Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pernikahan

Dari berbagai definisi yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pernikahan merupakan suatu perasaan yang subjektif akan kebahagiaan, kepuasan dan pengalaman menyenangkan yang dialami oleh masing-masing pasangan suami-istri.

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pernikahan

Menurut Duvall Miller 1985 terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pernikahan, faktor tersebut terdiri dari masa lalu dan masa kini, yaitu: Faktor Masa Lalu 1. Orang tua Kebahagiaan pernikahan orang tua 2. Masa kanak-kanak Tingkat kebahagiaan yang tinggi pada masa kanak- kanak 3. Disiplin Disiplin yang cukup tetapi dengan hukuman yang moderat 4. Pendidikan seks Pendidikan seks yang memadai dari orang tua 5. Pendidikan Minimal lulus sekolah lanjutan 6. Pergaulan Cukup waktu untuk bergaul sebelum menikah Faktor Masa Kini 1. Afeksi Ekspresi afeksi yang terbuka satu sama lain 2. Kepercayaan Saling percaya satu sama lain 3. Equalitarian keseimbangan Tidak ada pasangan yang mendominasi pasangan lainnya, keputusan-keputusan diambil bersama 4. Komunikasi Komunikasi yang bebas dan terbuka 21 5. Seks Saling menikmati hubungan seks 6. Kehidupan sosial Berpartisipasi bersama dalam kegiatan diluar rumah, memiliki teman bersama 7. Tempat tinggal Relatif menetap 8. Keuangan keluarga Penghasilan yang memadai Faktor selama pernikahan adalah faktor-faktor masa kini, yaitu faktor- faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya kepuasan pernikahan setelah terjadinya pernikahan. Kedua faktor tersebut merupakan faktor yang penting, tetapi karena faktor masa lalu tidak bisa diubah, dan masing-masing individu hanya bisa menerima kondisi pasangannya, faktor masa inilah yang merupakan dasar yang kuat bagi kepuasan pernikahan. Dafidoff 1991 mengutarakan faktor penunjang kebahagiaan pernikahan yaitu: a. Taraf sosial ekonomi yang relatif tinggi. Dengan taraf sosial ekonomi yang relatif tinggi orang tidak terlalu sering harus menghadapi frustasi. Bila salah satu menghadapi stres maka hal ini dapat menjadikan beban dalam pernikahan b. Mempunyai orang tua yang bahagia. Bila mempunyai orang tua yang bahagia berarti dia telah memperoleh guru yang baik. Anak-anak dengan orang tua bahagia akan lebih mementingkan kedamaian. c. Kebahagiaan pribadi. Orang yang selalu hidup dengan senang dan ceria barangkali akan dapat hidup bersama dengan siapapun. Sedangkan orang yang sudah cukup puas lebih menekankan pada aspek positif meskipun pernikahannya dihadang dengan berbagai kesulitan. 22 d. Jalinan kasih mesra yang lama dengan kedamaian. Hal ini bisa menandakan bahwa masing-masing pihak saling mengenal satu sama lain dengan baik, dan selalu siap mengambil keputusan yang rasional serta bertanggung jawab tentang seluruh masalah yang dihadapi. e. Pernikahan yang tidak terlalu muda. Orang yang sudah dewasa biasanya tidak akan terlalu gegabah dalam mengambil keputusan yang atas satu permasalahan, dan pernikahan yang tidak terlalu muda biasanya diiringi keadaan sosial ekonomi yang sudah lebih baik. Papalia Olds dalam Adhim, 2002 mengemukakan usia terbaik untuk menikah bagi perempuan adalah 20 tahun, sedangkan bagi laki-laki usia 25 tahun diharapkan sudah menikah. Ini adalah usia terbaik untuk menikah, baik untuk memulai kehidupan rumah tangga maupun untuk mengasuh anak pertama the first time parenting Dalam penelitian ini, faktor yang akan dilihat untuk memprediksi kepuasan pernikahan pasangan adalah pernikahan yang tidak terlalu muda, yang berkaitan dengan usia yang matang serta pola atau gaya pengungkapan emosi oleh pasangan yang cenderung berbeda.

2.1.6 Komponen-Komponen Kepuasan Pernikahan