Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap Berat Badan Badan Bayi baru lahir di Klinik Nurhasanah Tahun 2010-2011

(1)

PENGARUH PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA

KEHAMILAN TERHADAP BERAT BADAN BAYI

BARU LAHIR DIKLINIK NURHASANAH

TAHUN 2010-2011

MARDIAH

105102077

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011


(2)

(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Mardiah

Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap Berat Badan Badan Bayi baru lahir di Klinik Nurhasanah Tahun 2010-2011

ix + 40 hal + 1 skema + 6 lampiran Abstrak

Berat badan bayi merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantarnya faktor lingkungan internal, faktor lingkungan eksternal, faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi lahir diklinik nurhasanah tahun 2010-2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kolerasi dengan besar sampel sebanyak 100 orang dengan metode pengambilan sampel secara total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Aprli 2011. Instrumen dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari data diklinik nurhasanah, KMS ibu hamil, catatan persalinan, dan berat badan bayi lahir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-rata kenaikan berat badan responden selama kehamilan yaitu 12,3 Kg dengan standar deviasi yaitu 1,6 dan kenaikan berat badan terendah 10 sedangkan berat badan tertinggi 16 Kg. Dari hasil uji statistik dengan Korelasi Product Moment diperoleh nilai p value = 0.000 adanya hubungan yang signifikan antara peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir. Dan diperoleh juga nilai ( r = 0,506 ) ini berarti hubungan yang cukup kuat dengan arah positif artinya semakin meningkat berat badan ibu selama kehamilan maka semakin meningkat pula berat badan bayinya. Diharapkan tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan khususnya mengenai kesehatan ibu hamil.

Daftar Pustaka 18 (2002-2010)


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR SKEMA………. vii

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR LAMPIRAN……….. ix

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II Tinjauan Pustaka A. Kehamilan ... 5

1. Pengertian... ... 5

B. Berat badan ... 6

1. Berat Bayi lahir ... 6

2. Pertambahan Berat Badan ... 6

3. Pembagian Kenaikan Berat Badan ... 11

C. Penyebab Kenaikan Berat Badan Selama Hamil ... 12

1. Cairan Ketuban ... 12

2. Pembesaran Organ-Organ ... 12

3. Peningkatan Jumlah Cairan ketuban ... 12


(5)

5. Bertambahnya Volume Sel Darah... 13

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir ... 13

1. Faktor Lingkunan Internal... 13

2. Faktor Lingkungan Eksternal……….... 18

3. Faktor Penggunaan Sarana Kesehatan……….. 18

E. Problem Berat Badan ... 19

F. Kecepatan Pertambahan Berat Badan ... 21

G. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat Bayi Lahir 22 BAB III Kerangka Penelitian A. Kerangka Konsep ... 24

B. Definisi Operasional ... 25

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel ... 26

1. Populasi ... 26

2. Sampel ... 26

C. Tempat Penelitian ... 27

D. Waktu Penelitian ... 27

E. Etika Penelitian ... 27

F. Alat Pengumpulan data... 27

G. Prosedur Pengumpulan Data ... 28


(6)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian……… 30

1. Analisa Univariat... 30

2. Analisa Bivariat ... 32

B. Pembahasan………... 34

1. Interprestasi dan diskusi hasil ... 34

2. Keterbatasan Penelitian ... 36

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan ... 36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 38

B. Saran ... 39


(7)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Skema Kerangka Konsep ………. 24


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Data demografi ibu hamil diklinik Nurhasah tahun

2010-2011... 31

Tabel 5.2 Rata-rata kenaikan berat badan responden selama kehamilan di Klinik Nurhasanah tahun 2010-2011... ... 32 Tabel 5.3 Rata-rata berat badan bayi baru lahir diklinik Nurhasanah tahun

2010-2011…..……….…... 33 Tabel 5.4. Pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat

badan bayi baru lahir diklinik Nurhasan tahun 2010-2011 ... 34


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2 : Master Data Penelitian

Lampiran 3 : Hasil Out Put Data Penelitian Lampiran 4 : Suran Izin pengambilan Data Lampiran 5 : Balasan Surat Izin Penelitian


(10)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Mardiah

Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap Berat Badan Badan Bayi baru lahir di Klinik Nurhasanah Tahun 2010-2011

ix + 40 hal + 1 skema + 6 lampiran Abstrak

Berat badan bayi merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantarnya faktor lingkungan internal, faktor lingkungan eksternal, faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi lahir diklinik nurhasanah tahun 2010-2011. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kolerasi dengan besar sampel sebanyak 100 orang dengan metode pengambilan sampel secara total sampling. Penelitian dilakukan pada bulan Aprli 2011. Instrumen dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari data diklinik nurhasanah, KMS ibu hamil, catatan persalinan, dan berat badan bayi lahir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan nilai rata-rata kenaikan berat badan responden selama kehamilan yaitu 12,3 Kg dengan standar deviasi yaitu 1,6 dan kenaikan berat badan terendah 10 sedangkan berat badan tertinggi 16 Kg. Dari hasil uji statistik dengan Korelasi Product Moment diperoleh nilai p value = 0.000 adanya hubungan yang signifikan antara peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir. Dan diperoleh juga nilai ( r = 0,506 ) ini berarti hubungan yang cukup kuat dengan arah positif artinya semakin meningkat berat badan ibu selama kehamilan maka semakin meningkat pula berat badan bayinya. Diharapkan tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk lebih meningkatkan penyuluhan-penyuluhan khususnya mengenai kesehatan ibu hamil.

Daftar Pustaka 18 (2002-2010)


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru suatu periode pertumbuhan. Kondisi kesehatan dimasa lampau sekaligus keadaan kesehatan ibu saat ini merupakan landasan suatu kehidupan baru. Nutrisi merupakan satu dari banyak faktor yang ikut mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Status nutrisi dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang membuat nutrisi seseorang wanita beresiko, seperti kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang buruk, kebiasaan makan yang tidak lazim, kondisi kesehatan yang buruk akan terus berpengaruh pada status gizi dan pertumbuhan serta perkembangan janin. Ibu hamil dengan status gizi yang buruk perlu mendapat perawatan khusus. Ras dapat mempengaruhi hasil akhir kehamilan (Bobak, et al, 2005:200).

Pertambahan volume plasma berkisar 50% dan 20% peningkatan kadar hemoglobin ibu. Rata-rata pertambahan berat badan ibu hamil selama kehamilan berkisar 11,5kg, 25% untuk janin, selebihnya volume darah ibu yang meningkat, rahim dan jaringan kelenjar susu, cairan amnion dan plasenta. Oleh sebab itu, perlu dilakukan Ante natal care untuk mengikuti pertumbuhan dan perkembangan janin, sehingga wanita dan keluarga perlu melakukan persiapan tugas-tugas kehamilan (Tomy, 2008: ¶).

Pertambahan berat badan yang dianjurkan bagi kehamilan yang normal adalah sekitar 10-15 kg (Macdougall, 2003:18).


(12)

Kenaikan berat badan selama kehamilan bervariasi untuk setiap wanita hamil, tergantung dari beberapa faktor. Hal yang harus diingat adalah kehamilan bukanlah saat untuk berdiet menurunkan berat badan atau makan secara berlebihan. Seperti apa yang dikemukakan oleh Suririnah (2008:51), yang terpenting adalah mempertahankan diet makan yang berkualitas.

Status gizi ibu sebelum kehamilan sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dalam kandungan, bila status gizi ibu baik pada sebelum hamil maka akan melahirkan bayi yang sehat , cukup bulan dengan berat badan normal. Kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Hasil survey Depkes RI pada tahun 1996 menunjukkan bahwa 41%ibu hamil diindonesia menderita gizi buruk, dengan 51% menderita anemi. Keadaan ini membuat kecenderungan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (York J, 2002 : ¶ 1).

Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat badan bayinya, dan risiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikkan berat badan selama kehamilan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir (Courtney, 2002 :26).

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap Berat Badan Bayi di Klinik Nurhasanah Tahun 2010-2011.


(13)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil penelitian diatas dan hasil survei pendahuluan peneliti, maka peneliti ingin merumuskan masalah penelitian tentang “Bagaimanakah pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir di Klinik Nurhasanah Tahun 2010-2011?,”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengidentifikasi pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir di Klinik Nurhasanah Tahun 2010-2011.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pertambahan berat badan ibu selama kehamilan di Klinik Bersalin Nurhasanah Tahun 2010-2011.

b. Mengidentifikasi berat badan bayi baru lahir di Klinik Bersalin Nurhasanah Tahun 2010-2011.

c. Menguji hubungan kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir di Klinik Bersalin Nurhasanah Tahun 2010- 2011.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam mempersiapkan, mengumpulkan, menganalisa, dan menginformasikan data hasil penelitian.


(14)

2. Institusi Kesehatan

Sebagai masukan dalam melakukan upaya promotif bagi institusi kesehatan sehingga institusi terkait dapat lebih memperhatikan pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terahadap berat badan bayi baru lahir.

3. Institusi Pendidikan

Sebagai gambaran informasi bagi peneliti selanjutnya terutama mahasiswa D-IV bidan pendidik khususnya yang berkaitan dengan pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan 1. Pengertian

Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim seorang wanita sampai bayinya dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim melepaskan sel telur matang), dan sperma (air mani) pria pasanganya akan membuahi sel telur sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang selama kira–kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal (Suririnah, 2008: 1).

Kehamilan yang sehat dan kondisi yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik bagi ibu maupun janin adalah hasil akhir yang diharapkan dari perawatan maternitas. Banyak adaptasi maternal yang tidak diketahui ibu hamil dan keluarganya. Perawatan maternitas yang memiliki pengetahuan dapat membantu ibu hamil mengenai hubungan antara status fisik dan rencana perawatannya. Berbagai informasi membangkitkan semangat ibu hamil untuk berpartisipasi dalam perawatannya sendiri. Hal ini tergantung kepada keingintahunya, kebutuhan akan pengetahuan, dan kesiapannya untuk belajar (Bobak, et al, 2004: 104).

Menurut (Bobak,et al, 2004: 143). Kehamilan berlangsung selama 9 bulan menurut penanggalan internasional, 10 bulan menurut penanggalan lunar, atau


(16)

sekitar 40 minggu. Kehamilan ini dibagi menjadi tiga priode, tiga bulan atau trimester yaitu:

1. Trimester pertama adalah: priode minggu pertama - minggu ke13. 2. Trimester kedua adalah: priode minggu ke 14 – ke 26

3. Trimester ketiga adalah: ke 27 – cukup bulan (38 – 40)

B. Berat Badan

1.Berat Bayi Lahir

Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu. Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 Kg dan panjang badan 50 cm (Solihin, 2003: 11).

2.Pertambahan Berat Badan

Kenaikan berat badan yang seharusnya selama kehamilan bervariasi untuk setiap wanita hamil, juga tergantung dari beberapa faktor. Selama kehamilan , ibu perlu pertambahan berat badannya karena membawa si calon bayi yang tumbuh dan berkembang dalam rahimnya, dan juga untuk persiapan proses menyusui. Jadi, ibu hamil tidak perlu kwatir bila badannya menjadi besar, tetapi sebaliknya mulai merencanakan dan melakukan apa yang terbaik dan sehat bagi kehamilan (suririnah, 2008: 51).

Kenaikan berat badan setiap wanita hamil berbeda, tergantung dari tinggi badan dan berat badanya sebelum kehamilan, ukuran bayi dan plasenta, dan kualitas diet makan sebelum dan selama kehamilan. Berdasarkan dari perhitungan BMI (body mass index), peningkatan berat badan selama kehamilan tergantung dari berat badan sebelum hamil. Perhitungan BMI menggunakan ukuran berat badan dan tinggi badan untuk memperkirakan jumlah total lemak dalam tubuh.


(17)

Dengan BMI juga dapat dipakai untuk menilai adanya risiko penyakit jantung, diabetes, dan penyakit lainya secara umum.

Berat badan sebelum kehamilan (kg) BMI =

Tinggi badan (m) × tinggi badan (m)

Misalnya: berat badan sebelum kehamilan = 50 kg, tinggi badan = 1,6 m.

50 Maka perhitungan BMI =

1,6× 1,6 50 =

2,56

Hasil BMI = 19,53

Nilai BMI Penilaian berat badan

Total peningkatan berat badan yang diharapkan selama

kehamilan

> 30 Obesitas – kegemukan 6 - 9 kg 25-29,9 Berat badan berlebihan 6 - 11 kg 18,5-24,9 Berat badan Ideal 11- 15 kg < 18,5 Berat badan kurang 12 – 18 kg

Menilai berat badan sebelum hamil sangat penting dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi. Jika ibu hamil dengan berat badan yang berlebihan sebelum kehamilan, maka pertambahan yang dianjurkan harus lebih kecil dari pada ibu hamil dengan berat badan ideal. Ibu hamil yang mempunyai peningkatan berat badan yang terlalu berlebihan akan beresiko terjadinya komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional (kenaikan kadar gula darah karena adanya proses kehamilan) atau terjadinya preeklampsia ( keracunan kehamilan di mana terjadi


(18)

peningkatan tekanan darah). Selain itu, penimbunan lemak tubuh yang berlebihan akan membuat berat badan sulit turun setelah melahirkan nantinya.

Demikian juga sebaliknya, wanita yang berat badanya kurang sebelum hamil , maka ketika ia hamil perlu menambah berat badan lebih banyak dari pada ibu dengan berat badan ideal. Asupan gizi yang berkurang, akan menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan seperti BBLR dan gangguan kehamilan lainya.

Kenaikan berat badan selama masa kehamilan tergantung dari berat badan saat sebelum kehamilan.Yang terbaik dilakukan adalah bila berniat untuk hamil, sebaiknya mempersiapkan berat badan ideal dahulu sebelum hamil, sehingga tubuh akan menyimpan semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh selama kehamilan secara seimbang, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang seimbang.

Dalam hal ini Suririnah (2008: 53). Berpendapat bila berat badan berlebih sebelum hamil bukan berarti harus berdiet makan secara ketat karena akan berbahaya dan memengaruhi asupan gizi yangdiperlukan bayi anda. Sebaliknya, bila berat badan kurang tidak berarti makan secara berlebihan juga.

Pertambahan berat badan yang dianjurkan bagi kehamilan yang normal adalah sekitar 10-15 kg. Berat badan yang kurang atau jauh melebihi normal akan mengancam perkembangan bayi dan dan mempersulit kehamilan serta proses persalinan (Macdougall, 2003: 18).

Saat bayi baru lahir, berat badanya kurang dari 4 kg. Penambahan berat badan ibu selama kehamilan selain dikarenakan oleh berat badan juga berasal dari


(19)

plasenta, cairan amnion, peningkatan volume darah, serta pembesaran rahim dan payudara (Macdougall, 2003: 18).

Kecepatan pertambahan berat badan pada wanita hamil berbeda-beda. Selama triwulan pertama biasanya hanya 1-2 kg. dalam triwulan kedua biasanya bertambah sekitar 6 kg dan alam triwulan terakhir sekitar 5 kg. Angka-anka ini hanya perkiraan belaka, karena tentu saja pola pertambahan berat badan bersifat sangat individual (Macdougall, 2003: 18).

Pada minggu ke-6 masa kehamilan, Anda akan melihat pertambahan berat badan sejak minggu ke-12, sedangkan peninggian tercepat terjadi antara minggu ke-20 dan 30. Setelah minggu ke-36. Berat badan diakhir kehamilan dapat bertambah bila memiliki kecendrungan meretensi cairan (Macdougall, 2003: 18).

Kecepatan pertambahan berat badan yang direkomendasikan mencapai 1 sampai 2 kg selama trimester pertama dan kemudian 0,4 kg perminggu untuk wanita yang memiliki berat standar terhadap tinggi badan (BMI 19,8 sampai 26). Peningkatan berat progresif secara bertahap pada dua trimester terakhir umumnya merupakan peningkatan jariangan lemak dan jaringan tidak lemak. Selama trimester kedua, peningkatan terutama terjadi pada ibu, sedangkan pada trimester ketiga, kebanyakan pertumbuhan janin. Berat badan harus dikaji pada setiap kunjungan prenatal dan ditulis digrafik peningkatan berat untuk memantau kemajuan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat dicapai. Variasi laju ini (misalnya, kurang dari 0,5 kg per bulan pada wanita yang gemuk atau kurang dari 1 kg per bulan dalam dua semester terakhir pada wanita dengan berat normal) dapat mengindikasikan diperlukan intervensi. Penyebab deviasi laju peningkatan


(20)

berat yang diharapkan ini kemungkinan antara lain pengukuran atau pencatatan yang keliru, berat pakaian yang dikenakan berbeda, jam saat ditimbang berbeda dan akumulasi cairan, serta asupan makanan yang tidak adekuat atau berlebihan. Peningkatan berat yang mencolok kemungkinan disebabkan oleh retensi cairan yang berlebihan. Peningkatan lebih dari 3 kg per bulan, khususnya setelah minggu ke-20 gestasi, dapat mengindikasikan masalah yang serius, seperti hipertensi akibat kehamilan.

Kehamilan bukanlah saat untuk melakukan diet. Bagi wanita yang ramping dan sangat memperhatikan bentuk tubuh (BMI < 19,8), peningkatan berat badan merupakan masalah besar. Plasenta ibu,yang tidak mendapat makanan yang adekuat, seringkali berisi lebih sedikit sel yang diukurnya lebih kecil dan kurang mampu menyintesis nutrien yang dibutuhkan janin.

Ibu harus diberi penjelasan tentang efek nutrisi tidak adekuat pada perkembangan janin. Konseling ini harus mencakup informasi tentang komponen peningkatan badan yang direkomendasikan dan seberapa banyak peningkatan ini akan hilang saat melahirkan. Penjelasan tentang cara menurunkan berat pada masa pascapartum, membantu meradakan rasa cemas pada ibu.

Secara ideal, wanita yang mengalami obesitas berlebihan (BMI > 29) harus menjalani program penurunan berat sebelum konsepsi. Namun, semua wanita perlu mengalami peningkatan berat selama hamil. Peningkatan berat sekurang-kurangnya harus sama dengan berat produk konsepsi (janin, plasenta, cairan amnion). Kualitas peningkatan berat ini harus ditekankan pada makanan kaya nutrient dan upaya menghindari makanan tidak berkalori (Bobak, et al, 2004: 205).


(21)

Berat badan bayi lahir rendah juga berkolerasi dengan usia ibu. Persentase tertinggi bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada kelompok remaja dan wanita berusia lebih dari 40 tahun. Remaja seringkali melahirkan bayi dengan berat lebih rendah, bahkan bila dibandingkan dengan wanita dewasa yang mengalami peningkatan berat yang sama selama hamil. Hal ini terjadi karena system reproduksi mereka belum memiliki system transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Wanita yang lebih tua memerlukan lebih sedikit kalori untuk mendukung kehamilannya, tetapi memiliki kebutuhan khusus akan nutrien tertentu ( Bobak, et al, 2004: 207).

3.Pembagian Kenaikan Berat Badan

Pembagian Kenaikan Berat Badan ( Semua angka ini adalah angka rata-rata)

Bayi 3,75 kg

Plasenta 0,75 kg

Cairan ketuban 1 kg

Pembesaran rahim 1kg

Jaringan Payudara ibu 1kg

Volume darah ibu 2 kg

Cairan dalam jaringan ibu 2kg

Cadangan lemak ibu 3,5 kg

Rata-rata jumlah 15 kg pertambahan berat seluruhnya (Murkoff, 2006: 224).

C. Penyebab Kenaikan Berat Badan Selama Hamil

Kenaikan berat badan semasa kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Cairan ketuban

Puncak volume air ketuban biasanya pada usia kehamilan 36-38 minggu. Cairan ketuban dikatakan kurang bila volumenya di bawah 500 cc. Kekurangan


(22)

(oligohidramion) atau kelebihan cairan ketuban (polihidramion) dapat dijadikan indikator terjadinya sesuatu pada janinnya; apakah karena saluran cerna, kelainan tulang belakang dan lainnya. Adanya ketidak normalan air ketuban ini baru terjadi setelah usia kehamilan 22 minggu atau sekitar 5 bulan.

2. Pembesaranorgan-organ

Ukuran Ketebalan dinding rahim normal 1,25 cm, panjangnya 7,5 cm dengan lebar 5 cm, berat sekitar 50-80 gram. Sementara itu rahim ibu hamil ketebalan dindingnya sekitar 1,5 cm, berat 900-1000 gram, panjangnya 35 cm. 3. Peningkatan jumlah cairan tubuh

Air merupakan komponen utama peningkatan berat badan selama kehamilan. Jumlah air yang teretensi pada kehamilan aterm (cukup bulan) dapat mencapai sekitar 6,5 liter. Setelah persalinan (nifas) akan terjadi penurunan berat badan sampai 2.300 gram dalam 10 hari. Penurunan berat badan ini tergantung 3 hal: jumlah cairan yang teretensi selama kehamilan, dehidrasi selama proses persalinan, dan kehilangan darah selama proses persalinan.

4. Adanya perubahan metabolisme selama kehamilan

Terjadi peningkatan metabolisme sebesar 30% dibanding perempuan tidak hamil, yang diperlukan untuk peprtumbuhan dan perkembangan uterus dan janin. 5. Bertambahnya volume sel darah

Mulai usia kehamilan 10 minggu, volume sel darah meningkat sampai maksimal 30% pada usia kehamilan 30-32 minggu. Kemudian volume relatif stabil sampai kehamilan cukup bulan (38-40 minggu) Selain itu, terjadi pula peningkatan volume plasma (cairan darah), selama kehamilan hingga dapat


(23)

mencapai maksimal sekitar 40%. Total peningkatan volume plasma dapat mencapai 1,3 liter (Solahuddin, 2010: ¶ 1).

D. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan Bayi Lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut :

1. Faktor Lingkungan Internal

Yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan.

Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir antara lain sebagai berikut :

a. Usia Ibu hamil

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka anak yang dilahirkan akan semakin ringan.

Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan, sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak


(24)

peranakan, atau penyakit degeneratif pada persendian tulang belakang dan panggul. Kesulitan lain kehamilan diatas usia 35 tahun ini yakni bila ibu ternyata mengidap penyakit seperti diatas yang dikhawatirkan bayi lahir dengan membawa kelainan.

Dalam proses persalinan, kehamilan usia di atas 35 tahun ini akan menghadapi kesulitan akibat lemahnya kontraksi rahim serta sering timbul kelainan pada tulang panggul tengah. Mengingat bahwa faktor umur memegang peranan penting terhadap derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu hamil serta bayi, maka sebaiknya perencanaan kehamilan dilakukan pada usia antara 20-30 tahun.

b. Jarak Kehamilan/Kelahiran

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih. Jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan, bahwa risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun. (Setianingrum 2005: 16).

c. Paritas

Paritas secara luas mencakup jumlah kehamilan (gravida), jumlah kelahiran prematur, dan jumlah keguguran (abortus), sedangkan dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak atau lebih dan terjadi kehamilan


(25)

lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang ( Setianingrum, 2005 : ¶ 11)

d. Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Sitorus (dalam Sitianingrum, 2005: 63), seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 11 gr/dl. Data Depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI, 2002: 31). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada

placenta yang akan berpengaruh pada fungsi plesenta terhadap janin.

e. Status Gizi Ibu Hamil

Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung

(Pudjiadi, 2003: 8).

Oleh karena gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil.


(26)

Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LILA)

selama kehamilan. Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa dilihat dari kenaikan berat badannya. (Setianingrum, 2005: 41).

Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg,mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil, sedang Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah antropometri yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi kurang. Ibu yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) di bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR. Pengukuran LILA lebih praktis untuk mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah di bawa ke mana saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan yang ekstrim. (Setianingrum, 2005: 15).

f. Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama masa kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara. Hal penting lainya ibu dan bayi dalam kandungan dalam kondisi baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila


(27)

terjadi gangguan (kelainan)pada ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan. (Setianingrum, 2005 : 7).

Menurut Suririnah (2008: 56) pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara berkala, yaitu :

1) Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu 2) Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu

3) Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa melahirkan. Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan.

g. Penyakit Saat Kehamilan

Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantaranya adalah Diabetes melitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH. Penyakit DM adalah suatu penyakit di mana badan tidak sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah pankreas tidak cukup memproduksi insulin (tidak dapat menggunakan insulin yang ada). Beberapa akibat DM ini diantaranya adalah, bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir (kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar, menderita edem dan kelainan pada alat tubuh bayi. (Setianingrum, 2005: 88).

Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit ini sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat menganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan terkena


(28)

katarak mata, tuli, Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya. (Setianingrum, 2005: 97).

2. Faktor Lingkungan Eksternal

Yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak langsung (eksternal) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan serta ketinggian tempat tinggal.

2) Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil.

3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (Setianingrum, 2005: ¶ 12)

E. Problem Berat Badan

Terkadang wanita hamil dapat mengalami kondisi retensi cairan yang menambah berat badan. Retensi cairan tersebut dapat diakibatkan oleh fungsi ginjal yang tidak baik, ganguan sirkulasi atau kelainan jantung dan hati. Banyak olah raga dan mengenakan baju yang longgar dapat memperbaiki sirkulasi tubuh (Macdougall, 2003: 18).

Penambahan berat badan yang tiba-tiba terjadi dalam suatu kondisi yang disebut pre-eklamsia. Kondisi ini dicirikan oleh adanya peningkatan tekanan darah (hipertensi kehamilan) dan protein urin (proteinuria). Selain penambahan berat


(29)

badan yang berlebihan, tanda-tanda pre-eklamsi lainya adalah pembekakan pada wajah, tangan, tumit, kaki, dan kepala serta keluhan sakit kepala. Bila ibu menderita pre-eklamsi, maka bayi anda akan menderita kekurangan aliran darah dan oksigen, sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan (Macdougall, 2003: 18).

Bila mendeteksi adanya penambahan berat badan tanpa disertai gejala pre-eklamsi, sebaiknya konsultasi dengan pelayanan kesehatan secepatnya. Pre-eklamsi dapat memburuk menjadi kondisi eklamsi. Kedua kondisi tersebut amat berbahaya bagi bayi serta ibunya. dengan perawatan pranatal yang teratur, maka pre-eklamsi biasanya dapat dideteksi pada tahap awal (Macdougall, 2003: 18).

Meskipun dahulu pendapat dunia kedokteran membatasi kenaikan berat badan ibu hamil sebesar 7,5 kg, sekarang diketahui bahwa kenaikan sebesar ini adalah tidak memadai. Bayi dari ibu yang mengalami kenaikan berat badan sebesar 10 kg lebih cendrung premature, kecil untuk usia kehamilannya, dan mengalami hambatan pertumbuhan didalam rahim (Murkoff, 2006: 223).

Memang tidak berbahaya dan beresiko pendapat selanjutnya yang mendorong para ibu untuk makan sepuasnya dan mengalami kenaikan seberat apapun. Ada beberapa potensi masalah dari kenaikan berat badan yang terlalu besar: penilaian dan pengukuran janin menjadi lebih sulit, kelebihan berat dapat lebih membebani sakit pinggang, nyeri pada tungkai kaki, meningkatnya keletihan, dan varises, bayi mungkin menjadi lebih besar sehingga sulit dilahirkan melalui vagina. Jika dibutuhkan bedah Caesar, bedahnya akan lebih sulit, dan komplikasi pascabedah akan sering terjadi, sesudah kehamilan, kelebihan berat akan lebih sulit untuk dihilangkan (Murkoff, 2006: 223).


(30)

Meskipun ada kemungkinan besar bahwa ibu yang mengalami kenaikan berat yang besar akan mempunyai bayi yang besar, Tetapi pertambahan berat badan ibu dan berat badan bayinya tidak selalu berkolerasi. Mungkin saja ibu mengalami kenaikan berat sebesar 20 kg dan melahirkan bayi seberat 3 kg. dan ibu mengalami kenaikan sebesar 12,5 kg dan melahirkan bayi seberat 4 kg kualitas makanan yang menyumbang kenaikan berat badan adalah lebih penting dari pada kuantitasnya (Murkoff, 2006: 223).

Rumusan ini berubah untuk ibu-ibu yang memiliki kebutuhan khusus. Ibu yang memulai kehamilan dalam kondis sangat kurus harus berusaha mengalami kenaikan berat badan yang cukup selama trimester pertama sehingga mereka dapat memulai trimester kedua atau mendekati berat badan yang ideal. Hal lain, ibu harus mendapatkan kenaikan sebesar 12,5 sampai 17,5 kg. Ibu yang memulai kehamilan dengan kelebihan berat badan sebesar 10-20% dapat mendapatkan penambahan berat badan sedikit lebih rendah, meskipun tidak boleh lebih rendah dari penambahan sebesar 7,5 kg, dan hanya dengan makanan yang berkualitas tinggi dan di bawah pengawasan ketat dari pelayan kesehatan. Kehamilan tidak pernah menjadi saat yang tepat untuk mengurangi atau mempertahankan berat badan, karena janin tidak dapat bertahan hidup hanya dengan cadangan lemak ibunya.mereka menyediakan kalori tetapi tidak menyediakan gizi (Murkoff, 2006: 224).

Ibu yang mengandung lebih dari satu janin juga perlu penyesuaian tujuan kenaikan berat badannya bersama dokternya. Meskipun kenaikan berat badan ini tidak dua kali lipat untuk janin kembar tiga, tetapi memang meningkat cukup besar


(31)

yaitu 17,5-22,5 kg. untuk janin kembar dua, dan lebih tinggi lagi untuk lebih dari dua janin (Murkoff, 2006: 224).

F. Kecepatan pertambahan berat

Ibu yang berberat badan rata-rata harus mengalami kenaikan sebesar 1,5 sampai 2 kg selama trimester pertama dan sekitar 500 gram per minggu, untuk jumlah 6-7 kg selama trimester kedua. Pertambahan berat harus berlanjut dengan kecepatan sekitar 500 gram per minggu selama bulan ke -7 dan 8,dan pada bulan ke-9 turun menjadi 500 gram atau 1 kg atau bahkan tidak mengalami pertambahan sama sekali sehingga jumlahnya adalah 4-5 kg selama trimester ketiga (Murkoff, 2006: 224).

Jarang ada ibu yang dapat menyesuaikan pertambahan beratnya tepat seperti rumusan yang ideal. Dan boleh mengalami sedikit naik turun 250 gram pada suatu minggu, 750 gram pada minggu berikutnya. Tetapi tujuan dari setiap ibu hamil adalah mengalami kenaikan berat badan yang sestabil mungkin, tanpa kenaikan atau penurunan yang tiba-tiba. Jika mengalami kenaikan berat lebih dari 1,5 kg dalam salah satu minggu pada trimester kedua atau jika mengalami kenaikan lebih dari 1 kg dalam minggu apapun di trimester ketiga, (terutama jika tampaknya tidak berkaitan dengan terlalu banyak makan atau kelebihan pasokan garam), periksakan juga jika tidak mengalami pertambahan berat badan selama lebih dari dua minggu ke 4 sampai 8 (Murkoff, 2006: 225).

Apabila pertambahan berat badan tidak sesuai dari apa yang telah direncanakan (misalnya, Anda mengalami kenaikan seberat 7 kg pada trimester pertama dan bukan 1,5 atau 2 kg, atau mengalami kenaikan seberat 10 kg pada trimester kedua dan bukan 6 kg), lakukan tindakan untuk mengembalikan berat


(32)

badan yang sesuai, tetapi jangan berusaha menghentikan perjalanannya. Sesuaikan tujuan anda untuk melibatkan kelebihan berat yang sudah didapatkan dan berat yang masih harus dicapai. Perlu tetap diingat bahwa janin masih memerlukan pasokan gizi yang stabil setiap hari selama kehamilan, dan ini hanya datang dari apa yang dimakan. Pantaulah berat badan sejak awal, dan jangan pernah tergoda untuk melibatkan janin dalam diet untuk menguruskan tubuh (Murkoff, 2006: 225).

G. Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Berat Bayi Lahir

Bertambahnya berat badan ibu sangat berarti sekali bagi kesehatan ibu dan janin. Pada ibu yang menderita kekurangan energi dan protein (status gizi kurang) maka akan menyebabkan ukuran placenta lebih kecil dan suplai nutrisi dari ibu ke janin berkurang, sehingga terjadi reterdasi perkembangan janin intra utera dan bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah (Samsudin dan Tjokronegoro, 1986: 24).

Perbandingan tinggi badan dan berat badan berkaitan erat dengan tingginya angka kematian perinatal, bayi dengan berat lahir rendah dan kelahiran dini (prematur). Dalam mempengaruhi berat lahir bayi berat badan ibu lebih besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi daripada tinggi badan Ibu (Setianingrum, 2005: 129).

Menurut Pudjiadi (2002: 8) asosiasi yang positif antar berat badan lahir bayi maupun berat badan ibu, jadi ukuran antropometri ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang akan dilahirkan.

Menurut Courtney (2002 : 15) berat badan ibu sebelum dan selama kehamilan sangat mempengaruhi hasil dari kehamilan tersebut. Wanita yang berat badannya kurang sebelum kehamilan cenderung akan melahirkan lebih cepat (prematur) dan


(33)

melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan resiko melahirkan BBLR meningkat pada kenaikan berat badan yang kurang selama kehamilan.

Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat badan bayinya, dan risiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikkan berat badan selama kehamilan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara Kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir (Courtney, 2002: 26).


(34)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI

OPERASIONAL

A. KERANGKA KONSEP

Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara dua variable, yaitu variable independen dan gabungan variable dependen (Nursalam,2008: 55). Variable independen

dalam penelitian ini adalah peningkatan berat badan selama kehamilan sedangkan

variable dependen adalah berat badan bayi baru lahir.

Dalam penelitian ini hasil yang diharapkan adalah ada hubungan antara variable yang diukur, yaitu pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi. Dari uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konsep penelitian sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Variable independen dan variable dependen

B. HIPOTESIS

Peningkatan Berat Badan

Selama Kehamilan Berat Badan Bayi


(35)

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesa alternative (Ha), yaitu ada pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir.

C. DEFENISI OPERASIONAL

Defenisi operasional adalah defenisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variable-variabel yang diteliti ( Notoatmojo, 2002).

No Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur

Hasil

Ukur Skala

1 Independen: Berat badan selama kehamilan

Peningkatan berat badan ibu yang terjadi selama kehamilan sampai persalinan. Rekam Medik Rekam Medik

Kg Ratio

2 Dependen : Berat Badan Bayi Baru Lahir Bayi yang dilahirkan setelah dikandung kurang lebih 40 minggu dalam rahim ibu dan ditimbang berat badan bayi saat bayi lahir.


(36)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Korelasi

yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi pada sebuah fenomena dengan mengidentifikasi hubungan yang terjadi antara variable (Suyanto dan Salamah, 2009:33).

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. populasi dapat bersifat jumlah terbatas dan tidak terbatas. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang berada di Klinik Nurhasanah sebanyak 100 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang bersalin dan bayi baru lahir di Klinik Bersalin Nurhasanah. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah total sampling sebanyak 100 orang. maka setiap anggota populasi yang memenuhi syarat, mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel pada penelitian ini.

Adapun kreteria sampel yang akan dipakai adalah:

• Ibu hamil yang memeriksakan kehamilan di Klinik Nurhasanah.


(37)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Nurhasanah tahun 2011 dengan pertimbangan karena lokasi mudah dijangkau oleh peneliti, adanya populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden, serta di klinik ini juga belum pernah ada penelitian yang sama sebelumnya.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai September 2010 – April 2011 di Klinik Nurhasanah

E. Etika Penelitian

Dalam melakukan Penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan kepada ketua pelaksana Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU, setelah itu mengajukan permohonan penelitian kepada pimpinan Klinik Nurhasanah, kemudian penelitian dilaksanakan.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari data-data pasien yang ada di Klinik Nurhasanah, diawali dengan meminta izin kepada pimpinan klinik untuk melakukan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, serta sistematis sehingga lebih mudah diolah

(Arikunto, 2002:136).

Instrumen penelitian ini adalah: data sekunder yang dikumpulkan dari data status pasien ibu post partum.


(38)

G. Prosedur Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan izin penelitian dari institusi pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara, kemudian peneliti melakukan pengumpulkan data, penelitan dilakukan di Klinik Bersalin Nurhasanah.

Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data, peneliti menemui pimpinan Klinik Bersalin Nurhasanah dan meminta izin untuk melakukan penelitian di Klinik tersebut. Setelah mendapatkan izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data yang diambil dari Rekam Medik yaitu data-data ibu hamil dan berat badan bayi baru lahir yang sesuai kriteria penelitian.

H. Analisis Data

Setelah seluruh data terkumpul maka analisa data dilakukan melalui pengolahan data yang mencakup kegiatan sebagai berikut : Editing ( Pemeriksaan data ) proses pengolahan data dengan cara pengecekan kembali kelengkapan data yang telah terkumpul, apabila terdapat kekeliruan, kesalahan dan kekurangan dilakukan pendataan ulang. Coding ( Pemberian kode ) pengolahan data dengan cara memberikan kode-kode pada setiap jawaban responden. Tabulating proses pemasukan data atau menyusun data ke dalam bentuk tabel. Entry data dalam komputer dan dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan yaitu cleaning dan entry

yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisa data dilakukan menggunakan bantuan program yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(39)

a. Analisa Univariat:

Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel independen dan responden guna memperoleh gambaran dan karakteristik sampel dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi.

b. Analisa Bivariat:

Analisa ini digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi.

Hipotesa akan diuji dengan menggunakan teknik analisa korelasi product moment. Teknik analisis korelasi ini digunakan untuk mencari koefisien korelasi

atau kekuatan hubungan. Taraf signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima

hipotesis : jika nilai P < 0.05 maka H0 ditolak, apabila nilai P > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Data disajikan dalam bentuk tabel agar dapat dengan mudah melihat hubungan peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir.

Menurut Colton kekuatan hubungan dua variabel ada 4 (empat) area, yaitu:

r = 0,000 – 0,25: berarti tidak ada hubungan / hubungan lemah r = 0,26 – 0,50 : berarti hubungan sedang.

r = 0,51 – 0,75 : berarti hubungan kuat


(40)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi di Klinik Nurhasanah tahun 2010-2011. Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 100 orang.

1. Analisa Univariat

Analisa univariat ini bertujuan untuk mendeskripsikan masing-masing hubungan antar variabel yang diteliti. Yakni melihat hubungan antara berat badan ibu selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir. Data yang bersifat kategorik yaitu usia, pendidikan dan pekerjaan, paritas, jarak kehamilan, kunjungan ANC. Data yang bersifat numerik dicari mean, median dan standar deviasinya yaitu

Dari hasil uji statistik diperoleh data bahwa mayoritas responden adalah berumur 26-30 tahun sebanyak 74 orang (74%). Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 53 orang (53%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 80 orang (80%). Berdasarkan paritas mayoritas responden memiliki 2 anak atau yaitu sebanyak 71 orang (71%). Berdasarkan jarak kehamilannya mayoritas responden adalah jarak kehamilan >2 tahun yaitu sebanyak 65 orang (65%). Sedangkan berdasarkan kunjungan ANC mayoritas responden adalah 4 kali memeriksakan kandungannya selama kehamilan yaitu sebanyak 74 orang (74%). Dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:


(41)

Tabel 5.1

Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden ibu hamil diklinik Nurhasah Tahun 2010-2011

Dari hasil uji statistik pada kenaikan berat badan responden selama kehamilan, dapat digambarkan dengan nilai mean = 12,37, dengan standar deviasi = 1,6 dan kenaikan berat badan terendah 10 Kg. Dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur

- 20-25 18 18

- 26-30 74 74

- > 31 8 8

Pendidikan

- SD 6 6

- SMP 21 21

- SMA 53 53

- DIPLOMA 17 17

- SARJANA 3 3

Pekerjaan

- IRT 80 80

- PNS 9 9

- SWASTA 11 11

Paritas

- 1 anak 9 9

- 2 anak 71 71

- 3 anak 17

- > 3 anak 3 17

Jarak Kehamilan

- < 1 Tahun 2 2

- 1 Tahun 33 33

- >2 Tahun 65 65

Kunjungan ANC

- 1x - -

- 2x 6 6

- 3x 20 20


(42)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Kenaikan Berat Badan Selama Kehamilan di Klinik Nurhasanah

Tahun 2010-2011

Variabel Mean SD Min – Max N

Kenaikan Berat badan Selama Kehamilan

12,37 1,674 10 – 16 100

Dari hasil uji statistik pada berat badan bayi baru lahir dapat digambarkan dengan nilai mean = 2966, dengan standar deviasi = 287,17 dan kenaikan berat badan terendah 2500 gr sedangkan berat badan tertinggi 4000 gr. Dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan Bayi Baru Lahir di Klinik Nurhasanah

tahun 2010-2011

Variabel Mean SD Min - Max N


(43)

2. Analisa Bivariat

Analisa ini digunakan untuk menguji pengaruh peningkatan berat badan ibu selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir. Untuk uji korelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Berdasarkan uji statistik hubungan antara variabel kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi baru lahir diperoleh nilai r = 0,506 yang berarti hubungan antar variabel ada korelasi yang cukup kuat, dengan arah positif. Maksudnya, jika salah satu variabel naik, maka variabel yang lain akan turun, atau jika variabel bebas memiliki nilai besar maka variabel tergantungnya menjadi kecil. Nilai P = 0,000 ini berarti ada hubungan yang signifikan. Dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini:

Tabel 5.4

Pengaruh Peningkatan Berat Badan Selama Kehamilan Terhadap Berat Badan Bayi Baru Lahir di Klinik Nurhasanah

Tahun 2010-2011

Variabel r Nilai P

Kenaikan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir


(44)

B.

Pembahasan

Berdasarkan dari hasil penelitian, akan diuraikan pembahasan tentang perbedaan hasil penelitian ini dengan literatur yang berhubungan. Yakni pengaruh peningkatan berat badan ibu selama kehamilan terhadap berta badan bayi baru lahir. 1. Interpretasi dan diskusi hasil

a. Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik usia responden, didapat bahwa mayoritas responden berumur 26-30 tahun sebanyak 74 orang (74%), berdasarkan karakteristik pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA sebanyak 53 orang (53%), berdasarkan karakteristik pekerjaan mayoritas responden adalah ibu rumah tangga sebanyak 80 orang (80%), berdasarkan karakteristik paritas mayoritas responden memiliki 2 anak atau yaitu sebanyak 71 orang (71%), berdasarkan karakteristik jarak kehamilannya mayoritas responden adalah jarak kehamilan >2 tahun yaitu sebanyak 65 orang (65%), berdasarkan karakteristik kunjungan ANC mayoritas responden adalah 4 kali memeriksakan kandungannya selama kehamilan yaitu sebanyak 74 orang (74%).

b. Kenaikan berat badan responden selama kehamilan

Berdasarkan kenaikan berat badan selama kehamilan pada 100 responden diperoleh nilai mean = 12,37, dengan standar deviasi = 1,6 dan kenaikan berat badan terendah 10 kg sedangkan berat badan tertinggi 16 Kg. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki pertambahan berat badan yang ideal.


(45)

Hal ini sejalan dengan pendapat Macdougall, (2003) Pertambahan berat badan yang dianjurkan bagi kehamilan yang normal adalah sekitar 10-15 kg. Berat badan yang kurang atau jauh melebihi normal akan mengancam perkembangan bayi dan mempersulit kehamilan serta proses persalinan. c. Berat badan bayi baru lahir

Berdasarkan berat badan bayi baru lahir, pada 100 bresponden didapatkan nilai mean = 2966 dengan standar deviasi = 287,17 dan kenaikan berat badan terendah 2500 gr sedangkan berat badan tertinggi 4000 gr.

Menurut Solihin Pudjiadi, (2003) Pada waktu lahir bayi mempunyai berat badan sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm Gizi Ibu hamil menentukan berat lahir bayi yang akan dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Sebab defisiensi gizi selama kehamilan dapat memberikan efek yang merugikan Ibu maupun anaknya

d. Pengaruh peningkatan berat badan selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir

Berdasarkan perhitungan uji statistik terhadap 100 responden, dapat digambarkan hasil yang diperoleh dengan nilai korelasi sebesar 0,506 yang berarti ada hubungan yang cukup kuat antara variabel tersebut. dengan arah positif. Maksudnya, jika salah satu variabel naik, maka variabel yang lain akan turun, atau jika variabel bebas memiliki nilai besar maka variabel tergantungnya menjadi kecil.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Courtney (2002), kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat badan


(46)

bayinya, dan risiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikkan berat badan selama kehamilan. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kenaikan berat badan ibu hamil dengan berat bayi lahir.

Menurut Macdougall (2003) Menyatakan pertambahan berat badan yang dianjurkan bagi kehamilan yang normal adalah sekitar 10-15 kg. Berat badan yang kurang atau jauh melebihi normal akan mengancam perkembangan bayi dan dan mempersulit kehamilan serta proses persalinan.

Dari hasil pembahasan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa kenaikan berat badan ibu selama kehamilan mempengaruhi berat badan bayi baru lahir.

2. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, hingga penyajian hasil. hal ini disebabkan keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain meliputi :

- Pegungkapkan ide serta pendapat yang kurang tepat

- Penggunaan data, tekhnik pengolahan data, serta analisa data yang kurang sempurna.

3. Implikasi penelitian

Bagi pelayanan kebidanan diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan perhatian terhadap asuhan kebidanan kepada ibu hamil tentang pertambahan berat badan selama kehamilan, agar ibu dapat menjaga kenaikan berat badannya selama


(47)

kehamilan sehingga tidak mengakibatkan kesulitan saat bersalin. Setelah membuktikan bahwa pertambahan berat badan selama kehamilan mempunyai hubungan terhadap berat badan bayi baru lahir, maka diharapkan pada para pelayanan kesehatan untuk memberikan informasi kepada ibu hamil tentang pertambahan berat badan ideal selama kehamilan. Di sini, bidan diharapkan juga dapat lebih memperhatikan masalah yang mungkin dihadapi oleh ibu hamil dengan berat badan bayi yang lebih besar, yang berkaitan dengan masalah persalinan.


(48)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh peningkatan berat badan ibu selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil uji statistik pada 100 responden berdasarkan kenaikan berat badan selama kehamilan, dapat digambarkan hasilnya yaitu nilai mean = 12,37, dengan standar deviasi = 1,6 dan kenaikan berat badan terendah 10 kg sedangkan berat badan tertinggi 16 Kg.

2. Dari hasil uji statistik pada 100 responden berdasarkan berat badan bayi baru lahir, dapat digambarkan hasilnya yaitu nilai mean = 2966 dengan standar deviasi = 287,17 dan kenaikan berat badan terendah 2500 gr sedangkan berat badan tertinggi 4000 gr.

3. Dari hasil uji statistik pada 100 responden diperoleh nilai P = 0,000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara kenaikan berat badan selama kehamilan dengan berat badan bayi. Nilai r = 0,506 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang cukup kuat, dengan arah positif, yang berarti jika salah satu variabel naik, maka variabel yang lain akan turun.


(49)

1. Diharapkan kepada seluruh ibu hamil agar selalu aktif mencari informasi dan melakukan konsultasi kehamilan memengenai pertambahan berat badan ideal selama kehamilan

2. Diharapkan kepada petugas pelayanan kesehatan untuk semakin peduli terhadap pemberian informasi kepada ibu hamil. Hendaknya para penyedia layanan kesehatan memiliki beban tanggung jawab dalam mempromosikan kesehatan khususnya pada ibu hamil. Sehingga akan melahirkan bayi yang sehat.

3. Diharapkan pada peneliti selanjutnya lebih mengembangkan penelitian ini, agar penelitian ini memberikan informasi yang lebih luas. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menemukan informasi mengenai hal-hal apa saja yang mempengaruhi pertambahan berat badann selama kehamilan terhadap berat badan bayi baru lahir.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi,Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai pustaka. Arikunto,Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekat Praktik. Jakarta: Edisi

revisi VI . PT. Rineka cipta.

Bobak, Irene M. dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC Hidayat,A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data.

Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.

Macdougall, Jane. 2003. Kehamilan Minggu Demi Minggu. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.

Machfoedz, Ircham. 2009. Metodologi penelitian. Yogyakarta : Fitramaya.

Manik, M., Sitohang, NA., & Asiah, N. 2010. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Murkoff, Heidi. dkk. 2006. Kehamilan Apa yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Edisi 3. Jakarta : Arcan.

Notoatmojdo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Suririnah.2008. Buku Pintar Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Suyanto.& Salamah, Ummi. 2009. Riset Kebidanan Metodologi & Aplikasi. Yogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Solihin, Pudjiadi. 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Setianingrum, Susiana Iud Winanti. (2005).

Hubungan Antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III Dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampei Boyolali Tahun 2005”.


(51)

Tomy. (2008). “Studi Banding Kadar Hemoglobin Dan Tinggi Fundus Uteri Maternal Terhadap Luaran Berat Badan Lahir Normal Dan Rendah”.

Oktober 2010.


(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(57)

(58)

(59)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mardiah

Tempat/Tanggal lahir : Bukit Tua, 18 Februari 1987

Anak Ke : 3 dari 4 bersaudara

Agama : Islam

Nama Ayah : Alm. H. Asnan

Nama Ibu : Hj. Fatmah

Alamat : Jl Bukit Tua Desa Buluh Telang Riwayat Pendidikan

Madrasah Ibtidaiyah Swasta Sei Mati 1994-2000 SMP Swasta Galih Agung Medan 2000-2003 SMA Swasta Galih Agung Medan 2003-2006 Akademi Kebidanan Pemkab Langkat 2006-2009


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mardiah

Tempat/Tanggal lahir : Bukit Tua, 18 Februari 1987

Anak Ke : 3 dari 4 bersaudara

Agama : Islam

Nama Ayah : Alm. H. Asnan

Nama Ibu : Hj. Fatmah

Alamat : Jl Bukit Tua Desa Buluh Telang

Riwayat Pendidikan

Madrasah Ibtidaiyah Swasta Sei Mati 1994-2000

SMP Swasta Galih Agung Medan 2000-2003

SMA Swasta Galih Agung Medan 2003-2006