Space time Block Code 2x1 Receiver Diversity 1x2

Dedy Syahputra Lumban Tobing : Analisis Kinerja Space Time Block Code Pada Sistem Mimo 2x2 Melalui Kanal Fading Rayleigh, 2009.

3.2 Space time Block Code 2x1

Untuk Space Time Block Code 2x1, skema transmisi yang digunakan sama seperti pada Space Time Block Code 2x2, yaitu skema Alamouti. Yang membedakan antara kedua sistem tersebut adalah jumlah antena yang digunakan pada bagian penerima. Pada sistem Space Time Block Code 2x1 hanya memiliki satu buah antena pada bagian penerimanya. Kanal yang terbentuk antara antena pengirim dan antena penerima terlihat seperti pada Gambar 3.7. h merupakan respon kanal lintasan yang dilewati sinyal antara Tx1 dan Rx sedangkan 1 h merupakan respon kanal lintasan yang dilewati sinyal antara Tx2 dan Rx. Gambar 3.7 Space Time Block Code 2x1.

3.3 Receiver Diversity 1x2

Proses pengiriman pada sistem ini dilakukan oleh satu buah antena dan akan diterima oleh dua buah antena penerima yang diterapkan pada kanal Single Input Multiple Output SIMO. 3.3.1 Bagian Pengirim Dedy Syahputra Lumban Tobing : Analisis Kinerja Space Time Block Code Pada Sistem Mimo 2x2 Melalui Kanal Fading Rayleigh, 2009. Sub sistem bagian pemancar dari Receiver Diversity 1x2 di antaranya: 1. Generator data Data yang dikirim dibangkitkan secara acak menggunakan fungsi randint pada MATLAB yang akan menghasilkan nilai bit 0 dan 1 yang tidak memiliki pola tertentu atau acak. Kemudian untuk mendapatkan data bipolar, bit 1 diwakilkan dengan nilai +1 dan bit 0 diubah menjadi -1. 2. Penyisipan Bit Pilot Pola penyisipan bit pilot, yang akan digunakan saat proses estimasi kanal, diatur sehingga memiliki pola seperti Gambar 3.8. Gambar 3.8 Pola Bit Pilot pada Receiver Diversity 1x2. Bit ‘1’ disisipkan sebanyak 0,1 dari jumlah data yang akan dikirimkan pada bagian depan. Pola ini juga diketahui oleh bagian receiver yang akan melakukan estimasi kanal. 3. Signal Mapper Signal mapper yang akan digunakan pada metode Receiver Diversity 1x2 adalah QPSK dengan diagram konstelasi sama dengan signal mapper pada metode Space Time Block Code. 4. Antena Pemancar Antena pemancar pada metode transmisi ini berjumlah hanya satu buah. Sinyal dikirimkan secara serial. Dedy Syahputra Lumban Tobing : Analisis Kinerja Space Time Block Code Pada Sistem Mimo 2x2 Melalui Kanal Fading Rayleigh, 2009. 3.3.2 Bagian Penerima 1. Antena Penerima Proses penerimaan sinyal dimulai dari antena penerima yang berjumlah dua buah. Sinyal yang diterima pada masing-masing antena penerima adalah sinyal yang sama, yang telah dikirim oleh antena pemancar, namun melewati lintasan kanal yang berbeda seperti terlihat pada Gambar 3.9. Gambar 3.9 Penerimaan Sinyal Pada Receiver Diverity 1x2. Sinyal yang diterima oleh antena Rx 2 memiliki persamaan sebagai berikut: . n s h y + = 3.9 Sedangkan persamaan sinyal yang diterima oleh antena Rx 2 adalah: 1 1 1 . n s h y + = 3.10 2. Estimasi Kanal Lintasan yang akan diestimasi terdiri dari h yang merupakan respon kanal dari lintasan yang dilewati sinyal antara Tx dan Rx1 serta 1 h antara Tx dan Rx 2. Dedy Syahputra Lumban Tobing : Analisis Kinerja Space Time Block Code Pada Sistem Mimo 2x2 Melalui Kanal Fading Rayleigh, 2009. 3. Signal Combiner Proses penggabungan sinyal berlangsung pada tingkat IF. Sinyal yang diterima oleh antena Rx 1 dan antena Rx 2 dijumlahkan untuk mendapatkan daya sinyal yang lebih besar. Persamaan matematis dari sinyal hasil penggabungan adalah: . . . . . . ~ 1 1 1 1 1 n s h h n s h h y h y h s + + + = + = ∗ ∗ ∗ ∗ 3.11 4. Signal Demapper Sinyal hasil combining kemudian dipisahkan antara bagian In Phase dan Quadrature. Setelah itu sinyal ditentukan untuk menjadi bit ‘1’ atau bit ‘0’ sesuai dengan persamaan 3.7.

3.4 Pemodelan Kanal