memberikan nilai du= 1.7859 dan dl= 1,2305. Oleh karena dw= 1.792 lebih besar dari batas atas du 1.7859 dan lebih kecil dari 4-du 4-1.7859
menunjukkan tidak terjadinya masalah autokorelasi.
4.2.3 Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian ini seperti yang diungkapkan pada bab III adalah pertama, struktur Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden dan komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kedua, ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.Hasil pengujian dari hipotesis tersebut dapat dilihat dari koefisisen determinasi R
2
yang mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Koefisien Determinasi
a. Predictors: Constant, LnX5, LnX1, LnX3, LnX4, LnX2 b. Dependent Variable: LnY
Dari tabel 4.5 diperoleh nilai adjusted R
2
sebesar 0.398, hal ini berarti varians dari variabel bebas yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.689
a
.475 .398
1.82220
Universitas Sumatera Utara
Institusional, Komisaris Indenpenden, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan mampu menjelaskan variabel terikat yaitu Kinerja Keuangan
sebesar 39,8 dan sisanya sebesar 60,2 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
4.2.3.1 Uji Simultan Uji Statistik F
Uji statistik F bertujuan untuk menguji pengaruh signifikan variabel indenpenden kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
komisaris indenpenden, komite audit dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen kinerja keuangan dengan melihat nilai signifikansi F.
Apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α= 0.05 maka variabel indenpenden dalam model tersebut berpengaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F
ANNOVA
a
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig.
1 Regression
102.040 5
20.408 6.146
.000
b
Residual 112.894
34 3.320
Total 214.935
39 a. Dependent Variable: LnY
b. Predictors: Constant, LnX5, LnX1, LnX3, LnX4, LnX2
Universitas Sumatera Utara
Dari uji ANOVA atau F testdiatas diperoleh tingkat signifikansi 0.000
b
dan lebih kecil dari α = 0.05 sehingga dapat di simpulkan bahwa variabel indenpenden secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
4.2.3.2 Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t
Uji signifikansi parsial t- test bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel indenpenden terhadap variabel dependen. Hasil t-
test disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta Constant
-27.026 21.042
-1.284 .208
LnX1 -.480
.133 -.534
-3.602 .001
LnX2 -6.885
1.445 -.694
-4.765 .000
LnX3 2.522
1.303 .245
1.935 .061
LnX4 -5.000
4.970 -.135
-1.006 .321
LnX5 16.685
6.081 .348
2.744 .010
a. Dependent Variable: LnY
Universitas Sumatera Utara
Dari kelima variabel penelitian yang dimasukkan ke dalam model regresi, variabel komisaris indenpenden LnX3 dan komite audit LnX4
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk komisaris indenpenden
LnX3 sebesar 0.061 dan komite audit LnX4 sebesar 0.321 dan keduanya diatas 0.05.
Sedangkan Kepemilikan Manajerial LnX1, Kepemilikan Institusional LnX2 dan Ukuran Perusahaan LnX5 masing-masing
memiliki nilai signifikansi dibawah 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan
Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi secara normal serta tidak terdapat masalah
multikolinieritas, heterokedastisitas, autokorelasi dan memenuhi persyaratan BLUE Best Linier Unbiased Estimator sehingga dapat dilakukan analisis
berganda untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan dapat dijelaskan oleh struktur corporate governanceyang terdiri dari Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris
Indenpenden dan Komite audit serta ukuran perusahaan secara simultan. Hal
Universitas Sumatera Utara
ini dapat dilihat dari hasil uji F yang memperlihatkan nilai F sebesar 6.146 dengan profitabilitas berada dibawah α= 0.05
Namun secara parsial hanya beberapa dari struktur corporate governancedalam penelitian ini yaitu variabel komisaris indenpenden dan
komite audit yang berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaa karrena tingkat profitabilitasnya lebih dari taraf tingkat signifikan yaitu
sebesar 0.061 dan 0.321. Pembahasan hasil penelitian dari masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.3.1.1 Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan
Variabel kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang ada
bahwa kecurangan penyajian laporan keuangan oleh manajerial akan menurun seiring dengan besarnya persentase kepemilikan manajerial
dalam perusahaan.Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Jansen dan Meckling 1976, Cornett et al.2006, dan Ujiyantho 2007
yang menemukan adanya pengaruh signifikan kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial mampu mengurangi konflik kepentingan yang timbul karena adanya masalah agensi dalam perusahaan.
Variabel kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang ada bahwa
Universitas Sumatera Utara
peningkatan persentase kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen
Sabrina, 2010. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jansen dan Meckling 1976,Gurbuz et al.2010, dan Sekaredi 2011 yang
menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun, hasil penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Cornett et al.2006, Ujiyantho 2007, Sabrina 2010 dan Bukhori 2012 menunjukkan bahwa
kepemilikan institusonal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dan pernyataan ini didukung oleh Sari 2010 bahwa semakin
besar kepemilikan institusional perkembangan kinerja perusahaan cenderung melambat.
Variabel komisaris indenpenden tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.Hasil penelitian ini tidak
mendukung teori yang ada bahwa semakin besar proporsi kepemilikan komisaris indenpenden dalam perusahaan akan meningkatkan pengawasan
terhadap kinerja manajemen dan akan mengurangi tingkat kecurangan yang mungkin terjadi. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
bahwa komisaris indenpenden berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan ditolak.Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Cornett et al. 2006 yang menemukan adanya pengaruh signifikan antara komisaris indenpenden dengan kinerja
keuangan perusahaan.Sylvia dan Sindarta dalam Ujiyantho 2007
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan bahwa adanya komisaris indenpenden dimungkinkan hanya untuk memenuhi regulasi saja tetapi tidak dimaksudkan untuk
menegakkan Good Corporate Governance GCG.Kondisi ini juga ditegaskan dari hasil survei Asian Development Bank ADB dalam
Gideon 2005 yang menyatakan bahwa besarnya pengaruh pendiri perusahaan dan pemilik saham mayoritas menjadikan dewan komisaris
tidak indenpenden. Variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak jumlah komite audit tidak terbukti meningkatkan pengawasan atas kinerja
manajemen dan tidak memberikan nilai tambah dalam perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang ada bahwa jumlah komite audit
dalam perusahaan menentukan tingkat keefektifan pemantauan kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa komite
audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan ditolak. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Apriyanti 2008
menunjukkan bahwa komite audit yang berfungsi meningkatkan pengawasan terhadap pelaporan keuangan perusahaan tidak berjalan
efektif karena kepemilikan perusahaan dan pemegang saham mayoritas mempengaruhi kebijakan perusahaan sehingga menganggu pelaksanaan
corporate governance.Kondisi ini juga didukung dengan hasil penelitian Widyaswari dan Ketut 2014 yang menyatakan bahwa jumlah komite
audit tidak berpengaruh terhadap pelaporan keuangan. Semakin banyak
Universitas Sumatera Utara
jumlah komite audit akan semakin sulit membentuk jaringan komunikasi dan kordinasi yang baik antar komite audit Purwati 2006; Bedard dan
Gedron 2009 . Pandangan yang sama dikemukakan oleh Ahmad dan Wan-Hussin dalam Widyasari dan Ketut 2014 mengatakan bahwa
jumlah komite audit yang besar belum tentu mampu bekerja secara efektif megawasi kinerja manajemen dalam menciptakan Good Corporate
Governance.
4.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan