20
pararel • Tiap peserta tampil 3 kali
1 JP • Tampilan ke-3 merupakan
ujian praktik
C UJIAN
1 Tulis 4
2 Praktik Jumlah
JP 30
60
Catatan:
• Pembinaan dan pengembangan kompetensi kepribadian dan sosial guru
terintegrasi dalam kegiatan PLPG • Sudah terintegrasi di B.4
• Ujian akhir harus dapat memastikan bahwa peserta telah memenuhi standar kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru
Apapun alasannya, penyusunan program PLPG hendaknya dilakukan untuk mengatasi masalah tertentu yang akan memberi kontribusi dalam
mencapai tujuan. PLPG bukanlah merupakan suatu program untuk menghabiskan dana
yang telah dianggarkan. Program PLPG hendaknya merupakan suatu kegiatan yang terstruktur yang harus dapat memberi nilai tambah bagi
organisasi.
4. Pengertian Profesionalisme Guru
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai definisi profesionalisme, alangkah baiknya kita kenali terlebih dahulu definisi
mengenai kata profesi itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonrsia, yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, ”profesi adalah bidang pekerjaan
yang dilandasi pendidikan, keahlian keterampilan, kejuruan, dsb tertentu”.
21
Sedangkan kata profesi menurut Sikun Pribadi sebagai berikut ”profesi itu pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji
21
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed.3, cet-2, Jakarta:balai Pustaka, 2002 h.897
21
terbuka bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa, karena orang tersebut merasa terpanggil
untuk menjabat pekerjaan itu”.
22
Pengertian profesi secara umum adalah ”sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut di dalam sience dan teknologi yang
digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat”.
23
Hakikat profesi adalah mutu pernyataan atau suatu janji terbuka, suatu janji yang dikemukakan oleh tenaga profesional. Profesi mengandung
unsur pengabdian, hal ini dikarenakan profesi bukanlah dimaksudkan untuk mencari keuntungan semata-mata bagi dirinya melainkan sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu tenaga profesi yang profesional tidak boleh sampai merugikan, merusak atau
menimbulkan malapetaka bagi masyarakat. Sebaliknya, profesi itu harus berusaha menimbulkan kebaikan, keberuntungan dan kesampurnaan atau
kesejahteraan bagi masyarakat. Suatu profesi erat kaitannya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu
yang dengan sendirinya menuntut keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu pula. Dalam pengertian profesi telah tersirat adanya suatu
keharusan kompetensi agar profesi itu berfungsi dengan baik. Kata ”profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan
sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah ”pekerjaan yang hanya
dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena itu tidak dapat
memperoleh pekerjaan lain”.
24
Oleh sebab itu, pekerjaan guru ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan, meskipun
22
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Bandung: Mandar Maju, 1991, h. 1
23
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996, Cet-6, h.131
24
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,Ed.2, Cet-22 Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, h. 14
22
kenyataannya masih didapati guru yang berasal dari luar bidang pendidikan.
Orang yang profesional memiliki sifat-sifat yang berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau
katakanlah berada dalam satu ruang kerja. Tidak jarang pula orang yang berlatar belakang pendidikan yang sama dan bekerja pada tempat yang
sama menampilkan kinerja profesional yang berbeda, serta berbeda pula pengakuan masyarakat kepada mereka.
Profesionalisme atau profesionalisasi berkembang sesuai dengan kemajuan modern yang menuntut berbagai macam ragam spesialisasi yang
sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat yang makin lama makin kompleks. Profesionalisasi dalam berbagai bidang tertentu yang
diperlukan dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, melihat fenomena dalam dunia lapangan pekerjaan sekarang ini hal yang paling utama dan
terutama yang menjadi buah persyaratan untuk memasuki dunia pekerjaan selain background dari lembaga pendidikan yaitu pengalaman dan
spesialisasi terhadap dunia pekerjaan yang ada. Profesionalisme dapat diartikan sebagai ”komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus- menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam
melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu”.
25
Pengertian profesionalisme menurut Ahmad Tafsir adalah ”suatu faham yang mengajarkan bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oleh
orang yang professional.”
26
Dengan demikian, orang yang profesioanal adalah orang yang memiliki profesi. Seseorang disebut memiliki profesi
bila ia memiliki keahlian yang khusus untuk profesi itu, panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu, profesi itu dijalani menurut aturan yang jelas,
profesi adalah untuk masyarakat bukan untuk diri sendiri, harus mempunyai kecakapan untuk meyakinkan kliennya, harus memiliki
25
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Pustaka Setia, 2002 h. 23
26
Ahamad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,....... h. 107
23
otonomi dalam melakukan tugas profesinya, memiliki kode etik profesi, dan memiliki klien yang jelas, yaitu orang yang membutuhkan layanan.
Sedangkan menurut M. Arifin mendefinisikan profesionalisme sebagai ”suatu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu diperlukan dalam
pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu hanya didapatkan melalui pendidikan khusus.
27
Dengan demikian, seorang pekerja profesional khususnya guru harus memiliki ketanggapan yang bijaksana agar lebih
mantap dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga di akhir pekerjaannya akan membuahkan suatu hasil yang memuaskan.
Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan
informasi-informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era
hiperkompetisi. Menurut Moh. Uzer Usman guru profesional adalah ”orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman
yang kaya di bidangnya”.
28
Dengan demikian, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya mengajar, mendidik, dan melatih peserta didik, serta memenuhi
kompetensi sebagai orang yang patut diteladani dalam ucapan dan tingkah lakunya.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang
dilaksanakan oleh guru yang professional dengan bekal pendidikan, keahlian serta keterampilan khusus yang secara sengaja dipelajari dalam
bidangnya dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum berdasarkan norma-norma yang berlaku.
27
M. H. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, h. 105
28
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional...h.15
24
5. Ciri-ciri Guru Profesional