Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

berhadapan dengan banyak orang cenderung memiliki kematangan emosi yang lebih tinggi. Demikian juga mereka yang telah bertanggung jawab penuh atas dirinya sendiri dan lebih-lebih jika sekaligus memikul tanggung jawab atas keluarganya. Usia yang sangat muda menimbulkan kekurangmatangan emosi sehingga banyak dewasa awal yang mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pernikahannya. Kematangan emosi dan usia memasuki pernikahan yang matang yang telah diulas dimuka, kiranya dipandang sebagai faktor yang cukup penting dalam kepuasan pernikahan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan pertanyaan penelitian “Apakah ada pengaruh kematangan emosi dan usia saat menikah terhadap kepuasan pernikahan pada dewasa awal . Dengan bertitik tolak pada pemamparan di atas, maka penulis sangat tertarik untuk mengkaji lebih mendalam mengenai “PENGARUH KEMATANGAN EMOSI DAN USIA SAAT MENIKAH TERHADAP KEPUASAN PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL”. 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

1. Pernikahan yang berhasil biasanya didefinisikan sebagai “stabilitas pernikahan” atau “kepuasan pernikahan”. Banyak istilah yang digunakan untuk mendefinisikan kepuasan pernikahan diantaranya kebahagiaan pernikahan marital happiness, kualitas pernikahan marital quality dan penyesuaian pernikahan marital adjustment. Untuk selanjutnya istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepuasan pernikahan marital satisfaction. 8 Kepuasan pernikahan, merupakan suatu perasaan yang subjektif akan kebahagiaan, kepuasan dan pengalaman menyenangkan yang dialami oleh masing-masing pasangan suami-istri dengan mempertimbangkan keseluruhan komponen dalam pernikahan. Komponen-komponen tersebut adalah dyadic satisfaction, dyadic cohetion, dyadic consensus, dan affectional expression. 2. Kematangan emosi menurut Katkovsky, W Garlow 1976 adalah suatu proses dimana kepribadian secara berkesinambungan mencapai kematangan emosi yang sehat, baik secara intrafisik maupun interpersonal. Kematangan emosi dicapai dengan kriteria yaitu berkembang kearah kemandirian toward independent, mampu menerima kenyataan ability to accept reality, mampu beradaptasi adaptability, mampu merespon dengan tepat readiness to responed, kapasitas untuk seimbang capacity to balance, mampu berempati empatic understanding, mampu menguasai amarah controlling anger. 3. Usia saat menikah Menurut Papalia Olds dalam Adhim, 2002 memasuki pernikahan berarti memasuki dunia rumah tangga. Usia 20 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki adalah usia seseorang telah dikatakan matang secara fisiologis. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa usia memasuki pernikahan adalah usia dimana seseorang telah matang dalam memasuki dunia rumah tangga yaitu sekitar 20-25 tahun. 4. Dewasa awal menurut Suntrock adalah dewasa awal yang berusia 20-40 tahun. 9

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan kematangan emosi dan usia saat menikah terhadap kepuasan pernikahan pada dewasa awal? 2. Seberapa besar kontribusi kematangan emosi dan usia saat menikah terhadap kepuasan pernikahan pada dewasa awal?

1.3 Tujuan Penelitian