Data Penelitian Kesimpulan METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan tahun penelitian 2010-2013.Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh sampel sebanyak 40 perusahaan.Pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menginput dan menghitung data dengan Microsoft Excel dan melakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi SPSSverse20.

4.2 Analisis dan Hasil Penelitian

Pengujian pertama dalam penelitiam ini diketahui bahwa model terkena gejala heterokedastisitas dan untuk memperbaiki gejala tersebut dilakukan dengan mentransformasikan data ke dalam bentuk absolute kemudian di transformasikan kembali kedalam bentuk Ln Ghozali, 2006. Data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Ln kemudian di regres kembali sehingga gejala heterokedastisitas teratasi tetapi menyebabkan data tidak lulus uji masalah autokorelasi. Menurut Gujarati 2006, masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metoda Theil Nagar.

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis data deskriptif dilakukan dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata mean dan standar deviasi dari data Universitas Sumatera Utara sampel yang ada. Dari hasil pengujian statistik deskriptif kelima variabel dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic EVA 40 -8.42E11 2.37E13 1.0456E12 4.22930E12 4.557 K.Manajerial 40 .00 .18 .0439 .06914 1.184 K.Institusional 40 .47 .96 .7309 .15751 -.558 Kom.Indenpenden 40 .25 .50 .3810 .08524 .172 K.Audit 40 3.00 4.00 3.0500 .22072 4.292 Ukuran 40 25.18 30.17 27.3827 1.33894 .062 Valid N listwise 40 Dari hasil pengujian diatas diketahui bahwa: a. Variabel kinerja keuangan EVA memiliki nilai minimum -8.42, nilai maksimum 2.37, mean 1.04 dan satandar deviasi 4.22. b. Persentase kepemilikan manajerial perusahaan sampel memilikinilai minimum 0,01, nilai maksimum 18, mean rata-rata 4 dan standar deviasi simpangan baku 6. Universitas Sumatera Utara c. Persentase kepemilikan institusional perusahaan sampel memilikinilai minimum 47, nilai maksimum 96, mean rata-rata 73 dan standar deviasi simpangan baku 15. d. Persentase komisaris indenpenden perusahaan sampel memiliki nilai minimum 25 dan nilai maksimum 50, mean rata-rata 38 dan standar deviasi simpangan baku 8. e. Jumlah komite audit perusahaan sampel memiliki nilai minimum 3 orang, nilai maksimum 4 orang, mean rata-rata 4 orang dan standar deviasi simpangan baku 3,05. f. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum 25,18; nilai maksimum 30,17; mean rata-rata 27,38 dan standar deviasi simpangan baku 1,33.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah variabel terditribusi normal atau tidak.Suatu model regresi dikatakan baik jika datanya berdistribusi secara normal atau mendekati normal.Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan analisis statistik dengan uji KolmogorovSmirnov K-S untuk mengetahui tingkat signifikansi dari nilai residual berdistribusi secara normal atau tidak. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Uji Normalitas : Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 40 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation 1.70138770 Most Extreme Differences Absolute .061 Positive .042 Negative -.061 Kolmogorov-Smirnov Z .386 Asymp. Sig. 2-tailed .998 Pada hasil uji statistiknon-parametik Kolmogorov-Smirnov K-S dapat dilihat nilai K-S sebesar 0.386 dengan profitabilitas signifikansi 0.998 dan nilainya berada diatas α =0.05, maka dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal Ho diterima.

4.2.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas untuk digunakan mengetahui adanya korelasi antar variabel bebas indenpenden.Jika dalam model regresi terdapat multikolonearitas maka model memiliki kesalahan standar yang besar.Pengujian kolinearitas dalam penelitian ini dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas

4.2.2.3 Uji Heterokesdatisitas

Heterokedastisitas menggambarkan hubungan antara nilai yang di prediksi dengan Studentized Deleted Residual nilai tersebut.Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidak penyimpangan varians dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi.Model regresi yang baik adalah homokesdastisitas atau tidak heterokedastisitas.Uji heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan grafik scatterplot dengan melihat penyebaran titik- Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF Constant -27.026 21.042 -1.284 .208 LnX1 -.480 .133 -.534 -3.602 .001 .703 1.422 LnX2 -6.885 1.445 -.694 -4.765 .000 .728 1.374 LnX3 2.522 1.303 .245 1.935 .061 .965 1.037 LnX4 -5.000 4.970 -.135 -1.006 .321 .855 1.170 LnX5 16.685 6.081 .348 2.744 .010 .962 1.040 a. Dependent Variable: LnY Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa keseluruhan variabel indenpenden memiliki nilai Tolerance 0.1 dan nilai VIF 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel indenpenden dari penelitian ini terbebas dari multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara titik.Apabila grafik yang ditunjukkan dengan titik-titik tersebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu dengan jelas dan tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Pada saat menguji persamaan regresi, ditemukan bahwa model terkena heterokedastisitas. Untuk mengobati heteroskedasitas dilakukan dengan cara mentransformasi data kedalam bentukabsolut dan kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk Ln Gozali, 2006. Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Grafik scatterplot diatas menunjukkan bahwa titik-titik tersebar secara acak dan tdak membentuk pola tertentu serta tersebar di atas maupun di Universitas Sumatera Utara bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti data bebas dari masalah heterokedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Penelitian yang dilakukan secara berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lain memicu timbulnya masalah autokorelasi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pada periode tertentu dengan variabel-variabel sebelumnya.Model regresi yang baik adalah tidak terdapat masalah autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson DW.Setelah dilakukan transformasi data dalam bentuk Ln, ternyata ditemukan gejala autokorelasi lampiran. Sehingga gejala ini diobati dengan menggunakan metode Theil Nagar yang hasilnya diperoleh sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Autokorelasi a. Predictors: LAGX55, LAGX22, LAGX11, LAGX33, LAGX44 b. Dependent Variable: LAGEVA2 c. Linear Regression through the Origin Berdasarkan tabel pada signifikansi 5 dengan jumlah sampel 40 dan jumlah variabel indenpenden 5 k=5 maka tabel Durbin Watson DW Model Summary

b,c

Model Durbin-Watson 1 1.792 a Universitas Sumatera Utara memberikan nilai du= 1.7859 dan dl= 1,2305. Oleh karena dw= 1.792 lebih besar dari batas atas du 1.7859 dan lebih kecil dari 4-du 4-1.7859 menunjukkan tidak terjadinya masalah autokorelasi.

4.2.3 Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian ini seperti yang diungkapkan pada bab III adalah pertama, struktur Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden dan komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kedua, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.Hasil pengujian dari hipotesis tersebut dapat dilihat dari koefisisen determinasi R 2 yang mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Koefisien Determinasi a. Predictors: Constant, LnX5, LnX1, LnX3, LnX4, LnX2 b. Dependent Variable: LnY Dari tabel 4.5 diperoleh nilai adjusted R 2 sebesar 0.398, hal ini berarti varians dari variabel bebas yaitu Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .689 a .475 .398 1.82220 Universitas Sumatera Utara Institusional, Komisaris Indenpenden, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan mampu menjelaskan variabel terikat yaitu Kinerja Keuangan sebesar 39,8 dan sisanya sebesar 60,2 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

4.2.3.1 Uji Simultan Uji Statistik F

Uji statistik F bertujuan untuk menguji pengaruh signifikan variabel indenpenden kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden, komite audit dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen kinerja keuangan dengan melihat nilai signifikansi F. Apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari α= 0.05 maka variabel indenpenden dalam model tersebut berpengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji F ANNOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 102.040 5 20.408 6.146 .000 b Residual 112.894 34 3.320 Total 214.935 39 a. Dependent Variable: LnY b. Predictors: Constant, LnX5, LnX1, LnX3, LnX4, LnX2 Universitas Sumatera Utara Dari uji ANOVA atau F testdiatas diperoleh tingkat signifikansi 0.000 b dan lebih kecil dari α = 0.05 sehingga dapat di simpulkan bahwa variabel indenpenden secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

4.2.3.2 Uji Signifikansi Parsial Uji Statistik t

Uji signifikansi parsial t- test bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel indenpenden terhadap variabel dependen. Hasil t- test disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Parsial Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Constant -27.026 21.042 -1.284 .208 LnX1 -.480 .133 -.534 -3.602 .001 LnX2 -6.885 1.445 -.694 -4.765 .000 LnX3 2.522 1.303 .245 1.935 .061 LnX4 -5.000 4.970 -.135 -1.006 .321 LnX5 16.685 6.081 .348 2.744 .010 a. Dependent Variable: LnY Universitas Sumatera Utara Dari kelima variabel penelitian yang dimasukkan ke dalam model regresi, variabel komisaris indenpenden LnX3 dan komite audit LnX4 tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk komisaris indenpenden LnX3 sebesar 0.061 dan komite audit LnX4 sebesar 0.321 dan keduanya diatas 0.05. Sedangkan Kepemilikan Manajerial LnX1, Kepemilikan Institusional LnX2 dan Ukuran Perusahaan LnX5 masing-masing memiliki nilai signifikansi dibawah 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi secara normal serta tidak terdapat masalah multikolinieritas, heterokedastisitas, autokorelasi dan memenuhi persyaratan BLUE Best Linier Unbiased Estimator sehingga dapat dilakukan analisis berganda untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dapat dijelaskan oleh struktur corporate governanceyang terdiri dari Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Indenpenden dan Komite audit serta ukuran perusahaan secara simultan. Hal Universitas Sumatera Utara ini dapat dilihat dari hasil uji F yang memperlihatkan nilai F sebesar 6.146 dengan profitabilitas berada dibawah α= 0.05 Namun secara parsial hanya beberapa dari struktur corporate governancedalam penelitian ini yaitu variabel komisaris indenpenden dan komite audit yang berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan perusahaa karrena tingkat profitabilitasnya lebih dari taraf tingkat signifikan yaitu sebesar 0.061 dan 0.321. Pembahasan hasil penelitian dari masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.3.1.1 Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan Variabel kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang ada bahwa kecurangan penyajian laporan keuangan oleh manajerial akan menurun seiring dengan besarnya persentase kepemilikan manajerial dalam perusahaan.Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian oleh Jansen dan Meckling 1976, Cornett et al.2006, dan Ujiyantho 2007 yang menemukan adanya pengaruh signifikan kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial mampu mengurangi konflik kepentingan yang timbul karena adanya masalah agensi dalam perusahaan. Variabel kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini mendukung teori yang ada bahwa Universitas Sumatera Utara peningkatan persentase kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen Sabrina, 2010. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jansen dan Meckling 1976,Gurbuz et al.2010, dan Sekaredi 2011 yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Cornett et al.2006, Ujiyantho 2007, Sabrina 2010 dan Bukhori 2012 menunjukkan bahwa kepemilikan institusonal tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dan pernyataan ini didukung oleh Sari 2010 bahwa semakin besar kepemilikan institusional perkembangan kinerja perusahaan cenderung melambat. Variabel komisaris indenpenden tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang ada bahwa semakin besar proporsi kepemilikan komisaris indenpenden dalam perusahaan akan meningkatkan pengawasan terhadap kinerja manajemen dan akan mengurangi tingkat kecurangan yang mungkin terjadi. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa komisaris indenpenden berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan ditolak.Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Cornett et al. 2006 yang menemukan adanya pengaruh signifikan antara komisaris indenpenden dengan kinerja keuangan perusahaan.Sylvia dan Sindarta dalam Ujiyantho 2007 Universitas Sumatera Utara menjelaskan bahwa adanya komisaris indenpenden dimungkinkan hanya untuk memenuhi regulasi saja tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance GCG.Kondisi ini juga ditegaskan dari hasil survei Asian Development Bank ADB dalam Gideon 2005 yang menyatakan bahwa besarnya pengaruh pendiri perusahaan dan pemilik saham mayoritas menjadikan dewan komisaris tidak indenpenden. Variabel komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak jumlah komite audit tidak terbukti meningkatkan pengawasan atas kinerja manajemen dan tidak memberikan nilai tambah dalam perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori yang ada bahwa jumlah komite audit dalam perusahaan menentukan tingkat keefektifan pemantauan kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan ditolak. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Apriyanti 2008 menunjukkan bahwa komite audit yang berfungsi meningkatkan pengawasan terhadap pelaporan keuangan perusahaan tidak berjalan efektif karena kepemilikan perusahaan dan pemegang saham mayoritas mempengaruhi kebijakan perusahaan sehingga menganggu pelaksanaan corporate governance.Kondisi ini juga didukung dengan hasil penelitian Widyaswari dan Ketut 2014 yang menyatakan bahwa jumlah komite audit tidak berpengaruh terhadap pelaporan keuangan. Semakin banyak Universitas Sumatera Utara jumlah komite audit akan semakin sulit membentuk jaringan komunikasi dan kordinasi yang baik antar komite audit Purwati 2006; Bedard dan Gedron 2009 . Pandangan yang sama dikemukakan oleh Ahmad dan Wan-Hussin dalam Widyasari dan Ketut 2014 mengatakan bahwa jumlah komite audit yang besar belum tentu mampu bekerja secara efektif megawasi kinerja manajemen dalam menciptakan Good Corporate Governance.

4.3.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan Berdasarkan uji statistik terhadap variabel ukuran perusahaan ditemukan bahwa perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besarnya ukuran perusahaan maka kinerja keuangan dalam perusahaan tersebut akan meningkat. Dalam hal ini ukuran perusahaan diukur dari besarnya total asset yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori Jao dan Garingging 2011 yang menunjukkan bahwa perusahaan yang berukuran besar mempunyai kinerja yang lebih baik. Karena mereka menganggap bahwa perusahaan mereka akan menjadi contoh bagi perusahaan lain yang lebih kecil. Manajerial akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga akan berdampak pada perusahaan tersebut untuk melaporkan kondisi Universitas Sumatera Utara perusahaannya secara lebih akurat dan menuntut manajerial perusahaan untuk menjaga kreadibilitas perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Lin 2006 dan Wright et.aldalam Fachrudin 2011, Sari 2010 yang menemukan bahwa semakin besar ukuran perusahaan semakin besar nilai perusahaan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden dan komite audit serta pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2010-2013. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel struktur Corporate Governance yang terdiri dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris indenpenden dan komite audit berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Economic Value Added EVA. Hal ini dijelaskan sebagai berikut: a. Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. b. Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Economic Value Added EVA. Hal ini menunjukkan semakin besar kepemilikan institusional dalam perusahaan semakin besar tingkat pengawasan terhadap kinerja manajemen. Universitas Sumatera Utara c. Komisaris indenpenden tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan keberadaan komisaris indenpenden tidak menjamin terwujudnya peningkatan kinerja perusahaan. d. Komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan kurangnya indenpendensi serta lemahnya kontrol dari komite auditdalam menjalankan fungsinya sehingga tidak berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan. 2. Variabel ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Economic Value Added EVA. Hal ini menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan semakin besar perhatian manajemen perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

1 30 99

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2013)

0 31 24

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, periode 2010-2012).

0 2 19

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP Pengaruh Good Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011).

0 2 14

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP Pengaruh Good Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2011).

2 5 19

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, KESEMPATAN PERTUMBUHAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 98

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 13

ABSTRAK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 12

Pengaruh Struktur Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

0 0 13

ABSTRAK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 2 12