dalam laporan laba tidak dibagi hanya menunjukkan; saldo laba tidak dibagi awal periode, ditambah laba netto dan elemen-elemen luar biasa, dikurangi deviden
yang diumumkan. Apabila laporan perhitungan r u g i l a b a disusun dengan cara current operating performance maka elemen-elemen luar biasa akan
nampak dalam laporan laba tidak dibagi.
4. Kinerja Keuangan Dengan Rasio Keuangan
Dalam penggunaan analisa rasio keuangan terdapat keunggulan dan keterbatasan untuk digunakan dalam memahami kondisi perusahaan. Menurut
Harahap 2002:49 ada beberapa keunggulan dari analisa rasio yaitu: 1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score.
5. Menstandarisir size perusahaan. 6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series. 7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang. Banyak penulis yang memberi masukan jenis rasio yang bisa digunakan untuk
memahami kondisi perusahaan. Beberapa rasio yang umumnya dikenal antara lain rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas,akan tetapi masih bnayak lagi rasio
yang dapat dihitung dari laporan keuangan perusahaan yang kemudian dapat memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan. Salah-satunya adalah
J. Courties sebagaimana yang dikutip dari Harahap 2002:52 memberikan kerangka rasio keuangan secara kategori sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Probabilitas. Kemampuan perusahaan mengahasilkan laba yang digambarkan oleh Return on Equity ROE.
2. Management Performance adalah rasio yang dapat menilai prestasi manajemen. Dilihat dari segi kebijakan kredit, persedian, administrasi, dan
struktur harta dan modal. 3. Solvency yaitu kemampuan perusahaan melunasi kewajibannya. Solvency ini
digambarkan oleh arus kas baik jangka pendek maupun jangka panjang. Masih menurut Harahap 2002 adapun jenis rasio keuangan yang sering
kali digunakan adalah: 1. Rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. 2. Rasio solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi.
3 Rasio rentabilitasprofitabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber
yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya.
4. Rasio leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset.
5. Rasio Aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian atau kegiatan lainnya. 6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan
penjualan tahun ini sebanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti semakin baik.
7. Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di pasar modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal.
8. Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai.
Banyaknya penelitian mengenai aplikasi analisa rasio keuangan dalam praktik bisnis serta pengkajian-pengkajian dan studi yang telah dilakukan mengantarkan
kepada pemikiran untuk menjadikan rasio keuangan sebagai indikator yang paling penting dalam praktek bisnis dan ekonomi. Bahkan pernah terdapat
kecenderungan untuk menggunakan rasio keuangan tunggal seperti Price Earning Ratio PER.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terdapat keragaman
Universitas Sumatera Utara
pendapat mengenai analisis rasio keuangan dalam praktek bisnis dan ekonomi, mulai dari yang menginginkan rasio keuangan tersebut dapat dijadikan indikator
paling penting hingga yang beranggapan minimalis terhadap rasio keuangan tersebut. Kenyataannya, praktek bisnis yang nyata masih mengaplikasikan analisa
rasio keuangan ini sebagai salah satu model analis keuangan, meskipun relevansinya tentu bersifat subyektif, tergantung kepada tujuan dan kepentingan
masing-masing analis. Menurut Nainggolan 2004:68 ada beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu:
a. DER Debt to Equity Ratio Merupakan rasio yang membandingkan total utang terhadap total ekuitas.
Rasio ini mengukur persentase dari dana yang diberikan oleh para kreditur. Total utang meliputi kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. DER
mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajibannya dengan modal sendiri. DER menunjukkan hubungan antara jumlah
pinjaman yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ini menunjukkan bahwa semakin
besar struktur modal yang berasal dari utang dugunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Seperti yang dikemukakan oleh Warren et al 2004:29 bahwa “semakin
kecil rasio DER, semakin baik kemampuan perusahaan untuk dapat bertahan dalam kondisi yang buruk”. Rasio DER yang kecil menunjukkan bahwa
perusahaan masih mampu memenuhi kewajibannya kepada kreditur. Dengan demikian dapat diduga bahwa DER mempunyai pengaruh terhadap harga saham
karena return akan mempengaruhi investor. Rumus DER sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
DER = b. PER Price Earning Ratio
Menurut rahardjo 2003 rasio harga dengan penghasilan atau price earning ratio sering digunakan untuk membandingkan peluang investasi. Suatu rasio harga
dan penghasilan saham dihitung dengan membagi harga pasar per lembar saham market price share dengan penghasilan per lembar saham PER. Harahap
2002 mengatakan bahwa price earning ratio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan
dengan pendapatan yang diterima saham tersebut. Rumus PER sebagai berikut: PER =
c. ROE Return on Equity Merupakan rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian yang diperoleh
pemilik atau pemegang saham atas investasi di perusahaan. ROE membandingkan besarnya laba bersih terhadap ekuitas saham biasa. Semakin tinggi ROE
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian terhadap investasi yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah ROE suatu perusahaan maka tingkat
pengembaliannya akan semakin rendah pula. Seorang calon investor perlu melihat ROE suatu perusahaan sebelum memutuskan melakukan investasi supaya dapat
mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang dilakukannya. Rumus ROE adalah sebagai berikut:
ROE =
Universitas Sumatera Utara
B.Tinjauan Peneliti Terdahulu Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul
Variabel Penelitian Metode
Analisis Data Hasil Penelitian
Ananto Sarono 2007
Pengaruh rasio keuangan terhadap
harga saham perusahaan yang
terdaftar di BEJ. Variabel independen:
earning per share EPS, return on asset ROA,
dan deviden payout ratio DPR.
Variabel Dependen: harga saham
Regresi linear berganda
Hasil penelitian menunjukkan secara
simultan terdapat pengaruh antara earning
per share EPS, return on asset ROA, dan deviden
payout ratio
DPR terhadap harga saham
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada
tahun 2004-2005. Dan secara parsial variabel
bebas yang berpengaruh terhadap harga saham
adalah Earning Per Share EPS dan Dividen Payout
Ratio DPR.
Dyah kumala2007
Pengaruh kinerja keuangan terhadap
harga saham
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEJ Variabel independen:
EPS, PER, ROI, dan NPM
Variabel dependen: Harga saham
Regresi linear berganda
Hasil penelitian menunjukkan variabel
EPS, PER, ROI, dan NPM tidak berpengaruh secara
serentak terhadap harga saham perusahaan dan
rasio keuangan yang berpengaruh secara parsial
terhadap
harga saham
adalah rasio PER. Leny Kielsan
2009 Pengaruh
Debt to Equity ratio DER,
Net Profit Margin NPM,
Return on Asset
ROA, dan Return on Equity
ROE terhadap harga saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ
Variabel independen: Debt to Equity ratio
DER, Net Profit
Margin NPM, Return on Asset ROA, dan
Return on Equity ROE Variabel Dependen:
harga saham Regresi linear
berganda Hasil penelitian
menunjukkan rasio keuangan yang terdiri dari
DER, NPM, ROA, dan ROE secara parsial tidak
berpengaruhsecara signifikan terhadap harga
saham perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI pada periode 2008 dan secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
Ghozali 2010 pengaruh ROA, ROE,
EPS secara parsial maupun simultan
terhadap return saham perusahaan real estate
di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen: ROA, ROE, EPS
Variabel Dependen: Return Saham
Regresi linear berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara parsial rasio ROE berpengaruh terhadap
return saham perusahaan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. ROA
dan EPS tidak berpengaruh terhadap
return saham perusahaan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Secara simultan, rasio ROA, ROE, EPS juga
berpengaruh terhadap return saham perusahaan
real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual