Sectional wire Ricketts yakni berupa retractor kaninus prefabricated multiloop dilaporkan mampu menutup ruang bekas pencabutan pada aktifasi ke-2 atau ke-3 selanjutnya
diperlukan upaya “Uprighting Cuspid” selama beberapa bulan setelahnya untuk mensejajarkan akar yang mengalami tipping.
3
Retraksi kaninus dengan closed-helical sectional wire Gambar 2 yang dilaporkan Magness dikatakan bahwa kesejajaran akar gigi kaninus tetap terjaga. Dikatakan oleh Magness
retraksi kaninus yang dilakukannya dengan closed-helical sectional wire ukuran 0.016 x 0.022 mampu menghasilkan pergerakan gigi kaninus secara bodily.
6
A B
C D
Gambar 2. Closed-helical sectional canine retraction 0,016 x 0,022 SS rectangular wire. A.
Disain anti rotasi B. disain anti tipp C. dan D. Insersi wire pada slot dan
bracket. Retraksi dilakukan secara sectional. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nir Shpack dan kawan-kawan
membandingkan retraksi kaninus antara bodily mechanic dengan bracket edgewise dan tipping mechanics yang menggunakan jenis bracket Tip-Edge. Hasilnya dilaporkan bahwa kecepatan
retraksi dengan bodily mekanik lebih cepat dibandingkan tipping mechanic. Anchorage loss gigi molar dilaporkan sama antara bodily dan tipping mechanic.
13
2.2. Besar Gaya
Universitas Sumatera Utara
Kecepatan retraksi kaninus dipengaruhi oleh jenis dan besar gaya yang diberikan serta dapat dipengaruhi oleh kepadatan tulang alveolar.
3
Profitt merekomendasikan gaya yang paling baik adalah yang konstan serta ringan. Darendeliler dkk mengklaim bahwa percobaan mereka
dengan Drum Spring Retractor menghasilkan gaya yang benar-benar konstan.
1,10
Besar gaya yang diberikan bila terlalu besar akan menggagalkan terjadinya proses frontal resorption. Pada proses frontal resorption terjadi resorpsi sepanjang lamina dura alveolar bone
pada sisi tekanan. Tekanan yang ringan menyebabkan penurunan sirkulasi darah pada jaringan periodonsium selanjutnya terjadi aktifitas seluler oleh prostaglandin-E yang menstimulasi
osteoclast. Pada sisi tarikan terjadi peningkatan sirkulasi darah pada jaringan periodonsium dan selanjutnya menstimulasi osteoblast melakukan deposisi.
10,11
Gaya yang besar justru memicu terjadinya undermining resorption. Pada proses undermining resorption, aktifitas osteoclast terjadi pada bagian dalam alveolar bone selanjutnya
mengarah ke lamina dura. Pergerakan gigi pada undermining resorption awalnya tidak terlihat nyata karena resorpsi terjadi di dalam lamina dura. tetapi apabila lamina dura ikut resorpsi
pergerakan gigi jadi sangat cepat dan terjadi inflamasi yang irreversible pada jaringan periodontal maupun prosesus alveolar.
10,11
Magness melakukan retraksi kaninus dengan closed-helical sectional wire dilaporkan sekitar 150 – 170 gram per sisi.
8
Menurut Profitt besarnya gaya yang ideal yang diberikan ketika melakukan retraksi kaninus dengan metode sliding adalah sebesar 150 gram.
10
Retraksi kaninus yang dilakukan dapat juga menyebabkan terjadinya rotasi. Rotasi dapat terjadi pada gigi kaninus yang digerakkan maupun gigi molar pertama. Faktor besarnya gaya
juga memainkan peran yang sangat mungkin terhadap kemungkinan terjadinya efek rotasi ini. Efek ini dapat diantisipasi apabila sejak awal sebelum melakukan retraksi kaninus lebih dahulu
Universitas Sumatera Utara
dipersiapkan komponen anchorage agar benar-benar stabil dalam arah sagital, transversal maupun vertikal. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi efek rotasi ini salah
satunya adalah dengan melakukan rotasi disto-palatal pada molar band melalui ujung lengan Trans Palatal Arch TPA yang disolder pada molar band tersebut.
2,8
Upaya ini untuk mengantisipasi terjadinya rotasi gigi molar sebagai komponen anchorage. Antisipasi terhadap
kemungkinan rotasinya gigi kaninus dapat dilakukan dengan cara mendisain wire dengan tekukkan sedemikian rupa sehingga tekukkan tersebut dapat melawan gaya yang akan merotasi
gigi kaninus tersebut.
6
Mempersiapkan anchorage merupakan bagian yang sangat penting dari perawatan ortodonti. Kesuksesan dari perawatan ortodonti secara umum adalah prosedur perencanaan
terhadap anchorage ini benar-benar dipersiapkan sejak awal. Anchorage yang dipersiapkan para klinisi seharusnya realistis dan dapat memperkirakan kemungkinan akan terjadinya anchorage
loss. Anchorage loss dapat terjadi akibat tidak realistisnya konstruksi disain anchorage yang dibuat di samping gaya yang diberikan terlalu besar.
8,10
Klasifikasi anchorage menurut Nanda ada 3 yaitu :
8
1. Grup A yaitu : sebanyak 75 atau lebih ruang bekas pencabutan gigi akan
dibutuhkan untuk ditempati gigi anterior yang akan diretraksi critical anchorage . 2.
Grup B yaitu : Sebanyak 50 ruang bekas pencabutan gigi akan dibutuhkan untuk ditempati oleh gigi-gigi anterior dan posterior equal anchorage .
3. Grup C yaitu : Sebanyak 75 atau lebih ruang bekas pencabutan gigi akan
dibutuhkan untuk ditempati oleh gigi-gigi posterior. Berbagai upaya telah banyak diciptakan oleh beberapa ahli untuk mendisain konstruksi
anchorage ini. Ada yang menggunakan extraoral anchorage dengan Headgear, ada juga yang
Universitas Sumatera Utara
mengkontruksinya dipakai secara intra oral berupa Trans Palatal Arch, Nance Button, skeletal anchorage dengan implant miniscrew dan lain-lain.
10,14
2.3. Kerangka Teori