Kinerja Receiver Diversity 1Tx-2Rx Pada Berbagai Kondisi Kanal

Dedy Syahputra Lumban Tobing : Analisis Kinerja Space Time Block Code Pada Sistem Mimo 2x2 Melalui Kanal Fading Rayleigh, 2009. 2Rx, kinerja pada Space Time Block Code 2Tx-1Rx akan semakin menurun seiring dengan bertambah buruknya kondisi kanal yang dilewati. Pada kanal AWGN, dengan SNR sebesar 14 dB, sudah tidak ada lagi kesalahan pada proses pendeteksian sinyal. Dan pada kanal multipath invariant, kesalahan pendeteksian sinyal sudah tidak terjadi lagi saat SNR bernilai 16 dB. Sedangkan pada kanal multipath time varying, dengan SNR sebesar sebesar 21 dB, masih terdapat kesalahan pendeteksian sinyal. Hal sama yang terjadi pada Space Time Block Code 2Tx-2Rx, pada Space Time Block Code 2Tx-1Rx yang melewati kanal multipath time varying, kinerja sistem juga terlihat sangat menurun. Yang terlihat sedikit beda adalah perbandingan kinerja antara saat melewati kanal multipath time varying berfrekuensi doppler 67 Hz dan saat berfrekuensi 156 Hz. Pada Space Time Block Code 2Tx-2Rx, kinerja pada dua keadaan tersebut relatif sama. Sedangkan pada Space Time Block Code 2Tx-1Rx terlihat terjadi penurunan kinerja. Jika dibandingkan antara kanal AWGN dengan kanal multipath time invariant, performansi terdegradasi sebesar ± 4,5 dB. Sedangkan pada kondisi terjadi pergerakan relatif user sebesar 5 kmjam, bila dibandingkan dengan kanal time invariant, performansi terdegradasi lagi sebesar ± 7 dB saat BER bernilai sebesar 10 -2 .

4.4 Kinerja Receiver Diversity 1Tx-2Rx Pada Berbagai Kondisi Kanal

Kinerja Receiver Diversity 1Tx-2Rx pada berbagai kondisi kanal terlihat pada Gambar 4.8. Sama seperti dua sistem sebelumnya, kinerja pada Receiver Dedy Syahputra Lumban Tobing : Analisis Kinerja Space Time Block Code Pada Sistem Mimo 2x2 Melalui Kanal Fading Rayleigh, 2009. Diversity 1Tx-2Rx juga terlihat menurun seiring bertambah buruknya keadaan kanal yang dilalui. Pada kanal AWGN, kesalahan sudah tidak terjadi lagi saat SNR bernilai 12 dB. Pada kanal multipath invariant, kesalahan tidak terjadi saat SNR bernilai 14 dB. Untuk kanal time varying dengan frekuensi doppler sebesar 11 Hz, atau saat user berkecepatan 5 kmjam, kesalahan tidak terjadi lagi ketika SNR berharga 16 dB. Dengan frekuensi doppler sebesar 67 Hz dan 156 Hz, hingga SNR bernilai 21 dB, kesalahan deteksi masih terjadi. Jika dibandingkan antara kanal AWGN dengan kanal multipath invariant, performansi terdegradasi sebesar ± 3 dB. Pada kondisi kanal multipath time varying dengan frekuensi doppler sebesar 11 Hz, performansi terdegradasi lagi sebesar ± 6 dB dibanding ketika kanal multipath invariant. Penurunan kinerja sebesar ini, bernilai cukup besar. Saat kondisi user bergerak, kualitas sinyal yang diterima oleh antena penerima terlihat sangat menurun. Dedy Syahputra Lumban Tobing : Analisis Kinerja Space Time Block Code Pada Sistem Mimo 2x2 Melalui Kanal Fading Rayleigh, 2009. Gambar 4.8 Perbandingan BER 1Tx-2Rx Pada Berbagai Kondisi Kanal Penurunan kinerja terjadi lagi saat kondisi kanal bertambah buruk yaitu dengan mengubah kecepatan user menjadi 30 kmjam. Namun penurunan kinerja yang terjadi tidak seburuk saat kanal berubah dari multipath time invariant menjadi multipath time varying, yaitu hanya sekitar ± 4 dB. Pada kondisi kanal dengan frekuensi doppler sebesar 67 Hz dibandingkan saat frekuensi doppler sebesar 156 Hz, kinerjanya relatif tidak jauh berbeda. Dedy Syahputra Lumban Tobing : Analisis Kinerja Space Time Block Code Pada Sistem Mimo 2x2 Melalui Kanal Fading Rayleigh, 2009.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN