Pembahasan Interpretasi Dan Diskusi Hasil

tentang pola hidup sehat baik segi nutrisi, istirahat, aktivitas, kebersihan, konsumsi obat-obatan dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian bahwasanya ada hubungan antara kunjungan awal dengan berat badan lahir bayi. Menurut asumsi peneliti hal ini disebabkan karena banyak ibu hamil yang menikah pada usia 20-35 tahun sehingga mereka sangat menginginkan kehamilannya maka pada saat mereka sudah tidak datang bulan maka akan segera memeriksakan kehamilannya. Pada trimester I ibu melakukan kunjungan kehamilan kepetugas kesehatan maka akan mendapat nasehat tentang pola hidup sehat baik segi nutrisi, istirahat, aktivitas dan kebersihan. Kunjungan antenatal care pertama K1 penting dilakukan karena pada masa ini terjadi organogenesis yaitu masa pembentukan organ-organ janin dan karena kebanyakan ibu primigravida sehingga mereka memiliki keinginan yang tinggi untuk melahirkan bayi yang sehat salah satunya yaitu berat badan lahir normal. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa ibu yang melakukan K1 akan melahirkan berat badan lahir normal. b. Jumlah kunjungan kehamilan Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kunjungan kehamilan berhubungan dengan berat badan lahir bayi. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas jumlah kunjungan kehamilan baik sebanyak 33 orang 80,5. Jika diklasifikasikan dengan berat badan lahir bayi maka responden yang melahirkan dengan berat badan lahir normal sebanyak 22 orang 66,7 dengan jumlah kunjungan baik. Sedangkan responden yang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah sebanyak 7 orang 87,5 dengan jumlah kunjungan tidak baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jumlah kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Menurut hasil penelitian Ernawati, dkk 2010 kunjungan antenatal care sangat berpengaruh nyata terhadap berat badan lahir, maka untuk mencegah terjadinya BBLR ibu hamil harus melakukan kunjungan antenatal miimal 4 kali selama kehamilan. Pentingnya kunjungan antenatal care atau kunjungan pemeriksaan kehamilan kemungkinan karena dengan melakukan pemeriksaan kehamilan ibu hamil akan meningkatkan kewaspadaan dalam memelihara kesehatan janin mupun kesehatan ibu hamil itu sendiri. Frekuensi kunjungan antenatal care berpengaruh nyata terhadap berat badan lahir.Ibu yang melakukan kunjungan antenatal care minimal 4 kali selama kehamilan mempunyai peluang untuk tidak melahirkan anak BBLRsebesar 1,8 kali dibandingkan dengan ibu yang melakukan ante-natal care kurang dari 4 kali. Berdasarkan hasil penelitian bahwasanya ada hubungan antara jumlah kunjungan dengan berat badan lahir bayi. Menurut asumsi peneliti bahwasannya semakin banyak melakukan kunjungan maka semakin baik berat badan lahirnya karena dengan melakukan kunjungan ibu dapat mengetahui perkembangan janinnya dan apabila terdapat kelainan maka dapat terdeteksi sedini mungkin dan dapat diatasi dengan tepat dan cepat. Pada saat memeriksakan kehamilannya ibu diberikan nasihat dan konseling yaitu pemenuhan nutrisi, pola istirahat, personal hygien dan diberikan vitamin agar ibu dan bayi sehat. Sebaliknya semakin sedikit melakukan kunjungan maka semakin tidak baik berat badan lahir bayinya. c. Kualitas kunjungan kehamilan Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kunjungan kehamilan tidak berhubungan dengan berat badan lahir bayi. Hasil analisis menunjukkan bahwa mayoritas kualitas kunjungan responden tidak berkualitas sebanyak 32 orang 78,0. Jika diklasifikasikan dengan berat badan lahir bayi maka responden yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal sebanyak 15 orang 46,9 tidak berkualitan kunjungannya. Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,069 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kualitas kunjungan kehamilan dengan berat badan lahir bayi. Dalam standar asuhan pelayanan kebidanan kehamilan dinyatakan bahwa seorang ibu memeriksakan kehamilan wajib mendapatkan pelayanan Ante Natal Care Dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan “7T” yang terdiri dari, Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur Tekanan darah, ukur Tinggi fundus uteri pemeberian imunisasi Tetanus Toksoid TT, pemberian Tablet Besi, Tes laboratorium, Temu wicara konseling, dengan pemeriksaan lengkap 7T dalam setiap kunjungan pemeriksaan kehamilan maka dengan mudah dideteksi BBLR. Menurut hasil penelitiian Anita 2012 diketahui bahwa variabel komponen pemeriksaan kehamilan 7T berpengaruh terhadap BBLR OR=9,776 artinya bahwa ibu hamil yang tidak mendapatkan pelayanan komponen pemeriksaan kehamilan 7T mempunyai peluang 9,776 kali melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang mendapatkan komponen pemeriksaan kehamilan 7T lengkap. Berdasarkan hasil penelitian bahwasanya ada kesenjangan antara hasil teori penelitian dengan kuesioner yang dapat dilihat dari hasil kuesioner pernyataan kualitas kunjungan ibu. Menurut asumsi peneliti bahwa pelayanan antental care terutama tiga kegiatan penting timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama hamil dari pelayanan “7T” yang berkaitan langsung dengan penanggulangan kejadian BBLR telah dilakukan. Sehingga walaupun responden tidak mendapatkan standar 7 T hanya standar 3 T yang diterima oleh responden yang penting responden sudah melakukan kunjungan Antenatal Care dimana standar 7T tidak begitu mempengaruhi Berat Badan Lahir Bayinya.

B. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini mayoritas responden dengan kualitas kunjungan tidak berkualitas dikarenakan standar penilaian kualitas kunjungan ibu yaitu dengan menggunakan standar 7T dimana standar ini tidak sering di terapkan di klinik bersalin contohnya klinik Linda Silalahi. Pada saat penelitian ada beberapa kesulitan yang ditemukan yaitu responden yang terkadang lupa dengan berat badan bayinya pada saat lahir. sehingga peneliti membutuhkan waktu yang relatif lama untuk menggali jawaban responden dan membantu untuk mengingat kembali atau dengan menggunakan buku KIA. Kesulitan selanjutnya yaitu ada beberapa responden yang lupa dengan jumlah kunjungan kehamilannya dan lupa membawa atau tidak membawa buku KIA sehingga peneliti sulit untuk menghitung jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilannya.

C. Implementasi Terhadap Pelayanan Kebidanan Dan Penelitian

Kebidanan 1. Untuk Asuhan Kebidanan Penelitian ini memberikan informasi kepada petugas kesehatan dalam hal pelayanan kebidanan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil tentang penting antenatal care agar dapat dipantau perkembangan kehamilan khususnya berat badan bayinya dan dapat mendeteksi secara dini komplikasi pada kehamilan 2. Untuk Pendidikan Kebidanan Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan ilmu kebidanan khususnya tentang antenatal care dan berat badan bayi untuk menciptakan kehamilan yang aman dan melahirkan bayi yang sehat.