vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perawatan ortodonti tanpa pencabutan terus dikembangkan oleh beberapa ahli belakangan ini, namun dengan alasan pencapaian oklusi yang baik, faktor estetik dan kepuasan
serta faktor stabilitas hasil perawatan merupakan alasan yang mendasari sehingga perawatan ortodonti dengan pencabutan terutama gigi premolar pertama masih banyak dilakukan.
8
Perawatan ortodonti dengan pencabutan gigi premolar pertama dilakukan untuk memberi tempat yang cukup bagi gigi-geligi yang lain pada lengkung rahang sehingga gigi-geligi dapat
disusun rapi. Ruang bekas pencabutan gigi premolar akan ditutup dengan melakukan retraksi gigi anterior. Retraksi gigi anterior dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Bertahap yaitu melakukan retraksi gigi kaninus terlebih dahulu kemudian dilakukan
retraksi ke empat gigi insisivus. 2.
Sekaligus yaitu melakukan retraksi sekaligus ke enam gigi anterior en masse retraction. Adapun cara retraksi yang lazim dilakukan untuk menutup ruang bekas pencabutan gigi
premolar pertama adalah secara bertahap.
8
Beberapa efek yang dapat ditimbulkan dari retraksi kaninus di antaranya perubahan angulasi dan rotasi gigi kaninus serta anchorage loss dari gigi molar pertama. Efek tersebut
Universitas Sumatera Utara
dapat dipengaruhi oleh teknik yang diaplikasikan, penggunaan wire dan bracket, interaksi wire di dalam slot bracket, besar gaya dan sistem anchorage.
16
Retraksi kaninus yang lazim dilakukan dengan elastomeric chain memakai wire continuous round stainless steel ukuran 0.016 inchi
untuk bracket edgewise dengan slot 0.018 x 0.025 inchi. Wire ukuran 0,018 inchi untuk bracket berukuran 0.022 x 0.028 inchi. Keunggulan penggunaan wire continuous ini sangat sederhana
sehingga memudahkan kerja operator, pasien lebih nyaman, relatif lebih cepat. Kerugiannya yaitu resiko terjadinya rotasi gigi dan tipping gigi kaninus serta ekstrusi gigi insisivus.
7,8,10
Retraksi kaninus dengan sectional wire saat ini juga banyak dilakukan oleh beberapa ahli seperti PG Spring dari Gjessing, Closed-Helical Sectional wire dari Magness, Ricketts Maxillary
Canine Retractor Cuspid Retractor , RMO, Denver, USA
13,16
Keuntungan retraksi kaninus dengan sectional wire yaitu gaya yang ditimbulkannya lebih terkontrol , kecepatan retraksi relatif
lebih cepat, efek angulasi dan rotasi serta anchorage loss minimal. Kerugiannya yaitu kurang sederhana, perlu penyesuaian interaksi wire dan bracket dan dapat menyebabkan iritasi pada
mukosa pipi maupun gusi.
6,8,10
Dikarenakan adanya teknik yang berbeda untuk melakukan retraksi kaninus tersebut di atas, maka penulis berkeinginan melakukan penelitian untuk membandingkan efek retraksi
kaninus maksila antara elastomeric chain memakai continuous round wire dengan closed-helical sectional rectangular wire.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan retraksi kaninus dengan bahan elastomeric chain memakai stainless steel round dan closed-helical sectional rectangular wire karena bahan
ini lazim digunakan dalam praktek ortodonti sehari-hari, mudah dan murah mendapatkannya.
1.2. Rumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Masalah penelitian ini adalah apakah ada perbedaan efek retraksi kaninus maksila antara elastomeric chain memakai continuous round dengan closed-helical sectional
rectangular wire pada kasus dengan pencabutan gigi premolar pertama.
1.3. Hipotesis
Ada
p
erbedaan efek retraksi kaninus maksila antara elastomeric chain memakai continuous round wire dan closed-helical sectional rectangular wire pada kasus dengan
pencabutan gigi premolar pertama.
1.4. Tujuan
Untuk membandingkan efek retraksi kaninus maksila antara elastomeric chain memakai continuous round dengan closed-helical sectional rectangular wire pada kasus dengan
pencabutan gigi premolar pertama.
1.5. Manfaat Penelitian
‐ Untuk mengetahui besarnya efek berupa angulasi dan rotasi gigi kaninus serta
anchorage loss gigi molar pertama ‐
Untuk diketahui kelebihan dan kekurangan dari dua cara retraksi kaninus ‐
Untuk dapat dipilih cara yang paling efektif dan minimal efek yang ditimbulkannya ‐
Sebagai informasi ilmiah kedokteran gigi khususnya bidang ortodonti.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA