11
2.1.2.3 The tax preference theory
Terdapat 3 jenis tax yang menyebabkan investor lebih menyukai pembayaran dividen yang rendah dibandingkan dengan pembayaran
dividen yang tinggi diantaranya Lubis, 2014:236 :
1. Capital gain akan dikenakan pajak maximum sebesar 28
sedangkan dividend income mencapai 35. 2.
Taxes untuk capital gain tidak harus dibayar sampai saham tersebut terjual.
3. Bila saham tersebut ditahan sampai seseorang yang menyimpan
saham tersebut meninggal, maka pajak terhadap capital gain yang due harus dibayar ditiadakan, sedangkan ahli waris dari saham
tersebut menggunakan nilai dari saham pada tanggal kematian pemilik terdahulu atas dasar cost dan terhindar dari pajak terhadap
capital gain.
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
2.1.3.1 Return On Equity
Return On Equity atau hasil pengembalian ekuitas atau biasa disebut rentabilitas modal sendiri merupakan rasio yang mengukur laba bersih setelah
pajak dengan modal sendiri. Rasio ini juga menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri. Tingginya rasio ROE berarti semakin baik, dimana
posisi pemilik perusahaan semakin kuat Kasmir, 2008:204. Pemegang saham berharap mendapatkan pengembalian atas uang yang
mereka investasikan, dan ROE menunjukkan besarnya pengembalian tersebut
12
apabila dilihat dari kacamata akuntansi. Investor tentunya menyukai perusahaan dengan ROE yang tinggi, dan ROE yang tinggi pada umumnya memiliki korelasi
positif terhadap harga saham yang juga tinggi Brigham et al, 2012:149. ROE sangat erat kaitannya dengan tingkat leverage, yaitu besarnya
penggunaan pendanaan melalui utang. Perusahaan yang didanai oleh utang dan modal sangat berbeda dengan perusahaan yang hanya didanai oleh modal sendiri.
Perusahaan yang menggunakan pendanaan dengan utang tentunya juga memiliki bunga yang harus dibayar, sehingga pada akhirnya akan mengurangi laba. Pada
awalnya, perusahaan dengan penanaman modal yang lebih rendah dengan tingkat laba bersih yang tinggi, menghasilkan tingkat ROE yang tinggi pula. Namun,
ROE yang tinggi tidak menjamin peningkatan nilai atau kekayaan pemegang saham. Artinya, ROE tidak mempertimbangkan jumlah modal yang
diinvestasikan. Bahkan dalam keadaan ekonomi yang buruk, perusahaan yang memiliki utang dan bunga menyebabkan tingkat ROE menurun bahkan minus.
Hal ini nantinya akan berdampak pada penurunan harga saham Brigham, 2012:163.
2.1.3.2 Current Ratio
Liquid assets atau asset likuid merupakan asset yang diperdagangkan di pasar aktif sehingga dapat dikonversikan dengan cepat dalam bentuk kas pada
harga pasar yang berlaku. “Posisi likuiditas” suatu perusahaan berkaitan dengan pertanyaan : “Apakah perusahaan dapat melunasi utang-utang jangka pendeknya
dalam kurun waktu 1 satu tahun?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka
13
perlu diketahui terlebih dahulu seberapa besar tingkat Current Ratio suatu perusahaan Brigham, 2012:134.
Current Ratio atau rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utang yang akan jatuh
tempo dalam waktu setahun atau disebut dengan utang jangka pendek. Rasio lancar dapat juga dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan
atau margin of safety suatu perusahaan. Adapun rasio yang rendah mencerminkan bahwa perusahaan kekurangan modal dalam rangka melunasi utang-utang jangka
pendeknya Kasmir, 2008:134. Rasio yang tinggi mencerminkan bahwa aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar yang disebut likuid. Namun rasio yang
terlalu tinggi juga tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sedang baik. Hal ini dikarenakan penggunaan kas yang tidak baik atau tidak efisiennya penggunaan
asset oleh perusahaan Sjahrial et al, 2013:36.
2.1.3.3 Debt to Equity Ratio