berkualitas
Total 9
22,0 23
56,1 9
22,0 41
100 0,069
Dari hasil tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa analisis hubungan kunjungan awal kehamilan dengan berat badan lahir bayi diperoleh mayoritas
responden yang melakukan kunjungan awal baik memiliki bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 21 orang 67,7. Sedangkan mayoritas responden
yang melakukan kunjungan awal tidak baik memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 8 orang 80,0. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000
maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kunjungan awal kehamilan dengan berat badan lahir bayi.
Analisis hubungan jumlah kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi diperoleh mayoritas responden yang jumlah kunjungannya baik memiliki
bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 22 orang 66,7. Sedangkan mayoritas responden yang jumlah kunjungannya tidak baik memiliki bayi dengan
berat badan lahir rendah sebanyak 7 orang 87,5. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara jumlah kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Analisis hubungan kualitas kunjungan dengan berat badan lahir bayi
diperoleh mayoritas responden yang tidak berkualita kunjungannya memiliki bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 15 orang 46,9. Sedangkan
mayoritas responden yang berkualitas kunjungannya memiliki bayi berat lahir normal sebanyak 8 orang 88,9. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,069 maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas kunjungan dengan berat badan lahir bayi.
3. Pembahasan
Berat badan lahir bayi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: kunjungan awal kehamilan, jumlah kunjungan kehamilan, dan kualitas
kunjungan kehamilan. Yang dapat diuraikan sebagai berikut : a.
Kunjungan awal kehamilan Hasil penelitian menunjukkan bahwa kunjungan awal kehamilan
berhubungan dengan berat badan lahir bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas kunjungan awal baik sebanyak 31 orang 75,6. Jika diklasifikasikan
dengan berat badan lahir bayi, maka mayoritas responden yang melahirkan dengan berat badan lahir normal sebanyak 21 orang 67,7 dengan kunjungan
awal kehamilan yang baik. Sedangkan responden yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebanyak 8 orang 80,0 dengan kunjungan awal
kehamilan yang tidak baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kunjungan awal
kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Menurut Suriani 2010 dalam Dewi 2012 bahwa sangat perlu
dilakukan kunjungan awal kehamilan. Dengan dilakukannya kunjungan awal kehamilan maka petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan kepada ibu
tentang perlunya kunjungan pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester I, dan pada akhirnya apabila ibu hamil berikutnya agar melaksanakan kunjungan
antenatal pertama K1. Kunjungan antenatalcare pertama K1 penting dilakukan pada trimester I karena pada masa ini terjadi organogenesis yaitu masa
pembentukan organ-organ janin. Dalam trimester I ibu perlu mendapatkan nasehat
tentang pola hidup sehat baik segi nutrisi, istirahat, aktivitas, kebersihan, konsumsi obat-obatan dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian bahwasanya ada hubungan antara kunjungan awal dengan berat badan lahir bayi. Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan
karena banyak ibu hamil yang menikah pada usia 20-35 tahun sehingga mereka sangat menginginkan kehamilannya maka pada saat mereka sudah tidak datang
bulan maka akan segera memeriksakan kehamilannya. Pada trimester I ibu melakukan kunjungan kehamilan kepetugas kesehatan maka akan mendapat
nasehat tentang pola hidup sehat baik segi nutrisi, istirahat, aktivitas dan kebersihan. Kunjungan antenatal care pertama K1 penting dilakukan karena
pada masa ini terjadi organogenesis yaitu masa pembentukan organ-organ janin dan karena kebanyakan ibu primigravida sehingga mereka memiliki keinginan
yang tinggi untuk melahirkan bayi yang sehat salah satunya yaitu berat badan lahir normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ibu yang melakukan K1
akan melahirkan berat badan lahir normal. b.
Jumlah kunjungan kehamilan Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kunjungan kehamilan
berhubungan dengan berat badan lahir bayi. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas jumlah kunjungan kehamilan baik sebanyak 33 orang 80,5. Jika
diklasifikasikan dengan berat badan lahir bayi maka responden yang melahirkan dengan berat badan lahir normal sebanyak 22 orang 66,7 dengan jumlah
kunjungan baik. Sedangkan responden yang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah sebanyak 7 orang 87,5 dengan jumlah kunjungan tidak baik. Hasil uji
statistik diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan