BAB IV GAMBARAN UMUM ALAT MUSIK TRADISIONAL GU ZHENG
Pada bab empat ini, peneliti membahas tentang bagaimana sejarah alat musik tradisional Gu Zheng, dan bagaimana keberadaan alat musik tradisional Gu Zheng.
4.1 Sejarah Alat Musik Gu Zheng
Gu Zheng adalah salah satu alat musik Tiongkok tertua yang mengakar pada nilai estetika dalam peradaban sejarah budaya Tionghoa sepanjang rentang waktu dua ribu tahun
yang lampau. Gu Zheng yang asalnya dari alat musik Se 瑟, yang merupakan alat musik tradisional Cina yang memiliki 25 senar yang menyerupai alat musik Gu Zheng.
Gu Zheng yang pertama kali berawal dari dinasti Chin 221-206 SM dan mengalami masa keemasan di era dinasti Tang 618-907 SM, dimana alat musik Gu Zheng hanya
dimainkan oleh para bangsawan dan diperdengarkan kepada para raja pada zaman dahulu, pada dasarnya Gu Zheng hanya memiliki 5 senar. Kemudian alat musik Gu Zheng pada
zaman dinasti Chin dan Han jumlah senarnya bertambah menjadi 12 senar, pada zaman dinasti Ming dan Qing jumlah senarnya bertambah lagi menjadi 14-16 senar. Standardnya
alat musik Gu Zheng yang digunakan sejak tahun 1970 hingga saat ini terdiri dari 21 senar. Menurut sejarah buku Musical Instruments of the World Gu Zheng di Cina sudah ada 2000
tahun sebelumnya. An Illustrated Encylopedia by the Diagram Group 1976 : 220 mengatakan bahwa :
“Below Chinese and Japenese ketos the ch’in is the classical long zither of China and was played 2000 years ago. Stopping positions for the seven strings are indicated by ivory disks
inlaid in the sound board”.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Alat Musik Gu Zheng
Dokumentasi : Gucci Octavia, 2014
Oleh sebab itu, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin lama semakin maju Gu Zheng mulai diperkenalkan ke negara Indonesia, di dalam perkembangan Gu Zheng
di Indonesia. Gu Zheng tidak hanya eksklusif memainkan lagu-lagu bernuansa Tionghoa sebagaimana asalnya akan tetapi dapat beradaptasi terhadap komposisi lagu-lagu dari
berbagai negara asing lainnya, bahkan lagu-lagu daerah di Kepulauan Nusantara yang ada di Indonesia. Disamping itu, Gu Zheng juga tidak lagi dimainkan secara dominan atau
perseorangan solo akan tetapi secara umum telah harmonis saat tampil dalam kolaborasi dengan berbagai alat musik lainnya. Dalam hal ini tidak termasuk alat musik modern tetapi
alat musik tradisional saja.
4.2 Gu Zheng masuk ke Kota Medan