Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity, Dan Profitability Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei
SKRIPSI
PENGARUH FIRM SIZE, GROWTH OPPORTUNITY, LIQUIDITY, DAN PROFITABILITY TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH :
AZLAN HAFITZ 070503219
PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(2)
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity dan Profitability terhadap Struktur Modal Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Desember 2011 Yang membuat pernyataan,
Azlan Hafitz NIM: 070503219
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Firm Size, Growth Opportunity, Liquidity dan Profitability terhadap Struktur Modal Perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI” ditunjukan sebagai salah satu syarat dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Program S1 Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa doa, bimbingan, saran, motivasi, batuan dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritongan, M,Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak selaku Ketua Program Studi S1-Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekrektaris Progam Studi S1-Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. M. Zainul Bahri Torong, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
(4)
4. Bapak Drs. Rustam, MSi, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Drs. Sucipto, MM,Ak selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritikan dan saran kepada penulis.
5. Ucapan terima kasi tulus saya kepada kedua orang tua saya H. Edy Sofyan, SE, MM dan Hj. Nur Asbah, serta Ariful Fauzi, M. Iqbal Fadillah dan Chairunisa. Terimakasih atas doa, semangat dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini.
6. Ucapan terima kasih kepada semua dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, serta Ronna prishilla yang selalau mendukung saya dan sahabat – sahabat saya d’madamz ipiq, nana, ririn, nurul, dwi, ages, fadil, andrew, ijal, irdan, heri, seno, ruby, nazmi, andre, yugo, leo, terima kasih atas dukungan, kerjasama dan kebersamaan selama menempuh studi di fakultas ekonomi universitas sumatera utara
Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, 21 Desember 2011 Penulis,
Azlan Hafitz NIM: 070503219
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity dan profitability terhadap struktur modal perusahaan otomotif terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 48 perusahaan dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari laporan keuangan dan IDX Factbook yang diunduh dari dependen yang digunakan struktur modal sedangkan variabel independen yang digunakan adalah size, growth opportunity, liquidity dan profitability. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda analisis statistik dan model regresi telah diuji asmusi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya liquidity dan profitability secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal sedangkan firm size dan growth opportunity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Bahwa secara simultan variabel firm size, growth opportunity, liquidity dan profitability berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Kata Kunci : Struktur modal, Firm size, Growth opportunity, Liquidity dan Profitability
(6)
ABSTRAC
The reseaech will study the impact of Firm size, Growth opportunity, Liquidity and Profitability toward capital structure automotive companies at Indonesian Stock Exchange.
The design of this research is associative casual research. Sampel in this research took by using purposive sampling method, where the total population was used as many as 12 companies and the samples used this research is 48 companies. Data were secondary data consisted of financial statement and IDX’s factbook that downloaded from IDX’s website. The dependent variabel used is capital structure, while the independent variables used firm size, growth opportunity, liquidity and profitability. Multiple regression technique used to analyse the data regression models were tested first in the classical assumption test.
The results show that only liqudity and profitability it self may have significant effect on capital structure. Firm size and growth opportunity did not effect to capital structure significantly. Simultaneously, firm size, growth opportunity, liquidity and profitability may have significant effect on capital structure.
Keywords : Capital Structure, Firm size, Growth opportunity, Liquidity and Profitability
(7)
DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN……….. KATA PENGANTAR……… ABSTRAK………... ABSTRACT……… DAFTAR ISI………... DAFTAR TABEL………... DAFTAR GAMBAR……….. DAFTAR LAMPIRAN……….. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ..………... 1.2 Perumusan Masalah…...……….. 1.3 Tujuan Penelitian...……….. 1.4 Manfaat Penelitian………... BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Struktur Modal ...………….…….……….. 2.1.1 Pengertian Struktur Modal .……..……… 2.1.2 Teori Struktur Modal ....…….………... 2.1.2.1 Agency Theory ...……….. 2.1.2.2 Signaling Theory …….………. 2.1.2.3 Asymmetric Information Theory ……….……...
I ii iv v vi x xi xii 1 9 9 10 11 11 12 14 14 15 17
(8)
2.1.2.4 Pecking Order Theory ...………... 2.1.2.5 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller ……….... 2.1.2.6 Teori Trade-Off ………....…………..……….. 2.2 Firm size ………... 2.3 Growth Opportunity ………..………... 2.4 Liquidity ...………... 2.5 Profitability ... 2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...………..……….. 2.7 Kerangka Konseptual ..………... 2.8 Hipotesis Penelitian ...……….. BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian... 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 3.2.1 Populasi Penelitian ... 3.2.2 Sampel Penelitian ... 3.3 Jenis Data... 3.4 Metode Pengumpulan Data ... 3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 3.6 Teknik Analisis Data...
3.6.1 Metode Analisis Data... 3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik...
3.6.2.1 Uji Normalitas... 3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas...
18 19 20 21 22 23 23 24 28 29 31 31 31 31 31 33 33 33 35 35 36 36 38
(9)
3.6.2.3 Uji Autokorelasi... 3.6.2.4 Uji Multikolinearitas... 3.6.3 Pengujian Hipotesis... 3.6.3.1 Uji Koefesien Determinasi (R2) ... 3.6.3.2 Uji Simultan (Uji F) ... 3.6.3.3 Uji Signifikasi Parsial (Uji t)... BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian... 4.2 Analisis Data Penelitian... 4.2.1 Analisis Deskriptif... 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik...
4.2.2.1 Uji Normalitas... 4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas……….... 4.2.2.3 Uji Autokorelasi... 4.2.2.4 Uji Multikolinearitas... 4.3 Pengujian Hipotesis...
4.3.1 Uji Koefesien Determinasi (R2) ... 4.3.2 Uji Simultan (Uji F)... 4.3.3 Uji Signifikan Parsial (Uji t)... 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian... BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan... 5.2 Keterbatasan... 38 39 40 40 41 42 43 43 43 43 45 45 50 51 52 53 53 54 55 57 61 61 61
(10)
5.3 Saran... DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN...
62 63 65
(11)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Debt equity ratio perusahaan-perusahaan manufaktur
Yang terdaftar di BEI sektor otomotif 2007-2010 ... 3
Tabel 1.2 Rata-rata DER, firm size, growth opportunity, liquidity dan profitability pada perusahaan manufaktur sektor otomotif yang terdaftar di BEI 2007-2010 ... 5
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Otomotif... 32
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 44
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Awal ... 47
Tabel 4.3 Uji Normalitas Setelah Transformasi ... 49
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Setelah Transformasi ... 52
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Setelah Transformasi ... 53
Tabel 4.6 Uji Koefesien Determinasi (R2) ... 54
Tabel 4.7 Uji Simultan (Uji F)... 55
(12)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Koneseptual ... 28
Gambar 4.1 Uji Normalitas Histrogram ... 45
Gambar 4.2 Uji Normalitas P-Plot ... 46
Gambar 4.3 Uji Normalitas Histrogram Setelah Transformasi... 48
Gambar 4.4 Uji Normalitas P-Plot Setelah Transformasi ... 49
(13)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran I : Daftar populasi dan Sampel ... 65
Lampiran II : Data Penelitian... 66
Lampiran III : Hasil Output Data Deskriptif ... 68
Lampiran IV : Hasil Normalitas Awal ... 69
Lampiran V : Hasil Data Transformasi ke LN ... 71
(14)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity dan profitability terhadap struktur modal perusahaan otomotif terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif kausal. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 48 perusahaan dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari laporan keuangan dan IDX Factbook yang diunduh dari dependen yang digunakan struktur modal sedangkan variabel independen yang digunakan adalah size, growth opportunity, liquidity dan profitability. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda analisis statistik dan model regresi telah diuji asmusi klasik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya liquidity dan profitability secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal sedangkan firm size dan growth opportunity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Bahwa secara simultan variabel firm size, growth opportunity, liquidity dan profitability berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Kata Kunci : Struktur modal, Firm size, Growth opportunity, Liquidity dan Profitability
(15)
ABSTRAC
The reseaech will study the impact of Firm size, Growth opportunity, Liquidity and Profitability toward capital structure automotive companies at Indonesian Stock Exchange.
The design of this research is associative casual research. Sampel in this research took by using purposive sampling method, where the total population was used as many as 12 companies and the samples used this research is 48 companies. Data were secondary data consisted of financial statement and IDX’s factbook that downloaded from IDX’s website. The dependent variabel used is capital structure, while the independent variables used firm size, growth opportunity, liquidity and profitability. Multiple regression technique used to analyse the data regression models were tested first in the classical assumption test.
The results show that only liqudity and profitability it self may have significant effect on capital structure. Firm size and growth opportunity did not effect to capital structure significantly. Simultaneously, firm size, growth opportunity, liquidity and profitability may have significant effect on capital structure.
Keywords : Capital Structure, Firm size, Growth opportunity, Liquidity and Profitability
(16)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin berkembang telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Kebutuhan akan modal sangat penting dalam membangun dan menjamin kelangsungan perusahaan selain faktor pendukung lainnya. Hal ini agar perusahaan dapat bertahan dalam situasi yang dihadapi. Perusahaan yang berskala nasional maupun internasional sangat membutuhkan modal yang besar untuk menjaga kelangsungan usahanya.
Modal sangat dibutuhkan setiap perusahaan, apalagi jika perusahaan tersebut akan melakukan ekspansi. Oleh karena itu, perusahaan harus menentukan berapa besarnya modal yang dibutukan untuk memenuhi atau membiayai usahanya. Kebutuhan akan modal tersebut dapat dipenuhi dari berbagai sumber dan mempunyai jenis yang berbeda-beda. Sumber dana perusahaan dapat diperoleh dari sumber dana internal dan eksternal perusahaan. Sumber dana internal artinya dana yang diperoleh dari hasil kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas laba yang tidak dibagi (laba ditahan) dan depresiasi. Sedangkan sumber dana eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, yang terdiri dari hutang (pinjaman). Apabila perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan modalnya semakin meningkat sedangkan dana yang dimiliki telah digunakan semua, maka perusahaan tidak ada pilihan lain selain menggunakan
(17)
dana yang berasal dari luar yaitu dalam bentuk hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru untuk memenuhi kebutuhan modalnya.
Tujuan utama perusahaan yang mencari keuntungan biasanya mengutamakan keuntungan bagi pemilik atau pemegang saham. Pemegang saham dengan membeli saham berarti mengharapkan return tertentu dengan resiko minimal. Dengan tingginya tingkat return yang diperoleh pemegang saham maka para pemegang saham akan tertarik dan harga saham semakin tinggi, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat. Disamping itu juga bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan pengembangan usahanya.
Struktur modal merupakan kombinasi hutang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan jangka panjang (long term financial structure). Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal.
Menurut Riyanto (2001) struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antar jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Debt to Equity Ratio (DER), merupakan perbandingan antara total hutang terhadap modal sendiri. Berikut ini data Debt to Equity Ratio perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor otomotif periode tahun 2007-2010.
(18)
Tabel 1.1 Debt to Equity Ratio
Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek indonesia (BEI) pada sektor otomotif
Periode tahun 2007-2010
No Nama Perusahaan
DER
2007 2008 2009 2010
1 Astra International Tbk 1,17 1,21 1,00 1,01
2 Astra Otoparts Tbk 0,48 0,45 0,39 0,38
3 Gajah Tunggal Tbk 2,54 4,28 2,32 1,94
4 Goodyear Indonesia Tbk 0,94 2,45 1,71 1,76
5 Indo Kordsa Tbk 0,52 0,48 0,23 0,26
6 Indomobil Sukses Internasional Tbk 27,04 17,78 11,71 4,99
7 Indospring Tbk 6,61 7,45 2,75 2,39
8 Multi Prima Sejahtera Tbk 0,79 1,21 0,49 0,41
9 Multistrada Arah Sarana Tbk 0,40 0,85 0,74 0,87
10 Nipress Tbk 2,02 1,64 1,21 1,28
11 Prima Alloy Steel Tbk 3,19 3,84 4,63 2,33
12 Selamat Sempurna Tbk 0,66 0,63 0,80 0,96
Rata–rata 3,86 3,52 2,31 1,56
Sumber : Indonesia Capital Market Directory 2011
Bedasarkan tabel 2.1 menunjukan besar nilai rata Debt to Equity Ratio pertahun dari tahun 2007-2010 perusahaan manufaktur pada sektor otomotif yang terdaftar di BEI berada diatas, rata-rata DER tahun 2007 adalah 3,86 ; tahun 2008 adalah 3,52 ; untuk tahun 2009 adalah 2,31 dan untuk tahun 2010 adalah 1,56. Sehingga penggunaan dana dari hutang berkurang dan lebih menggunakan modal sendiri dalam melakukan investasi. Rata-rata struktur modal pada 12 perusahaan otomotif menujukukan penurunan dari tahun ke tahun, dimana rata-rata tahun 2007 sebesar 3,86 selanjutnya tahun 2008 sebesar 3.52 kemudian tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 1,21 menjadi 2,31 dan kemudian turun lagi pada tahun 2010 sebesar 1,56.
Namun jika dilihat dari masing-masing perusahaan ternyata beberapa perusahaan memiliki DER diatas satu dan dibawah satu. Perusahaan PT. Astra
(19)
Otopart Tbk, PT. Indo Kordsa Tbk, PT. Selamat Sempurna Tbk, dan PT Multistrada Arah Sarana Tbk memiliki DER kurang dari satu. Sedangkan perusahaan PT. Astra Internasional Tbk, PT. Gajah Tunggal Tbk, PT. Goodyear Indonesia Tbk, PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk, PT. Indospring Tbk, PT Nippres Tbk, dan PT. Prima Alloy Steel Tbk memiliki DER lebih dari satu. Sedangkan PT Multi Prima Sejahtera Tbk memiliki DER tidak stabil, dimana pada tahun 2007 memiliki DER kurang dari satu namun pada tahun 2008 memiliki DER lebih dari satu namun pada tahun 2009 dan 2010 kembali memiliki DER kurang dari satu.
Namun dengan demikian selama periode 2007 sampai dengan 2010 terdapat 56% lebih perusahaan manufaktur pada sektor otomotif yang terdapat di BEI yang mempunyai DER lebih dari satu, yang artinya proposi utang lebih besar dari modal sendiri. Dengan adanya proposi utang yang lebih besar, maka perusahaan yang memiliki DER lebih dari satu memiliki resiko bisnis yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang memiliki DER kurang dari satu.
Dengan nilai DER yang berada diatas satu berarti perusahaan memiliki hutang jumlah yang lebih besar dari pada modal sendiri dan hal ini tidak sesuai dengan teori struktur modal sendiri yang optimal dimana seharusnya jumlah hutang perusahaan tidak boleh lebih besar dari modal sendiri. Sementara itu kebanyakan investor lebih tertarik menanamkan modalnya kedalam bentuk investasi pada perusahaan yang memiliki DER tertentu yang besarnya kurang dari satu. Karena jika DER lebih dari satu berarti risiko yang ditanggung oleh investor menjadi meningkat.
(20)
Menurut Brigham dan Houston (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan, antara lain: stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengawasan, sifat manajemen, sikap kreditur dan konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.
Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, hanya beberapa faktor yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu antara lain : firm size, growth opportunitty, liquidity, dan profitability. Perkembangan data penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1.2
Rata-rata DER, size, growth opportunitty, liquidity, dan profitability perusahaan manufaktur yang tedaftar di BEI pada sektor otomotif
Periode tahun 2007-2010
Variabel Rata-rata
2007 2008 2009 2010
Firm size (Ln) 10,10 11,88 12,31 14,09
Growth opportunity (%) 0,3 0,10 0,15 0,25
Liquidity (x) 1,4 1,8 1,9 2,0
Profitability (x) 0,07 0,07 0,1 0,1
Debt to equity ratio (x) 3,86 3,52 2,31 1,56
Sumber : Data skunder yang diolah
Dari tabel 2.2 dapat diketahui bahwa rata-rata faktor yang mempengaruhi struktur modal menunjukan hasil yang masih fluktuatif, hal ini kemudian menjadi fenomena gap. Fenomena empiris dalam penelitian ini didasarkan pada inkonsistensi data, dimana berdasarkan tabel 2.2 menunjukan firm size, growth opportunitty, liquidity, dan profitability pada tahun 2007-2010 menunjukan fenomena yang searah dengan DER dan membentuk hubungan positif terlihat juga
(21)
pada faktor growth opportunitty dari tahun ke tahun menunjukan peningkatan, maka perlu di uji pengaruh dari empat variabel independent firm size, growth opportunitty, liquidity, dan profitability dalam mempengaruhi struktur modal (debt to equity ratio) pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI 2007-2010.
Banyaknya penelitian sejenis yang dilakukan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal suatu perusahaan. Penelitian Ozkan (2001), Saidi (2004), Rakhmawati (2008), Hapsari (2010) dan Seftianne dan Handayani (2011) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) menganalisis Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Business Risk terhadap struktur modal. Dari keenam penelitian yang dijadikan referensi oleh peneliti.
Kebutuhan dana sangat penting bagi pertumbuhan perusahaan, semakin besar perusahaan tersebut maka semakin besar pula pasar yang dikuasainya, hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran perusahaan yang lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Firm size dapat dilihat dari dua aspek yaitu besarnya asset yang dimiliki perusahaan tersebut dan tingkat penjualan yang di raih dipangsa pasar. Hal ini menunjukan ada hubungan antara ukuran perusahaan dengan struktur modal yang digunakan perusahaan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rakhmawati (2008), Seftianne dan Handayani (2011) menunjukan inkonsitensi. Hasil penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007), Rakhmawati (2008), Seftianne dan Handayani (2011) menunjukan bahwa firm size berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan hasil penelitian Hapsari
(22)
(2010) menujukan bahwa firm size tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.
Kesempatan yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengembangkan dirinya di pasar atau disebut dengan growth opprtunity. Pihak manajemen dan investor tidak akan membuang kesempatan dalam melakukan investasi di pasar karena semakin banyak perusahaan melakukan investasi maka semakin banyak kebutuhan modal yang diperlukan perusahaan, Sehingga kesempatan perusahaan agar dapat tumbuh semakin besar. Dengan demikian perusahaan yang sering melakukan investasi di pasar cenderung lebih banyak menggunakan hutang sehingga ada pengaruh antara growth dan debt ratio Penelitian Seftianne dan Handayani (2011) menunjukan bahwa growth opprtunity berpengaruh terhadap sturuktur modal. Namun, pada penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) bahwa growth opprtunity tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.
Tingkat liquidity sangat berpengaruh terhadap kepercayaan terhadap kreditor, kreditor mendapat suatu jaminan terhadap pengembalian yang memadai atas pinjaman yang ditanamkan dalam perusahan. Perusahaan yang memiliki tingkat liquidity yang tinggi maka akan semakin mudah untuk mendapatkan sumber pinjaman sebagai bagian aktivitas pendanaanya sehingga dapat mempengaruhi struktur modal. Sehingga penggunaan hutang yang besar sangat berdampak pada pengembalian hutang terhadap kreditor. Penelitian Ozkan (2001) menunjukan likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan penelitian Seftianne dan Handayani (2011) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
(23)
Investor dan kreditor berkepentingan dengan tingkat profitability yang dimiliki perusahaan untuk menilai tingkat investasi yang ditanamkan. Investor menggunakan profitability sebagai informasi bagi pemegang saham untuk melihat keuntungan yang benar-benar diterima dalam bentuk deviden. Karena perusahaan dengan tingkat pengembalian rendah cenderung menggunakan hutang yang besar untuk membiayai aktivitas perusahaan. Kreditor menggunakan profitability untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang kepada kreditor. Hasil penelitian terdahulu Hapsari (2010) menujukan bahwa secara parsial profitability berpengaruh terhadap struktrur modal, namun hasil penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007) dan Rakhmawati (2008) secara parsial profitability tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Berdasarkan dari penelitian terdahulu masih terjadi perbedaan hasil penelitian (research gap) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap struktur modal manufaktur pada sektor otomotif yang terdaftar di BEI periode 2007-2010. Variabel yang digunakan penelitian ini adalah firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability yang diuji pengaruhnya terhadap struktur modal.
Peneliti menggunakan data dari perusahaan otomotif sebagai objek penelitian karena perusahaan otomotif di indonesia saat ini sedang berkembang pesat sehingga banyak para investor banyak yang ingin melakukan investasi saham di Bursa Efek Indonesia khususnya perusahaan manufaktur di sektor otomotif.
(24)
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana faktor firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability mempengaruhi struktur modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2007-2010.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka yang jadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ apakah firm size, growth opportunity, liquidity dan profitability berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability berpengaruh terhadap sturuktur modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, melainkan juga kepada pihak-pihak lain yang terkait. Adapun ,penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi :
1. Peneliti
Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila peneliti dimintai pendapat mengenai pengaruh struktur frim size, growth opportunity, liquidity, profitability terhadap struktur modal pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 sampai dengan 2010.
(25)
2. Emiten
Meskipun peneliti menyadari bahwa penelitin ini jauh dari kesempurnaan, namun peneliti berharap semoga penelitian ini memberi manfaat bagi perusahaan otomotif sebagai masukan yang dapat dijadikan tolak ukur pemikiran dalam menyusun suatu struktur modal yang optimum dengan harapan melalui pembentukan struktur modal yang maksimum, nilai perusahaan dapat ditingkatkan.
3. Akademis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian lain khususnya penelitian yang berhubungan dengan keputusan struktur modal.
(26)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal
Pada dasarnya perusahaan sangat membutuhkan modal guna untuk menjalankan kegiatan perusahaan, modal yang merupakan hak kepemilikan maupun para pemegang saham. Modal yang terdiri atas modal asing dan modal sendiri. Modal asing merupakan modal yang berasal pinjaman dari kreditor, supplier dan perbankan. Di dalam memenuhi modal yang dibutuhkan tersebut perusahaan dapat menerbitkan dan menjual surat berharga berupa obligasi (modal pinjaman) dan saham (modal sendiri). Surat berharga tersebut dijual kepada para investor yang menginginkannya dimana perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendaki oleh investor tersebut (Rakhmawati, 2008).
Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan operasional perusahaan adalah keputusan atas struktur modal, yaitu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan.
Modal pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu modal aktif dan modal pasif. Modal aktif menunjukan penggunaan dana yang tertera di sisi aktiva (aktiva lanca dan aktiva tetap) yaitu yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam sebelah mana dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. Sedangkan modal
(27)
pasif menunjukan sumber dana yang tertera di sisi pasiva yang menggambarkan sumber-sumber dana dari mana diperoleh atau asal dana diperoleh. Model pasif terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri.
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Dalam neraca perusahaan (balance sheet) yang terdiri dari sisi aktiva yang mencerminkan struktur kekayaan dan dari sisi pasiva sebagai struktur keuangan. Struktur keuangan sendiri merupakan bagian dari struktur keuangan yang dapat diartikan sebagai pembelajaan permanen yang mencermikan perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto, 2001). Struktur keuangan adalah cara bagaiman perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham.
Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap seluruh utangnya (Munawir, 2001).
Menurut Rodoni dan Ali (2010), struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.
(28)
Struktur modal menunjukkan proposi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya. Risiko keuangan yang kemungkinan terjadi ketidak mampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya dan tidak tercapainya laba yang ditargetkan perusahaan. Struktur modal merupakan masalah penting bagi perusahaan karena baik atau buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi keuangan perusahaan.
Hutang jangka pendek tidak diperhitungkan dalam struktur modal karena utang jenis ini umumnya bersifat spontan (berubah sesuai dengan perubahan tingkat penjualan) sementara itu utang jangka panjang bersifat tetap selama jangka waktu yang relatif panjang (lebih dari satu tahun) sehingga keberadaannya perlu lebih dipikirkan oleh para manajer keuangan. Itulah alasan utama mengapa struktur modal hanya terdiri dari utang jangka panjang dan modal. Karena alasan itu pulalah biaya modal hanya mempertimbangkan sumber dana jangka panjang (Mardiyanto, 2009).
Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata (Martono dan Harjito, 2007) pada penelitian (Rakhmawati, 2008). Tujuan dari manajemen struktur modal atau capital structuremanagement adalah menggabungkan sumber-sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasi. Untuk mengukur struktur modal digunakan rasio
(29)
struktur modal yang disebut Rasio Leverage. Menurut (Martono dan Harjito, 2007) pada penelitian (Rakhmwati, 2008) mendifinisikan rasio Leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak perusahaan menggunakan dana dari hutang.
Untuk mengukur struktur modal pada penelitian ini digunakan rasio struktur modal yang disebut debt to equity ratio (DER). Dimana DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang dengan modal sendiri. DER berguna untuk mengetahui jumlah hutang dan modal yang digunakan untuk pendanaan perusahaan. Bagi perusahaan semakin kecil debt to equity ratio akan semakin menguntungkan perusahaan karena resiko yang akan ditanggung atas kegagalan perusahaan yang mungkin terjadi semakin kecil.
2.1.2 Teori Struktur Modal 2.1.2.1 Agency Theory
Menurut Horne dan Makhowich (2007) pada penelitian (Rakhmawati, 2008) pihak manajemen dapat dianggap sebagai agen dari pada pemilk perusahaan, yaitu para pemegang saham. Para pemegang saham berharap agen bertindak atas kepentingan mereka sehingga medelegasikan wewenang kepada agen. Untuk melihat kinerja manajemen berfungsi dengan baik, maka manajemen harus diberikan bonus atau intensif dan pegawasan. Pegawasan dapat dilakukan dengan cara yaitu, dengan pengikatan agen, pemerikasaan laporan keuangan dan pembatasan terhadap keputusan yang bisa dilakukan manajemen.
(30)
Biaya agensi merupakan biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk menyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegan saham.
Pada dasarnya agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik, berdasarkan kenyataan bahwa manajer profesional bukan agen yang sempurna dari pemilik perusahaan, dengan demikian belum tentu selalu bertindak untuk kepentingan pemilik.
Menurut (Horne dan Makhowich, 2007) pada penelitian (Rakhmawati, 2008) salah satu pendapat dari teori agensi adalah siapapun yang mengeluarin biaya pengawasan tersebut akhirnya ditanggung oleh pemegang saham. Semakin besar kemungkinan pegawasan, semakin tinggi biaya bunga dan semakin rendah nilai perusahaan bagi para pemegang saham.
2.1.2.2 Signaling Theory
Menurut Bringham dan Houston (2006) Signaling Theory (Teori Persinyalan) suatu tindakan yang diambil pihak manajemen yang memberi pentunjuk pada investor tentang bagaimana manajemen prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk menggunakan utang di luar sasaran struktur modal yang normal.
(31)
Perusahaan yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya, agar para investor baru mau menanamkan modalnya diperusahaan mereka. Adanya pengumuman penawaran saham biasanya akan dianggap sebagai suatu sinyal bahwa prospek perusahaan seperti yang dilihat manajemen tidak terlalu cerah.
Pada dasarnya agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik, berdasarkan kenyataan bahwa manajer profesional bukan agen yang sempurna dari pemilik perusahaan, dengan demikian belum tentu selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar saham tersebut meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada investor. Manajer bisa menggunakan hutang lebih banyak sebagai signal yang dapat lebih dipercaya. Karena perusahaan yang meningkatkan hutang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa mendatang. Investor diharapkan akan menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik.
Masalah keagenan juga berhubungan dengan penggunaan ekuitas eksternal, misalnya sebuah perusahaan yang semula dimiliki seluruhnya oleh satu orang, maka semua tindakannya hanya memperngaruhi posisinya sendiri. Jika pemilik yang juga manajer perusahaan itu menjual sebagian dari sahamnya kepada orang lain,
(32)
maka akan timbul konflik kepentingan. Keuntungan sampingan yang dibayarkan kepada antara pemilik dan manajer yang semula sepenuhnya dinikmati sendiri, sekarang dibayar sebagian kepada pemilik baru. 2.1.2.3 Asymmetric Information Theory
Menurut Bringham dan Houston (2006) Asymmetric Information adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) dari pada investor. Akan tetapi dengan adanya masalah asymetric information maka manajer tidak bisa hanya menyampaikan informasi yang bagus tersebut, karena bisa jadi manajer lain juga menyampaikan hal yang sama yang dapat menimbulkan kurangnya kepercayaan para investor.
Para investor tentunya dapat membedakan apakah perusahaan tersebut memiliki kinerja yang bagus atau sebaliknya. Hal ini dilakukan dengan melihat struktur modal perusahaan dan biasanya investor akan memberikan nilai (value) yang lebih tinggi apabila suatu perusahaan mempunyai porsi hutang yang lebih besar. Penerbitan hutang merupakan berita bagus karena manajer memiliki keyakinan akan kinerja perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan harga saham melalui pengumuman adanya kenaikan hutang. Sementara di sisi lain penerbitan ekuitas berupa saham dianggap sebagai berita buruk karena adanya kemungkinan turunnya earnings di masa yang akan datang sehingga menyebabkan turunnya harga saham akibat adanya pengumuman penerbitan saham baru.
(33)
2.1.2.4 Pecking Order Theory
Teori ini diperkenalkan pertama kali oleh Donalson pada tahun 1961, teori ini disebut Pecking Order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan kedudukan sumber dana yang paling disukai.
Secara singkat Teori Pecking Order adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan memilih pandangan internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.
b. Perusahaan menhitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi.
c. Karena kebijakan deviden yang konstan, digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat saat tertentu dan akan lebih kecil pada saat yang lain.
d. Jika padangan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dulu. Perusahaan akan memulai dengan hutang, kemudian dengan surat berharga campuran seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir.
(34)
Teori Pecking Order ini bisa menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang lebih kecil.
2.1.2.5 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Teori ini bermula pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modligliani dan Profesror Merton Miller yang selanjutnya disebut MM, mempublikasikan artikel keuangan yang berjudul “The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment”. Dalam teori ini berpendapat bahwa struktur modal tidak mempengaruhi Perusahaan. Dalam hal ini telah dimasukkan faktor pajak. Sehingga nilai perusahaan dengan hutang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai perusahan tanpa hutang, kenaikan tersebut dikarenakan adanya penghematan pajak.
Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: A Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaaan meningkat sejalan dengan makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai titik
(35)
maksimum bila seluruhnya dibiayai dengan hutang (Brigham dan Houston, 2006).
Hasil yang tidak relevan juga tergantung pada asumsi bahwa tidak ada biaya kebangkrutan. Namun dalam prateknya biaya kebangkrutan sangat mahal. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntasi yang sangat tinggi. Masalah yang terkait muncul apabila perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dalam struktur modalnya (Brigham dan Houston, 2006).
2.1.2.6 Teori Trade-Off
Teori trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono, 2003) pada penelitian (Hapsari, 2010). Esensi trade-off dalam struktur modal adalah menyeimbangkan mafaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperbolehkan dan apabila penggunaan hutang terlalu besar, maka tambahan hutang tidak diperbolehkan.
Dalam kenyataan, ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak-banyaknya. Suatu hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Biaya tersebut terdiri dari 2 (dua) hal, yaitu :
(36)
a. Biaya Langsung
Yaitu, biaya yang dikeluarkan untuk membayar biaya administrasi, atau biaya lainnya yang sejenis.
b. Biaya Tidak Langsung
Yaitu, biaya yang terjadi karena dalam kondisi kebangkrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misalnya Suplier tidak akan mau memasok barang karena mengkwatirkan kemungkinan tidak akan membayar.
Biaya lain dari peningkatan hutang adalah meningkatnya biaya keagenan antara pemegang hutang dengan pemegang saham akan meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang hutang akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Pengawasan bisa dilakukan dalam bentuk biaya biaya monitoring (persyaratan yang lebih ketat) dan bisa dalam bentuk kenaikan tingkat bunga.
2.2 Firm Size
Perusahaan yang besar cenderung melakukan diversifikasi usaha lebih banyak daripada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan seiring dijadikan indicator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapin krisis dalam menjalakan usahanya. Perusahaan yang lebih
(37)
besar cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi kepada investor luar daripada perusahaan yang kecil.
Menurut Riyanto (2001) perusahaan yang lebih besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan kecendrungan untuk menggunakan hutang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan modal dari pada perusahaan kecil.
2.3 Growth Opportunity
Kesempatan yang dimilik untuk berkembang melakukan investasi pada masa mendatang menyebabkan nilai perusahaan akan meningkat. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi tentunya memiliki tingkat kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang sehingga memungkinkan perusahaan memiliki biaya modal yang rendah.
Perusahaan yang mempunyai growth opportunity yang tinggi akan menghadapi kesenjangan informasi yang tinggi antara merger dan investor tentang kualitas proyek investasi perusahaan (Seftianne dan Handayani, 2011). Adanya kesenjangan informasi tersebut menyebabkan biaya modal ekuitas saham dibandingkan biaya modal utang karena dipandang dari sudut investor, modal saham dipandang lebih beresiko dibandingkan utang. Kesenjangan informasi tersebut akan membuat para investor berisyarat negatif tentang prospek perusahaan di masa mendatang.
(38)
2.4 Liquidity
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan pada saat di tagih atau hutang jangka pendeknya. Perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih dahulu untuk membiayai investasi nya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang.
Kebutuhan dana untuk aktiva lancar pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek. Kemampuan membayar atas kewajiban jangka pendek sangat tergantung dari alat pembayaran likuid yang dimiliki perusahaan, besar alat pembayaran likuid yang dimiliki perusahaan disebut sebagai daya bayar atau kekuatan bayar suatu perusahaan yang akan menjadikan perusahaan mempunyai kemampuan membayar kewajiban jangka pendeknya.
2.5 Profitability
kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan, yang diindikasikan melalui besarnya laba yang diperoleh perusahaan tersebut. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan. Setiap perusahaan selalu berupaya agar memperoleh tingkat profitabilitas yang tinggi.
Dalam konteks ini perusahaan yang menguntungkan tentunya tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan hutang. Melalui adanya tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal. Para
(39)
investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan yield dan capital gain semakin tinggi memperoleh laba maka semakin besar retun yang diharapkan investor. Margin laba bersih (net profit margin) merupakan keuntungan penjualan setelah dikurangi seluruh biaya dan pajak penghasilan. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan.
2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan struktur modal telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya, sehingga terdapat beberapa point penting hasil dari penelitian sebelumnya dan dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu mengenai struktur modal.
Penelitian yang dilakukan oleh Ozkan (2001) menguji hubungan karakteristik khusus perusahaan yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Variabel yang digunakan adalah size, growth opportunity, profitabilitas, likuiditas dan non debt tax shield. Hasil penelitian menyatakan bahwa size, growth opportunity, profitabilitas dan non debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal.
Saidi (2004) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dengan menggunakan variabel independen antara lain : ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan asset, profiabilitas dan struktur kepemilikan, menghasilkan suatu temuan yang menyatakan bahwa secara simultan, semua variabel independen berpengaruh terhadap strutur modal. Namun, secara parsial hanya
(40)
variabel risiko bisnis (business risk) berpengaruh tidak signifikan terhadap struktur modal.
Harjanti dan Tandelilin (2007) tentang ”Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Business Risk pada Struktur Modal Perusahaan”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa firm size berpengaruh terhadap struktur modal Sedangkan tangible assets, growth opportunity, profitability dan business risk tidak berpegaruh terhadap struktur modal.
Rakhmawati (2008) tentang Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meneliti hubungan antara beberapa variabeli yaitu: Independen : profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan pajak. Hasil penelitian ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan pajak berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Hapsari (2010) tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive dan Allied Product). Variabel independen yang digunakan yaitu: ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kemampulabaan. Hasil penelitian bahwa pertumbuhan asset dan kemampuan laba berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan ukuran perusahaan dan risiko bisinis berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Seftianne dan Handayani (2011) tentang “Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”.
(41)
Variabel independen yang digunakan yaitu: Ukuran perusahaan, risiko bisnis, likuiditas, struktur aktiva, dan profitabilitas, kepemilikan manajerial, dan growth opportunity. Hasil penelitian growth opportunity dan ukuran perusahaan beperngaruh terhadap struktur modal. Sedangkan risiko bisnis, likuiditas, struktur aktiva, dan profitabilitas, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Ozkan (2001) Determinants of Capital Structure
and Adjusment To Long Run Target : Evidence from UK Company Panel Data size, growth opportunity, profitabilitas, likuiditas dan non debt tax shield
bahwa size, growth opportunity, profitabilitas dan non debt tax shield berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal
2 Saidi (2004) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEJ Tahun 1997-2002 ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan asset, profiabilitas dan struktur kepemilikan
Secara parsial ukuran perusahaan, pertumbuhan asset, profiabilitas dan struktur kepemilikan Berpengaruh positif terhadap struktur modal. Secara simultan seluruh variabel
berpengaruh positif terhadap struktur modal.
3 Harjanti dan Tandelilin (2007) Pengaruh Firm Size, Tangible Assets, Growth Opportunity, Profitability, dan Business Risk pada Struktur Modal Variabel
independen : Firm size, tangible assets, growth opportunity, profitability dan business risk
Secara parsial firm size berpengaruh terhadap struktur modal Sedangkan tangible assets, growth opportunity, profitability dan business risk tidak
(42)
Perusahaan Manufaktur di Indonesia: Studi Kasus di BEJ
Variabel dependen: Struktur modal
berpegaruh terhadap struktur modal.
4 Rakhmawati (2008)
Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Variabel Independen : profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan pajak Variabel dependen: Struktur modal
Secara parsial ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan untuk variabel profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan pajak secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal
5 Hapsari (2010) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI periode 2006-2008 (Studi Kasus pada Sektor Automotive dan Allied Product) Variabel independen : ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kemampulabaan Variabel dependen: Struktur Modal
Secara parsial bahwa pertumbuhan asset dan kemampuan laba berpengaruh terhadap struktur modal.
ukuran perusahaan dan kemampulabaan secara parsial tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.
6 Seftianne dan Handayani (2011) Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur Variabel independen: Ukuran perusahaan, risiko bisnis, likuiditas, struktur aktiva, dan profitabilitas, kepemilikan manajerial, dan growth opportunity Variabel dependen: Struktur modal
Bahwa growth
opportunity dan ukuran perusahaan
beperngaruh terhadap struktur modal. Sedangkan risiko bisnis, likuiditas, struktur aktiva, dan profitabilitas,
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
(43)
2.7 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, penulis dapat membuat kerangka konseptual sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterikatan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis.
Dalam penelitian ini variabel independen adalah firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability sedangkan variabel dependennya adalah struktur modal perusahaan otomotif.
Firm size merupakan ukuran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan kecil cenderung menggunakan hutang jangka pendek daripada hutang jangka panjang. Demikian
Struktur Modal
(Y) Firm Size (X1)
Growth Opportunity (X2)
Liquidity (X3)
(44)
juga dengan perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memiliki sumber dana yang kuat ada mudah memperoleh pinjaman.
Growth opportunity Merupakan kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk dapat berkembang yang mencakup kesempatan untuk melakukan investasi pada masa yang akan datang. Sehingga perusahaan yang ingin melakukan perluasan jaringan pasar sangat membutuhkan modal yang besar.
Rasio liquidity adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan didalam membayar hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan utang-utangnya akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan utang dalam jumlah yang besar, dengan peningkatan proporsi utang yang lebih besar dari pada modal sendiri menujukan debt to equity ratio (DER) semakin besar.
Profitability menjelaskan tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang ditanamkan oleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang ditanamkan maka penggunaan hutang relatif kecil (Brigham dan Weston, 2006). Tingkat pengembalian yang tinggi dari investasi yang ditanamkan perusahaan memungkinkan perusahaan menggunakan dana internal perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaannya yang berasal dari tingkat pengembalian atas investasi tersebut.
2.8 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dihadapi dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis
(45)
yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah firm size, growth opportunity, liquidity dan profitability berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara empat variabel independen, terhadap satu variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh firm size, growth opportunity, liquidity, dan profitability terhadap struktur modal.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi menurut Sugiyono (2006), merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2007–2010 yang berjumlah 16 perusahaan.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008). Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling. Metode purposive sampling yaitu “teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Erlina, 2008).
(47)
Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur dibidang industri otomotif yang terdaftar di BEI pada tahun 2007–2010.
2. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2007- 2010. 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama
tahun 2007–2010.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 12 data perusahaan otomotif dengan 16 unit analisis (12 x 4 tahun) 48 sampel. Daftar perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1
Daftar Perusahaan Otomotif
No Nama Perusahaan Kriteria Sampel
1 2 3
1 Allbond Makmur Usaha Tbk √ √ - -
2 Andhi Chandra Automotive Prod. Tbk √ - √ -
3 Astra International Tbk √ √ √ Sampel 1
4 Astra Otoparts Tbk √ √ √ Sampel 2
5 Branta Mulia Tbk √ - √ -
6 Gajah Tunggal Tbk √ √ √ Sampel 3
7 Goodyear Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 4
8 Indo Kordsa Tbk √ √ √ Sampel 5
9 Indomobil Sukses Internasional Tbk √ √ √ Sampel 6
10 Indospring Tbk √ √ √ Sampel 7
11 Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √ Sampel 8
12 Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ √ Sampel 9
13 Nipress Tbk √ √ √ Sampel 10
14 Prima Alloy Steel Tbk √ √ √ Sampel 11
15 Sanex Qianjiang Motor International Tbk
√ - √ -
(48)
3.3 Jenis Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diambil dari buku, jurnal, makalah, penelitian terdahulu dan situs internet yang berhubungan dengan tema penelitian ini. Sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik dan merupakan data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data time series yaitu sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan yang dipublikasikan di pusat referensi pasar modal Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2007-2010 yang diunduh dari situs
3.4 Metode Pengumpulan Data http://www.idx.co.id/.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan keuangan, dokumen – dokumen, catatan-catatan, dan informasi lainnya yang diunduh dengan menggunakan media internet, yaitu dengan mengakses situs
3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
http://www.idx.co.id/.
(49)
1. Dependent variable (variabel terikat)
Variabel Dependen adalah variabel yang mempengaruhi oleh besarnya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal (debt to equity ratio) yang merupakan ratio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengembalikan biaya hutang melalui modal sendiri yang dimilikinya yang diukur melalui hutang dan modal (equity) Dihitung dengan formulasi sebagai berikut :
Struktur Modal/DER = ���������
�����������
2. Independent variable (variabel bebas)
Menuru Sugiyono (2006) variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah : a. Firm Size (Ukuruan perusahaan)
Menunjukan ukuran perusahaan atau besarnya asset perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan. dalam penelitian ini perusahaan diproxy dengan nilai logaritma dari total asset mengacu pada panelitian (Harjanti dan Tandelilin, 2007) Diformulasikan sebagai berikut :
Size = Ln Total Asset b. Growth Opportunity
Merupakan kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk berkembang dan melakukan investasi. Rasio yang digunakan pada penelitian ini adalah: Growth Opportunity =(��������ℎ���−��������ℎ���−1)
(50)
c. Liquidity
Merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Rasio yang digunakan mengacu pada penelitian (Ozkan, 2001).
Liquidity (current ratio) = ������������������
����������������������
d. Profitability
merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Pada penelitian ini rasio yang digunakan adalah Net Profit Margin. Net profit margin atau margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah menghitung seluruh biaya dan pajak penghasilan. Margin ini menujukan laba bersih dan penjualan (Martono dan Harjinto, 2006). Net Profit Margin = ���������ℎ������ℎ�����
��������������ℎ
3.6 Teknik Analisis
3.6.1 Model Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah model regresi linier berganda, karena menyangkut empat variabel independen dan satu vaiabel dependen. Model regresi linier berganda dalam model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata populasi dan rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variebel independen yang diketahui.
(51)
Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis degan formlua sebagai berikut :
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Keterangan :
Y = Struktur Modal X1 = Firm Size (SIZE)
X2 = Growth Opportunity (GROWTH)
X3 = Liquidity (LIQUID)
X4 = Profitability (PROFIT)
a = konstanta
b1,b2,b3,b4= koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel
dependen berdasarkan pada variabel independen. e = error
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Erlina (2008), uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode analisis data. Jika data normal, gunakan statistik parametrik dan jika data tidak normal gunakan statistik non parametrik atau lakukan treatment agar data normal.
Ghozali (2006), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu:
(52)
a. analisis grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotnya data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
b. analisis statistik
Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan nilai Z-skweness. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Pedoman pengambilan keputusan tngtang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dari Sig. atau signifikan. Apabila signifikansinya > 0,05, maka data itu terdistribusi normal.
Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, normal probability plot, dan uji Kolmogorov-Smirnov.
(53)
3.6.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Erlina, 2008). Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain.
Salah satu cara mendeteksi terjadinya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot. Dasar analisis (Ghozali, 2006) adalah :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan terjadinya heterokedastisitas.
2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka nol sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 3.6.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung autokorelasi.
Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2008).
(54)
Pengujian autokorelasi menggunakan Durbin Watson. Jika angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Autokorelasi diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
i. Jika angka D – W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
ii. Jika angka D – W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
iii. Jika angka D – W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
jika nilai Durbin-Watson tidak dapat memberikan kesimpulan apakah data yang digunakan terbebas dari autokorelasi atau tidak, maka perlu dilakukan Run-Test. Pengambilan keputusan didasarkan pada acak atau tidaknya data, apabila bersifat acak maka dapat diambil kesimpulan bahwa data tidak terkena autokorelasi. Menurut Ghozali (2006) acak atau tidaknya data didasarkan pada batasan sebagai berikut: a) Apabila nilai probabilitas ≥ α = 0,05 maka observasi terjadi secar
acak.
b) Apabila nilai probabilitas ≤ α = 0,05 maka observasi terjadi secara tidak acak.
3.6.2.4 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina,
(55)
2008). Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
3.6.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 besarnya antara 0-1 (0 < R2 < 1) koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Tapi, karena R2 mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model maka R2 akan meningkat walaupun variabel itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suatu model. Tidak seperti R2, nilai adjusted �2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam suatu model. Dalam kenyataan nilai adjusted �2 bernilai negatif, jika hal ini terjadi maka nilai adjusted �2 dianggap 0 (Ghozali, 2006).
Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted �2 berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted �2 makin mendekati
(56)
satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen dan sebaliknya.
3.6.3.2 Uji Simultan (Uji F)
Secara simultan, pengujian hipotersis dilakukan dengan uji F-test. Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Langkah – langkah dalam penelitian ini:
1 . Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Ha : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
2. Menentukan besarnya nilai F hitung dan Signifikansi F (Sig-F) 3. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%
4. Kriteria pengujian
• Jika nilai sig F > 0.05, maka Ho diterima, artinya variabel bebas secara simultan tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.
• Jika nilai sig F ≤ 0.05, maka Ho ditolak, artinya variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.
(57)
3.6.3.3 Uji Signifikasi Parsial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas (independen) secara individual dalam menerangkan variansi variabel dependen. Dengan mengaggap variabel lain kosntan atau tetap. Langkah – langkah dalam pengujian ini:
1. Ho: β = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
Ha: β = 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap dependen secara parsial.
2. Menentukan tingkat signifikan (α) yaitu sebesar 5%
3. Jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari 0,05 (α) maka variabel bebas secara individu tidak berpengaruh terhadap struktur modal, jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap struktur modal.
(58)
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2007-2010. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Populasi penelitian berjumlah 16 perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan. penelitian dilakukan mulai dari periode 2007-2010.
4.2 Analisis Data Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 yaitu sebanyak 48 data pengamatan. Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu struktur modal dan empat variabel independen yaitu firm size, growth opportunity, liquidity dan profitability. Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data. Statistik deskriptif menggambarkan karakter sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Distribusi statistik deskriptif untuk masing-masing variabel terdapat pada Tabel 4.1 berikut
(59)
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation struktur modal(DER) 48 .23 27.04 2.8165 4.75527
firm size 48 18.74 25.45 21.2961 1.66372
growth opportunity 48 -.32 .76 .1335 .20836
Liquidity 48 .67 4.98 1.5909 .83439
Profitability 48 -.22 .37 .0607 .08427
Valid N (listwise) 48
Sumber : data diolah oleh penulis (2011)
Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata masing dapat dilihat bahwa selama periode pengamatan, dapat diberi kesimpulan yaitu:
1. Variabel dependen dengan struktur modal yang diukur melalui (debt to equity ratio) DER rasio total hutang dan ekuitas modal perusahaan. DER memiliki nilai terendah 0,23 dan nilai tertinggi 27,04 dengan nilai rata-rata 2,816 dengan standar deviasi 4,75.
2. Variabel independen firm size yang diukur melalui total asset yang dimiliki oleh perusahaan. angka total asset terendah adalah 18,74 dan nilai tertinggi 25,45 dengan nilai rata-rata 21,296 dengan standar deviasi 1,66. 3. Variabel independen growth opportunity yang merupakan peluang
pertumbuhan perusahaan. nilai terendah adalah -0,32 dan nilai tertinggi 0,76 dengan nilai rata-rata 0,133 dan standar deviasi 0,20.
4. Variabel independen liquidity yang merupakan tingkat pengembalian hutang, dengan nilai terendah adalah 0,67 dan nilai tertinggi 4,98 dengan nilai rata-rata 1,5909 dan standart deviasi 0,83.
(60)
5. Variabel independen profitability yang diukur melalu NPM (net profit margin). Menunjukan nilai terendah -0,22 dan nilai tertinggi 0,37 dengan nilai rata-rata 0,0607 dan standar deviasi 0,084.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
menguji hipotesis akan digunakan analisis regresi linier berganda. Namun demikian akan terlebih dahulu diuji mengenai ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik yang diperlukan untuk mendapatkan model regresi yang baik.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah mendekati normal. Normalitas umumnya dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.
Gambar 4.1
(61)
Gambar 4.2
Uji Normalitas Grafik P-Plot
Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik.
Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 diatas kita dapat melihat bahwa gambar grafik berbentuk lonceng dan menceng ke kiri dan ke kanan yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.2 diatas terlihat titik-titik tidak menyebar di sepanjang garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas.
(62)
Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik tidak cukup, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (1 sample KS) dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Pengujian normalitas dengan metode statistik ini dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Uji Normalitas Data Awal One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 48
Normal Parametersa,b Mean 2.8164583
Std. Deviation 2.05957947
Most Extreme Differences Absolute .142
Positive .090
Negative -.142
Kolmogorov-Smirnov Z .986
Asymp. Sig. (2-tailed) .285
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel diatas menunjukan nilai profitabilitas = 0,285. Dengan demikian, data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal dan tidak dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0,285 < 0,05.
(63)
Pada pengujian normalitas dengan analisis statistik dapat diketahui bahwa data yang digunakan oleh penulis tidak berdistribusi normal sehingga data ini tidak dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode transformasi data untuk menormalkan data penelitian. Menuru Ghozali (2006), “data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal”. Salah satu transformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan mentransformasikan data ke logaritma 10 atau LN. Setelah dilakukan transformasi, penulis melakukan pengujian ulang terhadap uji normalitas untuk melihat kembali apakah data penelitian ini telah berdistribusi normal atau tidak. Hasil pengujian normalitas dengan uji grafik dan statistik setelah ditansformasi dapat dilihat sebagai beriku :
Gambar 4.3
(64)
Gambar 4.4
Uji Normalitas P-Plot (setelah transformasi) Tabel 4.3
Uji Normalitas (setelah transformasi) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 37
Normal Parametersa,b Mean .2711787
Std. Deviation .74751963
Most Extreme Differences Absolute .082
Positive .082
Negative -.049
Kolmogorov-Smirnov Z .496
Asymp. Sig. (2-tailed) .966
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dengan melihat tampilan grafik histrogram pada gambar 4.3 diatas kita dapat melihat bahwa gambar grafik berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kiri dan ke kanan yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot pada gambar 4.4 diatas
(65)
terlihat titik-titik menyebar di sepanjang dan tidak menjauhi garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.3 diatas menujukkan nilai probabilitas = 0,966. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0,966 > 0,05.
4.2.2.2 Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Menurut Ghozali (2006) Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program software statistic. Dasar pengambilan keputusannya menurut Ghozali (2006) adalah sebagai berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heterokedasitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak heterokedasitas
(66)
Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Gambar 4.5
Uji Heterokedastisitas (scatterplot) Setelah Transformasi Pada gambar 4.5 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuh pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menganalisis apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 atau sebelumnya (Erlina, 2008). Model
(67)
regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Panduan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:
a. angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,,
b. angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, c. angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi Setelah Transformasi Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .714a .509 .448 .77847 1.562
a. Predictors: (Constant), profitability, growth opportunity, firm size, liquidity b. Dependent Variable: struktur modal
Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.562 Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.
4.2.2.4 Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel – variabel bebas ini tidak ortogonal (Erlina, 2008). Variabel – variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
(68)
Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel-variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variable Inflation Factor) dan nilai tolerance. Multikolinearitas terjadi jika VIF > 10 dan nilai tolerance < 0,10.
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas Setelah Tranformasi Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
firm size .974 1.026
growth opportunity .882 1.133
Liquidity .792 1.263
Profitability .870 1.149
a. Dependent Variable: struktur modal (DER)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.
4.3 Pengujian Hipotesis
4.3.1 Uji Koefesien Determinasi (R2)
Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi yang adalah nilai Adjusted R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal
(1)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 48
Normal Parametersa,b Mean 2.8164583 Std. Deviation 2.05957947 Most Extreme Differences Absolute .142
Positive .090
Negative -.142
Kolmogorov-Smirnov Z .986
Asymp. Sig. (2-tailed) .285
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(2)
Lampiran V HASIL DATA TRANSFORMASI KE LN
DER Firm size Growht
opportunity Liquidity Profitability
0,16 3,21 -2,34 0,28 -2,38
-0,73 3,09 -1,96 0,79 -2,22
0,93 3,13 -1,82 0,77 -4,29
-0,06 3,00 -1,29 0,30 -3,25
-0,65 3,05 -4,08 1,60 -3,68
3,30 3,11 -2,20 -0,18 -8,21
1,89 3,00 -1,97 0,01 -4,04
-0,24 2,93 -1,28 0,53 -1,00
-0,92 3,06 -1,37 0,28 -3,43
0,70 2,97 -0,83 0,05 -4,38
1,16 3,00 0,05 -5,47
-0,42 3,02 -1,85 0,54 -2,58
0,19 3,22 -1,31 0,28 -2,36
-0,80 3,09 0,76 -2,24
1,45 3,13 -3,49 0,39
0,90 3,03 -0,27 0,40 -7,33
-0,73 3,06 -2,58 0,79 -2,85
2,88 3,11 -1,99 -0,10 -5,87
2,01 3,03 -0,44 0,07 -3,41
0,19 2,95 -1,16 0,26 -2,52
-0,16 3,07 -1,13 -0,11 -6,11
0,49 2,98 -2,12 0,03 -5,74
1,35 3,00 -3,78 0,01
-0,46 3,03 -2,12 0,60 -2,69
0,00 3,23 -2,29 0,32 -2,28
-0,94 3,10 -1,07 0,78 -1,92
0,84 3,13 -3,98 0,62 -2,17
0,54 3,04 -2,09 -0,26 -2,38
-1,47 3,05 1,24 -3,04
2,46 3,11 -0,25 -4,08
1,01 3,01 0,24 -2,51
-0,71 2,93 0,82 -1,74
-0,30 3,08 -2,72 -0,15 -2,27
0,19 2,97 -0,01 -4,33
(3)
-0,22 3,03 -4,36 0,46 -2,34
0,01 3,24 -1,31 0,23 -2,20
-0,97 3,11 -1,60 0,56 -1,70
0,66 3,14 -1,78 0,57 -2,47
0,57 3,03 -0,15 -3,26
-1,35 3,05 -2,24 1,39 -2,60
1,61 3,13 -0,57 0,07 -3,19
0,87 3,02 -1,42 0,25 -2,67
-0,89 2,94 -2,36 0,92 -1,44
-0,14 3,08 -1,62 -0,40 -2,43
0,25 2,98 -2,61 0,02 -5,01
0,85 2,99 -2,32 0,37 -6,68
(4)
Lampiran VI HASIL OUTPUT DATA SETELAH TRANSFORMASI
(5)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 37
Normal Parametersa,b Mean .2711787 Std. Deviation .74751963 Most Extreme Differences Absolute .082
Positive .082
Negative -.049
Kolmogorov-Smirnov Z .496
Asymp. Sig. (2-tailed) .966
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(6)
UJI AUTOKORELASI SETELAH TRANSFORMASI
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .714a .509 .448 .77847 1.562
a. Predictors: (Constant), profitability, growth opportunity, firm size, liquidity b. Dependent Variable: struktur modal
UJI MULTIKOLINEARITAS SETELAH TRANSFORMASI
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
firm size .974 1.026
growth opportunity .882 1.133
Liquidity .792 1.263
Profitability .870 1.149
a. Dependent Variable: struktur modal (DER)
UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2) SETELAH TRANSFORMASI
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate