3.7. Bahan dan Alat Bahan : -
Alginate Merk Aromafine fast setting - Dental Stone merk Moldano
- Film Rontgen sefalogram - Polyvinyl-siloxane impression merk Exaflex tipe regular
- Acrylic powder merk Hillon - Acrylic liquid merk Hillon
- Wire Ø 1.0 mm Merk Remanium
Alat : - Rontgen unit merk Ortho-Panthomogram
- Copier merk Xerox - Jangka sorong digital prohex size : 6”150 mm x 0.0005”0.01 mm
- Penggaris Stainless merk Kenko - Busur derajat dari Ortho Organizer
- Tension Gauge merk Invecta 16 oz. - Wire Preformed Continuous Ø 0.016 Stainless Steel merk Orthoclassic
- Wire 0.016 x 0.022 Stainless steel merk Orthoclassic - Elastomeric chain merk OrthoQuest, LLC
3.8. Cara Kerja
‐ Sampel sebanyak 16 orang pasien laki-laki atau perempuan dewasa berumur
dari umur 18 sampai 36 tahun dengan maloklusi yang membutuhkan perawatan ortodonti dengan pencabutan gigi premolar pertama atau pasien
sejawat lain yang telah menjalani tahap leveling dan aligning diperoleh dari klinik spesialis PPDGS ortodonti.
Universitas Sumatera Utara
‐ Setiap sampel diberi nomor urut dari 1 sampai 16 yang telah disiapkan secara
tertutup dan diacak ‐
Kemudian dilakukan pembagian kelompok. Kelompok I adalah bagi yang mendapat nomor urut secara acak dari nomor 1 sampai 8; sedangkan
Kelompok II yang mendapat nomor 9 sampai 16 ‐
Semua sampel dilakukan 2 kali pencetakan dengan alginate merk Aromafine fast setting, lalu dibuatkan 2 model studi. Selanjutnya pasien dilakukan foto
Rontgen panoramik dan sefalogram yang merupakan prosedur baku dalam rencana perawatan
‐ Pada pasien baru, dibuat rencana perawatan ortodonti, dipasangkan separator
elastomerik diantara gigi molar pertama dengan molar kedua dan molar pertama dengan premolar kedua untuk mempersiapkan pembuatan
Transpalatal Arch TPA . Pasien lama yang telah menjalani tahap leveling dan aligning dipastikan mereka sudah memakai TPA.
‐ Pada pasien baru, dilakukan pencabutan gigi premolar pertama dan satu
minggu kemudian dipasangkan bracket standar edgewise ukuran slot 0.018 x 0.025 inchi lalu dipasangkan Transpalatal Arch yang telah disiapkan.
‐ Khusus pada gigi kaninus dan premolar kedua yang telah dipasangkan
bracket, dilakukan pencetakan dengan bahan Polyvinyl-Siloxane impression untuk mengantisipasi bila bracket ini terlepas sehingga cetakan yang dibuat
nantinya dapat digunakan sebagai perekam kedudukan bracket sebelum terlepas.
Universitas Sumatera Utara
‐ Setelah leveling dan aligning, masing-masing pasien dilakukan 2 kali
pencetakan pada rahang atasnya saja dengan bahan alginate merk Aromafine fast setting, kemudian hasil cetakan diisi dengan gips stone dan dibuatkan
basis. ‐
Pada model pertama dilakukan pembuatan lempeng akrilik pada raphe palatal, sebelum akrilik mengeras, ditanamkan wire lurus yang diarahkan ke
sentral fossa gigi molar pertama Gambar 3 .
Gambar 3 . Lempeng acrylic pada bagian raphe palatal dengan wire sebagai
penanda titik sentral fossa yang digunakan untuk mengukur anchorage loss
‐ Model yang kedua difotokopi dengan setting normal agar hasil foto persis
seperti ukuran model studi aslinya. Pada gambar model fotocopi tersebut dilakukan pengukuran sudut rotasi kaninus yang dibentuk dari perluasan garis
yang melalui titik kontak distal dan mesial gigi kaninus ke bidang midpalatal model studi T
Gambar 4 .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Fotokopi model studi untuk pengukuran rotasi gigi kaninus
‐ Bracket kaninus disisipkan suatu jig lurus dari wire stainless steel rectangular
0.016 x 0.022 inchi pada vertikal slot, lalu dilakukan foto panoramik, selanjutnya diukur Angulasi gigi kaninus yang ditarik garis jig yang tergambar
pada foto ke bidang infra orbita T Gambar 5 .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5. Foto panoramik dengan pemasangan jig lurus dari wire 0,016 x 0,022 SS pada vertical slot gigi kaninus maksila yang digunakan untuk
mengukur angulasi gigi kaninus. ‐
Setelah dilakukan pengukuran T , dilanjutkan perawatan tahap ke-2 Closing
Space . Kelompok I retraksi gigi kaninus dengan elastomeric chain memakai continuous round wire stainless steel berdiameter 0.016 inchi dengan stop
tepat di depan mesial tube molar pertama. Besar gaya 150 gram diukur dengan alat tension gauge. Elastomeric chain dikaitkan dari hook tube molar
ke kedua wing bracket gigi kaninus Gambar 6 .
Gambar 6. Pengukuran besar gaya dengan tension gauge. Besar gaya 150 gram yang akan digunakan untuk retraksi gigi kaninus dengan elastomeric
chain memakai continuous round wire
‐ kelompok II dipasangkan closed-helical sectional rectangular wire stainless
steel ukuran 0.016 x 0.022 inchi yang telah dibentuk terlebih dahulu kemudian dengan besar gaya yang sama 150 gram dilakukan retraksi gigi kaninus
dengan cara cinched-back Gambar 7 .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Pengukuran besar gaya dengan tension gauge. Besar gaya 150 gram yang akan digunakan untuk retraksi gigi kaninus dengan closed-helical
sectional rectangular wire.
‐ Semua pasien kontrol ulang untuk aktifasi kedua dengan selang waktu satu
bulan setelah waktu retraksi yang pertama. ‐
Setelah dua kali aktifasi, dilakukan pencetakan kembali, lalu dilakukan pengukuran anchorage loss dengan terlebih dahulu memindahkan lempeng
akrilik berikut wire yang dibuat pada model pertama sebelum retraksi atau setelah leveling kemudian dilakukan pengukuran pergeseran titik sentral fossa
gigi molar pertama dari ujung wire ke sentral fossa gigi molar pertama T
1
‐ Selanjutnya model difotokopi setting normal lalu dilakukan pengukuran rotasi
gigi kaninus maksila dengan mengukur sudut yang dibentuk dari perluasan garis yang melalui titik kontak mesial dan distal gigi kaninus maksila ke
bidang midpalatal T
1
‐ Pada foto panoramik dilakukan pengukuran sudut angulasi gigi kaninus
maksila yang dibentuk oleh perluasan garis jig terhadap garis infra orbita T
1
Universitas Sumatera Utara
‐ Hasil kedua perlakuan dilakukan perbandingan dan selanjutnya dilakukan uji
statistik Multivariate Analysis of Variance MANOVA t-berpasangan dengan A P value 0.05 yang dinyatakan secara statistik signifikan ada
perbedaan.
3.9. Identifikasi Variabel Variabel bebas :