Konsep Privatisasi Sumberdaya Air

19 FoEI dikerangkai dengan menggunakan global civil society untuk mendapati gerakan yang dilakukan oleh organisasi ini dalam kemitraanya dengan WALHI. Dengan keanggotaan yang mengglobal, FoEI telah mendapatkan dirinya sebagai bagian dari Global Civil Society. Kemitraan yang dilakukan oleh FoEI dengan WALHI merupakan bentuk sikap FoEI yang tidak melihat negara sebagai aktor tunggal yang berdaulat mutlak. Permasalahan HAM dan Lingkungan yang menjadi konsern dari FoEI menunjukan kriteria selanjutnya untuk dapat menggolongkan FoEI kedalam Global Civil Society. Keanggotaannya yang terbuka serta tidak mengikat, menunjukan posisi FoEI yang memiliki pandangan kosmopolitanism dalam berbagai perjuangannya.

1.5.2.2 Konsep Privatisasi Sumberdaya Air

Privatisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti swastanisasi, upaya untuk menjadikan milik perseorangan, upaya menjadikan milik negara menjadi milik atau dikelola swasta. 23 Privatisasi pada sektor air berarti upaya menjadikan sumberdaya air menjadi dikelola dan dikuasai dalam pengelolaan dari pengelolaan dan penguasaan negara, kepada pengelolaan dan penguasaan swasta. Sebagaimana disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat 3, air sebagai salah satu kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak, seharusnya dikuasai dan dikelola oleh negara untuk kepentingan bersama. Privatisasi berdasarkan sasaran dan tujuannya jelas telah bertentangan dengan nilai dasar pedoman negara Indonesia tersebut. Pengololaan oleh swasta akan memiliki banyak kepentingan dari pengelola itu sendiri. 23 Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke tiga cetakan ke empat, 2007, Balai Pustaka: Jakarta 20 Privatisasi berarti pengelolaan air oleh swasta, swasta yang berarti pengelolaan air untuk komoditas pasar, dan pasar berati pendistribusian air sebagai upaya meraup keuntungan. Keuntungan semacam ini akan menempatkan masyarakat yang sejatinya merupakan pemilik hak mutlak atas air sebagaian di eksploitasi oleh para pengusaha pasar demi meraup untung. Masyarakat akan mendapati biaya yang lebih tinggi untuk mencapai akses air yang lebih layak. Dalam tulisan ini, privatisasi dipahami sebagai upaya pengalihan pengelolaan air dari negara kepada swasta, dimana air akan didistribusikan berdasarkan pemahaman full cost recovery yang nantinya akan berujung pada pembebanan seluruh biaya pengelolaan air kepada harga distribusi air hingga ke tanggan konsumen. Maka dari itu, model pengelolaan tersebut akan membebankan sepenuhnya biaya pengelolaan air kepada masyarakat. Sejatinya, hal tersebut menjadi kurang relevan, mengingat air sebagai kebutuhan dan hak dasar yang sepantasnya dapat diakses dengan bebas oleh warga negara masyarakat.

1.6 Metodologi Penelitian