16
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi Tumbuhan
Tumbuhan kencur yang didapatkan dari daerah Boyolali Propinsi Jawa Tengah dideterminasi terlebih dahulu di Herbarium Bogoriense Bidang Botani,
Puslit Biologi, LIPI Cibinong. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah kencur Kaempferia galanga L. Lampiran 3.
4.2 Ekstraksi Kencur Kaempferia galanga L.
Pada ekstraksi kencur dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan n- heksana yang telah didestilasi. Destilasi pelarut bertujuan untuk
menghilangkan pengotor pada pelarut. Maserasi disaring dengan corong saring menghasilkan filtrat berwarna kekuning – kuningan. Kemudian residu dari hasil
penyaringan dicampur dengan n- heksana dan setelah itu disaring kembali dengan corong saring. Sedangkan filtratnya dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator
sehingga diperoleh larutan yang berwarna lebih gelap dan lebih kental dari larutan awal. Filtrat pekat diendapkan pada suhu kamar sampai terbentuk kristal yang
kemudian disaring. Kristal yang diperoleh direkristalisasi dengan menggunakan n
- heksana dan beberapa tetes metanol. Rekristalisasi bertujuan untuk memurnikan suatu zat padat dari campuran atau pengotornya dengan cara
mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Metanol yang digunakan dalam proses rekristalisasi digunakan untuk melarutkan
atau membersihkan pengotor yang ada. Kristal yang didapatkan berbentuk jarum berwarna putih, transparan dan mengkilat Gambar 4.1.. Kemudian kristal yang
didapatkan ditimbang dan dihitung rendemennya. Hasil rendemen kristal yang didapatkan adalah 2,86 .
17
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.1. Kristal metabolit sekunder utama kencur senyawa x
4.3 Proses Biotransformasi
Aspergillus niger ATCC 6275 didapatkan dari IPB Culture Collection,
Departemen Biologi Fakultas Matematika dan IPA, IPB Bogor. Aspergillus niger
terlebih dahulu diremajakan yang bertujuan untuk mempertahankan sifat alami jamur yang diisolasi. Media yang digunakan untuk pertumbuhan
adalah Potato Dextrose Agar PDA. Aspergillus niger akan tumbuh dengan baik pada media yang mengandung kadar gula dan garam yang cukup tinggi.
Hasil pengamatan makroskopis terhadap jamur Aspergillus niger yang ditumbuhkan pada medium Potato Dextrose Agar PDA setelah 3 hari
membentuk misellium berwarna putih dan konidia berwarna hitam. Pada permukaan belakang koloni berwarna putih kekuningan Gambar 4.2..
18
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a b
Gambar 4.2. Jamur Aspergillus niger pada medium PDA berumur 3 hari. a
tampak depan, b tampak belakang Selain pengamatan secara makroskopis dilakukan juga pengamatan
secara mikroskopis. Pada pewarnaan Aspergillus niger digunakan Lactophenol Cotton Blue
LPCB. Pengamatan secara mikroskopis Aspergillus niger
mempunyai hifa bersepta dengan kepala konidia berbentuk bulat berwarna coklat tua Lampiran 8.
Isolat jamur Aspergillus niger yang telah diremajakan diambil 3 ose dimasukkan ke dalam erlemeyer 250 mL yang berisi medium Czapek- pepton
100 mL yang telah disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit kemudian selanjutnya medium diinkubasi selama 5
hari pada shaker incubator pada suhu 30°C dengan kecepatan agitasi 100 rpm. Penggunaan shaker inkubator bertujuan mempercepat transfer nutrient
ke dalam sel, untuk mensuplai oksigen bagi aktivitas metabolik sel dan untuk meratakan mikroorganisme dalam medium sehingga semua mikroorganisme
mendapat kesempatan yang sama kontak dengan oksigen. Medium Czapek- pepton sebelum dikultur jamur Aspergillus niger
bewarna kuning jernih. Kultur jamur setelah berumur 1 hari terlihat terbentuk seperti butiran butiran berwarna putih yang banyak. Ini membuktikan bahwa
Aspergillus niger dapat tumbuh baik pada medium kultur Czapek- pepton
karena Aspergillus niger memperoleh nutrisi yang cukup. Pada kultur jamur yang berumur 5 hari butiran putih semakin banyak dan besar Gambar 4.3..
19
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ga
Gambar 4.3.
Kultur Jamur Aspergillus niger pada medium Czapek– pepton. a saat kultivasi, b 1 hari kultivasi c 5 hari kultivasi sebelum penambahan
metabolit sekunder utama kencur senyawa x, d 3 hari setelah ditambahkan metabolit sekunder utama kencur senyawa x.
Penambahan metabolit sekunder utama yang diisolasi dari kencur senyawa x dilakukan pada hari ke 5. Kristal metabolit sekunder utama
kencur senyawa x yang digunakan dilarutkan terlebih dahulu dengan n- heksana. n-heksana dipilih karena dapat melarutkan kristal metabolit
sekunder utama kencur senyawa x dengan sempurna dan menjadikannya dapat larut pula dalam kultur sehingga memudahkan interaksi dengan sel
jamur. Kemudian proses biotransformasi dilanjutkan dengan menginkubasi campuran biotransformasi pada shaker inkubator selama 3 hari pada suhu
30°C dengan kecepatan agitasi 100 rpm. a
b
c d
20
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4 Ekstraksi Hasil Biotransformasi