tidak tahan pada suhu tinggi sehingga dalam penelitian ini akan digunakan katalis yang tahan
suhu tinggi yaitu katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilana
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh monooleilgliserol dan dioleilgliserol dari reaksi esterifikasi asam oleat dengan gliserol menggunakan katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2
tetrafenilsulfonatodisilana
1.4. Manfaat Penelitian
Dapat memberikan informasi ilmiah terhadap penggunaan katalis asam heterogen berbasis sulfonat pada reaksi esterifikasi antara asam oleat dengan gliserol
menghasilkan monogliserida dan digliserida.
1.5. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA USU Medan. Analisa Kromatografi Gas dilakukan di PT WBI Wilmar Bioenergi Indonesia
Dumai. Karakterisasi produk dengan spektroskopi FT-IR dilakukan di PT Soci , Medan.
1.6. Metodologi Penelitian
- Reaksi esterifikasi dilakukan di dalam autoclave stainless steel dengan
mencampurkan asam oleat, gliserol, dan katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilanaDMTFS
dengan pelarut n-heksana dan dimasukkan pengaduk magnet dengan perbandingan asam oleat dengan
gliserol yaitu 2 : 1. Reaksi esterifikasi dilakukan pada suhu 140 C selama 10
jam sambil diaduk. Setelah 10 jam, reaksi dihentikan kemudian Campuran hasil reaksi diekstraksi dengan n-heksan dan air dan akan terbentuk dua fraksi.
Fraksi n-heksan di uapkan untuk memisahkan produk dari pelarutnya kemudian dikeringkan dan divakum sedangkan fraksi air yang merupakan
katalis dikeringkan kemudian divakum. Hasil esterifikasi yang diperoleh dianalisa dengan Kromatografi Gas dan FT-IR.
- Reaksi esterifikasi dilakukan di dalam autoclave stainless steel dengan
mencampurkan asam oleat, gliserol, dan katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2- tetrafenilsulfonatodisilanaDMTFS dengan pelarut n-heksana dan
dimasukkan pengaduk magnet dengan perbandingan asam oleat dengan gliserol yaitu 1 : 1 . Reaksi esterifikasi dilakukan pada suhu 120
C selama 10 jam sambil diaduk. Setelah 10 jam, reaksi dihentikan kemudian Campuran
hasil reaksi diekstraksi dengan n-heksan dan air dan akan terbentuk dua fraksi. Fraksi n-heksan di uapkan untuk memisahkan produk dari pelarutnya
kemudian dikeringkan dan divakum sedangkan fraksi air yang merupakan katalis dikeringkan kemudian divakum. Hasil esterifikasi yang diperoleh
dianalisa dengan Kromatografi Gas dan FT-IR. Hal yang sama dilakukan untuk perbandingan asam oleat dengan gliserol yaitu 1 : 2.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Katalis