Analisa dengan KLT Analisa dengan KCKT

15 15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7 Proses Biotransformasi

Sebanyak 3 ose Jamur Aspergillus niger dimasukkan ke dalam medium Czapek- pepton 100 mL. Medium yang telah berisi jamur Aspergillus niger diinkubasi pada suhu 30°C dengan kecepatan agitasi 100 rpm. Setelah 5 hari, sebanyak 100 mg kristal metabolit sekunder utama kencur senyawa x yang dilarutkan dengan 25 mL n-heksana, dimasukkan ke dalam kultur Aspergillus niger. Proses inkubasi dilanjutkan sampai dengan 3 hari pada suhu 30°C dengan kecepatan agitasi 100 rpm Esmaili et al ., 2012.

3.3.8 Ekstraksi Hasil Biotransformasi

Suspensi campuran biotransformasi yang telah diinkubasi selama 3 hari pada suhu 30°C dengan kecepatan agitasi 100 rpm diekstraksi dengan pelarut organik n-heksana. Ekstrak yang didapat selanjutnya dikeringkan dengan vacuum rotary evaporator. Kemudian di freeze dry sampai diperoleh ekstrak kental.

3.3.9 Analisa Hasil Biotransformasi

3.3.9.1 Analisa dengan KLT

Ekstrak di analisis menggunakan KLT dengan fase diam Silica gel 60 F 254 dan fase gerak n- heksana : etil asetat = 9:1 10 mL. Noda yang muncul diamati dibawah sinar UV pada panjang gelombang 254 nm dan 366 nm.

3.3.9.2 Analisa dengan KCKT

Senyawa hasil biotransformasi dianalisis menggunakan KCKT dengan kondisi KCKT kolom Acclaim C18 3µm 120A 4,6 x 150 mm, fase gerak metanol 100, laju alir 1mLmenit, lama aliran 15 menit, detektor UV pada panjang gelombang 254 nm Sirisangtragul dan Sripanidkulchai, 2011. 16 16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi Tumbuhan

Tumbuhan kencur yang didapatkan dari daerah Boyolali Propinsi Jawa Tengah dideterminasi terlebih dahulu di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit Biologi, LIPI Cibinong. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tumbuhan yang digunakan adalah kencur Kaempferia galanga L. Lampiran 3.

4.2 Ekstraksi Kencur Kaempferia galanga L.

Pada ekstraksi kencur dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan n- heksana yang telah didestilasi. Destilasi pelarut bertujuan untuk menghilangkan pengotor pada pelarut. Maserasi disaring dengan corong saring menghasilkan filtrat berwarna kekuning – kuningan. Kemudian residu dari hasil penyaringan dicampur dengan n- heksana dan setelah itu disaring kembali dengan corong saring. Sedangkan filtratnya dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator sehingga diperoleh larutan yang berwarna lebih gelap dan lebih kental dari larutan awal. Filtrat pekat diendapkan pada suhu kamar sampai terbentuk kristal yang kemudian disaring. Kristal yang diperoleh direkristalisasi dengan menggunakan n - heksana dan beberapa tetes metanol. Rekristalisasi bertujuan untuk memurnikan suatu zat padat dari campuran atau pengotornya dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Metanol yang digunakan dalam proses rekristalisasi digunakan untuk melarutkan atau membersihkan pengotor yang ada. Kristal yang didapatkan berbentuk jarum berwarna putih, transparan dan mengkilat Gambar 4.1.. Kemudian kristal yang didapatkan ditimbang dan dihitung rendemennya. Hasil rendemen kristal yang didapatkan adalah 2,86 .