Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

itu sumber bacaan yang menjadi tulisan pendukung dalam penelitian penulis yaitu berupa buku, jurnal, makalah, artikel dan berita-berita dari situs internet.

3.2.3 Dokumentasi

Penulis menghimpun data-data yang terkumpul berupa dokumen-dokumen, foto-foto, dan audiovisual yang diambil langsung. Buku-buku, catatan formal, internet dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian sebagai bahan penunjang penelitian yang dikumpulkan lalu dijabarkan dengan memberikan analisis-analisis untuk kemudian diambil kesimpulan akhir.

3.2.4 Observasi Lapangan

Pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati langsung atau observasi ke tempat atau ke objek yang berhubungan dengan penelitian. Pengamatan dalam istilah sederhana adalah proses dimana peneliti melihat situasi penelitian. Metode ini sangat sesuai dengan peneliti karena pengamatan ini dilakukan secara bebas atau terstruktur. Dengan pengamatan langsung, lebih memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan situasi penelitian. Dengan observasi, maka peneliti dapat melihat secara fenomena-fenomena atau momen- momen yang tumbuh dan berkembang. Adapun lokasi observasi penulis dilaksanakan di Jade Music School, tepatnya di Jalan Singosari No:3F Jade Music School – Medan.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar Kaelan, 2012 : 175. Laporan yang berupa data yang telah terkumpul kemudian dilakukan proses reduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang difokuskan pada hal yang penting sesuai dengan pokok penelitian. Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Analisis data sangat penting dalam penelitian ini, pada tahap ini semua data Universitas Sumatera Utara dianalisis yaitu tentang fungsi alat musik tradisional Gu Zheng bagi masyarakat Tionghoa di Kota Medan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan penulis adalah : 1. Melakukan observasi ke Jade Music School di kota Medan dimana tempatwadah pembelajaran dari alat musik tradisional Cina Gu Zheng. 2. Melakukan wawancara terhadap kepala sekolahpendiri, staff pengajar, staff administrasi, dan beberapa murid yang melakukan pembelajaran dan mengetahui tentang alat musik tradisional Cina Gu Zheng. 3. Mengumpulkan data dari buku-buku, majalah, surat kabar, internet, jurnal, dan sejenisnya. 4. Membahas dan menyusun serta mengolah data-data tersebut secara sistematis menjadi kesimpulan sehingga para pembaca dapat mengerti dan memahami maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh penulis. Universitas Sumatera Utara

BAB IV GAMBARAN UMUM ALAT MUSIK TRADISIONAL GU ZHENG

Pada bab empat ini, peneliti membahas tentang bagaimana sejarah alat musik tradisional Gu Zheng, dan bagaimana keberadaan alat musik tradisional Gu Zheng.

4.1 Sejarah Alat Musik Gu Zheng

Gu Zheng adalah salah satu alat musik Tiongkok tertua yang mengakar pada nilai estetika dalam peradaban sejarah budaya Tionghoa sepanjang rentang waktu dua ribu tahun yang lampau. Gu Zheng yang asalnya dari alat musik Se 瑟, yang merupakan alat musik tradisional Cina yang memiliki 25 senar yang menyerupai alat musik Gu Zheng. Gu Zheng yang pertama kali berawal dari dinasti Chin 221-206 SM dan mengalami masa keemasan di era dinasti Tang 618-907 SM, dimana alat musik Gu Zheng hanya dimainkan oleh para bangsawan dan diperdengarkan kepada para raja pada zaman dahulu, pada dasarnya Gu Zheng hanya memiliki 5 senar. Kemudian alat musik Gu Zheng pada zaman dinasti Chin dan Han jumlah senarnya bertambah menjadi 12 senar, pada zaman dinasti Ming dan Qing jumlah senarnya bertambah lagi menjadi 14-16 senar. Standardnya alat musik Gu Zheng yang digunakan sejak tahun 1970 hingga saat ini terdiri dari 21 senar. Menurut sejarah buku Musical Instruments of the World Gu Zheng di Cina sudah ada 2000 tahun sebelumnya. An Illustrated Encylopedia by the Diagram Group 1976 : 220 mengatakan bahwa : “Below Chinese and Japenese ketos the ch’in is the classical long zither of China and was played 2000 years ago. Stopping positions for the seven strings are indicated by ivory disks inlaid in the sound board”. Universitas Sumatera Utara