PERAN FOEI (FRIEND OF THE EARTH INTERNASIONAL) SEBAGAI GLOBAL CIVIL SOCIETY DALAM UPAYA PENOLAKAN PRIVATISASI DAN KOMERSIALISASI SUMBERDAYA AIR DI INDONESIA MELALUI KEMITRAAN GLOBAL (Studi Kasus Kemitraan FOEI dengan WALHI)

(1)

I

PERAN FOEI (FRIEND OF THE EARTH INTERNASIONAL) SEBAGAI GLOBAL CIVIL SOCIETY DALAM UPAYA PENOLAKAN PRIVATISASI DAN KOMERSIALISASI SUMBERDAYA AIR DI

INDONESIA MELALUI KEMITRAAN GLOBAL (Studi Kasus Kemitraan FOEI dengan WALHI)

SKRIPSI

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik (S.IP) Strata-1

Oleh:

OCTANAMA VALENTINE NIM (09260157)

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2014


(2)

II

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Octanama Valentine NIM : 09260157

Jurusan : Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PERAN FOEI (FRIEND OF THE EARTH INTERNASIONA) SEBAGAI GLOBAL CIVIL SOCIETY DALAM UPAYA PENOLAKAN PRIVATISASI DAN KOMERSIALISASI SUMBERDAYA AIR DI INDONESIA (Studi Kasus Kemitraan FOEI dengan WALHI)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS Pada hari: Sabtu, 11 Desember 2014

Tempat: Laboratorium Hubungan Internasional UMM Mengesahkan,

Dekan FISIP- UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si.

Dewan Penguji:

1. Havidz Ageng Prakoso, MA ( )

2. Hafid Adim Pradana, MA ( )

3. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si ( )


(3)

III

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum warahmatullahhi wa barakatuh.

Alhamdullilah hirabbil’alamin Puji dan Syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya karena atas berkah, anugerah, dan bimbingannya yang tiada akhir sehingga saya dapat terus semangat, kuat, dan diberi kemampuan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih atas segala nikmat yang telah Engkau berikan dengan kepuasan atas terselesaikannya skripsi ini, skripsi yang berjudul “Peran FOEI (Friend Of The Earth Internasional) Sebagai Global Civil Society dalam Upaya Penolakan Privatisasi dan Komersialisasi Sumberdaya Air di Indonesia Melalui Kemitraan Global (Studi Kasus Kemitraan FOEI dengan WALHI)” yang ditunjukkan untuk menempuh ujian sidang sarjana Strata 1 (S1) pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis benar-benar menyadari bahwa dalam skripsi ini banyak terdapat kekurangan, baik dari segi penulisan dan pembahasan yang memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu peneliti sangat menginginkan adanya masukan berupa saran dan kritik yang bersifat membangun.

Tanpa adanya semangat, saran, maupun bimbingan berbagai pihak, peneliti tidak mungkin dapat menyelesaikan skripsi ini. Karena itu, pada


(4)

IV

kesempatan yang telah diberikan peneliti sangat ingin memberikan penghargaan serta mengucapkan terima kasih kepada:

1. Saya persembahkan cinta dan sayang saya kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak hal sehingga saya mampu terus berdiri hingga saat ini. Tidak cukup dengan kata terima kasih yang dapat saya ucapkan untuk membalas semua kasih sayang yang telah kalian berikan. Serta kedua adik saya, kakek, nenek dan saudara-saudara saya yang telah menjadi motivasi dan inspirasi yang tiada henti, memberikan dukungan do’a buat saya. “Tanpa Keluarga, manusia, sendiri di dunia, gemetar dalam dingin, I love you all.”

2. Terimakasih yang tak terhingga untuk dosen-dosen saya, terutama kedua pembimbing saya Bapak Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si dan Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si yang tak pernah lelah dan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada saya.

3. Terima kasih juga tak lupa saya haturkan kepada segenap staf di Jurusan Hubungan Internasional UMM, terutama kepada Bapak Hafid Adim Pradana, MA dan Bapak Havidz Ageng Prakoso, MA selaku penguji saya. Masukan bapak sangat berharga.

4. Terimakasih buat kakak-kakak Sahabat WALHI, mas oni, mas rosul, dan mas pupung, yang telah mengijinkan saya ikut serta dalam beberapa agenda WALHI dan bersedia membantu saya mendapatkan informasi sehingga memberi kemudahan penelitian saya.


(5)

V

5. Terimakasih juga untuk teman-temanku Neni, Sandra, Imah, Bunga untuk motivasi dan semangat yang kalian berikan. Tak lupa pula untuk sahabat ku Huda kamu harus tetap semangat, dan tak kenal putus asa, aku selalu mendukungmu. Serta teman-teman kos ku Nadia, Robi’, Kak Mila, Retno yang senantiasa menjadi penyemangat dan menemani disetiap hariku. Aku sayang kalian “Sahabat merupakan salah satu sumber kebahagiaan dikala kita merasa tidak bahagia.”

6. Teruntuk teman-teman seangkatan khususnya HI-C yang selalu membantu, berbagi keceriaan dan melewati setiap suka duka selama kuliah, terimakasih banyak. “Tiada hari yang indah tanpa kalian semua.” 7. Untuk Almarhumah Eyang Uti yang sangat saya sayangi. Terimakasih

atas segala perhatian, kesabaran dan kasih sayang yang uti berikan. Nasehat-nasehat uti akan selalu aku ingat, Semua yang aku peroleh saat ini tidak terlepas dari do’a yang selalu uti panjatkan untuk aku. Semoga Uti berada ditempat yang nyaman disisinya. Amien.

8. Tidak lupa ungkapan rasa terimakasih saya yang spesial untuk Gigih Al Islami. Terimakasih telah menjadi seseorang yang selalu ada untuk saya, menemani saya selama berada dibangku kuliah sampai pada saat ini. Terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan kesabaranmu yang telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga engkau pilihan yan terbaik buatku dan masa depanku. Tetaplah semangat dalam mengejar cita-cita.


(6)

VI

9. Serta semua pihak yang telah membantu kelancaran pengerjaan dan penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

10.Aku belajar, aku tegar, dan aku bersabar hingga aku berhasil. Terima kasih ^_^

Semoga Tuhan Yang Mahakuasa membalas semuanya dengan lebih baik dan sempurna. Semoga skripsi ini dapat menjadi sesuatu yang memiliki manfaat dan kegunaan bagi seluruh pihak yang membutuhkan dan memerlukannya.

Malang, 11 Desember 2014 Peneliti


(7)

VII

UNGKAPAN PERSEMBAHAN

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu

bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah

kepada Tuhanmu.

(Q.S Al Insyirah:6-8)

Skripsi ini mengajarkanku banyak hal,.. Belajar sabar dalam menjalani hidup,...

Belajar untuk tegar ketika dihadapkan pada masalah besar,.. Belajar tersenyum disaat susah,...

Belajar berani ketika takut,...

Belajar menjadi manusia yang selalu mengintropeksi diri walau disaat genting sekalipun,...

Belajar tentang prioritas hidup,...

Belajar tentang kebersamaan, persaudaraan yang saling menguatkan,mendoakan dan Allah S.W.T lah yang tetap menguatkan aku,...

Tetaplah semangat dan jangan pernah merasa putus asa dalam menjalani segala macam kesulitan. Allah tak pernah menjanjikan langit selalu biru, jalan hidup tanpa batu, matahari tanpa hujan, kebahagiaan tanpa kesedihan, sukses tanpa perjuangan. Tapi Allah janjikan kemudahan bersama kesulitan, rahmat dalam ujian, ganjaran buat kesabaran, keteguhan dalam perjuangan.

Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang itu. (Marcus Aurelius)


(8)

VIII DAFTAR ISI

COVER ... I LEMBAR PERSETUJUAN ... II LEMBAR PENGESAHAN ... III PERNYATAAN ORISINALITAS ... IV BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... V KATA PENGANTAR ... VI LEMBAR PERSEMBAHAN ... VII ABSTRAKSI ... X ABSTRACT ... XI DAFTAR ISI ... XII DAFTAR TABEL&GRAFIK ... XIV BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Manfaat Akademis ... 7

1.4.2 Manfaat Praktis ... 7

1.5 Tinjauan Pustaka ... 7

1.5.1 Studi Terdahulu ... 7

1.5.2 Teori dan Konsep ... 16

1.5.2.1 Global Civil Society ... 16

1.5.2.2 Konsep Privatisasi Sumberdaya Air ... 19

1.6 Metodologi Penelitian ... 20

1.6.1 Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data ... 20

1.6.2 Metode Penelitian ... 21

1.6.3 Level Analisa ... 22

1.6.4 Batasan Penelitian ... 22

1.6.4.1 Batasan Materi ... 22

1.6.4.2 Batasan Waktu ... 23

1.7 Hipotesa ... 23

1.8 Sistematika Penulisan ... 24 BAB II DAMPAK ISU PRIVATISASI DAN KOMERSIALISASI AIR

TERHADAP LINGKUNGAN DAN HAK AKSES SERTA PENGELOLAAN MASYARAKAT ATAS AIR BERSIH


(9)

IX

2.1 Privatisasi Air Sebagai Sebagai Fenomena Neoliberalisme ... 26

2.2 Privatisasi Air di Indonesia ... 44

2.3 Dampak Privatisasi Air di Indonesia Terhadap Lingkungan dan Hak Asasi serta Pengelolaan Masarakat atas Air Bersih ... 59

BAB III FOEI DAN WALHI (PROFIL DAN GERAKAN) 3.1 FoEI (Friend of The Earth International) ... 68

3.1.1 Keorganisasian FoEI ... 68

3.1.2 Sejarah FoEI ... 71

3.1.3 Aksi FoEIB ... 76

3.2 WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) ... 80

3.2.1 Keorganisasian WALHI ... 80

3.2.2 Sejarah WALHI ... 85

3.2.3 Aksi WALHI ... 87

3.3 Hubungan FoEI dengan WALHI... 91

BAB IV PENOLAKAN FOEI TERHADAP PRIVATISASI DAN KOMERSIALISASI SUMBERDAYA AIR DI INDONESIA 4.1 Stategi Kemitraan Global FoEI dengan WALHI ... 95

4.1.1 FoEI Sebagai Global Civil Society ... 95

4.2 Upaya Penolakan FoEI Terhadap Isu Privatisasi dan Komersialisasi Sumberdaya Air di Indonesia ... 100

4.2.1 Advokasi ... 102

4.2.2 Kampanye ... 106

4.2.3 Gerlar Aksi ... 111

BAB V PENUTUP Kesimpulan ... 117 DAFTAR PUSTAKA


(10)

X

DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN GRAFIK

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Tabel Posisi Penelitian ... 14 Tabel 2.1 Tabel Privatisasi PDAM oleh Perusahaan Asing... 48 Tabel 2.2 Proyek Hutang World Bank untuk Sektor Air di Indonesia ... 51 Tabel 4.1Tabel Upaya WALHI dalam Penolakan Privatisasi dan Komersialisasi Sumberdaya Air di Indonesia... 116 Daftar Gambar


(11)

XI

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

ADB, 2000, Developiment Best Practice for Promoting Private Sectore Investment in Infrastructure.

ADB, 2000, Water For All, The Water Policy of Asian Development Bank

Andri Irfani dalam skripsi yang berjudul:Peran Wahana Lingkungan Hidup Indonesia WALHI dalam pencetusan Kebijakan Moratorium Logging terhadap Hutan Indonesia. Universitas Sumatra Utara Medan, Jurusan Departemen Ilmu Politik.

Anonymous, 2003, Fact Down to Earth tentang lembaga-lembaga keungan internasional. No.28 maret 2003. Dilihat dalam Bunasor Sanim, 2011. Bunasor Sanim, 2011, Sumber Daya Air dan Kesejahteraan Publik (suatu kajian

teoritis dan kajian public), IPB Press: Bogor.

Carles Santiago, 2003, European Water Corporation and the Privatisation of Asian Water Resources, MSNN: Malaysia

Ediyanto, 2009, Pengelolaan Air Indonesia ke Arah Pembangunan yang Berkelanjutan. Dalam Bunasor Sanim, 2011, Sumber Daya Air dan Kesejahteraan Publik, Bogor: ITB Press.

Final Frontiner, 2002, dalam P. Raja Siregar, dkk, 2004, Poltik Air, KAU dan WALHI.

Griffiths, Martin, Terry O’ Callaghan & Steven C. Roach, 2008, International Relations: Key Concept Second Editions, Roudletge: USA & Canada.


(12)

XII

Harsono, A, 2003. When water and political power intersect: a journalist probes the story of water privatisation in Jakarta.

Hening Parlan,2003, Air Sebagai Komoditas Politik, dipresentasikan dalam Asian Pacific Converence on Privatisation of Water and Power Service di Bangkok. Dilihat di dalam P. Raja Siregar, dkk, 2004, Poltik Air (Penguasaan Asing Melalui Hutang), WALHI & KAU buku ini tidak dipubliasikan secara luas dan dapat di akses di perpusatakaan WALHI WALHI Jatim di Jl. Kutisari Indah Barat IX, No. 15

John Keane,2003, Global Civil Society, Cambrige:London

Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke tiga cetakan ke empat, 2007, Balai Pustaka: Jakarta

Moehttar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi, LP3ES: Yogyakarta.

Nadia Hadad, 2004, Water Resource Policy in Indonesia: Open Doors for Privatizaiton, Conference on Debt and The Privatization of Water and power Resources, Philipphines: Pacific and the Fredom for Debt Coalition. Dalam Erwin Endaryanta, 2007, Politik Air di Indonesia.

P. Raja Siregar, dkk, 2004, Poltik Air (Penguasaan Asing Melalui Hutang), WALHI & KAU.

Rencana Strategi WALHI 2008-2012, hasil pertemuan arah strategi progam WALHI Dewan Nasional, Dewan Daerah, Eksekutif Nasional dan Eksekutif Daerah Jakarta, 24-26 September 2007. Di akses langsung di kantor WALHI Surabaya.


(13)

XIII

Ricard Middleton, Air Bersih, data merupakan dokumen yang diperoleh penulis dari Kedai Baca WALHI Jatim. Untuk mengakses data dapat langsung mengunjungi kantor WALHI Jatim di Jl. Kutisari Indah Barat IX, No. 15 Sinta Yuningtias S.ip dalam skripsi yang berjudul: peran wahana lingkungan

hidup Indonesia WALHI sebagai global civil society dalm konservasi pulau terluar di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Malang, jurusan Hubungan Internasional angkatan 2006.

Vandhana Shiva, 2003, Water Wars: privatisasi, profit dan solusi, Insist Press dan WALHI. Buku ini diakses di perpustakaan WALHI Jatim.

Internet:

A Primer on Neo-Liberalism diakses dalam

http://www.globalissues.org/article/39/a-primer-on-neoliberalism#Neoliberalismis 02/09/2014 20:16. Ada 187 Bencana Ekologis di Jawa Timur diakses melalui

http://www.tempo.co/read/news/2014/06/06/058582894/Ada-187-Bencana-Ekologis-di-Jawa-Timur

Afsar Jafri is a research associate with Focus on the Global South-India, one of the constituent groups of the Mumbai Paani network. He is based in Mumbai and can be reached at a.jafri@focusweb . org. Diakses melalui

http://www.tni.org/sites/www.tni.org/archives/water-docs/waterdemocracyasia.pdf 04/12/2013 19:29.


(14)

XIV

Again Neoliberalism Water Privatization diakses dalam

http://www.aidemocracy.org/students/water-privatization-goes-against-neoliberalisms-goals/ diakses pada 05/09/2004 20:30

Again Neoliberalism Water Privatization diakses dalam

http://www.aidemocracy.org/students/water-privatization-goes-against-neoliberalisms-goals/ diakses pada 05/09/2004 19:17

Aksi Bisu WAlhi diakses melalui

http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/201792/peringati_hari_air,_ warga_malang-batu_gelar_aksi_bisu.html#.VE9HdGdMfiA diakses 27/10/2014 07:23

Aksi di Gersik diakses melalui http://www.beritametro.co.id/gresik/kementrian-lingkungan-kuatkan-advokasi-sungai-brantas diakses 27/10/2014 07:11 Aksi di Malang diases melalui

http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/201797/walhi_jatim:_ratusa n_sumber_mata_air_di_malang_terancam.html#.VE8_TGdMfiA

Aksi Peringatan Hari Air 22 Maret 2009, diakses melalui

https://groups.google.com/forum/#!topic/milis-mediacare/tUnxDUmSOXg

11/12/2014

Breifing FoEI, Water Our Global Impact diakses dalam

http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/water_global_impact.p df diakses 20/08/14 13:45


(15)

XV

Charles K. Atkin and Ronald E. Rice, Theory and Principles of Public Communications Campaigns diakses melalui

http://www.sagepub.com/upm-data/46948_CH_1.pdf 23/10/3014 10:36. Dale T. McKinley is the media-information officer for the Anti-Privatisation

Forum and acting chairperson of the Coalition Against Water Privatisation diakses dalam

http://www.tni.org/sites/www.tni.org/archives/books/watersafrica.pdf diakses pada 6/02/2014 pkl 11:26

Demo WALHI dan Greenpeace serahkan sampe air Citarum pada BPLDH diakses melalui

http://news.detik.com/bandung/read/2012/09/28/122414/2042730/486/dem o-greenpeace-dan-walhi-serahkan-sampel-air-citarum-ke-bplhd diakses 25/10.2014 11:03

Dilihat dalam The Emerging Roles of NGOs in International Relations diakses melalui

http://nccur.lib.nccu.edu.tw/bitstream/140.119/33686/8/53003108.pdf 5/02/2014 15:59

Dr. V. Suresh is an advocate, appointed by Supreme Court of India as Advisor for Tamil Nadu to the Supreme Court Commissioner on Food Security and a facilitator of change management & institutional transformation at ODEC (P) Ltd, Chennai, India. He is also connected to the Centre for Law, Policy and Human Rights Studies, Chennai. He is also President of People's Union for Civil Liberties-Tamil nadu & Puducherry state units.


(16)

XVI

Office: Hussaina Manzil, 3rd Floor, 255 (Old No. 123), Angappa Naicken Street, Chennai 600 001. Phone: Office: +91 44 2535 2459; Home: +91 44 2449 3494; Mobile: 094 442-31497 E-mail:rightstn@yahoo.com Diakses dari

http://www.tni.org/sites/www.tni.org/archives/water-docs/waterdemocracyasia.pdf 04/12/2013 19:29.

Economic Drivers of Water Financialization: Economi Justice Resisting Neo-liberalism (EJRN) Programe Friend of The Earth Internasional (FoEI) di akses melalui http://www.foei.org/wp-content/uploads/2013/12/Economic-drivers-of-water-financialization.pdf diakses pada 15/09/2014

Eksekutif Nasional WALHI diakses dalan http://www.walhi.or.id/tentang-kami/kebijakan-organisasi diakses pada 04/09/2014 19:22.

Focus on WALHI FoEI indonesia diakses melalui http://www.foei.org/news/foe-indonesia-walhi/ diakses pada 04/09/2014 19:03.

FOEI Financial Statement 2012 diakses melalui

http://www.foei.org/wp-content/uploads/2013/06/2012-financial-statements.pdf 16/09/2014 00:18. FoEI Indonesia WALHI diakses melalui

http://www.foei.org/news/foei-indonesia-walhi/ diakses 20/08/14 14:05

FoEI Members Group diakses melalui http://www.foei.org/member-groups/ diakses 16/07/2014 00:01

FOEI Organization diakses melalui http://www.foei.org/about-foei/organisation/

15/08/2014 23:48.

FOEI Transparancy diakses melalui http://www.foei.org/about-foei/transparency/


(17)

XVII

Gambar halam 5 dalam Water not for All diakses dalam

http://artsonline.monash.edu.au/mai/files/2012/07/henikurniasih.pdf diakses pada 08/09/2014 14:15

Gambaran umum lembaga diakses dalam

http://e-journal.uajy.ac.id/3264/3/2SOS02362.pdf diakses pada 04/09/2014 19:28.

Gelar Aksi di Bankalan diakses melalui

http://city.seruu.com/read/2014/06/06/216671/aliran-air-mampet-ratusan-petani-gelar-aksi-protes-di-bangkalan diakses 27/10/2014 07:56

Gelar Aksi WALHI JAtim diakses melalui

http://walhijatim.or.id/2013/12/pengadilan-negeri-malang-siapkan-hakim-bersertifikasi-lingkungan-dalam-kasus-sumber-umbul-gemulo/

Gelar Waksi WALHI JAtim diakses melalui

http://walhijatim.or.id/2014/08/polda-jatim-harus-tegas-melaksanakan-perintah-undang-undang/

Gelar Waksi WALHI JAtim diakses melalui

http://walhijatim.or.id/2014/05/masyarakat-berharap-signifikansi-hakim-baru-kasus-umbul-gemulo/

Gelar Waksi WALHI JAtim diakses melalui http://walhijatim.or.id/2014/04/ibu-dan-anak-ikut-demo-the-rayja/

Gelar Waksi WALHI JAtim diakses melalui http://walhijatim.or.id/2013/09/demi-mata-air-umbul-gemulo/


(18)

XVIII Gelar Waksi WALHI JAtim diakses melalui

http://walhijatim.or.id/2013/11/dukung-pejuang-mata-air-warga-4-desa-demo-ke-pn-malang/

Gelar Waksi WALHI JAtim diakses melalui http://walhijatim.or.id/2013/08/the-rayja-siap-hadapi-gugatan-walhi/

Gelar Waksi WALHI JAtim diakses melalui

http://walhijatim.or.id/2013/06/warga-batu-tuntut-izin-hotel-the-rayja-dicabut/ di akses 25/10/2014 08:00

Global Monitoring on Global Partnership diakses melalui

http://effectivecooperation.org/files/20130701%20Busan%20Global%20 Monitoring%20Guidance_ENG_FINALpdf 15/10/2014 13:00

Guatan Privatisasi Air diakses dalam https://groups.yahoo.com/neo/groups/tolak-utang/conversations/topics/216 diakses pada 06/09/2014 11:00

History FoEI diakses dalam http://www.foei.org/about-foei/history/ diakses pada 17/09/2014 13:45

ICIJ, 2003, Water Baron Report, The Center of Public Integrity, diakses dalam

www.icij.org

Indonesia - Friends of the earth international diakses melalui

http://www.foei.org/member-groups/asia-pacific/indonesia/ 15/10/2014 13:10

Institutionalization of Social Movement; Walhi diakses melalui

http://citation.allacademic.com/meta/p_mla_apa_research_citation/2/4/2/2/ 5/pages242254/p242254-12.php 15/10/2014 13:15


(19)

XIX

Joseph Alcamo, Thomas Henrichs, Thomas Rosch, 2000, World Water in 2025 diakses melalui

http://www.env-edu.gr/Documents/World%20Water%20in%202025.pdf 5/19/2014 pkl 03:04.

Kami Butuh Air, Bukan Korporasi http://www.walhi.or.id/kami-butuh-air-bukan-korporasi.html diakses 25/10/2014 08:51

Kampanye anti Privatisasi Air diakses dalam

http://www.lpmkeadilan.com/privatisasi-refleksi-penjajahan-di-negeri-sendiri.html diakses pada 06/09/2014 10:56

Kampanye Menolak Privatisasi dan Komersialisasi Sumberdaya Air

http://www.walhi.or.id/kampanye/air/privatisasi/kamp_tolak_priv_air_info / dilihat melalui

https://groups.yahoo.com/neo/groups/rimbawan-interaktif/conversations/messages/15448 diakses 24/10/2014 17:12 Kampanye Menolak Privatisasi dan Komersialisasi Sumberdaya Air

http://www.oocities.org/ekonomiindonesia/airkampanye.html oleh Koalisi Anti Hutang (Kua) dilihat dalam

http://www.oocities.org/ekonomiindonesia/airkampanye.html diakses 24/10/2014 24 17:23

Kampanye Menolak Privatisasi dan Komersialisasi Sumberdaya Air

http://www.walhi.or.id/kampanye/air/privatisasi/kamp_tolak_priv_air_info / dilihat melalui


(20)

XX

Keith Suter, 2002, Friend of the Earth International diakses melalui

http://www.fni.no/ybiced/02_06_suter.pdf 15/07/2014 23:24. Kembali menggugat Hak Atas Air diakses melalui

http://regional.kompas.com/read/2012/03/22/03034184/Menggugat.Hak.at as. diakses pada 08/09/2014 18:30

KMMSAJ Menolak Privatisasi Air diakse melalui

http://www.solidaritasperempuan.org/liputan-aksi-kmmsaj-menolak-privatisasi-air/ diakses pada 08/09/2014 19:24

Kompas 6 September 2007, Air tanah turun 5 meter. www.kompas.com dilihat dalam Water not for All diakses dalam

http://artsonline.monash.edu.au/mai/files/2012/07/henikurniasih.pdf diakses pada 09/09/2014 08:56

Kompas, 15 February 2005, proyek air minum segera ditenderkan. www.kompas.com di lihat dalam Water not for All diakses dalam

http://artsonline.monash.edu.au/mai/files/2012/07/henikurniasih.pdf diakses pada 08/09/2014 13:22

Korean Government Employees' Union (KGEU) is a national union of central and local government workers, accommodating more than 40,000 members. It was established in 2002 and was only legalized in November 2007 after long years of struggle for labour rights. It is also fighting against

corruption, privatization of basic public services including water, pension liberalization, for reform of public offices among others. Joint Action against Water Privatization (JAWP) is a coalition in South Korea, formed


(21)

XXI

in September 2006 to fight against water privatization. As of November 2007, it accommodates 29 organizations, ranging from trade unions to environment NGOs. JAWP mainly implements policy analysis, formulates alternatives and strategies, and has continuously organized conferences and campaigns on water privatization. Diakses dalam

http://www.tni.org/sites/www.tni.org/archives/water-docs/waterdemocracyasia.pdf04/12/2013 19:29

Laporan tahunan FoEI, Economic Drivers of Water Financialization diakses dalam http://www.foei.org/wp-content/uploads/2013/12/Economic-drivers-of-water-financialization.pdf diakses 20/08/14 14:00

Liputan Aksi “ KMMSAJ Menolak Privatisasi Air ” diakses melalui

http://www.solidaritasperempuan.org/liputan-aksi-kmmsaj-menolak-privatisasi-air/ diakses 25/10/2014 08:45

Masyratakat Banten tolak Privatisasi diakse melalui http://www.spi.or.id/?p=3260

08/09/2014 19:15

Menggugat Hak Atas Air diakses melalui

http://regional.kompas.com/read/2012/03/22/03034184/Menggugat.Hak.at as.Air diakses pada 08/09/2014 19:05

Merebut Mata Air Kehidupan diakses melalui http://www.walhi.or.id/merebut-mata-air-kehidupan.html diakses 23/10/2014 14:00

Mewaspadai Konflik Air Di Bali http://www.walhibali.org/terbaru/mewaspadai-konflik-air-di-bali.html diakses 24/10/2014 16:20


(22)

XXII Mukadimah WALHI diakses dalam

http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2000/10/08/0035.html diakses pada 04/09/2014 19:47.

Neoiberalism and Economic Glolization diakses dalam

http://www.stwr.org/globalization/neoliberalism-and-economic-globalization.html diakses pada 05/09/2004 20:00

Neoliberalism Globalization, Urban Privatization, and Resistance diakses dalam

https://www.socialjusticejournal.org/SJEdits/105Edit.html diakses pada 05/09/2004 22:10

Nieman Report di lihat pada Water not for All diakses dalam

http://artsonline.monash.edu.au/mai/files/2012/07/henikurniasih.pdf diakses pada 09/09/2014 07:28

P. Raja Siregar, 2003, World Bank and ADB’s Role in Privatizing Water in Asia, diakses dalam www.cadtm.org/World-Bank-and-ADB-s-Role-in 5/09/2014 23:28

Pengertian Advokasi diakses melalui

http://www.teksdrama.com/2014/02/pengertian-advokasi.html diakses pada 23/10/2014 12:41

Perlawanan Warga Padarincang VS Aqua Danone:wawancara dengan Pemuda Padarincang diakses melalui

http://selamatkanbumi.com/perlawanan-warga-padarincang-vs-aqua-danone-wawancara-dengan-pemuda-padarincang/


(23)

XXIII Privatization of Water diakses dalam

http://gurkanates.com/index.php?option=com_content&view=article&id= 7:privatization-of-water-the-global-water

crisis&catid=1:ekonom&Itemid=15 diakses pada 07/09/2014 00:05 Privatisasi air mengancam kedaulatan petani banten diakses melalui

http://www.spi.or.id/?p=789 diakses 23/10/2014 14:05 Privatisasi Air Tinggal Selangkah Lagi diakses melalui

http://www.ampl.or.id/digilib/read/privatisasi-air-tinggal-selangkah-lagi/21643 diakses 24/10/2014 09:00

Privatisasi PDAM diakses melalui

http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=6232&type=7#.VEhwhmdMf iA diakses 24/10/2014 11:49

Privatizing Europe diakses dalam

http://www.tni.org/sites/www.tni.org/files/download/privatising_europe.p df diakses pada 05/09/2004 21:21

Profie WALHI diakses melali http://profil.merdeka.com/indonesia/w/wahana-lingkungan-hidup-indonesia/ diakses pada 04/09/2014 18:52.

Program yang terkait dengan privatisasi air oleh World Bank, dapat diakses dalam World Bank, 2002, 1993 Water Resource Management, diakses dalam

www.worldbank.org

Program ADB terkait upaya privatisasi air dapat di lihat dalam Asian

Development Bank, 2002, About ADB’s Water Policy, diakses dalam


(24)

XXIV

Ratusan sumber Mata Air Terancam diakses melalui

http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/201797/walhi_jatim:_ratusa n_sumber_mata_air_di_malang_terancam.html#.VEd4rWdMfiA diakses pada 23/10/2014 13:22

Sally Morphet (1996), ‘NGOs and the Environment’, in Peter Willetts (ed.), The Conscience of the World: The Influence of NonGovernmental

Organizations in the UN System (London: Hurst), 116–46 dilihat di dalam FoEI diakses dari http://www.fni.no/ybiced/02_06_suter.pdf diakses 15/09/2014 16:50.

Sejarah Berdirinya WALHI diakses dalam http://www.walhi.or.id/tentang-kami/sejarah diakses pada 04/09/2014 18:48.

Seminar WALhi di aceh dilihat melalui

http://theglobejournal.com/lingkungan/esok-seminar-hari-air-sedunia-di-aceh/index.php

Seminar WALHI di Jogja diakses melalui

http://www.lpmkeadilan.com/privatisasi-refleksi-penjajahan-di-negeri-sendiri.html diakses 24/10/2014 15:18

Seminar WALHI di Jogja dilihat melalui

http://www.mongabay.co.id/tag/walhi/page/3/

Seminar WALHI di UB diakses melalui http://prasetya.ub.ac.id/berita/Seminar-Nasional-Keairan-Pekan-Das-Brantas-X-15026-id.html


(25)

XXV

Stealing our Water, Implications of GATS for Global Water Resources diakses

http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/gats_stealing_water.pdf

diakses pada 15//09/2014 15:12

Tahap Akhir Penghancuran Sumber Daya Air http://www.walhi-riau.or.id/tahap-akhir-penghancuran-sumber-daya-air/ diakses 24/10/2014 16:34

Tolak Privatisasi Air Jatim diakses dalam

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/9/23/n1.htm diakses pada 08/09/2014 18:00

Tolak Privatisasi Air Karangasem Bali diakses dalam

http://microsite.metrotvnews.com/indonesiamemilih/read/2013/01/15/220/ 122750/Warga-Karangasem-Tolak-Eksplorasi-Sumber-Air diakses pada 08/09/2014 18:10

Tommy Apriando, mereka didiskriminasikan karena memperjuangkan lingkungan hidup diakses melalui

http://www.mongabay.co.id/2014/10/14/mereka-dikriminalisasi-karena memperjuangkan-lingkungan-hidup/

11/12/2014 14:24.

Tuntut penghapusan privatisai sumber air diakses melalui

https://groups.yahoo.com/neo/groups/Diskusi-Pembebasan/conversations/messages/819 diakses 23/10/2014 14:11 Tutuko, K. 2001. Jakarta water Supply, In PECC, Jakarta Water supply: How to


(26)

XXVI

http://www.pecc.org/community/papers/SCTFReports/HongKong/jakarta. pdf diakses pada 08/09/2014 14:06

Vandana Shiva, Captive Waters diakses dalam

http://resurgence.gn.apc.org/issues/shiva219.htm 5/19/2014 02:43

Vandana Shiva, Resisting Water privatization, Building Water Democracy diakses dalam http://www.globalternative.org/downloads/shiva-water.pdf

5/09/2014 22:45

Visi dan Misi FoEi diakses dalam http://www.foei.org/about-foei/mission-and-vision/ diakses pada 04/09/2014 19:01.

Vision and Mission FoEI diaksese melalui http://www.foei.org/about-foei/mission-andvision/

WALHI dan Komunitas Peduli Air diakses melalui

http://lampung.tribunnews.com/2013/03/18/walhi-dan-komunitas-peduli-air-gelar-aksi diakses 25/10.2014 09:17

WALHI diakses melalui http://www.ecosystem-alliance.org/organisations/walhi Walhi Dukung Penolakan Privatisasi Air Kemiling diakses melalui

http://walhilampung.org/?p=198 diakses 23/10/2014 14:50 Walhi Dukung Penolakan Privatisasi Air Kemiling

http://www.teraspos.com/berita-walhi-dukung-penolakan-privatisasi-air-kemiling.html

WALHI dukung Penolakan Privatisasi Air Kemiling diakses melalui


(27)

XXVII

WALHI Jatim: Ratusan Sumber Mata Air di Malang Terancam diakses melalui

http://m.beritajatim.com/politik_pemerintahan/201797/walhi_jatim:_ratusa n_sumber_mata_air_di_malang_terancam.html#.VEhvimdMfiB

Walhi Lampung Pertanyakan Pengolahan Air Minum Tanpa Izin

http://walhilampung.org/?author=2&paged=8 diakses 24/10/2014 16:40 Walhi Tolak Privatisasi Air diakses dalam

http://www.lensaindonesia.com/2012/03/22/walhi- jauhkan-air-dari-usaha-usaha-komersialisasi-dan-privatisasi.html diakses pada

06/09/2014 13:00

WALHI: Perlindungan Sumber air di Indonesia Lemah diakses melalui

http://jogja.antaranews.com/berita/310153/walhi-perlindungan-sumber-air-di-indonesia-lemah diakses 24/10/2014 12:13

Walhi: Umbulan Modus Privatisasi Air diakses melalui

http://www.beritametro.co.id/jawa-timur/walhi-umbulan-modus-privatisasi-air diakses 24/10/2014 16:00

Warga Batu Siap Hadapi Banding pertahankan Mata Air Gemulo diakses melalui

http://www.mongabay.co.id/2014/08/22/warga-batu-siap-hadapi-banding-pertahankan-mata-air-umbul-gemulo/ diakses 23/10/2014 13:45

Warga Gelar Aksi di PN Malang diakses melalui

http://news.okezone.com/read/2014/04/21/520/973327/large/large diakses 27/10/2014 06:28

Warga Gelar Aksi http://surabaya.tribunnews.com/2013/09/11/ratusan-warga-gemulo-gelar- aksi-di-pn-malang diakses 27/10/2014 06:11


(28)

XXVIII

Warga Karang Asem tolak Eksplorasi Air diakses melalui

http://www.walhibali.org/lingkungan-hidup-2/kasus-lingkungan-hdiup/632.html 11/12/2014

Warga Peladung tolak Pabrik Aqua di Karangasem diakses melalui

http://www.fajarbali.com/index.php/denpasar/432-warga-peladung-tolak-pabrik-aqua-di-karangasem.html diakses 23/10/2014 14:10

Water and Development diakses dalam

http://www.globalissues.org/article/601/water-and- development diakses pada 07/09/2014 08:13

Water and Development diakses dalam

http://www.globalissues.org/article/601/water-and- development diakses pada 09/09/2014 07:48

Water Justice for All : Global and Local Resistance to The Control of Commodification of Water

http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/water_global_impact.p df diakses pada 17/09/2014 13:45 diakses pada 15/09/2014 15:15

Water not for All diakses dalam

http://artsonline.monash.edu.au/mai/files/2012/07/henikurniasih.pdf diakses pada 08/09/2014 13:03

Water Our Global Impact diakses melalui

http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/water_global_impact.p df diakses pada 17/09/2014 13:45


(29)

XXIX

We defend the environment, we defend human rights diakses dalam

http://www.foei.org/wp-content/uploads/2014/06/We-defend-the-environment-we-defend-human-rights.pdf diakses pada 15/09/2014 11:22 What is Neoliberalism diakses dalam

http://www.corpwatch.org/article.php?id=376 diakses pada 05/09/2004 20:56


(30)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Neoliberalisme merupakan sebuah paham yang menghendaki penghapusan batasan untuk mempermudah perdagangan. Batasan yang harus dihapus tersebut diantaranya adalah penghapusan hambatan tarif, aturan (Regulasi), standarisasi, hingga penghapusan pada batasan untuk arus modal dan investasi. Neoliberalisme pada akhirnya mempromosikan mekanisme perdagangan global dan investasi yang bertujuan untuk mencapai kebebasan dalam mengelola sumber daya guna mencapai kesejahteraan serta pembangunan yang adil dan berimbang disemua negara.1 Namun dalam kenyataannya model ini justru berujung pada eksploitasi yang mengedapankan keuntungan semata. Hal ini termasuk di dalamnya adalah dalam hal pengelolaan sumberdaya air yang dilakukan melalui agenda privatisasi dan komersialisai sumberdaya air.

Upaya privatisasi dan komersialisasi air telah terjadi diberbagai negara, oleh berbagai perusahaan multinasional. Beberapa contoh diantaranya adalah di Argentina, Colombia, Bolivia, Maxico, Banglades, Nepal, Pakistan, Filiphina, Thailand, Pantai Gading, Srilanka, Madagaskar, Maroko, Nigeria, Sinegal, Tunesia, Hongaria, Ghana. Diberbagai negara tersebut privatisasi sumberdaya air

1

A Primer on Neo-Liberalism diakses dalam http://www.globalissues.org/article/39/a-primer-on-neoliberalism#Neoliberalismis 02/09/2014 20:16.


(31)

2 mendorong peningkatan biaya akses atas air mencapai 300% atau senilai dengan 25% dari total pendapatan kelompok miskin di negara tersebut.2

Fenomena privatisasi air yang berujung pada meningkatnya kesulitan pada kelompok ekonomi lemah akibat ketidak mampuan mengakses air, karena harganya yang cukup tinggi. Hal ini pada akhirnya memicu kelompok-kelompok organisasi yang perduli terhadap kesejahteraan bagi seluruh elemen masyarakat guna memperjuangkan kesejahteraan masyarakat tersebut, salah satunya adalah FoEI. FoEI melihat air sebagai hak mendasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia beberapa yang menjadi fokus permasalahan disektor air yang diangkat oleh FoEI diantaranya disebutkan dalam breifing yang bertajuk Water : Our Global Impact yang menyebutkan mengenai krisis air yang terjadi dan mendunia saat ini harus menjadi perhatian khusus.3 Selain itu dalam breifing yang lain dalam tajuk pembahasan Stealing Our Water : Implications of GATS for Global Water Resourses dalam pembahasan ini juga FoEI menitik beratkan adanya agenda internasional yang menggunakan neoliberalisme sebagai prasarana komersialisasi sumberdaya air.4 Lainnya adalah dalam laporan tahunan FoEI yang berjudul Economic Drivers of Water Financialization di laporan ini FoEI

2

Anonymous, 2003, Fact Down to Earth tentang lembaga-lembaga keungan internasional. No.28 maret 2003. Dilihat dalam Bunasor Sanim, 2011.

3

Breifing FoEI, Water Our Global Impact diakses dalam

http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/water_global_impact.pdf diakses 20/08/14 13:45

4

Breifing FoEI, Stealing Our Water : Implications of GATS for Global Water Resourses diakses dalam http://www.foe.co.uk/sites/default/files/downloads/gats_stealing_water.pdf diakses 20/08/14 13:55


(32)

3 menunjukkan privatisasi dan komersialisasi air pada akhirnya mendunia dan terajadi di banyak negara maju dan negara berkembang.5

Pernyataan PBB pada tahun 2002, terkait krisis sumberdaya air yang diprediksi akan menjadi semakin buruk pada tahun 2025, menjadi pertanda tentang fenomena krisis air yang terjadi saat ini. Dalam laporan tersebut diperkirakan terdapat 3,4 juta jiwa meninggal pertahunnya akibat mengkonsumsi air yang tidak layak, serta akibat kelangkaan air.6 Terlebih lagi Middleton7 memperkirakan akan terjadi peningkatan penduduk dari 5,3 milyar jiwa menjadi 8,5 milyar jiwa pada 2025 mendatang. Middleton juga menjelaskan bahwa dari 1,4 ribu juta kilometer kubik air dibumi hanya 0,003% saja yang benar-benar bisa dikonsumsi secara normal sementara sisanya 97% adalah air di samudera dan lautan dengan kadar garam tinggi sisanya adalah air yang tersimpan didalam lapisan kutup dan terletak sangat dalam pada lapisan tanah.

Air yang dimanfaatkan sebesar 0,003% itu adalah air yang dikonsumsi oleh umat manusia selama ini jumlahnya terus berkurang akibat penggunaanya yang tidak seimbang dengan pemberdayaannya. Kerusakan ekosistem merupakan penyebab utama dari kelangkaan ini, kerusakan hutan, pengeboran perut bumi untuk pertambangan dan lain sebagainya yang merupakan dampak langsung kemajuan teknologi serta perkembangan peradapan manusia.8 Kelangkaan ini lah

5

Laporan tahunan FoEI, Economic Drivers of Water Financialization diakses dalam

http://www.foei.org/wp-content/uploads/2013/12/Economic-drivers-of-water-financialization.pdf diakses 20/08/14 14:00

6

Joseph Alcamo, Thomas Henrichs, Thomas Rosch, 2000, World Water in 2025 diakses melalui http://www.env-edu.gr/Documents/World%20Water%20in%202025.pdf 5/19/2014 pkl 03:04 7

Ricard Middleton, Air Bersih, data merupakan dokumen yang diperoleh penulis dari Kedai Baca WALHI Jatim. Untuk mengakses data dapat langsung mengunjungi kantor WALHI Jatim di Jl. Kutisari Indah Barat IX, No. 15


(33)

4 yang pada akhirnya dimanfaatkan oleh pihak swasta untuk menjadikan air sebagai komoditas perdagangan. Sifatnya terus semakin langka dan merupakan kebutuhan utama yang dicari konsumen memberikan peluang yang besar bagi keuntungan pengelolaan sumberdaya air.

Di Indonesia privatisasi air masuk melalui berbagai bentuk pinjaman dana yang diberikan ke Indonesia oleh berbagai lembaga moneter Internasional seperti IMF, World Bank, ADB, serta lembaga Internasional seperti WTO dan UNESCO. Dorongan utama sebagai pemicu penerapan privatisasi sektor air di Indonesia dilakukan melalui tekanan untuk menerapkan aturan terkait pembukaan pengelolaan salah satunya adalah pada sektor air. Situasi tersebut pada akhirnya melahirkan kebijakan UU No. 07 Tahun 2004 tentang sumberdaya air. Meskipun UU ini menyatakan bahwa penguasaan ada ditangan negara dan pengelolaan air harus mempertimbangkan fungsi sosial dan lingkungan. UU ini tetap memberikan ruang yang sangat terbuka bagi komersialisasi dan komodifikasi air. Indikasi tersebut terlihat jelas melalui pemberian kesempatan yang luas untuk penyertaan swasta dalam pengusahaan air melalui hak guna usaha. Perubahan mendasar terlihat jelas dimana peran swasta bukan hanya pada pengusahaan dan pengelolaan air minum, melainkan termasuk kebebasan pengelolaan seluruh bidang perairan mulai dari penyediaan air bersih, air minum, hingga pemenuhan air baku untuk sektor pertanian.9

Di Indonesia FoEI adalah salah satu INGO yang mengupayakan penolakan terhadap isu privatisasi air ini. Akan tetapi FoEI mengupayakan penolakan ini

9

Bunasor Sanim, 2011, Sumber Daya Air dan Kesejahteraan Publik (suatu kajian teoritis dan kajian public), IPB Press: Bogor. Hlm 75.


(34)

5 melalui kemitraan lokal dengan WALHI. Upaya penolakan melalui kemitraan lokal ini lah yang akan menjadi fokus penelitian ini. Hal ini penting untuk memunculkan kesadaran terkait permasalahan yang terjadi perihal kelangkaan air yang dapat menjadi permasalahan di Indonesia di masa mendatang. Selain itu hal ini penting untuk menunjukkan ancaman dan bahaya privatisasi sektor air serta adanya gerakan perlawanan atas privatisasi.

FoEI merupakan organisasi lingkungan non pemerintah yang bergerak pada level internasional. FoEI adalah jaringan lingkungan akar rumput terbesar di dunia, menyatukan 5000 kelompok aktivis lokal disetiap dunia. Dengan lebih dari 2 juta anggota dan pendukung seluruh dunia, FoEI menentang model neoliberalism dalam bentuk globalisasi ekonomi dan korporasi serta mempromosikan solusi yang akan membantu menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan berkeadilan sosial masyarakat.10 Di Indonesia FoEI menjalin kemitraan lokal dengan WALHI, kemitraan ini dibangun melalui perjuangan pergerakan yang sama untuk menentang model terkini dari globalisasi ekonomi dan korporasi. Keduanya juga menyelaraskan tujuan guna mencapai penciptaan lingkungan yang berkelanjutan dan berkeadilan sosial. Dalam melaksanakan agenda perjuangan mereka.11 FoEI memiliki garis kordinasi yang sangat terdesentralisasi, artinya FoEI memberikan keleluasan ruang bagi setiap mitra lokal diberbagai negara termasuk WALHI di Indonesia. Namun bentuk kemitraan ini tetap mengusung isu dan landasan perjuangan yang sama sebagai bagian dari

10

FoEI Members Group diakses melalui http://www.foei.org/member-groups/ diakses 16/07/2014 00:01 lihat pula Keith Suter, 2002, Friend of the Earth International diakses melalui

http://www.fni.no/ybiced/02_06_suter.pdf 15/07/2014 23:24. 11

FoEI Indonesia WALHI diakses melalui http://www.foei.org/news/foei-indonesia-walhi/ diakses 20/08/14 14:05


(35)

6 angenda besar bersama, meskipun dalam pengupayaan dan pergerakan yang dilakukan oleh berbagai aktivis pada level lokal diberikan kewenangan sendiri tanpa harus berkoordinasi secara langsung dengan FoEI yang berpusat di Belanda.12

Dalam mengupayakan privatisasi air di Indonesia, FoEI berkemitraan dengan WALHI melalui penyelarasan isu dan landasan dalam melawan pergerakan tersebut. Diantaranya melihat privatisasi sebagai bentuk neoliberalisme yang harus di lawan, serta melihat air sebagai bagian dari hak asasi manusia yang harus diperjuangkan dari kepemilikan privat untuk mencapai lingkungan yang berkeadilan sosial serta berkelanjutan. Sehingga dalam penelitian ini peneliti mengangkat permasalahan penolakan privatisasi air di Indonesia yang dilakukan oleh FoEI melalui kemitraannya dengan WALHI dalam judul Peran FoEI (Friend of The Earth Internasional) dalam Upaya Penolakan Privatisasi dan Komersialisasi Sumberdaya Air di Indonesia Melalui Kemitraan Global (Study Kasus Kemitraan FoEI dengan WALHI).

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana upaya penolakan yang dilakukan FoEI (Friend of the Earth International) terhadap privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia melalui kemitraan global dengan WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)?

1.3 Tujuan Penelitian

12

FOEI Transparancy diakses melalui http://www.foei.org/about-foei/transparency/ 16/07/2014 00:26.


(36)

7 Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan wujud penolakan FoEI (sebagai global civil society) terhadap privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia melalui kemitraan global dengan WALHI.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

1. Memenuhi standar tugas akhir untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar S1 jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Peneliti dapat mengaplikasikan teori dan konsep yang berhubungan dengan Global Civil Society.

3. Pengembangan studi Global Civil Society. 1.4.2 Manfaat Praktis

1. Mengetahui fenomena privatisasi sumberdaya air di Indonesia

2. Mengetahui upaya dan pergerakan FoEI sebagai Global Civil Society dalam melakukan upaya penolakan privatisasi air di Indonesia melalui kemitraan global dengan WALHI di Indonesia.

3. Meningkatkan kesadaran terkait segi positif dan negatif dari upaya privatisasi sumber daya air.

1.5 Tinjauan Pustaka 1.5.1 Studi Terdahulu

Penelitian mengenai FoEI sebagai global civil society masih minim dilakukan. FoEI berperan aktif dalam kancah internasional melalui kerjasama dengan organisasi lokal yang memiliki konsentrasi isu yang sama dan organisasi


(37)

8 internasional lain seperti Green Peace, BIC, CIRA, MSN dalam menangani permasalahan mengenai lingkungan hidup. Namun penelitian yang mengenai peran FoEI dalam menangani permasalahan lingkungan di Indonesia melalui kemitraan dengan WALHI belum banyak diteliti oleh kaum akademisi maupun oleh lembaga-lembaga lain. Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

Penelitian pertama yang sejenis dengan penelitian ini dilakukan oleh Sinta Yuningtias dalam karyanya yang berjudul “Peran Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) sebagai Global Civil Society dalam Konservasi Pulau Terluar di Indonesia”.13

Sinta Yuningtias menggunakan konsep global civil society dalam penelitiannya. Dia menjelaskan peran aktif WALHI dalam usaha penyelamatan pulau terluar Indonesia.

Persamaan dengan peneliti yang dilakukan adalah penggunaan konsep yang sama yakni Global Civil Society dalam menjalaskan fenomena. Perbedaannya terletak pada pengambilan studi kasus yang berbeda. Peneliti mendiskripsikan peranan FoEI dalam kemitraanya dengan WALHI terkait persoalan privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia.

Penelitian sejenis yang kedua adalah milik Andri Irfani dalam skripsinya yang berjudul “Peran WALHI dalam Upaya Pencetusan Kebijakan Moratorium Logging terhadap Hutan Indonesia”.14 Dalam penelitian ini menggunakan suatu

13

Sinta Yuningtias S.ip dalam skripsi yang berjudul: peran wahana lingkungan hidup Indonesia WALHI sebagai global civil society dalm konservasi pulau terluar di Indonesia. Universitas Muhammadiyah Malang, jurusan Hubungan Internasional angkatan 2006.

14

Andri Irfani dalam skripsi yang berjudul:Peran Wahana Lingkungan Hidup Indonesia WALHI dalam pencetusan Kebijakan Moratorium Logging terhadap Hutan Indonesia. Universitas Sumatra Utara Medan, Jurusan Departemen Ilmu Politik.


(38)

9 kebijakan yang disebut dengan istilah moratorium logging atau jeda tebang terhadap hutan yang ada di Indonesia. Definisi konsep moratorium logging atau jeda tebang menurut WALHI yaitu untuk berhenti sejenak dari aktivitas penebangan dan konversi hutan. Kebijakan moratorium logging yang dicetuskan oleh WALHI berupaya untuk menjaga kelestarian hutan di Indonesia agar tidak di eksploitasi atau ditebang secara besar-besaran. Hal ini di upayakan oleh WALHI untuk mengatasi fenomena penyusutan dan perusakan hutan di Indonesia.

Persamaan dengan peneliti yang dilakukan adalah pembahasan mengenai peranan WALHI dalam menjaga kelestarian alam. Dan berupaya mempengaruhi kebijakan pemerintah sebagai gerakan civil society. Perbedaannya terletak pada gerakan civil society yang dilakukan hanya dalam lingkup domestik yang tidak mengadakan kerjasama dengan organisasi atau lembaga internasional.

Penelitian yang serupa terkait upaya penolakan privatisasi air adalah tulisan dari Afsar Jafri15, yang dipublikasikan dalam Essay Colections by Reclaiming Public Water Network dalam edisi Water Democracy: Reclaiming Public Water in Asia dalam judul Countering Water Privatisation in Mumbai: Evolving a Public-Public model. Dalam penelitian ini, dijelaskan bahwa upaya privatisasi air telah terjadi di Mumbai India, dimana pemerintah telah melakukan kesepakatan dengan World Bank untuk memberikan ruang bagi pengelolaan air oleh swasta melalui castalia’s report, dalam hal ini adalah perusahaan multinasional. Perumusan dan pemutusan kebijakan tersebut dilakukan tanpa

15

Afsar Jafri is a research associate with Focus on the Global South-India, one of the constituent groups of the Mumbai Paani network. He is based in Mumbai and can be reached at a . jafri@focusweb . org. Diakses melalui http://www.tni.org/sites/www.tni.org/archives/water-docs/waterdemocracyasia.pdf 04/12/2013 19:29.


(39)

10 menyertakan masyarakat baik dalam pendapat maupun persetujuan, sebelumnya disampaikan janji terkait pelaksanaan castalia’s report pihak penguasa berjanji akan meminta persetujuan dan pendapat masyarakat. Sebagai upaya menghindari privatisasi mutlak oleh swasta yang hanya mementingkan keuntungan, masyarakat mengupayakan melalui a public-public management, dimana dalam model tersebut, pengelolaan dan pemanfaatan air harus disertai dengan menejemen dalam struktur maupun oprasional yang disetujui dan diketahui oleh masyarakat luas. Masyarakat harus diberi keleluasaan untuk mengawasi dan mengontrol bersama pemerintah dan pihak perusahaan. Sehingga pengelolaan dan distribusi air menjadi lebih transparan, lebih efisien dan lebih tepat sasaran.

Persamaan dengan penelitian ini terletak pada kasus privatisasi air dimana mengundang respon dari masyarakat dalam bentuk civil society. Berbeda dengan penelitian ini, upaya penolakan yang dilakukan terjadi hanya pada ranah domestik melalui pergerakan dan skema domestik saja.

Upaya penolakan privatisasi air selanjutnya adalah tulisan dari V. Suresh16, yang dipublikasikan dalam Essay Colections by Reclaiming Public Water Network dalam edisi Water Democracy: Reclaiming Public Water in Asia dalam judul Solution for the Water Crisis-Democratisation, not Privatisation! Promising Stories from Tamil Nadu, India. Dr. Suresh menjelaskan kemampuan

16

Dr. V. Suresh is an advocate, appointed by Supreme Court of India as Advisor for Tamil Nadu to the Supreme Court Commissioner on Food Security and a facilitator of change management & institutional transformation at ODEC (P) Ltd, Chennai, India. He is also connected to the Centre for Law, Policy and Human Rights Studies, Chennai. He is also President of People's Union for Civil Liberties-Tamil nadu & Puducherry state units. Office: Hussaina Manzil, 3rd Floor, 255 (Old No. 123), Angappa Naicken Street, Chennai 600 001. Phone: Office: +91 44 2535 2459; Home: +91 44 2449 3494; Mobile: 094 442-31497 E-mail:rightstn@yahoo.com

Diakses dari http://www.tni.org/sites/www.tni.org/archives/water-docs/waterdemocracyasia.pdf04/12/2013 19:29.


(40)

11 masyarakat mengelola sumberdaya air secara swadaya (mandiri) dalam bentuk yang disebutnya sebagai “Democratisation of Water Management” dimana masyarakat, secara bergotong royong dan dengan semangat kebersamaan, melakukan pengembangan inisiatif secara bersama-sama untuk mengelola dan mengembangkan perangkat pengairan yang telah disediakan pemerintah melalui TWAD (Tamil Nadu Water Supplies and Drainage Board) sebagai upaya menopang kebutuhan dan kepentingan bersama. Namun keputusan pemeritah secara sepihak untuk menempatkan ahli dalam hal ini pemilik modal dan perusahaan multinasional (privatisasi), telah mengubah sistem dan pengaturan serta pengelolaan pengairan secara sepihak. Kepentingan perusahaan yang mengedepankan profit dan pengembangan investasi berdampak kepada ketidak terdistribusikannya air secara merata dan tepat sasaran, swadaya masyarakat (demokratisasi sumberdaya air) yang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat akan air, akhirnya rusak dan tergantikan oleh ketidak terakomodiran kebutuhan masyarakat akibat privatisasi air.

Memiliki pokok pembahasan serupa terkait privatisasi air, penelitian ini akan sangat berharga untuk dapat memberikan penggambaran terkait privatisasi air sebagai persoalan yang akan membahayakan kepentingan masyarakat akan akses terhadap air melalui privatisasi air. Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yang menitik beratkan pada peran dan upaya penolakan oleh global civil society.

Selanjutnya adalah tulisan yang sangat informatif yang berjudul Problems of Water Privatization and Responses in Korea oleh Korean Government


(41)

12 Employees’ Union (KGEU)17 Joint Action against Water Privatization yang dipublikasikan dalam Essay Colections by Reclaiming Public Water Network dalam edisi Water Democracy: Reclaiming Public Water in Asia. Dijelaskan bahwa di Korea, distribusi air sepenuhnya telah diatur oleh pemerintah melalui K-Water. Namun terdapat beberapa masalah utama dalam pendistribusian tersebut, Pertama terjadi polarisasi distribusi air bersih, hanya beberapa golongan saja yang mendapat air bersih. Kedua, terjadi distrust (ketidakpercayaan) publik terhadap air PAM karena rentan terkontaminasi penyakit dan bakteri. Ketiga ketidak seragaman harga air. Keempat ketiadaan pengelolaan oleh tenaga ahli dan tenaga kerja profesional. Persoalan tersebut mendorong pemerintahan Korea mengedepankan privatisasi air oleh perusahan melalui perusahaan transnasional Veolia. Hal tersebut mengundang respon menentang dari KGEU dan Civil Society di Korea. Gelombang penolakan dilakukan melalui penolakan secara comisioning oleh KGEU dalam ranah pemerintahan lokal, mereka juga berkoalisi dengan civil society untuk menuntut transparansi proses pengambilan kebijakan terkait penentuan harga air, kesetabilan perusahaan serta finansial pengelola air yang diberi wewenang. Kedua dilakukan oleh akademisi, dimana para akademisi dan peneliti terus menyuarakan penyampaian melalui media masa hasil penelitian

17

Korean Government Employees' Union (KGEU) is a national union of central and local government workers, accommodating more than 40,000 members. It was established in 2002 and was only legalized in November 2007 after long years of struggle for labour rights. It is also fighting against corruption, privatization of basic public services including water, pension liberalization, for reform of public offices among others. Joint Action against Water Privatization (JAWP) is a coalition in South Korea, formed in September 2006 to fight against water

privatization. As of November 2007, it accommodates 29 organizations, ranging from trade unions to environment NGOs. JAWP mainly implements policy analysis, formulates alternatives and strategies, and has continuously organized conferences and campaigns on water privatization. Diakses


(42)

13 terkait bahaya privatisasi air untuk masa depan distribusi air di Korea, selain itu mereka juga terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak dasarnya atas air, sehingga tidak pantas air untuk dikomersialkan. Hingga pada upaya koalisi dan akomodasi bersama masyarakat pada tingkat lokal terkecil.

Sejalan dengan peneltian yang akan dilakukan, penelitian peneliti ini akan menjelaskan upaya serupa yang dilakukan FoEI sebagai Global Civil Society dalam mengupayakan penolakan privatisasi air di Indonesia melalui kemitraan lokal dengan WALHI. Perbedaannya di Korea ini hanya terbatas pada upaya domestik.

Sementara Dale T. McKinley18 dalam The Struggle Against Water Privatisation In South Africa, menjelaskan mengenai upaya perlawanan atas situasi privatisasi air yang terjadi di Afrika Selatan. Privatisasi sumberdaya air yang terjadi semenjak 1994 di Afrika Selatan, berimbas kepada ketidak merataan distribusi air kepada masyarakat yang miskin dan termarjinalkan. Situasi tersebut mengundang berbagai upaya untuk menghentikan praktik privatisasi air sebagai bagian dari kebijakan makro ekonomi di Afrika Selatan untuk pembangunan Afrika Selatan. Upaya tersebut terbagi kedalam tiga keompok, Pertama perjuangan komunitas, yang dilakukan oleh masyarakat lokal dengan membentuk komunitas Anti-Privatisation Forum (APF) tahun 2000 dan Coalition AgainstWater Privatisation (CAWP) tahun 2003. Kedua upaya penerapan alternatif pengelolaan sumberdaya air (Planting The Seeds Of An Alternative),

18

Dale T. McKinley is the media-information officer for the Anti-Privatisation

Forum and acting chairperson of the Coalition Against Water Privatisation diakses dalam http://www.tni.org/sites/www.tni.org/archives/books/watersafrica.pdf diakses pada 6/02/2014 pkl 11:26


(43)

14 yaitu upaya pengalihan pengelolaan air oleh masyarakat dengan pembiayaan dan pendanaan secara swadaya. Ketiga solidaritas internasional (International Solidarity) yaitu melalui kegiatan pertukaran informaasi serta konsultasi terkait pergerakan dan pernyataan bersama menolak privatisasi air di Afrika Selatan, hingga menulis dalam atrikel politik dengan berbagai kelompok pemerjuang hak rakyat atas air dari berbagai negara Cochabamba, Bolivia or Accra, Ghana or Atlanta, Georgia or Buenos Aires, Argentina.or Manila in the Philippines, or Johannesburg.

Sementara peneliti dalam penelitian ini, Octanama Valentine, 2014, Peran FoEI Sebagai Global Civil Society Dalam Upaya Penolakan Privatisasi Dan Komersialisasi Sumberdaya Air Di Indonesia Melalui Kemitraan Global (Studi Kasus Kemitraan FoEI dengan WALHI), akan memfokuskan untuk menjelaskan dan menggambarkan upaya FoEI sebagai Global Civil Society dalam membendung privatisasi sumberdaya air di Indonesia melalui kemitraan dengan WALHI. Ini berarti penjelasan upaya WALHI yang disebutkan nantinya merupakan pergerakan yang berorientasi internasional yang dilakukan FoEI, yang bersifat lintas batas negara. Baik berupa pertukaran informasi, pengkajian melalui pertemuan global, hingga penggalangan dukungan yang bersifat lintas batas negara. Sehingga posisi WALHI sebagai mitra FoEI dilihat sebagai gerakan yang mewakili pergerakan FoEI di Indonesia.

Tabel 1.1 Tabel Posisi Penelitian Nomor/Nama Jenis

Penelitian/Konsep

Perbedaan


(44)

15 Lingkungan Hidup

Indonesia (WALHI) sebagai Global Civil Society dalam Konservasi Pulau Terluar di Indonesia” Oleh Sinta Yuningtias

Konsep Global Civil Society

pengambilan studi kasus yang berbeda. Sama-sama

mengunakan konsep global civil society dalam menjelaskan fenomena.

2) Andri Irfani dalam skripsinya yang berjudul “Peran WALHI dalam Upaya Pencetusan Kebijakan Moratorium Logging terhadap Hutan Indonesia” Deskriptif Konsep Civil Society

Perbedaannya terletak pada gerakan civil society yang dilakukan hanya dalam lingkup domestik yang tidak mengadakan kerjasama dengan organisasi atau lembaga internasional

3) Afsar Jafri dalam judul Countering Water Privatisation in Mumbai: Evolving a Public-Public model

Deskriptif Public-public management

upaya penolakan yang dilakukan terjadi hanya pada ranah

domestik melalui pergerakan dan skema domestik saja. Sama-sama menjelaskan upaya WALHI terkait isu lingkungan di Indonesia

4) V. Suresh dalam judul Solution for the Water Crisis –

Democratisation, not Privatisation!

Promising Stories from Tamil Nadu, India.

Deskriptif Democratisation of Water

Management

Berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti yang menitik beratkan pada peran dan upaya penolakan oleh global civil society. Sama-sama menilik persoalan privatisasi sumber daya air.

5) Korean Government Employees’ Union (KGEU) Joint Action against Water

Privatization berjudul Problems of Water Privatization and Responses in Korea

Deskriptif Civil society

Perbedaannya di Koera ini hanya terbatas pada upaya domestik. Sama-sama membahas upaya penolakan privatisasi air oleh gerakan civil society.

6) Dale T. McKinley, The Struggle Against Water Privatisation In South Africa

Deskriptif Global Civil Society

Perbedaannya terdapat pada penelitian ini meneliti tentang perjuangan melawan privatisasi di Afrika Selatan.

7) Octanama Valentine, 2013, Peran FOEI dalam Upaya

Penolakan Privatisasi

Ekspalanatif Global Civil Society

Upaya penolakan FoEI terhadap privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di dunia adalah melalui strategi kemitraan global


(45)

16 dan Komersialisasi

Sumberdaya Air Di Indonesia melalui Kemitraan Global (Studi Kasus Kemitraan FOEI dengan WALHI)

dengan menggandeng

(bekerjasama) LSM-LSM lokal yang memiliki concern isu yang sama, salah satunya di Indonesia. FoEI menggandeng WALHI sebagai mitra strategis dalam Upaya penolakan FoEI terhadap privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di dunia.

1.5.2 Teori dan Konsep

1.5.2.1Global Civil Society (GCS)

Global civil society mulai dikemukakan dari tahun 1990an. Global civil society lahir sebagai dampak dari globalisasi. Globalisasi memunculkan gerakan baru pasca perang yang berorientasi untuk memunculkan peranan baru dalam sistem pemerintahan negara bangsa yang sebelumnya. Menurut John Keane terdapat dua cara dalam memahami global civil society pertama sebagai institusi utama aktor dalam kerangka kejadian, kedua menjelaskan kompleksitas dinamika mereka berdasarkan diskrip theoritis untuk mendapati kesimpulan mengenai gambaran asli mereka.

Global civil society menurut John Keane menjelaskan gambaran dalam perilaku global civil society untuk memperjuangkan nilai-nilai yang mereka angkat seperti kebebasan dan keadilan. Perhatian utama melalui analisa taktik yang dilakukan untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Hal ini dianggap sebagai hal mutlak yang akan dilakukan global civil society sebagai tujuan untuk dapat disebut sebagai global civil society. Terkait perhatian institusi, gerakan, kesempatan dan manajemen yang dilakukan oleh power group atau movement untuk mempertimbangkan daya tawar politik dan persentasi dukungan dan lawan


(46)

17 diantara mereka diluar group itu sendiri. Sebagai idealism normative yaitu usaha untuk menjelaskan dan menunjukkan bahwa global civil society merupakan hal yang baik dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusian dan kebersamaan.19

Hal tersebut juga dijelaskan oleh Bob Reinalda, bahwa dalam era globalisasi sebuah kelompok aktivis non pemerintahan (national Ngo’s) pada ranah teori hubungan internasional sangat erat kaitannya dengan INGO’s (International Non Governmental Organisation’s). Situasi tersebut merupakan dampak yang tidak dapat dihindarkan sebagaimana fenomena globalisasi yang tidak dapat dihindari, pada era globalisasi sekarang ini menyebabkan aktor tersebut tidak dapat memperjuangkan berbagai kepentingannya tanpa melakukan hubungan dengan aktor lain yang serupa dengan mereka di luar negara mereka. Maka dengan demikian sebuah kelompok yang merupakan aktor lokal secara seketika menjadi aktor yang bersifat transnasional atau lintas batas negara, dengan melakukan hubungan dengan aktor organisasi non negara yang serupa (similar) di negara lain.20

Menurut Martin Grifft Global Civil Society merujuk dua terma, pada kata civil society yang berarti wilayah publik dimana masyarakat dan kelompok dapat menyertakan diri secara langsung dalam aktivitas politik sacara mandiri (independent) di luar pengaruh negara. Kemudian kata Global yang merujuk pada entitas fenomena globalisasi, dimana terjadi proses pemudaran batas-batas material antar negara akibat kemajuan teknologi, informasi dan trasportasi, sehingga hubungan antar individu menjadi semakin dekat dan saling terkait satu

19

John Keane,2003, Global Civil Society, Cambrige:London p.14. 20

Dilihat dalam The Emerging Roles of NGOs in International Relations diakses melalui http://nccur.lib.nccu.edu.tw/bitstream/140.119/33686/8/53003108.pdf 5/02/2014 15:59


(47)

18 sama lain, seolah dunia menjadi semakin sempit. Sehingga global civil society merujuk pada entitas masyarakat global (karena keterikatan hubungan melalui kemajuan teknologi, informasi dan transportasi) yang berdiri secara mandiri untuk menyertakan diri dalam mekanisme politik guna memperjuangkan nilai-nilai tertentu (nilai bersama yang diperjuangkan, seperti masalah lingkungan, HAM dll.) dengan tanpa tekanan dan intimidasi atau pengaruh dari negara.21

Terdapat setidaknya lima kriteria umum yang terdapat dalam global civil society. Pertama, mereka membentuk (form) komunitas (political comunity) dan mempertahankan rasa solidaritas diantara anggotanya. Kedua, mayoritas merupakan organisasi yang mengglobal, yang memiliki ruang aktivitas lintas negara, mereka tidak terpaku (regard) pada batasan wilayah sebagai batasan (impediment) demi tujuan efektifitas atas aksi politik mereka. Ketiga, mereka tidak terpaku (regard) pada patokan bahwa negara sebagai aktor yang memiliki kedaulatan mutlak (legitimate authority) di dalam arena internasional. Keempat, mereka memiliki konsentrasi isu politik terkait permasalahan yang melintas batas teritorial negara (transcend territorial boundaries) seperti masalah lingkungan dan HAM yang merupakan permasalahan masyarakat global, sebagai dampak globalisasi. Kelima, mereka secara umum mempromosikan etika kosmopolitanisme (cosmopolitran ethic) yang mereka upayakan untuk diterima dan diterapkan oleh semua negara (menghendaki masyarakat terhubung menyeluruh dalam wadah masyarakat global).22

21Griffiths, Martin, Terry O’ Ca

llaghan & Steven C. Roach, 2008, International Relations: Key Concept Scond Editions, Routletge: USA & Canada, p. 125-126.


(48)

19 FoEI dikerangkai dengan menggunakan global civil society untuk mendapati gerakan yang dilakukan oleh organisasi ini dalam kemitraanya dengan WALHI. Dengan keanggotaan yang mengglobal, FoEI telah mendapatkan dirinya sebagai bagian dari Global Civil Society. Kemitraan yang dilakukan oleh FoEI dengan WALHI merupakan bentuk sikap FoEI yang tidak melihat negara sebagai aktor tunggal yang berdaulat mutlak. Permasalahan HAM dan Lingkungan yang menjadi konsern dari FoEI menunjukan kriteria selanjutnya untuk dapat menggolongkan FoEI kedalam Global Civil Society. Keanggotaannya yang terbuka serta tidak mengikat, menunjukan posisi FoEI yang memiliki pandangan kosmopolitanism dalam berbagai perjuangannya.

1.5.2.2Konsep Privatisasi Sumberdaya Air

Privatisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti swastanisasi, upaya untuk menjadikan milik perseorangan, upaya menjadikan milik negara menjadi milik atau dikelola swasta.23 Privatisasi pada sektor air berarti upaya menjadikan sumberdaya air menjadi dikelola dan dikuasai dalam pengelolaan dari pengelolaan dan penguasaan negara, kepada pengelolaan dan penguasaan swasta.

Sebagaimana disebutkan dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat 3, air sebagai salah satu kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak, seharusnya dikuasai dan dikelola oleh negara untuk kepentingan bersama. Privatisasi berdasarkan sasaran dan tujuannya jelas telah bertentangan dengan nilai dasar pedoman negara Indonesia tersebut. Pengololaan oleh swasta akan memiliki banyak kepentingan dari pengelola itu sendiri.

23


(49)

20 Privatisasi berarti pengelolaan air oleh swasta, swasta yang berarti pengelolaan air untuk komoditas pasar, dan pasar berati pendistribusian air sebagai upaya meraup keuntungan. Keuntungan semacam ini akan menempatkan masyarakat yang sejatinya merupakan pemilik hak mutlak atas air sebagaian di eksploitasi oleh para pengusaha (pasar) demi meraup untung. Masyarakat akan mendapati biaya yang lebih tinggi untuk mencapai akses air yang lebih layak.

Dalam tulisan ini, privatisasi dipahami sebagai upaya pengalihan pengelolaan air dari negara kepada swasta, dimana air akan didistribusikan berdasarkan pemahaman full cost recovery yang nantinya akan berujung pada pembebanan seluruh biaya pengelolaan air kepada harga distribusi air hingga ke tanggan konsumen. Maka dari itu, model pengelolaan tersebut akan membebankan sepenuhnya biaya pengelolaan air kepada masyarakat. Sejatinya, hal tersebut menjadi kurang relevan, mengingat air sebagai kebutuhan dan hak dasar yang sepantasnya dapat diakses dengan bebas oleh warga negara (masyarakat).

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan melakukan studi litelatur, mecari data yang terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti melalui data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, website dan lain sebagainya yang diterbitkan oleh berbagai lembaga atau instansi yang berkaitan dengan topik yang dikaji peneliti.


(50)

21 Data yang peneliti dapatkan sendiri merupakan data yang peneliti ambil dari perpustakaan pusat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Lab HI UMM, koran, majalah, buku, dan website serta sumber lain yang terkait dengan kajian peneliti.

Analisa data sendiri peneliti lakukan dalam tiga tahap yaitu:

1. Pemeriksaan, yaitu dilakukan untuk melihat apakah data-data yang diperlukan sudah lengkap dan benar atau salah, bila ternyata ada kesalahan atau bahkan kekurangan maka peneliti akan berusaha membenarkan dan melengkapi data yang kurang

2. Pengolahan, yaitu dilakukan dengan cara memilah-milah sesuai dengan kategorinya masing-masing.

3. Analisa dan interpretasi, yaitu data yang telah dipilah-pilah selanjutnya di interpretasikan oleh peneliti.

Analisa penelitian ini bersifat deduktif, karena penelitian ini akan diawali dengan gambaran umum tentang situasi hubungan fenomena privatisasi sumberdaya air di Indonesia dengan upaya yang dilakukang oleh FoEI dalam mengupayakan penolakan privatisasi sumberdaya air di indonesia melalui kemitraan dengan organisasi lokal WALHI, kemudian di akhir pembahasan peneliti baru mengemukakan inti dari pembahasan berupa bentuk upaya penolakan privatisasi dan komersialisasi air di Indonesia oleh FoEI melalui kemitraan dengan WALHI.


(51)

22 Dalam penelitian ini, digunakan metode eksplanatif. Dalam penelitian ekplanatif dimaksudkan guna menjelaskan fenomena berdasarkan hubungan sebab akibat. Dimana terdapat penyebab berupa fenomena privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia yang mengakibatkan upaya penolakan oleh FoEI melalui kemitraan dengan WALHI.24

1.6.3 Level Analisa

Peneliti menggunakan model penelitian Induksionis, yaitu model penelitian dimana unit analisa memiliki posisi struktur yang lebih rendah dari unit eksplanasi.25 Adapun yang menjadi bentuk model tersebut dalam penelitian yang peneliti akan lakukan adalah penelitian dengan unit analisa Organisasi (upaya FoEI sebagai global civil society dalam upaya menolak privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia melalui kemitraan dengan organisasi lokal) yang dijelaskan melalui unit eksplanasi berupa negara (privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia). Terdapat dua variabel analisa yaitu unit analisa (variabel dependen) unit ekplanasi (variabel independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah upaya FoEI dalam menolak privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia melalui kemitraan dengan organisasi lokal yang dijelaskan melalui variable independen dalam bentuk privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia.

1.6.4 Batasan Penelitian 1.6.4.1Batasan Materi

24Moehttar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi

, LP3ES: Yogyakarta. p. 38

25Ibid .


(52)

23 Batasan materi dalam tulisan ini dibatasi pada pembahasan FoEI yang dilihat sebagai global civil society terkait upayanya guna menolak privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia melalui kemitraanya dengan organisasi lokal (WALHI) di Indonesia. Terbatas pada perilaku FoEI sebagai global civil society dalam aksinya menolak permasalahan privatisasi dan komersialisasi air di Indonesia, upaya-upaya yang dilakukan FoEI yang ditunjukkan dalam penelitian ini merupakan bentuk perilaku FoEI sebagai global civil society melalui kemitraannya dengan WALHI dalam upaya penolakan privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia.

1.6.4.2Batasan Waktu

Untuk membatasi bahasan penelitian agar tetap fokus maka peneliti telah menentukan ruang lingkup penelitian, yakni pada tahun 2004-2009, karena pada tahun 2004 ini pemerintah telah mengesahkan UU baru tentang sumberdaya air. Dalam undang-undang menjelaskan tentang peluang privatisasi sektor penyediaan air minum, dan penguasaan sumber-sumber air oleh badan usaha dan individu. Dengan dikeluarkanya UU tersebut hak atas air bagi setiap individu terancam dengan adanya agenda privatisasi dan komersialisasi air di Indonesia. Maka perlu ditinjau kembali tentang UU tersebut agar tidak merugikan masyarakat.

1.7 Hipotesa

Upaya penolakan FoEI terhadap privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di dunia adalah melalui strategi kemitraan global dengan menggandeng (bekerjasama) LSM-LSM lokal yang memiliki concern isu yang sama, salah satunya di Indonesia. Isu privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air oleh


(53)

24 perusahaan-perusahaan MNC dan korporasi lainnya maupun individu di Indonesia disikapi oleh FoEI dengan menggandeng WALHI sebagai mitra strategis. WALHI sendiri adalah LSM lingkungan di Indonesia yang juga anggota FoEI yang bertugas untuk mengkampanyekan maupun mengadvokasikan isu privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di tingkat lokal Indonesia. Dengan strategi kemitraan global dengan menjadikan WALHI sebagai bagian dari anggota yang bertugas melakukan perlawanan terhadap isu-isu privatisasi air di tingkat lokal diharapkan dapat mengurangi kerusakan lingkungan dan eksploitasi industri-industri prusahaan air minum dan mengusahakan hak kelola air bersih kepada masyarakat.

1.8 Struktur Penulisan

BAB I: Dalam BAB ini diuraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori, Metodelogi, Hipotesa, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Dampak Isu Privatisasi dan Komersialisasi Air Terhadap Lingkungan dan Hak Akses Serta Pengelolaan Masyarakat Atas Air Bersih

2.1 Privatisai Air Sebagai Fenomena Neoliberalisme (EPI) 2.2 Privatisasi Air di Indonesia

2.3 Dampak Privatisasi Air di Indonesia Terhadap Lingkungan dan Hak Asasi serta Pengelolaan Masyarakat Atas Air Bersih.


(54)

25 BAB III : FoEI dan WALHI (Profil dan Gerakan)

3.1 FoEI (Friend of The Earth Internasional)

3.2 WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) 3.3 Hubungan FoEI dengan WALHI

BAB IV : Penolakan FoEI Terhadap Privatisasi dan Komersialisasi Air di Indonesia Melalui Kemitraan Global dengan WALHI

4.1 Strategi Kemitraan Global FoEI dengan WALHI 4.1.1 FoEI Sebagai Global Civil Society

4.2 Upaya Penolakan FoEI Terhadap Isu Privatisasi dan Komersialisasi Air di Indonesia

4.2.1 Advokasi 4.2.2 Kampanye 4.2.3 Gelar Aksi BAB V : Kesimpulan


(1)

20 Privatisasi berarti pengelolaan air oleh swasta, swasta yang berarti pengelolaan air untuk komoditas pasar, dan pasar berati pendistribusian air sebagai upaya meraup keuntungan. Keuntungan semacam ini akan menempatkan masyarakat yang sejatinya merupakan pemilik hak mutlak atas air sebagaian di eksploitasi oleh para pengusaha (pasar) demi meraup untung. Masyarakat akan mendapati biaya yang lebih tinggi untuk mencapai akses air yang lebih layak.

Dalam tulisan ini, privatisasi dipahami sebagai upaya pengalihan pengelolaan air dari negara kepada swasta, dimana air akan didistribusikan berdasarkan pemahaman full cost recovery yang nantinya akan berujung pada pembebanan seluruh biaya pengelolaan air kepada harga distribusi air hingga ke tanggan konsumen. Maka dari itu, model pengelolaan tersebut akan membebankan sepenuhnya biaya pengelolaan air kepada masyarakat. Sejatinya, hal tersebut menjadi kurang relevan, mengingat air sebagai kebutuhan dan hak dasar yang sepantasnya dapat diakses dengan bebas oleh warga negara (masyarakat).

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode dokumentasi, yaitu dengan melakukan studi litelatur, mecari data yang terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti melalui data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, website dan lain sebagainya yang diterbitkan oleh berbagai lembaga atau instansi yang berkaitan dengan topik yang dikaji peneliti.


(2)

21 Data yang peneliti dapatkan sendiri merupakan data yang peneliti ambil dari perpustakaan pusat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Lab HI UMM, koran, majalah, buku, dan website serta sumber lain yang terkait dengan kajian peneliti.

Analisa data sendiri peneliti lakukan dalam tiga tahap yaitu:

1. Pemeriksaan, yaitu dilakukan untuk melihat apakah data-data yang diperlukan sudah lengkap dan benar atau salah, bila ternyata ada kesalahan atau bahkan kekurangan maka peneliti akan berusaha membenarkan dan melengkapi data yang kurang

2. Pengolahan, yaitu dilakukan dengan cara memilah-milah sesuai dengan kategorinya masing-masing.

3. Analisa dan interpretasi, yaitu data yang telah dipilah-pilah selanjutnya di interpretasikan oleh peneliti.

Analisa penelitian ini bersifat deduktif, karena penelitian ini akan diawali dengan gambaran umum tentang situasi hubungan fenomena privatisasi sumberdaya air di Indonesia dengan upaya yang dilakukang oleh FoEI dalam mengupayakan penolakan privatisasi sumberdaya air di indonesia melalui kemitraan dengan organisasi lokal WALHI, kemudian di akhir pembahasan peneliti baru mengemukakan inti dari pembahasan berupa bentuk upaya penolakan privatisasi dan komersialisasi air di Indonesia oleh FoEI melalui kemitraan dengan WALHI.


(3)

22 Dalam penelitian ini, digunakan metode eksplanatif. Dalam penelitian ekplanatif dimaksudkan guna menjelaskan fenomena berdasarkan hubungan sebab akibat. Dimana terdapat penyebab berupa fenomena privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia yang mengakibatkan upaya penolakan oleh FoEI melalui kemitraan dengan WALHI.24

1.6.3 Level Analisa

Peneliti menggunakan model penelitian Induksionis, yaitu model penelitian dimana unit analisa memiliki posisi struktur yang lebih rendah dari unit eksplanasi.25 Adapun yang menjadi bentuk model tersebut dalam penelitian yang peneliti akan lakukan adalah penelitian dengan unit analisa Organisasi (upaya FoEI sebagai global civil society dalam upaya menolak privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia melalui kemitraan dengan organisasi lokal) yang dijelaskan melalui unit eksplanasi berupa negara (privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia). Terdapat dua variabel analisa yaitu unit analisa (variabel dependen) unit ekplanasi (variabel independen). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah upaya FoEI dalam menolak privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia melalui kemitraan dengan organisasi lokal yang dijelaskan melalui variable independen dalam bentuk privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia.

1.6.4 Batasan Penelitian

1.6.4.1Batasan Materi

24Moehttar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional Disiplin dan Metodologi

, LP3ES: Yogyakarta. p. 38

25Ibid


(4)

23 Batasan materi dalam tulisan ini dibatasi pada pembahasan FoEI yang dilihat sebagai global civil society terkait upayanya guna menolak privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia melalui kemitraanya dengan organisasi lokal (WALHI) di Indonesia. Terbatas pada perilaku FoEI sebagai global civil society dalam aksinya menolak permasalahan privatisasi dan komersialisasi air di Indonesia, upaya-upaya yang dilakukan FoEI yang ditunjukkan dalam penelitian ini merupakan bentuk perilaku FoEI sebagai global civil society melalui kemitraannya dengan WALHI dalam upaya penolakan privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di Indonesia.

1.6.4.2Batasan Waktu

Untuk membatasi bahasan penelitian agar tetap fokus maka peneliti telah menentukan ruang lingkup penelitian, yakni pada tahun 2004-2009, karena pada tahun 2004 ini pemerintah telah mengesahkan UU baru tentang sumberdaya air. Dalam undang-undang menjelaskan tentang peluang privatisasi sektor penyediaan air minum, dan penguasaan sumber-sumber air oleh badan usaha dan individu. Dengan dikeluarkanya UU tersebut hak atas air bagi setiap individu terancam dengan adanya agenda privatisasi dan komersialisasi air di Indonesia. Maka perlu ditinjau kembali tentang UU tersebut agar tidak merugikan masyarakat.

1.7 Hipotesa

Upaya penolakan FoEI terhadap privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di dunia adalah melalui strategi kemitraan global dengan menggandeng (bekerjasama) LSM-LSM lokal yang memiliki concern isu yang sama, salah satunya di Indonesia. Isu privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air oleh


(5)

24 perusahaan-perusahaan MNC dan korporasi lainnya maupun individu di Indonesia disikapi oleh FoEI dengan menggandeng WALHI sebagai mitra strategis. WALHI sendiri adalah LSM lingkungan di Indonesia yang juga anggota FoEI yang bertugas untuk mengkampanyekan maupun mengadvokasikan isu privatisasi dan komersialisasi sumberdaya air di tingkat lokal Indonesia. Dengan strategi kemitraan global dengan menjadikan WALHI sebagai bagian dari anggota yang bertugas melakukan perlawanan terhadap isu-isu privatisasi air di tingkat lokal diharapkan dapat mengurangi kerusakan lingkungan dan eksploitasi industri-industri prusahaan air minum dan mengusahakan hak kelola air bersih kepada masyarakat.

1.8 Struktur Penulisan

BAB I: Dalam BAB ini diuraikan tentang Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Kerangka Teori, Metodelogi, Hipotesa, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Dampak Isu Privatisasi dan Komersialisasi Air Terhadap

Lingkungan dan Hak Akses Serta Pengelolaan Masyarakat

Atas Air Bersih

2.1 Privatisai Air Sebagai Fenomena Neoliberalisme (EPI) 2.2 Privatisasi Air di Indonesia

2.3 Dampak Privatisasi Air di Indonesia Terhadap Lingkungan dan Hak Asasi serta Pengelolaan Masyarakat Atas Air Bersih.


(6)

25 BAB III : FoEI dan WALHI (Profil dan Gerakan)

3.1 FoEI (Friend of The Earth Internasional)

3.2 WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

3.3 Hubungan FoEI dengan WALHI

BAB IV : Penolakan FoEI Terhadap Privatisasi dan Komersialisasi Air di Indonesia Melalui Kemitraan Global dengan WALHI

4.1 Strategi Kemitraan Global FoEI dengan WALHI 4.1.1 FoEI Sebagai Global Civil Society

4.2 Upaya Penolakan FoEI Terhadap Isu Privatisasi dan Komersialisasi Air di Indonesia

4.2.1 Advokasi 4.2.2 Kampanye 4.2.3 Gelar Aksi BAB V : Kesimpulan