Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi

b. Uji Multikolinieritas

Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari: 1 nilai tolerence dan lawannya, 2 Variance Inflatin Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerence. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai Tolerence 0,10 atau sama dengan VIF 10 Ghozali, 2005:91. Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1Constant LNDER .795 1.258 LNPER .415 2.410 LNROE .364 2.748 Dependent variabel : LNHS Sumber : Output SPSS, diolah Penulis, 2010 Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari masing- masing variabel independen lebih besar dari 0,1, yaitu untuk variabel DER sebesar 0,795; variabel PER sebesar 0,415; variabel ROE sebesar 0,364;. Nilai VIF dari masing-masing variabel independen diketahui kurang dari 10, yaitu untuk variabel DER sebesar 1,258; variabel PER sebesar 2,410; variabel ROE sebesar 2,748. Universitas Sumatera Utara Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menentukan adanya autokorelasi atau tidak dapat diketahui dari nilai Durbin- Watsonnya. Tabel 4.9 Pengujian Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .531 a .281 .228 1.90483 2.417 a. Predictors: Constant, LNROE, LNDER, LNPER b. Dependent Variable: LNHS Sumber : Output SPSS, Data diolah peneliti, 2010. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS dapat diketahui bahwa nilai Durbin-Watson dalam penelitian ini sebesar 2.417. Sugiyono 2001:76 mengemukakan bahwa “terjadinya Autokorelasi jika nilai Durbin Watson DW memiliki nilai lebih dari 5 ≥5”. Mak a nilai Durbin-Watson sebesar 2,417 memiliki arti tidak terdapat gejala autokorelasi positip maupun negatip antar variabelnya. Tabel di atas juga memperlihatkan bahwa angka adjusted R square atau koefisien determinasi bernilai 0,228. Angka mengindikasikan bahwa 22.8 variasi atau perubahan dalam harga saham dapat dijelaskan oleh DER, PER, dan ROE. Sedangkan sisanya 77.2 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak Universitas Sumatera Utara dimasukkan dalam dalam model penelitian. Standard error of estimate menunjukkan angka sebesar 1,90483. Semakin kecil angka ini akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi harga saham.

d. Uji Heteroskedastisitas