BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Monogliserida dan digliserida merupakan senyawa kimia penting yang dapat diaplikasikan di dalam berbagai bidang seperti industri makanan, kosmetik, farmasi,
pelumas dan bahan emulsifier dalam proses produksi bahan pangan berlemak misalnya margarine, mentega kacang, roti, biskuit dan es krim. Hal ini dikarenakan
monogliserida dan digliserida memiliki gugus karboksil yang bersifat lipofilik dan gugus hidroksil yang bersifat hidrofilikWatanabe, dkk, 2004.
Untuk memperoleh senyawa Monogliserida dan digliserida tersebut dapat dilakukan dengan tiga cara yakni; yang pertama, melalui reaksi esterifikasi langsung
antara asam lemak dengan gliserol, yang kedua, melalui reaksi transesterifikasi trigliserida dengan gliserol, dan yang ketiga,melalui reaksi transesterifikasi metil ester
asam lemak dengan gliserol Awang,R. dkk ,2004. Cara esterifikasi langsung antara asam lemak dengan gliserol adalah cara yang paling tepat untuk menghasilkan
monogliserida dan digliserida dikarenakan asam lemak bebas dapat terlebih dahulu terikat didalam pembentukan monogliserida Guner, F. S, dkk,1996 sedangkan cara
transesterifikasi trigliserida dengan gliserol memiliki kelemahan yaitu suhu reaksi yang tinggi yaitu 220-250
C. Temperatur yang tinggi ini menyebabkan produk yang dihasilkan berwarna gelap dan terbentuk bau yang tidak diinginkan Noureddini, H,
2004.
Beberapa peneliti terdahulu yang berhasil membuat senyawa monogliserida dan digliserida yaitu diantaranya melalui reaksi transesterifikasi terhadap metil
palmitat dengan gliserol dengan katalis KOH dalam pelarut metanol pada suhu 215- 220
C memberikan hasil sebesar 50,6 Allen, R. 1982. Esterifikasi antara gliserol dan asam palmitat pada suhu 195
o
C dengan menggunakan katalis ZnCl
2
Mostafa, N.A, 2013.
Demikian juga melalui reaksi gliserolisis metil oleat dengan gliserol untuk membentuk monooleil gliserol dan dioleil gliserol dengan menggunakan katalis MgO
pada suhu 220 C Farretti, C. 2007 dan pembuatan monooleilgliserol dan
dioleilgliserol melalui proses esterifikasi langsung antara asam oleat dengan gliserol dengan menggunakan katalis clipnoptilolite yang direaksikan pada suhu 170
C Gunner, dkk, 1996.
Dalam reaksi esterifikasi antara gliserol dengan asam laurat dan asam oleat banyak digunakan katalis heterogen seperti, katalis resin kation padat Abro , S,
1997, Molecular Sieve Zeolit Heykants, dkk, 1997, Sulfated iron oxide Gunner, dkk, 1996, Mesoporus material Bossaert, dkk, 1999.
Umumnya pada reaksi esterifikasi digunakan katalis asam sulfat, namun katalis ini dapat menimbulkan korosi pada reaktor, pencemaran lingkungan dan
tidak dapat digunakan kembali sehingga harga produk lebih mahal Basumatary, 2013. Dan kebanyakan peneliti – peneliti terdahulu melakukan reaksi esterifikasi
untuk membentuk monogliserida dan digliserida pada suhu yang sangat tinggi. Oleh karena itu, sangat menarik jika digunakan katalis berbasis sulfonat yang tahan pada
suhu tinggi, salah satunya yaitu katalis sulfonato disilana. Penggunaan katalis padat dengan gugus fungsi asam sulfonat telah banyak dikembangkan untuk mengatasi
kelemahan – kelemahan tersebut, dimana telah dketahui bahwa semakin banyak gugus sulfonat yang terikat maka reaksi akan berlangsung dengan baik dan juga
katalis dengan gugus sulfonat memiliki aktivitas katalitik yang tinggi dan tahan pada suhu tinggi. Voort, P. 2013.
Bangun, N dkk, 2015 telah mensintesis katalis asam berbasis disilana sulfonat. Katalis ini disintesis dengan mensulfonasi senyawa 1,2-dimetil-1,1,2,2-
tetrafenildisilana. Katalis ini telah digunakan untuk transesterifikasi CPO berkadar asam lemak bebas tinggi yaitu 8 pada suhu 160
o
C dan didapatkan yield 96 untuk menghasilkan biodiesel, dan juga telah digunakan untuk esterifikasi asam stearat dan
palmitat dengan alkohol sekunder dan memberikan hasil yang baik. Dari penelitian yang dilakukan oleh Bangun, N dkk, katalis sulfonatodisilana ini memiliki kestabilan
termal yang sangat baik sehingga dapat digunakan pada suhu tinggi dan bersifat reusable.
Dari uraian
diatas, diketahui bahwa katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2-
tetrafenilsulfonatodisilana dapat mengkatalisis dengan baik reaksi esterifikasi asam lemak rantai panjang dengan alkohol primer dan sekunder dan juga reaksi
transesterifikasi CPO untuk menghasilkan biodisel. Sehingga menarik jika katalis 1,2-dimetil-1,1,2,2-tetrafenilsulfonatodisilana DMTFS yang digunakan oleh
Bangun, N dkk dicoba untuk membuat monooleilgliserol dan dioleilgliserol.
1.2. Permasalahan