2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Padi Sawah Melakukan Alih Fungsi Lahan Ke Komoditi Perkebunan di Daerah
Irigasi Namusira-sira, Kabupaten Langkat” oleh Matondang 2011 menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani melakukan alih fungsi lahan.
Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi petani padi sawah melakukan alih fungsi lahan adalah luas lahan dan kecukupan air irigasi,
perbedaan penerimaan yang diperoleh petani padi sawah, kakao, dan sawit, perkembangan harga padi, kakao, dan sawit.
Prakarsa 2010 dalam penelitiannya yang berjudul “Dampak Alih Fungsi Lahan
Terhadap Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Deli Serdang” menunjukkan hasil bahwa alih fungsi padi sawah yang terjadi di daerah Deli Serdang banyak beralih
fungsi menjadi tanaman hortikultura; laju alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Deli Serdang tertinggi pada tahun 2004; dampak yang terjadi di Kabupaten Deli
Serdang terdapat perbedaan yang nyata antara produksi padi sawah sebelum terjadinya alih fungsi lahan dengan produksi padi sawah setelah adanya alih
fungsi lahan; proyeksi luas lahan padi sawah maupun produksi di Deli Serdang cenderung menurun dalam kurun lima tahun sejak tahun 2010; faktor-faktor
penarik maupun pendorong yang menyebabkan alih fungsi lahan padi sawah terjadi di daerah Deli Serdang yaitu irigasi yang tersedia tidak baik dan tidak
menyediakan pengairan yang cukup bagi daerah tersebut. Berdasarkan penelitian Irsalina 2010 yang berjudul “Analisis Alih Fungsi Lahan
Sawah Di Kabupaten Langkat”, hasil penelitian menunjukkan bahwa proyeksi
luas lahan sawah dan produksi padi tahun 2017 adalah 42.969,09 ha dan 124.435,52 ton. Diproyeksikan sebesar 36.603,91 ha atau 46 luas lahan sawah
yang dialihfungsikan dan diproyeksikan produksi beras akan berkurang sebesar 106.002,41 ton sejak tahun 2007. Dampak alih fungsi lahan sawah terhadap
kecukupan pangan diproyeksikan menyebabkan defisit produksi beras sebesar 23.110,05 ton pada tahun 2007.
Penelitian Siregar 2011 yang berjudul “Analisis Konversi Lahan Pertanian Di
Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan”, hasil penelitian menunjukkan bahwa laju konversi lahan pertanian di Kecamatan Medan Tuntungan dari tahun 2006 ke
tahun 2010 untuk lahan pertanian tegalkebun adalah 30,69 7,67 per tahun dan lahan pertanian sawah 16,12 4,03 per tahun. Faktor yang mempengaruhi
petani dalam mengkonversi seluruh lahan pertaniannya antara lain: 1 kemampuan fisik petani berkurang, 2 ketertarikan pada penawaran harga, 3 pembagian
warisan, 4 alih profesi, 5 terpengaruh lahan sekitar yang sudah berkonversi, 6 kebutuhan mendesak, dan 7 jarak lahan yang terlalu jauh dari rumah petani.
Faktor yang mempengaruhi petani dalam mengkonversi sebagian lahan pertaniannya dan mempertahankan sebagian lainnya antara lain: 1 mata
pencaharian dan 2 investasi. Dampak positif dari konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani antara lain: 1 pertumbuhan kota, 2 penambahan
pendapatan non pertanian dan 3 kelengkapan sarana dan prasarana. Dampak negatif dari konversi lahan pertanian yang dirasakan oleh petani antara lain: 1
hilangnya mata pencaharian, 2 berkurang produksi pertanian sehingga berkurangnya pendapatan pertanian dan 3 ekosistem tidak seimbang. Luas lahan
pertanian tegalkebun dan sawah pada tahun 2015 diproyeksikan semakin
menurun akibat konversi lahan pertanian menjadi non pertanian yang semakin tinggi.
2.6
Kerangka Pemikiran
Lahan merupakan faktor terpenting dalam proses produksi pertanian. Kebutuhaan akan lahan yang semakin tinggi, menyebabkan alih fungsi lahan pertanian tidak
dapat dielakkan. Ada banyak faktor yang menyebabkan alih fungsi lahan terus terjadi. Sehingga jumlah luas lahan terus mengalami penurunan tiap tahunnya.
Nilai ekonomi yang diberikan dari sektor pertanian masih kalah bila dibandingkan dengan sektor industri misalnya. Akibatnya, lahan yang sebelumnya merupakan
lahan sawah dialihfungsikan menjadi lahan industri. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan antara lain,
irigasi kurang baik dan budidaya komoditi pengganti lebih mudah. Sedangkan faktor petani menjual lahan sawah adalah harga yang ditawarkan tinggi,
kebutuhan mendesak, lokasi proyek, dan lahan yang dimiliki terlalu kecil. Laju alih fungsi lahan yang semakin meningkat, di khawatirkan produksi tidak
dapat lagi memenuhi kebutuhan konsumsi. Beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat, dan belum ada komoditi lain yang sepenuhnya dapat menggantikan.
Untuk mengetahui jumlah produksi beras dan konsumsi beras tahun 2015-2020
dilakukan forecasting dengan mengguakan data produksi padi dan jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang tahun 2002-2014. Dengan mengasumsikan
bahwa tingkat rendemen padi sebesar 65 dianggap tetap dan jumlah konsumsi per kapita sebesar 131,64 kgtahun dianggap tetap tingkat rendemen padi rata-
rata dan konsumsi beras rata-rata di Kabupaten Deli Serdang berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Deli Serdang maka akan diketahui jumlah
produksi beras dan konsumsi beras tahun 2015-2020.
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Luas Lahan Produksi Padi Kabupaten Deli
Serdang Luas Lahan Produksi
Padi Kabupaten Deli Serdang
Produksi Beras Tahun 2015-2020
Luas dan Laju Alih Fungsi Lahan Kabupaten Deli
Serdang Faktor-Faktor Penyebab
Alih Fungsi Lahan: 1.
Irigasi kurang baik 2.
Teknik budidaya komoditi pengganti
lebih mudah
Analisis Forecastinf Produksi Padi
Faktor-Faktor Penyebab Petani
Menjual Lahan Sawah: 1.
Harga yang ditawarkan tinggi
2. Kebutuhan
mendesak 3.
Lokasi proyek 4.
Lahan yang dimiliki terlalu kecil
Konsumsi Beras Tahun 2015-2020
2.7 Hipotesis